Anda di halaman 1dari 51

SELEKSI PENDONOR DARAH

1
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

2
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

3
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

4
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

5
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

6
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

7
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

8
Pendahuluan
• Apa yang anda ketahui tentang donor darah ?
• Ada berapa jenis donor darah yang anda
ketahui ?
• Mengapa calon donor darah harus sehat ?
• Apa yang anda ketahui tentang persyaratan
menjadi donor darah ?
• Mengapa ibu hamil perlu darah ?
9
HAMBATAN MENDONOR
PETUGAS PERNAH
TIDAK RAMAH KESAKITAN

PERNAH
TIDAK TAHU DITOLAK

MENUNGGU
TAKUT LAMA

TIDAK ADA
JAUH
WAKTU
10
Penyakit Mikroba yang Gambar Sumber Pangan yang sering
menyebabkan mikroba menyebabkan keracunan
keracunan
Tifus Salmonella typhi Air, tanah, Makanan yang tinggi
unggas (ayam, protein (daging, telur, ikan,
bebek, burung, susu), pangan segar, kerang-
dll) kerangan

Disentri Shigella sp Air, kotoran Susu dan hasil olahannya,


manusia sayuran mentah, unggas
dan salad

Kolera Vibrio cholerae Air, kotoran Kerang-kerangan, ikan


manusia mentah dan kepiting

Keracunan Staphylococcus Kulit, tangan, Susu dan produk susu,


stafilokoki aureus cairan hidung daging

Keracunan Bacillus cereus Air, tanah, debu Pangan kering, beras,


bacillus produk susu, daging dan
produk daging, sayuran

11
PENGERTIAN :
Rekrutmen donor adalah kegiatan memotivasi dan mendidik
masyarakat dengan berbagai cara agar bersedia
menyumbangkan darahnya dan kemudian mau menjadi
donor darah sukarela yang lestari

Target :
 mencari donor baru dan
 mempertahankan donor yang sudah ada

RMAP
I. DESKRIPSI SINGKAT (1)
• Seleksi pendonor darah yakni seleksi keluarga ibu hamil atau
kelompok masyarakat yang berminat untuk menyumbangkan
darahnya.
• Jadi Calon pendonor darah bisa berasal dari anggota keluarga
terdekat dari ibu hamil atau masyarakat sekitarnya yang siap
untuk mendonorkan darahnya.
• Seleksi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang
memenuhi persyaratan untuk menjadi pendonor darah atau
tidak.
• Seleksi pendonor darah penting dilakukan untuk menjamin
kesehatan dan keselamatan pendonor, resipien dan petugas.

13
I. DESKRIPSI SINGKAT (2)
• Kegiatan seleksi pendonor darah
– penilaian apakah calon pendonor memenuhi persyaratan
pendonor;
– pengarahan pengisian inform consent kepada calon
pendonor,
meliputi pengertian dan tujuan inform consent ;
– pemeriksaan riwayat penyakit yang dialami calon pendonor
sebelumnya ;
– kesehatan fisik terbatas.

• Seleksi awal donor di Puskesmas


– penilaian apakah calon pendonor memenuhi persyaratan 14
Seleksi awal donor di Puskesmas
•penilaian apakah calon pendonor memenuhi persyaratan
pendonor dalam aspek kondisi fisik,

•penilaian riwayat penyakit,

•pemeriksaan golongan darah (dipilih yang sama dengan ibu


hamil bersangkutan)

•pemeriksaan kadar hemoglobin

15
DESKRIPSI SINGKAT (3)

Seleksi awal donor di Puskesmas


penilaian apakah calon pendonor memenuhi persyaratan
pendonor dalam aspek kondisi fisik,
penilaian riwayat penyakit,
pemeriksaan golongan darah (dipilih yang sama dengan
ibu hamil bersangkutan)
pemeriksaan kadar hemoglobin

16
Seleksi dilakukan untuk menentukan apakah
seseorang memenuhi persyaratan untuk
menjadi pendonor darah atau tidak.
Seleksi pendonor darah penting dilakukan untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan
pendonor, resipien dan petugas.

17
Pengertian seleksi pendonor darah

Seleksi adalah upaya untuk menilai apakah pendonor


Donor darah memenuhi persyaratan donor atau tidak.

Syarat
merupakan kriteria yang harus dipenuhi agar
Donor seseorang yang telah berminat menjadi
donor dapat menyumbangkan darahnya.

Mutu & harus dijamin untuk mencegah bahaya


Keamanan penularan infeksi terhadap penerima darah atau
Darah pegawai yang melakukan pengambilan darah

18
• Meningkatkan Pengetahuan, sikap & kesadaran masyarakat
mengerti mengapa kegiatan penyumbangan darah adalah sangat
penting dan merupakan upaya untuk menyelamatkan jiwa manusia.
TUJUAN
• Meningkatkan Perilaku masyarakat untuk menyumbangkan darahnya
REKRUTMEN secara teratur & sukarela
DONOR
• Menjaga agar donor sukarela mengerti pentingnya darah yang aman
mereka tidak menyumbangkan darahnya apabila mereka tidak
sehat atau memiliki risiko infeksi penyakit yang dapat ditularkan
melalui transfusi darah.

RMAP
JENIS PENDONOR DARAH

Donor sukarela
Donor keluarga / pengganti
Donor plasma khusus
Donor bayaran

20
RMAP
Tahapan Rekrutmen
Tahapan kegiatan rekrutmen calon pendonor darah di Puskesmas (Permenkes 92 Tahun
2015) :
• Memberikan edukasi kepada ibu hamil dan keluarganya agar menyiapkan 4 orang
calon donor pendamping yang siaga
• Menyiapkan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang persyaratan
donor
• Melakukan sosialisasi dan advokasi mengenai donor darah sukarela kepada
masyarakat dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, terutama
kepada ibu hamil dan keluarganya. (Inovasi)
• Melakukan koordinasi dengan kader posyandu atau kader kesehatan untuk
pengerahan donor. (Inovasi)

RMAP
Tujuan
• Meningkatnya pengetahuan, sikap dan kesadaran keluarga ibu hamil dan
masyarakat sehingga mengerti mengapa kegiatan penyumbangan darah
adalah sangat penting dan merupakan upaya untuk menyelamatkan jiwa
manusia khususnya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
• Meningkatnya perilaku masyarakat untuk menyumbangkan darahnya
secara teratur dan sukarela.
• Menjaga agar donor sukarela mengerti pentingnya darah yang aman
sehingga mereka tidak menyumbangkan darahnya apabila mereka tidak
sehat atau memiliki risiko infeksi penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah.
• Target rekrutmen donor sukarela : mencari donor baru dan
mempertahankan donor yang sudah ada.

RMAP
Tujuan
Menjaga agar donor sukarela mengerti pentingnya darah yang aman sehingga mereka tidak
menyumbangkan darahnya apabila mereka tidak sehat atau memiliki risiko infeksi penyakit
yang dapat ditularkan melalui transfusi darah.

Target rekrutmen donor sukarela : mencari donor baru dan mempertahankan donor yang
sudah ada.

•Meningkatnya perilaku masyarakat untuk menyumbangkan darahnya secara teratur dan


sukarela.

23
MANFAAT MENYUMBANGKAN DARAH BAGI PENDONOR

1. Menyumbangkan darah merupakan perbuatan sosial menolong sesama yang


dapat menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan bathin bagi pendonor darah.
(Kebajikan)
2. Pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap : kesehatan umum, kadar Hb, tekanan
darah, skrining infeksi HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Sifilis.
3. Menjaga kadar zat besi di dalam tubuh tetap normal, sehingga mencegah infark
jantung, dan menurunkan radikal bebas yang dapat memacu berbagai kondisi
kesakitan.
4. Kehilangan sejumlah darah memacu sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel
darah baru yang memiliki kapasitas pengangkutan oksigen lebih baik lagi.

RMAP
Manfaat darah yang disumbangkan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas yang
memerlukan transfusi.

1. Darah yang disumbangkan baik oleh pendonor darah pendamping


ataupun masyarakat dimana Ibu hamil, bersalin dan nifas tinggal akan
sangat bermanfaat ketika terjadi perdarahan.
2. Jika darah yang disumbangkan tidak digunakan oleh karena ibu hamil,
bersalin dan nifas tidak membutuhkannya, maka darah tersebut akan
sangat bermanfaat bagi pasien-pasien lainnya yang membutuhkan
transfusi.

RMAP
Pemeriksaan kepatutan untuk
menyumbangkan darah
Riwayat
kesehatan
Fc risiko:
Jawaban
Gaya
kuesioner
Hidup

Tes: T,N,R,
Keadaan Donor
Gol darah,
umum “patut” Hb
26
Penerimaan atau penolakan harus berdasarkan:
1. Persyaratan donor meliputi kriteria seleksi umum, yaitu
usia, BB, interval penyumbangan terakhir, penampilan
donor, riwayat kesehatan termasuk kondisi kesehatan
saat ini dan risiko terkait gaya hidup
2. Kondisi medis yg memerlukan penolakan permanen
3. Kondisi medis yg memerlukan penolakan sementara
4. Riwayat imunisasi
5. Riwayat infeksi
Kriteria Seleksi
Kriteria Umum Penjelasan

Usia Usia minimal 17 tahun. Pendonor pertama kali dengan umur


>60 tahun dan pendonor ulang dengan umur >65 tahun dapat
menjadi pendonor dengan perhatian khusus

Berat badan Donor darah lengkap:


- ≥ 55 kilogram untuk penyumbangan darah 450 mL
- ≥ 45 kilogram untuk penyumbangan darah 350 mL
1. Kriteria Seleksi
Kriteria Umum Penjelasan

Suhu tubuh 36,5 – 37,5 0C

Hemoglobin 12,5 hingga 17 g/dL

Penampilan donor Kondisi tersebut dibawah ini, tidak diizinkan


untuk mendonorkan darah:
Anemia, jaundice, sianosis, dispnoe, ketidak
stabilan mental , alkohol atau keracunan obat
• Kriteria Umum
• Penjelasan
• Suhu tubuh
0
• 36,5 – 37,5 C
• Hemoglobin
• 12,5 hingga 17 g/dL
• Penampilan donor
• Kondisi tersebut dibawah ini, tidak diizinkan untuk mendonorkan darah:
• Anemia, jaundice, sianosis, dispnoe, ketidak stabilan mental , alkohol atau keracunan obat
• Risiko terkait gaya hidup
• Orang dengan gaya hidup yang menempatkan mereka pada risiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit infeksi berat yang dapat ditularkan melalui darah.

30
2. Penolakan Permanen
• Penyakit Keganasan • Kondisi infeksius (contoh:
(terutama hematologikal penderita dan karier HIV
atau berhubungan dengan 1/2, HTLV I/II, HBV, HCV,
viremia) Leishmaniasis, Babesiosis,
• Creutzfeldt-Jakob Disease Chronic Q fever, Chagas
• Penyalahguna narkoba disease)
suntik • Xenotransplantation
• Diabetes dengan terapi • Polycythaemia vera
insulin • Penyakit liver
• Penyakit jantung dan • Riwayat perdarahan
pembuluh darah abnormal
• Penyakit autoimun
• Riwayat anafilaksis
3. Penolakan Sementara
Kondisi Masa Penolakan

Endoskopi dengan biopsi 6 bulan tanpa pemeriksaan NAT untuk Hepatitis C


menggunakan peralatan fleksibel 4 bulan jika pemeriksaan NAT pada 4 bulan
negatif untuk Hepatitis C

Kecelakaan inokulasi, akupuntur, 6 bulan tanpa pemeriksaan NAT untuk Hepatitis C


tatoo, tindik badan 4 bulan jika pemeriksaan NAT pada 4 bulan
negatif untuk Hepatitis C
4. Imunisasi pencegahan
Jenis vaksinasi Masa penolakan

Attenuated bacteria and viruses: 4 minggu


BCG, yellow fever, rubella, measles,
poliomyelitis (oral), mumps, typhoid fever,
cholera

Killed bacteria: Diterima jika keadaan kesehatan baik


Cholera, Typhoid

Inactivated viruses: Diterima jika keadaan kesehatan baik


5. Penyakit Infeksi
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah

Berbagai macam infeksi dapat ditularkan melalui transfusi darah diantaranya adalah
infeksi HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis Malaria, dll.
Oleh karena itu calon pendonor harus diyakini sehat dan terbebas dari jenis infeksi
tersebut di atas.
Hal ini dapat diupayakan melalui seleksi donor yang dilakukan baik oleh Puskesmas
mupun UTD sebelum pengambilan darah.

RMAP
Perilaku-perilaku berisiko yang dapat mengakibatkan
ditularkannya berbagai infeksi melalui transfusi darah :
a.Perilaku seksual berisiko
b.Menggunakan NAPZA suntik
c.Menggunakan jarum suntik terkontaminasi
d.Memakai tattoo

RMAP
WILAYAH PENDONOR
• Kelompok resiko rendah
• Tidak dianjurkan :
 dengan tingkat permasalahan gizi yang kurang baik yang khususnya berpengaruh
terhadap kasus jumlah anemia yang tinggi.
 di daerah yang sedang terjadi wabah penyakit.
 di tempat dengan populasi angka penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui
darah yang tinggi misalnya di lembaga pemasyarakatan, tempat rehabilitasi atau
populasi kelompok masyarakat tertentu yang berperilaku risiko tinggi (populasi
kunci/ PSK, Penasun, LGBT).

RMAP
Blocking
• takut jarum
• takut tidak steril / tertular
• takut kehabisan darah
• takut pusing, pingsan, gangguan pada lengan tempat diambil
darah.
• kepercayaan.
• donor gratis, pasien bayar ?

RMAP
Penjelasan thd donor
• Kerugian medis menyumbangkan darah:
– jika kondisi fisik dan psikis memenuhi persyaratan donor, maka tidak
ada kerugian medis
– Darah dapat diregenerasi
– Penyumbangan darah hanya 11-13% total vol (350-450 ml), sehingga
tidak berdampak secara medis.
– Volume darah kembali ke semula setelah 48 jam pasca
penyumbangan sedangkan kadar hemoglobin akan kembali ke
keadaan semula setelah 6 minggu.
– Reaksi penyumbangan darah

39
Reaksi penyumbangan darah
• Yang sering terjadi adalah rasa pusing dan pingsan:
– karena secara psikis calon donor belum siap misalnya karena rasa takut
dan khawatir yang berlebihan atau melihat pendonor lain mengalami hal
tersebut.
– jika pendonor kurang tidur atau belum makan sebelum menyumbangkan
darah.
• Reaksi pasca penyumbangan darah lainnya adalah muntah dan
kejang-kejang karena hipokalemia.
• Jika reaksi pasca penyumbangan darah terjadi maka lakukan
tindakan perawatan dan merujuk pendonor ke Rumah sakit jika
diperlukan.

40
Formulir identitas pendonor

Formulir identitas calon pendonor

41
42
43
44
45
46
Formulir kuisioner

47
TERIMA KASIH

48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai