Anda di halaman 1dari 20

KETUBAN PECAH

DINI
ANDI WIJAYA I4061171011
Pembimbing:
YOHANES SATRIO I4061172075
dr. Desmy
Adelia, Sp. OG KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN WANITA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA
KUBU RAYA
2019

Pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda
mulai persalinan dan
ditunggu 1 jam sebelum in
partu. Sebagian besar
terjadi pada kehamilan
aterm > 37 minggu.

2
Anatomi Ketuban
Amnion
Membran internal yang membungkus
janin dan cairan ketuban.
Melekat erat pada korion
Menutupi permukaan fetal pada
plasenta sampai pada insertio tali
pusat, berlanjut sebagai pembungkus
tali pusat yang tegak lurus hingga 3
umbilikus janin.

Korion
Membran eksternal berwarna putih dan
terbentuk dari vili – vili sel telur yang
berhubungan dengan desidua
kapsularis.
Berlanjut dengan tepi plasenta dan
melekat pada lapisan uterus.
Fisiologi Cairan Ketuban

▹ Berasal dari Terdiri dari:


ultrafiltrasi plasma ▹ Urea, kreatinin,
maternal. asam urat 4

▹ Minggu ke-2, berasal ▹ Verniks kaseosa,


dari cairan rambut lanugo
ekstraseluler kulit
▹ Sel yang lepas dan
janin.
beberapa sekresi
▹ Minggu ke-20, lainnya
berasal dari urin
janin.
Fungsi cairan ketuban
▹ Memberikan ▹ Mengandung ▹ Untuk pemeriksaan
kesempatan parathyroid kehamilan
tumbuh- kembang hormone related intrauteri dengan
janin secara protein (PTH-rP), jalan melakukan
5
seimbang ke segala berfungsi amniosentensis
arah di intrauteri. meningkatkan transabdominal.
pembentukan paru
▹ Mengandung
Epidermal Growth dan surfaktan paru
sehingga mampu
Factor (EGF) dan
berkembang saat
EGF Like Growth
lahir dan berfungsi
Factor, seperti
dalam pertukaran
Transforming
CO2dan O2.
Growth Factor Alfa.
Penyebab
Ketuban Pecah
Dini
6

▹ Belum diketahui secara pasti


▹ Kelemahan membran ketuban
akibat perubahan fisiologis, serta
adanya enzim matriks
metalloproteinase (MMP) dan Tissue
Inhibitor Of Metalloproteinase (TIMP)
diduga berpengaruh terhadap
kejadian KPD
Faktor Risiko
Pasien berkulit hitam Riwayat infeksi Riwayat ketuban
menular seksual, pecah dini pada
kehamilan
sebelumnya
Status sosioekonomi Riwayat persalinan Perdarahan
7
rendah prematur pervaginam, atau
distensi uterus

Merokok Infeksi atau inflamasi Penurunan jumlah


koriodesidua kolagen dari membran
amnion
Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
Waktu dan kuantitas dari cairan yang keluar, usia gestasi dan
taksiran persalinan, riwayat KPD aterm sebelumnya, dan faktor
risikonya
Hindari pemeriksaan digitalis vagina terlalu sering
(meningkatkan risiko infeksi neonatus) 8
Spekulum dilubrikasi terlebih dahulu dan sebaiknya tidak
menyentuh serviks untuk menilai adanya servisitis, prolaps tali
pusat, atau prolaps bagian terbawah janin, menilai dilatasi dan
pendataran serviks, mendapatkan sampel dan mendiagnosis
KPD aterm secara visual
Mekanisme ketuban pecah
▹ Memiliki keterkaitan dengan perubahan struktur dari kantong ketuban
▹ Peningkatan usia gestasi -> peningkatan prostaglandin dan MMP-1 -> memicu
pematangan serviks -> memecah kolagen.
▹ Pelepasan sitokin dan protease, perubahan matriks interseluler, apoptosis seluler
menipiskan lapisan desidua dan gangguan pada sambungan antara amnion dan
korion
▹ Terjadi kelemahan struktur kantong ketuban
▹ Secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang.
▹ Terjadi perubahan biokimia pada daerah tertentu yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh,
▹ Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah
9
Pemeriksaan
Laboratorium

▹ Tes Nitrazine
▹ Menggunakan pH untuk membedakan cairan
ketuban dari air seni dan cairan vagina. 10

■ Cairan amnion pH >7,1


■ Sekresi vagina pH 4,5-6,0
■ Urine pH ≤6,0.
▹ Sampel cairan yang diperoleh dari vagina
selama pemeriksaan spekulum ditempatkan
pada selembar kertas atau apusan yang
diresapi dengan nitrazine.
Positif Palsu
▹ • Urin dasar
▹ • Semen
11
▹ • Lendir serviks
▹ • Kontaminasi darah
▹ • Beberapa solusi antiseptik
▹ • Vaginitis (terutama trichomonas)
Negatif Palsu
▹ • KPD jarak jauh tanpa cairan residu
▹ • Kebocoran cairan ketuban minimal
▹ Uji Fern
▹ Untuk membedakan cairan ketuban
dari cairan lain
▹ Cairan amniotik diletakkan pada slide
dan dibiarkan mengering di udara
ruangan. Pola yang dihasilkan
menyerupai daun tanaman pakis,
disebabkan oleh kandungan natrium 12

klorida dari cairan ketuban


■ Pola pakis dari cairan ketuban
halus, dengan banyak cabang
■ Lendir serviks biasanya tidak
menunjukkan pola pakis, atau
polanya tebal dengan bercabang
yang jauh lebih sedikit.
▹ Ultrasonografi
▹ Banyak cairan ketuban di sekitar janin, curiga
KPD.
▹ Cairan yang terlihat pada USG kurang dari jumlah
normal, diagnosis banding oligohidramnion,
termasuk KPD, harus dipertimbangkan.
▹ Ketika riwayat klinis atau pemeriksaan fisik tidak 13
jelas, ruptur membran dapat didiagnosis secara
tegas dengan penanaman transabdominal yang
dipandu secara ultrasonografi dari pewarna indigo
carmine, diikuti dengan pengamatan untuk aliran
cairan biru dari vagina.
Klasifikasi
▹ Ketuban Pecah Dini sangat preterm
■ Pecah ketuban saat umur
kehamilan 24 sampai < 34 minggu
▹ Ketuban Pecah Dini Preterm
■ Pecah ketuban yang terbukti
dengan vaginal pooling, tes 14
nitrazin dan, tes fern atau IGFBP-1
(+) < 37 minggu sebelum onset
persalinan.
▹ Ketuban Pecah Dini Aterm
■ Pecahnya ketuban sebelum
waktunya yang terbukti dengan
vaginal pooling, tes nitrazin dan tes
fern (+), IGFBP-1 (+) pada usia
kehamilan ≥ 37 minggu.
Komplikasi
▹ Komplikasi Ibu ▹ Komplikasi Janin
■ infeksi ▹ Persalinan lebih awal
intrauterin
▹ Bila KPD terjadi sangat cepat,
■ endomyometritis
neonatus dapat mengalami: 15
■ korioamnionitis
■ Malpresentasi
■ sepsis
■ Kompresi tali pusat
■ Oligohidramnion
■ Necrotizing enterocolitis
■ Gangguan neurologi
■ Perdarahan
intraventrikel
■ Sindrom distress
pernapasan
Penatalaksanaan

▹ Prinsip :
■ Pastikan diagnosis 16
■ Tentukan umur kehamilan
■ Evaluasi ada tidaknya infeksi
maternal ataupun infeksi janin
■ Apakah dalam keadaan
inpartu, terdapat kegawatan
janin
Penanganan Konservatif
▹ Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500
mg atau eritrombin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7
hari)
▹ Kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar
▹ 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa 17

negatif beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi,


dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37
minggu.
▹ 32-37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik, deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin
▹ 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-
tanda infeksi inirauterin).
Penanganan Aktif

▹ Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan


oksitosin. Gagal -> seksio sesarea.
▹ Dapat pula diberikan misoprostol 25µg - 50 µg 18

intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.


▹ Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik
dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
■ Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan
serviks, kemudian induksi. Gagal ->
seksio sesarea
■ Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan


Prognosis
Umumnya bonam pada ibu
bila mendapat penanganan
yang tepat
▹ Janin mengalami
peningkatan risiko kematian
perinatal 4 kali lipat
▹ Peningkatan risiko
morbiditas neonatal 3 kali
lipat.
▹ Sindrom distres napas terjadi
pada 10-40% pasien
19
THANKS!
20

Anda mungkin juga menyukai