Anda di halaman 1dari 17

DISTRES SPIRITUAL

DIAH SUKAESTI
Sehat Jiwa

Perilaku positif, aktualisasi diri dan


selalu berkembangnya integritas diri,
otonomi dan persepsi terhadap realita
yang baik sesuai dengan perannya di
lingkungan.
 Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami
dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri,
orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih
besar dari diriny(Tuhan YME (Nanda, 2005).
 Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan
dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang
dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Varcarolis, 2000).
Faktor resiko

 Perubahan tempat tinggal


 Perubahan lingkungan ( bencana alam)
 Ganguan fisik dan mental
 Faktor psikososial
Faktor resiko psikososial

 Anxietas
 Depresi
 Kehilangan pasangan
 Harga diri rendah
 Perubahan pola ibadah
 Kehilangan
 Hubungan yang tidak efektif
Batasan karakteristik

 Kecemasan
 Sulit tidur
 Kelelahan
 Ketakutan
 Menangis
 Kepuasan tentang identitas
 Kepuasan tentang arti hidup
 Kepuasan tentang kemampuan diri
PENYEBAB

 Menurut Budi anna keliat (2011) penyebab distres spiritual adalah sebagai
berikut :
 1. Pengkajian Fisik Abuse
 2. Pengkajian Psikologis ® Status mental, mungkin adanya depresi,
marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri
rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
KARAKTERISTIK DISTRES SPIRITUAL

 Hubungan dengan diri


 Hubungan dengan orang lain
 Hubungan dengan seni, musik, literatur dan alam
 Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
Hubungan dengan diri

 Ungkapan kekurangan
 Harapan
 Arti dan tujuan hidup
 Perdamaian/ketenangan
 Penerimaan
 Cinta
 Memaafkan diri sendiri
 Keberanian
 Marah
 Kesalahan
 Koping yang buruk
Hubungan dengan orang lain

 Menolak berhubungan dengan tokoh agama


 Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
 Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
 Mengungkapkan pengasingan diri
Hubungan dengan seni, musik,
literatur, dan alam
 Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi,
mendengarkan musik, menulis)
 Tidak tertarik dengan alam
 Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar
dari dirinya ( hubungan dengan tuhan YME )

 Ketidakmampuan untuk berdo’a


 Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
 Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan
 Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
 Tiba-tiba berubah praktik agama
 Ketidakmampuan untuk introspeksi
 Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita
Diagnosa keperawatan

 Distres spiritusl
 Resiko distres spiritual
Pengkajian

 untuk pasien yang mengindikasikan adanya ketaatan beragama, kaji


adanya indicator langsung status spiritual pasien dengan mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
 apakah anda merasa keimanan anda dapat membantu anda? Dengan
cara apa keimanan tersebut penting bagi anda saat ini?
 Bagaimana saya dapat membantu anda menjalankan keimanan anda?
Misalnya, apakah anda ingin saya membacakan buku doa untuk anda?
 Apakah anda menginginkan kunjungan dari penasihat spiritual atau
layanan keagamaan dari rumah sakit?
 Tolong beritahu saya tentang aktivitas agama tertentu yang penting bagi
anda
 tentukan konsep ketuhanan pasien dengan
mengamati buku-buku yang ada disamping tempat
tidur atau program televise yang dilihat pasien. Juga
catat apakah kehidupan pasien tampak memiliki arti,
nilai, dan tujuan
Tentukan sumber-sumber harapan dan kekuatan
pasien. Apakah Tuhan dalam arti tradisional,
anggota keluarga, atau keluatan “bersumber dari
dalam dirinya”? catat siapa yang paling banyak
diperbincangkan oleh pasien, atau tanyakan, “siapa
yang paling penting bagi anda”?
Aktivitas kolaborasi

 Komunikasikan kebutuhan nutrisi (misalnya, makanan halal, diet


vegetarian, dan diet tanpa daging babi) dengan ahli gizi
 Minta konsultasi spiritual untuk membantu pasien dan keluarga
menentukan kebutuhan pascahospitalisasi dan sumber-sumber dukungan
di masyarakat
Dukungan spiritual

 terbuka terhadap ungkapan pasien tentang kesepian dan


ketidakberdayaan
 Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi
kepercayaan dan nilai yang ia yakini, jika perlu
 Ungkapkan empati terhadap perasaan klien
 Dengarkan dengan cermat komunikasi pasien dan kembangkan makna
waktu berdoa atau ritual keagamaan
 Beri jaminan kepada pasien bahwa perawat selalu ada untuk mendukung
pasien saat pasien merasakan penderitaan
 Anjurkan kunjungan pelayanan keagamaan, jika diperlukan
 Beri artikel keagamaan yang diinginkan, sesuai pilihan pasien

Anda mungkin juga menyukai