Anda di halaman 1dari 32

Konsep Dasar

Penyakit Infeksi
dr. Ratna Widayati, M.Biomed
The Disease Triangel

Penyakit infeksi timbul karena interaksi


HOST-MICROORGANISME-
LINGKUNGAN
1. Faktor Agent
• Infesivitas : besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi, berkembang biak dan
menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada jarungan tubuh pejamu.
• Patogenisitas : kemampuan agen penyebab infeksi untuk menyebabkan penyakit.
• Virulensi : komponen yang dimilliki mikroba patogen untuk menebabkan sakit (faktor2
virulensi).
• Toksigenitas : besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan toksin, di mana
toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit.
• Antigenitas : Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme pertahanan
tubuh (antibody ) pada diri pejamu.
• Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang biak, karena melemahnya
respons pejamu menjadi sakit
Agen Infeksi

• Virus
• Bakteri
• Jamur (fungi)
• Protozoa
• Helminth (cacing)
• Prion
Virus
• Microorg terkecil (20-300 nm), sangat sederhana berupa gumpalan nucleic acid
• DNA/RNA virus tergantung kandungan nucleic acid
• Bentuk tergantung coating protein
• Saat ini dikenal 400 species
• Virus mematikan cell host :
• Menghambat sintesa DNA/RNA (Polio virus)
• Protein virus menembus membran sel host secara langsung merusak atau fusi (HIV, Campak,)
• Virus berkembang terus dalam sel, lisis (Yellow fever virus, Polio virus)
• Replikasi lambat, latent, disusul replikasi cepat (Measle)
• Protein virus menempel permukaan sel, merupakan benda asing, imun respons (HBV)
Bakteri
• Karakteristik :
• Tidak memiliki inti & endoplasmic reticulum
• Mensintesa sendiri DNA, RNA & protein
• Dapat hidup intra maupun extra sel
• Memiliki exo & endotoksin serta enzim tertentu
• Bakteri mengeluarkan adhesin, menempel sel
• Penggolongan :
• Bakteri Gram + (Peptidoglycan dengan single phospholipid layer, Gram – (Double phospholipid layer)
• Aerob atau anaerob
• Bentuk : coccen, batang, koma, spiral
Jamur (Fungi)
• In-vitro : bentuk sempurna, reproduksi secara seksual
In-vivo : imperfect, hyphae
• Kadang berspora
• Dikenal Superficial & Deep mycosis
• Pertumbuhan meningkat pada terapi Imunosupresan / AIDS dll
Protozoa
• Microorganisme bersel satu, pseudopodi
• Hidup dalam epitel atau lumen organ
• Dalam darah
• Dalam sel jaringan.
Helminth (Cacing)
• Microorganisme multi seluler
• Siklus kehidupannya kompleks
• Bentukan : telur – larva – bentuk dewasa
Prion
• Bentuk abnormal dari protein host
• Resistens terhadap protease.
• Agen ini mengakibatkan antara lain spongioform encephalitis
2. Faktor Host
• Usia Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
• Hereditas • Kulit & mukosa yg intak dg secret
excretorisnya (pasif)
• Status nutrisi
• Terapi yang dijalani
• Sel-sel radang / RES termasuk plasma
protein dan mediator-mediator
• Faktor kelelahan
• Reaksi Imunologis (T & B Limfosit)
• Stress
• Status imunisasi
Sistem Pertahanan Tubuh
KULIT
• Permukaan luar dihuni bakteri & jamur patogen/ komensal
• Infeksi terjadi :
• Kulit terkena trauma, luka
• Gigitan nyamuk, suntikan dll
• Mikroorganisme aktif masuk (enzym bakteri, larva cacing)
• Jamur menyerang lapisan keratin
SALURAN NAFAS
• Bag atas : Hidung sampai trachea
Bag bawah : Trachea-bronchus-alveoli
• Mucocilliaris bronchus & reflex batuk mencegah infeksi
• Mucocilliaris terganggu/rusak :
• asap rokok, bahan irritant
• asam lambung pada regurgitasi
• trauma pada intubasi
• akibat infeksi virus , dll
SALURAN CERNA
• Mulai mulut, esofagus, gaster, usus sampai rectum
• Perlindungan terhadap infeksi :
• Enzym pencernaan pada mulut
• Asam lambung
• Enzym litik pancreas & empedu
• Epitel mukosa usus, membentuk mukus layer
• Ig A antibodi
• Kuman komensal & rutin defekasi
SISTEM UROGENITAL
• Urine yang asam
• Pada wanita :
• Vagina asam, lendir pekat pada cervix uteri
3. Faktor Lingkungan
• Lingkungan fisik
• Rumah hunian
• Higien sanitasi
• Lingkungan sosial
• Budaya yang dianut
• Kabiasaan
PENYAKIT INFEKSI
• Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat
sangat dinamis, yang masuk (invasi) ke dalam tubuh dan berproliferasi di
dalam tubuh, sehingga menimbulkan perubahan/kerusakan sel & jaringan
menimbulkan keluhan penderita disertai gejala klinik.
• Mikroba bertahan hidup dengan cara berkembang biak pada suatu reservoir
yang cocok dan mampu mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau
menyebar.
Mekanisme Transmisi Mikroba
1. Transmisi langsung(direct transmission)
• Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari penjamu.
• Contoh : sentuhan, gigitan, adanya droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara, atau saat
transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba pathogen.
2. Transmisi tidak langsung(indirect transmission)
Penularan mikroba pathogen memerlukan adanya “media perantara” baik berupa barang/bahan, air, udara,
makanan/minuman, maupun vektor.
• Vehicle-borne : media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan
dan minum, instrumen bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi.
• Vector-borne : sebagai media perantara penularan adalah vektor (serangga), yang memindahkan mikroba
patogen ke penjamu dengan cara sebagai berikut.
• Cara mekanis : pada kaki serangga melekat kotoran/sputum (mikroba patogen), lalu hinggap pada
makanan/minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna penjamu.
• Cara biologis : sebelum masuk ke tubuh penjamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan dalam tubuh
vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh penjamu melalui gigitan.
• Food-borne
• Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk menyebarnya mikroba
patogen ke penjamu, yaitu melalui pintu Termasuk (port d’entree) saluran cerna.
• Water-borne
• Kulaitas air yang buruk sangat mudah menjadi media perantara mikroorganisme
• Air-borne
• Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran napas penjamu dalam bentuk droplet nuclei yang
dikeluarkan oleh penderita(reservoir) saat batuk atau bersin, bicara atau bernapas melalui mulut
atau hidung.
• Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup.
Microorganisme masuk melalui saluran-saluran yang ada pada tubuh
manusia :
• Inhalasi
• Ingestion
• Hubungan seksual
• Gigitan serangga /hewan / injeksi
Sexually Transmitted Disease
• Virus : Herpes virus (HSV-1 & HSV-2), AIDS (HIV-1 & HIV-2), Papilloma virus
(Condyloma, neoplasma cervix), Cytomegalovirus, Hepatitis B virus, Epstein Barr virus,
Molluscum contagiosum virus
• Fungi : Chlamydial, Mycoplasma group : Urethritis non GO, Candida : Thrush, vaginitis
• Bakteri : Group B streptococcus, Gram nagative basili (sepsis neonatal, cystitis), Neisseria
GO : GO , Treponema pallidum : Syphillis/Lues, Haemophillus, dll
• Protozoa : Trichomonas Vaginalis, Entamoeba histolytica
• Arthropoda : Phthirus pubis
Tahapan Infeksi
• Tahap rentan
• Tahap inkubasi
• Tahap klinis
• Tahap akhir penyakit
1. Tahap Rentan
• Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau
labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti
umur, keadaan fisik, perilaku / kebiasaan hidup, sosial - ekonomi, dan lain -
lain.
• Faktor – faktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya agen penyebab
penyakit ( mikroba patogen ) untuk berinteraksi dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
• Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai beraksi, namun
tanda dan gejala penyakit belum tampak ( subklinis ).
• Saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat
munculnya tanda dan gejala penyakit disebut masa inkubasi.
• Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya; ada yang hanya
beberapa jam, dan ada pula yang bertahun – tahun.
3. Tahap Klinis
• Tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala
(signs and symptomps ) penyakit.
• Tahap pre-dormal : tanda dan gejala penyakit masih ringan dan bersifat umum.
• Pada tahap lanjut, genjala yang muncul bersifat spesifik.
4. Tahap Konvalensi
• Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif.
• Sembuh sempurna : penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel / jaringan / organ
tubuh kembali seperti sedia kala.
• Sembuh dengan cacat : penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat
berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
• Pembawa ( carrier ) : perjalanan penyakit seolah – olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan
gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai sumber
penularan.
• Kronis : perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah.
• Meninggal dunia : akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi – fungsi organ.
Tanda Infeksi
• Rubor (kemerahan)
• Kalor (panas)
• Dolor (nyeri)
• Tumor (bengkak)
• Fungsiolesa (penurunan fungsi)
Terimakasih

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai