Anda di halaman 1dari 32

Referat

Nevus
Intan Ayu Salsabila Putri
201810401033013

Pembimbing
dr. Diana Kartika Sari, Sp.KK

SMF KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RUMAH SAKIT GAMBIRAN KEDIRI

2019
Bab I
Pendahuluan
Lapisan kulit terdiri dari epidermis, dermis, subkutis 
epidermis memiliki stratum basal  mengandung
melanosit  nevomelanocytes  nevus
Nevus

Lesi melanotik Lesi melanotik


Ephiles Lentiginosa
mukosa dermal

Nevi pada Nevi dengan


Melanosit nevi
Kongenital nevi tempat yang morfologi yang
yang didapat
tidak biasa tidak biasa
Bab II
Pembahasan
Nevi adalah tumor jinak dari melanosit, yang mana akan
berpigmen dan terlihat sebagai lesi pada kulit.
Ephiles / Freckles
 Paparan sinar UV  produksi melanin meningkat 
berpindah ke keratinosit
 Reseptor gen melanokortin 1 (MCR1)  menginduksi
famelaninogenesis.
 Terjadi pada anak-anak, kulit cerah
Predileksi kulit yang terekspos matahari: ekstremitas, wajah.
 Efloresensi  makula kecil eritematosa atau hiperpigmentasi
batas tidak tegas
 Diagnosis banding : solar lentiginosa
 Sunscreen, fenol 40% dinetralkan dengan alkohol, terapi laser
frequency-doubled Nd:YAG
Lentigo Simpleks
 Peningkatan densitas melanosit  homeostasis
terganggu  lentigo simpleks
 Terjadi pada pasien sindroma LEOPARD (lentigines,
electrocardiographic conduction abnormalities,
ocular hypertelorism, pulmonary valve stenosis,
abnormalities of genitalia, growth retardation, and
sensorineural deafness)
Efloresensi  makula hiperpigmentasi batas tegas
terdistribusi segmental atau bisa ditemukan makula
sirkumkripta, dengan diameter 1 – 5 mm.
 Diagnosis banding : solar lentigo
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah cryotherapy
tetapi hanya bertujuan untuk kosmetik
Solar Lentigo
 Paparan sinar matahari  akibat proliferasi dari
melanosit basal dan peningkatan produksi melanin
Efloresensi  makula hiperpigmentasi batas tegas,
tepi ireguler pada kulit yang terekspos UV
 Diagnosis banding : lentigo simplek, ephelis
Tidak ada terapi khusus pada penyakit ini, bila
pasien terganggu secara kosmetik dapat dilakukan
cryotherapy.
PUVA Lentigo
 Terapi PUVA jangka panjang dan dengan dosis
tinggi, rata-rata 169,51 J/cm2
Efloresensi  makula pigmentasi
 Diagnosis banding : solar lentigo
 Terapi tidak ada  follow up  marker PUVA
meningkatkan resiko kanker
Ink-spot Lentigo
 Hiperplasi lentigo di epidermis dan hiperpigmentasi
prominen pada sel basal
Efloresensi  makula hiperpigmentasi, bentuk
ireguler, dengan lesi soliter menyerupai bercak tinta
 Diagnosis banding : Lentigo maligna
Tidak ada terapi khusus pada penyakit ini, bila
pasien terganggu secara kosmetik dapat dilakukan
cryotherapy.
Makula Melanosit Labial
 Makula melanosit labial bersifat jinak,
hiperpigmentasi makul pada bibir, mirip dengan
freckle atau lentigo simplek
Peningkatan pigmen melanin linear pada stratum
basal epidermis, dengan normal atau sedikit
peningkatan melanosit, terletak diantara keratinosit
basal
 Predileksi  bibir
Efloresensi  makula coklat hingga hitam dan
berukuran kurang dari 6 – 7 mm
 Diagnosis banding : melanoakantoma bibir
 Tatalaksana  dapat dilakukan cryotherapy / laser
Q-switched Nd:YAG untuk tujuan kosmetik
Nevus Ota
 Bersifat ekstensif, kebiruan, berbentuk plat,
melanosit dermal yang mengenai sklera dan kulit
yang dekat dengan mata, seiringan dengan cabang
dari nervus trigeminal
 Patofisiologi  dendrit melanosit memanjang dan
tersebar pada ikatan kolagen pada dermis superfisial
Predileksi  oftalmik dan maksila cabang dari
nervus trigeminus, mata bagian proksimal (sklera,
konjungtiva)
 Efloresensi  makula hiperpigmentosa
 Laser Q-switched dengan tujuan membersihkan
pigmen tingkat tinggi
Nevus Ito
 Melanosit dermal yang melibatkan regio
akromioklavikular dan thorax superior
 Predileksi akromioklavikular dan thorax superior
Efloresensi  makula hiperpigmentasi, unilateral
Laser Q-switched dengan tujuan membersihkan
pigmen tingkat tinggi
Kongenital Nevi
Nevi Epidermal Kongenital
 Nevi jinak dari komponen epidermal, terlihat saat
sejak lahir atau muncul saat tahun pertama
 Patofisiologi  mutasi postzigotik pada sel
prekursor epidermal  menyebabkan epidermal
mosaikisme
Efloresensi  makula hiperpigmentasi, dengan
perabaan seperti beludru, bentuk lingkaran atau
linear, bila multipel  Blaschko linear
Tatalaksana yang dapat dikerjakan adalah eksisi
pada nevi dengan ukuran kecil, single, dan epidermal
nevi
Nevi sel pigmen kongenital
 Patofisiologi  reseptor melanocortin-1 dan yang
lainnya berkaitan dengan fenotipe dari kutaneus,
dan adanya riwayat keluarga
Efloresensi  plak atau patch rata berwarna coklat
dengan batas samar atau tidak terlihat dengan
bentuk batu, rugose, verukus, atau lobular.
 Diagnosis banding  lentigo simpleks, nevus ota
atau ito
Nevi sel pigmen kongenital
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah bedah
eksisi  tujuan terapi adalah untuk menghilangkan
sebanyak mungkin nevus, sementara
mempertahankan fungsi dan meningkatkan
penampilan secara kosmetik
Nevi Melanosit yang Didapat
 Melanosit nevi yang didapat tumbuh setelah lahir,
perlahan secara simetris membesar, stabil, dan
menghilang setelah beberapa waktu
 Nevus yang terbentuk pada perbatasan dan
komponen intradermal memiliki tipe morfologi dari
nevomelanosit (sel A, B, dan C) tertata pada dermis.
Tipe A atau sel epiteloid dengan pigmen melanin
intrasitoplasmik ditemukan pada demis bagian atas.
Tipe B atau sel nevi, lebih kecil dibanding tipe A,
mengandung lebih sedikit melanin dan terletak lebih dalam
pada dermis.
Tipe C atau sel kumparan sangat jarang mengandung
melanin
Nevi Melanosit yang Didapat
Secara genetik  mutasi somatik BRAF dapat
terlihat pada nevi melanosit yang didapat  aktivasi
MAPK kinase
Efloresensi  makula hiperpigmentasi (coklat,
hitam), bentuk lingkaran hingga oval, batas jelas.
 Diagnosis banding  nevi kongenital
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah
pembedahan eksisi
Nevi Konjungtiva
 Nevi konjungtiva merupakan tumor yang paling
sering pada konjungtiva dan dapat ditemukan pada
nevi yang didapat atau kongenital
Efloresensi  makula atau papul yang bisa disertai
peninggian dan sirkumkripta
 Nevi konjungtiva ini dapat meluas ke sklera
ataupun kornea dan membentuk pembuluh darah
baru yang dapat menyebabkan perubahan
Nevi Kuku
Nampak longitudinal, paralel dan berpigmen
homogen dari coklat terang, coklat tua, hingga hitam
terletak dibawah lempeng kuku
 Predileksi  kuku tangan dan kaki
 Pseudo-Hutchinson sign dapat terlihat seperti
transparan pada kutikula dan khas terlihat pada
matriks kuku
Nevi Melanositik Rekuren
 Nevi jinak yang muncul setelah bedah eksisi yang
belum sempurna ataupun trauma
Patofisiologi  pertumbuhan kembali dari nevus
residu pada dermal, kembali menjadi populasi
melanosit setelah menghilangkannya dari struktur
adneksa, dan menstimulasi akar rambut yang tersisa
di bagian perifer lesi. Secara histopatologis
intradermal nevi ini memperlihatkan adanya
melanosit di atas bekas luka.
 Efloresensi  makula hiper/hipopigmentasi,
linear, dan pigmentasi tak merata, diameter 2 – 5
mm
Nevi Halo
 Nevus yang dikelilingi area depigmentasi
Patofisiologi  Terjadinya nevus halo ini belum
diketahui, tetapi dapat dipertimbangkan teori respon
autoimun melawan sel nevus. Karena pada
penemuan laboratorik didapatkan aktivasi sel T pada
pasien dengan nevus halo
 Efloresensi  makula hiperpigmentasi yang
dikelilingi oleh makula depigmentasi
 Diagnosis banding  Nevi Mayerson
 Tatalaksana pada nevus ini tidak ada hanya
diberikan perlindungan terhadap sinar UV untuk
mencegah terbakar sinar matahari
Nevi Mayerson
 Nevus yang seperti eksema akibat reaksi inflamasi
 Efloresensi  makula eritematosa ditutupi oleh
skuama, dan biasanya gatal
 Diagnosis banding  Halo nevus
 Eksema pada nevus ini dapat hilang spontan, dan
hanya meninggalkan nevus yang masih intak. Reaksi
eksema dapat hilang setelah 1 – 2 minggu
pengobatan dengan topikal steroid
Nevi Simpul (Cockade)
 Lesi jinak dengan bentukan seperti bunga mawar
 Patofisiologi  peningkatan produksi melanin
yang terjadi pada bagian sentral atau perifer sel
nevus
Efloresensi  makula hiperpigmentasi kadang
disertai papul yang dikelilingi bagian tidak
berpigmen
 Diagnosis banding  Blue nevi, nevi
hemosiderotik target
Tidak perlu terapi
Nevi Hemosiderotik Target
 Trauma mekanik dari melanosit yang mana bisa
terjadi peninggian
 Histopatologi  nevus yang bercampur dengan
ekstravasasi dari pembuluh darah. Bagian tepinya
ditemukan perdarahan dengan hemosiderin dan
fibrin
Efloresensi  makula hiperpigmetnasi yang
dikelilingi area pucat dan area ekimosis
 Diagnosis banding  nevus cockade
Tatalaksana yang dapat diberikan adalah antibiotik
topikal atau steroid hingga inflamasi berakhir
Nevi Jenis Lainnya
Nevus Spitz
 Lesi melanosit yang mempunyai ciri khas
nevomelanosit berbentuk kumparan dan/atau
epiteloid
 Predileksi  kepala, tangan, kaki, maupun leher
 Efloresensi  makula eritematosa, tidak ada
rambut, bentuk kubah, batas tegas
Diagnosis banding  moluskum kontagiosum
Tatalaksana nevus ini adalah eksisi yang secara
histologik didapatkan batas yang jelas.
Nevus Biru
 Nevus jinak yang memiliki warna biru, biru keabu-
abuan, biru-kehitaman, warna biru berasal dari efek
Tyndall, hasil refraksi cahaya yang dipantulkan dari
nevus dengan lapisan dermis di atasnya
Predileksi  dorsum manus dan pedis, kulit kepala,
dan gluteus
 Efloresensi  makula berwarna biru, papul dan
nodul dengan perumakan halus, diameter > 1cm
Tatalaksana nevus ini adalah eksisi
Nevi Melanosit Displasia
 Nevi displastik berukuran paling kecil diameter 5
mm dan ciri khas ireguler, tepi tidak dapat dibedakan,
dan pigmentasi yang bervariasi
Ciri khas nevi displasia menunjukkan adanya
hiperplasia melanosit lentiginosa intraepidermal
Teori mengungkapkan sel nevus dapat
meningkatkan regulator dari limfosit T dan sel
Langerhans mengeluarkan sitokin proinflamasi yang
menstimulasi nevogenesis
 Paparan sinar matahari sangat penting untuk
pembentukan displasia nevi pada area kulit yang
sering terkena paparan matahari dibandingkan
dengan yang tidak.
Nevi Melanosit Displasia
Efloresensi  makula hiperpigmentasi atau
eritematosa, terkadang ada peninggian
Predileksi  dada, punggung
Diagnosis banding  spitz nevus
Tatalaksana eksisi kemudian dilakukan biopsi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai