Perpajakan 2 - Koreksi Fiskal
Perpajakan 2 - Koreksi Fiskal
SISTEMATIKA
1. Pajak Perusahaan
2. Konsep Rekonsiliasi
• Pajak Lainnya
• PPN
• PPnBM.
• PBB
Dikenakan atas tanah dan bangunan, dibayar setiap tahun.
• Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Dikenakan pada pembeli saat melakukan pengalihan hak. menambah harga
perolehan dari tanah dan bangunan yang dibeli.
• Pajak Daerah (misalkan Pajak Reklame).
• Bea Materai.
Pajak Perusahaan yang Diangsur (PPh
25)
• Perusahaan setiap bulan harus mengangsur pajak.
• Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun sebelumnya (untuk perusahaan
baru ada cara perhitungan sendiri)
• Angsuran pajak akan dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka dan akan
diperhitungkan dalam pajak akhir tahun
Pajak dibayar di muka PPh 25 2.000.000
Kas 2.000.000
Pajak Perusahaan Dipotong Pihak
Lain
• Pajak Final
• Tidak boleh diperhitungkan sebagai kredit pajak dan penghasilan
tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
• Sering tidak dimasukkan dalam pencatatan sehingga akan dicatat
pendapatan sebesar nilai setelah pajak.
• Misal untuk pendapatan bunga deposito sering langsung dimasukkan
setelah pajak.
• Pajak tidak final
• Potongan pajak dimasukkan sebagai kredit pajak dan penghasilannya
dimasukkan dalam SPT.
• Pajak yang dibayar dicatat sebagai pembayaran pajak dimuka.
Kas 940.000
Pajak dibayar di muka PPh 23 60.000
Pendapatan sewa 1.000.000
Pajak Penghasilan Pihak Ketiga
• Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak perusahaan, melainkan pajak
pihak ketiga.
• Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang telah dipotong jika pajak yang
dipotong bukan pajak final.
• Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Beban gaji 1.000.000
Utang PPh 21 karyawan 50.000
Kas 950.000
• PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah selisih atas pajak keluaran dengan
pajak masukan.
• Pajak keluaran > pajak masukan = perusahaan harus membayar
• Pajak keluaran < pajak masukan = perusahaan dapat meminta restitusi atau
kompensasi (diperhitungkan pada pajak periode berikutnya).
• PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa (bulan, maksimal 3 bulan),
yaitu pada tgl 15 dan 20 pada masa berikutnya.
PPN (4)
• Pencatatan yang dilakukan pada saat pengakuan utang:
PPN keluaran 30.000
PPN masukan 20.000
Utang PPN 10.000
• Pencatatan yang dilakukan pada saat pembayaran utang:
Utang PPN 10.000
Kas 10.000
• Jika PPN masukan lebih besar perusahaan mengajukan permohonan untuk
restitusi. Fiskus akan melakukan pemeriksaan sebelum mengabulkan
permohonan restitusi.
PPnBM
• Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
• Produsen penghasil barang mewah.
• Importir barang mewah.
• PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak yang lain.
• PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang telah ditetapkan oleh
produsen atau importir
• Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan dicatat sebagai utang PPnBM.
• Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan dilaporkan kepada fiskus.
14
HAKIKAT REKONSILIASI
Pelaksanaanpemb
Perbedaantim
ukuanberdasarkeb bulterkaitpeng Penyesuaiandiperlukanagarlaba
ijakanakuntansipe akuanpendapat yangdiperhitungkansecaraakun
rusahaanmenyimp andanbebandil tansidapatdiperlakukansebagail
angdariketentuan aporanlabarugi abaataupenghasilankenapajak.
perpajakan.
.
TEKNIK REKONSILIASI
Koreksi
itempendapatandanbe ganmelakukanpenambah
bansehinggasesuaiden anatau(koreksipositif)pe
ngurangan(koreksinegati
ganketentuanperpajak f),hanyaberdasarpenyesu
an.Metodeinimemuda aianpenghasilandanbeba
hkanprosespengisianS nyangtidaksesuai.
PT.
Disisiakuntansibersifatmenguntungk
an,sebabakanmenarikminatpemegan
gsahampotensial.
Perusahaanterbukaakanmempriorita
skankepentinganini.
Tingginya
Laba
Disisiperpajakanbersifattidakmengu
ntungkan,sebabmeningkatkanbeban
pajakyangharusdibayar.
LATAR BELAKANG PERBEDAAN
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang berbeda dan dengan tujuan yang
berbeda. Perbedaan antara akuntansi dan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga
terjadi di negara lain.
Undang-
PSAK
Undang
Akuntansi Pajak
Perbedaan
Permanen Temporer
BerdasarSifat
• Positif,bersifatmeningkatkanPenghasilanKenaPajak(PKP)
• Negatif,bersifatmengurangiPKP.
BerdasarJangkaWaktu
• Temporer,merupakanakibatberbedanyawaktupengakua
n,namunakanberujungpadahasilakhirserupa.
• Permanen,merupakanperbedaanyangtidakakanterserup
akanseiringwaktu.
LANGKAH PENYESUAIAN PERBEDAAN
Dikurangip Dikurangibia
Penghasilan Ditambahbi
enghasiland yadeductibley
KenaPajak( aya3Mpeng
ikenaiPPhfin angbelumdib
PKP) hasilanfinal. ebankan.
al.
22
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
23
a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima oleh badan/ lembaga
amil zakat yang disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang
berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis keturunan
lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan
usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan PMK, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
24
c. Warisan;
d. Harta, termasuk setoran tunai, sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/
atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali
yang diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan pajak
secara final atau WP dengan Norma Penghitungan Khusus
(deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
25
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT
sebagai WP dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada
badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan
usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham
pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;
h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang
dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
26
i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut:
Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
27
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/ atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
28
Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,
anggota atau anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
Cadangan biaya reforestasi untuk usaha kehutanan;
Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat limbah industri untuk
usaha pengelolaan limbah;
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
29
d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa yang
dibayar oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura
dan kenikmatan, kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
pihak yang mempunyai hubungan istimewa;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, selain sumbangan yang
ditetapkan sebagai deductible expense serta selain sumbangan keagamaan yang
bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah;
h. Pajak penghasilan;
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
30
Pengobatansecaracuma– Penggantianbiayapengobata
cumabagipegawai. n.
Makansiangbagisebagianpeg Makansiangbagiseluruhpega
awai. wai.
PPh21ditanggungperusahaa
TunjanganPPh21.
n.
Biayajamuantanpadaftarnom Biayajamuandilengkapidaftar
inatif. nominatif.
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
32
a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,
bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan
yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi
orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya,
transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate,
dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
33
34 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN TERBATAS (1)
PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang wholesaling
dan retailing bagi segmen konsumen bisnis maupun segmen konsumen akhir.
PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang 45% sahamnya dimiliki oleh
publik dan diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Perusahaan
melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan
data yang diperoleh atas laporan keuangan PT.Arkeikum di tahun 2012.
35 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN
Soal : TERBATAS (2)
Penjualan bruto
Nominal Akuntansi
74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000)
Diskon penjualan (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000)
Pendidikan karyawan (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000)
Penyusutan (50,625,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000)
36 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN
Soal : TERBATAS (3)
Biaya umum dan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000)
PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000)
Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000)
Seragam satpam gudang (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000)
Penyusutan (1,254,000,000)
Royalti (660,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000)
Penghapusan piutang (4,763,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000)
PBB gudang (762,300,000)
Riset (3,860,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000)
Total biaya umum dan administrasi (G&A) (24,952,962,000)
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000) (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000) 364,835,000 0
Pendidikan karyawan (986,320,000) (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000) (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000) 104,250,000 (180,000,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000) 150,000,000 (584,250,000)
Penyusutan (50,625,000) 14,375,000 (36,250,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000) 13,580,000 (40,740,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000) (8,307,840,000)
45 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN TERBATAS (12)
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang seharusnya
dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000
Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000
52 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN TERBATAS (19)
Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga
pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (855,750,000)
STP PPh 25 (416,000,000) (2,525,750,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254,558,600
54 ILUSTRASI 6.1
PERSEROAN
Jawaban : TERBATAS (21)
d. Laba sebelum pajak 13,901,543,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (650,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 13,251,543,000
PPh terutang (20%) 2,650,308,600
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (1,254,000,000)
Total PPh 25 setahun 1,396,308,600
Angsuran PPh 25 per bulan 116,359,050
55 ILUSTRASI 6.2
PERSEKUTUAN (1)
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000)
Perjalanan dinas (254,700,000)
Penyusutan (240,000,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000)
57 ILUSTRASI 6.2
PERSEKUTUAN
Soal : (3)
Biaya umum dan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,968,300,000)
Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap (458,330,000)
Pengobatan gratis bagi karyawan (427,530,000)
Pemberian makan siang (327,870,000)
Peralatan K3 pegawai lapangan (477,800,000)
Telepon, air, dan listrik (84,300,000)
Biaya sewa kantor (63,300,000)
Penyusutan (476,500,000)
Perpanjangan hak usaha (125,000,000)
Biaya pembelian kendaraan (600,000,000)
Penghapusan piutang (1,267,000,000)
Pemeliharaan gedung (540,000,000)
Pemeliharaan kendaraan (160,000,000)
Alat tulis kantor (75,300,000)
Asuransi gedung (235,000,000)
Asuransi kendaraan (115,000,000)
Pendidikan karyawan (764,300,000)
PPN masukan (2,648,000,000)
PPh final dan retribusi daerah (150,000,000)
Total biaya umum dan administrasi (G&A) (10,963,530,000)
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (994,735,000) (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000) (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000) (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000) (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000) (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000) 264,200,000 (264,200,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000) 2,400,000 (55,900,000)
Perjalanan dinas (254,700,000) 45,000,000 (209,700,000)
Penyusutan (240,000,000) 66,250,000 (173,750,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000) (6,859,865,000)
67 ILUSTRASI 6.2
PERSEKUTUAN (13)
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= Penyusutan HP direktur + Kendaraan A + Kendaraan B
= 50% * 6/12 * 25% * 30.000.000 + 12,5% * 825.000.000 + 12,5%
* 550.000.000
= 1.875.000 + 103.125.000 + 68.750.000
= 173.750.000
Keterangan :
Koreksi positif atas sewa gudang
= Proporsi pembayaran sewa di muka yang tidak boleh dibebankan
= 3/5 * 25.000.000
= 15.000.000
87 ILUSTRASI 6.3
ORANG PRIBADI
Jawaban : Laba sebelum pajak
(12) 451,450,000
a.
PTKP (K/ 1) (18,480,000)
PKP 432,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 182,970,000,000 45,742,500 78,242,500
Kredit pajak
Kredit PPh 22 Bendaharawan (56,250,000)
: 1,5% * 375,000,000
Kredit PPh 23 (3,150,000)
Kredit PPh 25 (10,750,000) (70,150,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 8,092,500
88 ILUSTRASI 6.3
ORANG
Jawaban : PRIBADI (13)
b. PKP 432,970,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (375,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 57,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 7,970,000 1,195,500 3,695,500
Kredit pajak
Kredit PPh 23 (3,150,000) (3,150,000)
Total PPh 25 setahun 545,500
Angsuran PPh 25 per bulan 45,458
89 ILUSTRASI 6.3
ORANG
Jawaban : PRIBADI (14)
c.
Penghasilan bruto 1,750,000,000
Penghasilan netto 665,000,000
Norma 38% sesuai lapangan usaha 97910
PTKP (K/ 1) (18,480,000)
PKP 646,520,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 250,000,000 62,500,000
: 30% * 146,520,000 43,956,000 138,956,000
90 ILUSTRASI 6.3
ORANG
Jawaban : PRIBADI (15)
d. Laba sebelum pajak 451,450,000
Honorarium 35,000,000
: 34,125,000 / (1 - (5% * 50%))
PTKP (K/ 1) (18,480,000)
PKP 467,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 217,970,000,000 54,492,500 86,992,500
91 ILUSTRASI 6.3
ORANG PRIBADI (16)
Jawaban :
e. Atas galeri display mini yang dikerjakan anak Kresnadwipayana, maka beban
tersebut tetap boleh dibebankan sebagai beban usaha studio foto. Adapun atas
pembayaran yang diterima anak Krenadwipayana yang belum dewasa dan belum
menikah, maka penghasilan anak tersebut digabungkan kepada penghasilan
Kresnadwipayana.
Laba sebelum pajak 451,450,000
Penghasilan anak yang belum dewasa 25,300,000
PTKP (K/ 1) (18,480,000)
PKP 458,270,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 208,270,000,000 52,067,500 84,567,500
92 ILUSTRASI 6.3
ORANG PRIBADI (17)
Jawaban :
f. Atas istri yang bekerja hanya kepada satu pemberi kerja dengan pekerjaan yang
terkait usaha suami, maka dilakukan penggabungan penghasilan antara
Kresnadwipayana dan istri. Adapun terkait biaya perjalanan bisnis yang semula tidak
boleh dikurangkan menjadi bersifat boleh dikurangkan, selama dapat dibuktikan
bahwa pendampingan istri selaku akuntan memang diperlukan dalam perjalanan
bisnis tersebut.
Laba sebelum pajak 451,450,000
Pembebanan perjalanan dinas (3,500,000)
Penghasilan istri 35,000,000
PTKP (K/ 1, Penggabungan) (34,320,000)
PKP 448,630,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 198,630,000,000 49,657,500 82,157,500
REFERENSI
93
94
TERIMA KASIH