Anda di halaman 1dari 22

OM

SWASTYASTU
Nama anggota kelompok :
NI LUH PERMATA PUTRI SETYA NINGRUM P07120018094
NI PUTU ANGGUN LASRI PURNAMA DEWI P07120018097
KADEK WIDI PRATIWI P07120018114
MANAJEMEN PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Definisi
• Manajemen adalah koordinasi dan integrasi sumber melalui
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan
pengawasan dalam mencapai tujuan Menurut Huber (1996).
• Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman,
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
1998).
•Ada 4 fungsi manajemen yang harus diperhatikan,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan.
• Perencanaan adalah satu proses berkelanjutan
yang diawali dengan merumuskan tujuan dan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
menentukan personal, merancang proses dan
kriteria hasil, memberikan umpan balik pada
perencanaan yang sebelumnya & memodifikasi
rencana yang diperlukan Swansburg (1999).
Tujuan
– Sebagai upaya koordinasi dalam memberikan arahan
sehingga semua anggota paham akan kondisi
organisasi dan mengerti kontribusinya dalam
mencapai tujuan baik secara mandiri maupun tim
– Mengurangi dampak perubahan
– Memininimalkan hasil yang tidak efektif dan tidak
efisien serta menghindari pengulangan kegagalan
– Menetapkan standar pengontrolan/ pengendalian:
membandingkan kinerja dan tujuan, deviasi dan
tindakan korektif yang diperlukan
– Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran
dan tujuan
– Efektif dalam hal biaya.
Prinsip
Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik
yaitu:
– Mempermudah tercapainya tujuan organisasi
– Dibuat oleh orang-orang yang mengerti
organisasi
– Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh
mendalami teknik perencaan
– Adanya suatu perencanaan yang teliti,
– Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan,
– Bersifat sederhana,
– Bersifat luwes,
– Terdapat tempat pengambilan risiko
– Bersifat praktis,
– Merupakan prakiraan atau peramalan atas
keadaan yang terjadi.
Lanjutan....
Proses perencanaan yang harus dijawab
menggunakan pendekatan 5W1H
What : kegiatan apa yang harus dijalankan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
disepakati.
Where : dimana kegiatan akan dilakukan?
When : kapan kegiatan tersebut akan
dilakukan?
Who : siapa yang harus melaksanakan kegiatan
tersebut?
Why : mengapa kegiatan tersebut perlu
dilaksanakan?
How :bagaimana cara melaksanakan kegiatan
tersebut kearah pencapaian tujuan?
LANJUTAN....

Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang


diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah, sebagai
berikut:
1. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi
2. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
3. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah
terkumpul
4. Menetapkan data alternatif pemecahan masalah
5. Melaksanakan rencana yang telah tersusun
6. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
7. Menilai hasil yang telah dicapai
Model Sistem Pemberian Asuhan
Keperawatan

– Metode kasus
Metode kusus disebut juga sebagai perawatan total (total care)
yang merupakan metode paling awal.

– Metode fungsional
Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang
administrasi bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan.

– Metode tim
Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an
yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada
tugas dan memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat
profesional yang muncul karena kemajuan teknologi, kesehatan dan
peralatan.
LANJUTAN....
-- Keperawatan Primer
Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab
selama 24 jam sehari, 7 hari/ minggu. Ini merupakan metode yang
memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten.

-- Sistem manejemen kasus


Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana
para manajer kasus (case manager) bertanggung jawab terhadap muatan
kasus pasien selama dirawat.

--Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)


Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yaitu suatu
sistem (struktur proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart
dan Woods, 1996).
Issue-Issue Dalam Manajemen
Asuhan Keperawatan
Isu yang berkembang di Indonesia saat ini, terutama
di area pelayanan kesehatan rumah sakit adalah
apabila Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
sudah dipergunakan apakah akan menyebabkan
biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar atau
berkurang, apakah sistem ini membantu mencapai
tujuan yang diharapkan, apakah jumlah SDM
keperawatan dapat dikurangi serta apakah sistem ini
akan berkesinambungan dan secara terus-menerus
akan dipergunakan, bagaimana kalau terjadi
kerusakan sistem yang fatal. Isu ini sepertinya sangat
mempengaruhi pihak manajemen rumah sakit dalam
memutuskan dilaksanakannya pemanfaatan dan
pengembangan sistem tersebut.
LANJUTAN...
Isu tentang SIM keperawatan di Indonesia :
– Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program SIM
keperawatan
– Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indonesia berdampak terhadap
semakin tingginya beban kerja perawat.
– Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah
Sistem Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
– Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian
keperawatan secara manual .
– Untuk aplikasi sistem informasi manajemen asuhan keperawatan baru beberapa
rumah sakit saja yang sudah menerapkan dan itu pun masih terbatas, seperti Rumah
Sakit Fatmawati Jakarta dan rumah sakit Charitas Palembang.
– Pihak manajemen rumah sakit masih memandang SIM keperawatan belum menjadi
suatu prioritas utama
– Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut.
– Belum adanya aspek legal/UU tentang praktek keperawatan.
System Klasifikasi Pasien Gawat Darurat
Sistem Triase
• Spot check • Trise two-tier
25% UGD menggunakan sistem Sistem ini memerluhan orang kedua yang
ini, perawat mengkaji dan bertindak sebagai penolong kedua yang
mengklasifikasikan pasien dalam bertugas mensortir pasien untuk di lakukan
waktu 2-3 menit.
pengkajian lebih rinci.
• Komprehensif
• Triase Expanded
Merupakan triase dasar yang
standart di gunakan. Dan di Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem
dukung oleh ENA (Emergenci komprohensif dan two-tier mencakup
Nurse Association) meliputi: protokol penanganan:
– A (Airway) Pertolongan pertama (bidai, kompres,
– B (Breathing) rawat luka)
– C (Circulation) Pemeriksaan diagnostik
– D (Dissability of Neurity) Pemberian obat
– E ( Ekspose) Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll
– F (Full-set of Vital sign) • Triase Bedside
– Pulse Oximetry Pasien dalam sistem ini tidak di
klasifikasikan triasenya, langsung di
tangani oleh perawat yang bertugas, cepat
tanpa perlu menunggu antri.
Lanjutan...
Kategori/Klasifikasi Triase
61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan warna
hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu
– Merah (Emergent) Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera.
Contoh:
• Syok oleh berbagai kausa
• Gangguan pernapasan
• Trauma kepala dengan pupil anisokor
• Perdarahan eksternal masif
– Kuning (Urgent) Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat di tunda sementara.
Contoh:
• Fraktur multiple
• Fraktur femur/pelvis
• Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma,
obdomen berat)
• Luka bakar luas
• Gangguan kesadaran/trauma kepala
• Korban dengan status yang tidak jelas.
Lanjutan...
• Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan ketat terhadap
kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan perawatan sesegera mungkin.
– Hijau (Non urgent) Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau pemberian pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minor.
Contoh: --Fektur minor
– Luka minor
– Luka bakar minor
– Hitam (Expectant) Korban yang meninggal dunia atau yang berpotensi untuk
meninggal dunia
6% memakai sistem empat kelas yaitu :
Kelas 1 : kritis (mengancam jiwa, 10% digunakan sistem 5 tingkat
ekstremitas, penglihatan atau tindakan yaitu
segera) Kritis Segera Henti jantung
Kelas 2 : Akut (terdapat perubahan yang Tidak stabil 5-15 menit Fraktur
signifikan, tindakan segera mungkin) mayor
Kelas 3 : Urgent (signifikan, tikdakan Potensial tidak stabil 30-60 menit
pada waktu yang tepat) Nyeri abdomen
Kelas 4 : Non Urgent (tidak terdapat Stabil 1-2 jam Sinusitis
resiko yang perlu segera di tangani) Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan
Jenis Kegiatan Dalam Asuhan
Keperawatan
– Pengkajian Keperawatan
Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
• Pengumpulan data, kriteria : menggunakan format
yang baku, sistematis, diisi sesuai item yang
tersedia, aktual, valid
• Pengelompokan data, kriteria : data biologis, data
psikologis, data sosial, data spiritual
• Perumusan Masalah, kriteria : kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data
yang telah dikumpulkan
LANJUTAN....
– Diagnosa Keperawatan
• Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data kasus
kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan
norma fungsi kehidupan pasien.
Kriteria :
– Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab
kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien
– Dibuat sesuai dengan wewenang perawat
– Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/ (PES)
atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)
– Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata
terjadi
– Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien
kemungkinan besar akan terjadi
– Dapat ditanggulangi oleh perawat.
LANJUTAN....
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Komponen perencanaan keperawatan meliputi:
– Prioritas masalah
– Tujuan asuhan keperawatan
– Rencana tindakan
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
tindakan yang ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan,
pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan pasien dan keluarganya.
Evaluasi Keperawatan Catatan asuhan keperawatan
Evaluasi keperawatan Catatan asuhan keperawatan dilakukan
dilakukan secara periodik, secara individual.
sistematis dan berencana Kriteria : dilakukan selama pasien
untuk menilai perkembangan dirawat nginap dan rawat jalan, dapat
pasien. Kriteria: setiap digunakan sebagai bahan informasi,
tindakan keperawatan komunikasi dan laporan, dilakukan
dilakukan evaluasi, evaluasi segera setelah tindakan dilaksanakan,
hasil menggunakan indikator menulisannya harus jelas dan ringkas
yang ada pada rumusan serta menggunakan istilah yang baku,
tujuan, hasil evaluasi segera sesuai dengan pelaksanaan proses
dicatat dan dikomunikasikan, keperawatan, setiap pencatatan harus
evaluasi melibatkan mencantumkan initial/paraf/nama
pasien,keluarga dan tim perawat yang melaksanakan tindakan dan
kesehatan, evaluasi dilakukan waktunya, menggunakan formulir yang
sesuai dengan standar. baku, disimpan sesuai dengan pengaturan
yang berlaku.
• SESI I

Anda mungkin juga menyukai