Anda di halaman 1dari 24

Tugas kelompok

M Almadani
fiqih Gt. Armando
Zosey

M Rasyid Mahfudz
Azkia Dzikri

Ilfian Nor
Fitriyani Rizki

Kelas x ipa 1
Man 2 martapura (man 4 banjar)
Kelompok 4

BAB
IX

Wakalah
&
shulhu
pengertian wakalah
Menurut bahasa
wakalahSedangkan
artinya menurut
mewakilkan
istilah yaitu,mewakilkan
atau menyerahkan
pekerjaan kepada orang
lain agar bertindak atas
nama orang yang
mewakilkan selama
batas waktu yang
pengertian wakalah

Berikut pengertian wakalah menurut para


ulama:

 Ulama Malikiyah, wakalah adalah tindakan seseorang


mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk melakukan
tindakan-tindakan yang merupakan haknya yang tindakan
itu tidak dikaitkan dengan pemberian kuasa setelah
mati,sebab jika dikaitkan dengan tindakan setelah mati
berarti sudah berbentuk wasiat

 Ulama Syafi’yah ,wakalah adalah suatu ungkapan yang


mengandung suatu pendelegasian seseorang oleh seseorang
kepada orang lain supya orang lain itu melakukan apa yang
boleh dikuasakan atas nama pemberi kuasa
hukum wakalah
Hukum Asal wakalah adalah mubah ,tetapi bisa menjadi haram bila yang
dikuasakan itu pekerjaan yang haram ,dan dapat pula menjadi wajib kalau
terpaksa di wakilkan dalam pekerjaan

Allah swt berfirman dalam Q.S Al Kahfi ayat 19 yang artinya

“Maka suruhlah seseorang diantara


kamu ke kota dengan membawa
uang perakmu ini “
(Q.S Al Kahfi : 19)
Hukum wakalah
Serta hadis Nabi yg artinya
Selain itu ,hukum dasar
wakalah juga terdapat Dari Abu Hurairah ra. berkata: “
pada Al baqarah 283, Telah mewakilakan Nabi saw.
An Nisa 35, dan Yusuf 55 kepadaku untuk memelihara zakat
fitrah dan beliau telah memberi
Uqbah bin Amr seekor kambing
agar diberikan kepada sahabat
beliau”
Para ulama pun bersepakat dgn (HR. Bukhairi)
ijma’ atas di perbolehkannya
wakalah.Mereka bahkan cenderang
mensunahkannya dgn alasan bahwa
hal tersebut termasuk jenis ta’awun
(tolong menolong atas kebaikan dan
takwa). Sesuai dgn Q.S. Al Maidah
ayat 2
Rukun & Syarat Wakalah

Rukun Wakalah

Al Muwakkil (orang yang


mewakilkan/ melimpahkan
kekuasaan)
Al Wakil ( orang yang menerima
perwakilan)
Al Muwakkal Fih (sesuatu yang
diwakilkan)
Rukun & Syarat Wakalah
Orang yang mewakilnya (Al Muwakkil)
syaratnya dia berstatus sebagai pemilik
urusan/benda dan menguasainya serta dapat
bertindak terhadap harta tersebut dengan dirinya
sendiri. Jika muwakkil itu bukan pemiliknya atau
bukan orang yang ahli maka batal.

Dalam hal ini, maka anak Orang yang mewakili (Al Wakil) syaratnya ialah
orang berakal. Jika ia idiot, gila, atau belum dewasa
kecil dan orang gila tidak sah
maka batal. Tapi menurut Hanafiyah anak kecil yang
menjadi muwakkil karena cerdas (dapat membedakan mana yang baik dan
tidak termasuk orang yang buruk) sah menjadi wakil alasannya bahwa Amr bin
berhak untuk bertindak. Sayyidah Ummu Salamah mengawinkan ibunya kepada
Rasulullah, saat itu Amr masih kecil yang belum
baligh. Orang yang sudah berstatus sebagai wakil ia
tidak boleh berwakil kepada orang lain kecuali seizin
dari muwakkil pertama atau karena terpaksa seperti
pekerjaan yang diwakilkan terlalu benyak sehingga
tidak dapat mengerjakannya sendiri maka boleh
berwakil kepada orang lain. Si wakil tidak wajib
untuk menanggung kerusakan barang yang diwakilkan
kecuali disengaja atau cara di luar batas.
Rukun & Syarat Wakalah
Shigat,shigat hendaknya berupa lafal
yang menunjukkan arti “mewakilkan”
yang diiringi kerelaan dari muwakkil
seperti “saya wakilkan Muwakkal fih (sesuatu yang diwakilkan), syaratnya:
atau serahkan pekerjaan  Pekerjaan/urusan itu dapat diwakilkan atau
ini kepada kamu untuk digantikan oleh orang lain. Oleh karena itu, tidak
mengerjakan pekerjaan sah untuk mewakilkan untuk mengerjakn ibadah
ini” kemudian diterima seperti salat, puasa dan membaca al-Qur’an.
oleh wakil. Dalam shigat  Pekerjaan itu dimiliki oleh muwakkil sewaktu akad
kabul si wakil tidak wakalah. Oleh karena itu, tidak sah berwakil
syaratkan artinya menjual sesuatu yang belum dimilikinya.
seandainya si wakil tidak  Pekerjaan itu diketahui secara jelas. Maka tidak
mengucapkan kabul tetap sah mewakilkan sesuatu yang masih samar seperti
dianggap sah “aku jadikan engkau sebagai wakilku untuk
mengawini salah satu anakku”.
 Pekerjaan haruslah diperbolehkan agama ,milik
pemberi kuasa dan dipahami oleh orang yang
diberi kuasa
Tujuan wakalah
Pada hakikatnya wakalah merupakan pemberian dan
pemeliharaan amanat. Oleh karena itu, baik muwakkil (orang
yang mewakilkan) dan wakil (orang yang mewakili) yang telah
bekerja sama/ kontrak, wajib bagi keduanya untuk
menjalankan hak dan kewajibannya, saling percaya, dan
menghilangkan sifat curiga dan beburuk sangka. Dan sisi
lainnya wakalah terdapat pembagian tugas, karena tidak
semua orang memiliki kesempatan untuk menjalankan
pekerjaannya dengan dirinya sendiri. Dengan mewakilkan
kepada orang lain, maka muncullah sikap saling tolong
menolong dan memberikan pekerjaan bagi orang yang sedang
menganggur. Dengan demikian, si muwakkil akan terbantu
dalam pekerjaanya, dan si wakil tidak kehilangan pekerjaanya
Habisnya Akad Wakalah

Salah satu pihak meninggal dunia.


Jika salah satu pihak menjadi gila
Telah berakhirnya atau telah sempurnanya aktivitas
atau urusan yang diwakilkan.
Jika muwakkil memberhentikan wakilnya, hal ini
terjadi dalam kondisi apapun sekalipun tanpa
diketahui oleh wakil (menurut Imam Syafi’i dan
Hambali)
Wakil memberhentikan dirinya sendiri.
Perkara yang diwakilkan telah keluar dari
kepemilikan atau wewenang muwakkil.
Contoh Wakalah dalam
Kehidupan
Tranfer Uang
Proses transfer uang ini adalah proses yang menggunakan
konsep akad Wakalah, dimana prosesnya diawali dengan
adanya permintaan nasabah sebagai Al-Muwakkil terhadap
bank sebagai Al-Wakil untuk melakukan
perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer
sejumlah uang kepada rekening orang lain, kemudian bank
mendebet rekening nasabah (Jika transfer dari rekening
ke rekening), dan proses yang terakhir yaitu dimana bank
mengkreditkan sejumlah dana kepada kepada rekening
tujuan
 Wesel pos
 Tranfer melalui suatu bank
 Tranfer melalui atm
Hikmah Wakalah

 Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik


dan cepat sebab tidak semua orang mempunyai
kemampuan dapat dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya
 Saling tolong menolong antarsesama manusia
 Timbul saling percaya mmempercayai antar
sesama manusia
Pengertian shulhu
Shulhu menurut bahasa
artinya damai.
Sedangkan menurut
istilah yaitu perjanjian
perdamaian antara dua
pihak yang berselisih. Shulhu juga dapat diartikan
perjanjian untuk menghilngkan
dendam , persangketaan, atau
permusuhan (memperbaiki
hubungan kembali)
hukum sHulhu
Hukum shulhu adalah wajib ,sesuai dengan
ketentuan-ketentuan atau perintah allah

Allah swt. Berfirman yang artinya

“ Sesungguhnya orang mukmin


itu bersaudara ,karena itu
damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah
pada Allah supaya kamu
mendapat rahmat”
(Q.S. Al Hujarat : 10)
Hukum sHulhu
Selain ayat di atas hukum dasar sulhu jaga terdapat pada
Q.S. An Nisa :128, Al Hujarat :9 dan An nisa : 144

Nabi saw. juga bersabda yang artinya

“Mendamaikan 2 muslim (yang


berselisih) hukummya boleh kecuali
perdamaian yang mengarah kepada
upaya mengharamkan yang halal dan
menghalalkan yang haram”
Contoh menghalakan yang haram adalah berdamai untuk riba,
sedangkan mengharamkan yang halal adalah mengharamkan jual beli
yang sah. (HR. Ibnu Hibban dan Turmudzi)
Rukun & Syarat Shulhu

Rukun Shulhu
 Mushalih yaitu dua belah pihak yang
melakukan akad sulhu untuk
mengakhiri pertengkaran atau
perselisihan.
 Mushalih ‘Anhu yaitu persoala yang
diperselisihkan
 Mushalih Bih yaitu sesuatu yang
dilakukan oelh salah satu pihak
Rukun & syarat sulhu
Syarat yang berhubungan dengan
Mushalih (orang yang berdamai) yaitu
disyaratkan mereka adalah orang yang
tindakannya di nyatakan sah secara
hukum. Jika tidak seperti anak kecil dan
orang gila maka tidak sah.
Contohnya sebagai berikut:
 Wali atas harta Syarat yang berhubungan dengan
 Pengampu atas harta
Musahlih bih :
 Nazir (pengawas) wakaf
 Berbentuk harta yang dapat di nilai,
diserah- terimakan, dan berguna.

 Di ketahui secara jelas sehingga


tidak ada kesamaran yang dapat
menimbulkan perselisihan.
Rukun & Syarat Shulhu

Syarat yang berhubungan


dengan mushalih ‘anhu yaitu
sesuatu yang diperkirakan
termasuk hak manusia yang Selain itu hal-hal yang dapat
boleh diiwadkan (diganti). ditambahkan adalah :
Jika berkaitan dengan hak-  Tidak ada paksaan.
hak Allah maka tidak dapat  Masalah yang didamaikan tidak
bershulhu. bertentangan dengan prinsip islam.
 Jika diandang perlu dapat
menghadirkan pihak ketiga. Sesuai
dengan Q.S. An Nisa ayat 35
Macam-Macam Shulhu

Perdamaian antar sesama muslim


Perdamaian antar muslim dan non-muslim
Perdaiman antara pemimpin negara
(imam/khalifah ) dengan kaum bughat
(pemberontak)
Perdamaian antar suami istri
Perdamaian dalam urusan muamalat dan lain-
lain
Berakhirnya shulhu

Ibra Mufadhah

Penggantian dengan
Membebaskan yang lain dengan cara
debitor dari menghibahkan,menjual
,atau menyewakan
sebagian sebagian barang yang
kewajibannya dituntut oleh
penggugat.
Hikmah Shulhu

Dapat menyelesaikan perselisihan dengan sebaik-baiknya


Dapat meningkatkan rasa ukhuwah islamiayah
Dapat menghilangkan rasa dendam dan erselisihan antar
sesama
Menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia untuk
mewujudkan keadilan.sesuai dengan Q.S. Al – Hujarat ayat 9
Mewujudkan kebahagiaan baik dalam individu maupun
masyarakat
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai