Anda di halaman 1dari 21

Diskusi topik

Penurunan kesadaran & status


epileptikus

TIARA GRHANESIA DENASHURYA, S.KED


I1011131016

PEMBIMBING:
DR. RANTI WALUYAN
Penurunan Kesadaran

 Kesadaran: suatu keadaan dimana seorang individu


sepenuhnya sadar akan diri sendiri, awas, waspada, dan
terorientasi dengan lingkungan sekitar
 Pengatur kesadaran:
Kedua hemisfer serebri
Ascending Reticular
Activating System (ARAS)
Penurunan kesadaran

 Penurunan kesadaran:
Kegawatan neurologi yang menjadi
petunjuk
kegagalan fungsi integritas otak
“final common pathway” dari gagal
organ seperti kegagalan jantung, nafas
dan sirkulasi akan mengarah kepada
gagal otak dengan akibat kematian.
 Kualitatif:
Kompos mentis – somnolen
- apatis- sopor/stupor – koma – Lock in
Penyebab penurunan
kesadaran
1. Gangguan metabolik
2. Gangguan glukosa
3. Gangguan oksigen
4. Gangguan sirkulasi darah
5. Toksik
6. Gangguan metabolik toksik
N Penyebab metabolik atau Keterangan
o sistemik
1 Elektrolit imbalans Hipo- atau hipernatremia, hiperkalsemia,
gagal ginjal dan gagal hati.
Penyebab Keterangan
2 Endokrin Hipoglikemia, ketoasidosis diabetik struktural
3 Vaskular Ensefalopati hipertensif Vaskular Perdarahan subarakhnoid, infark batang
4 Toksik Overdosis obat, gas karbonmonoksida kortikal bilateral

(CO) Infeksi Abses, ensefalitis, meningitis


Neoplasma Primer atau metastasis
5 Nutrisi Defisiensi vitamin B12
Trauma Hematoma, edema, kontusi hemoragik
6 Gangguan metabolic Asidosis laktat
Herniasi Herniasi sentral, herniasi unkus, herniasi singuli
7 Gagal organ Uremia, hipoksemia, ensefalopati Peningkatan TIK Proses desak ruang
hepatik
Pemeriksaan Penurunan Kesadaran

 Anamnesis
 riwayat perjalanan penyakit, riwayat trauma, riwayat penyakit,
riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat kelainan kejiwaan. 
kunci utama
 Pemeriksaan Fisik Umum
 Tanda Vital  ABCD, TD, HR, RR
 Bau nafas  foetor breath hepatic, urino smell, ruity smell
 Pemeriksaan Kulit
 Kepala
 Leher
 Thoraks, Abdomen, dan ekstremitas
 Pemeriksaan fisik neurologis
 Buka kelopak mata menentukan dalamnya
koma
 Deviasi kepala dan lirikan menunjukkan lesi
hemisfer ipsilateral
 Perhatikan mioklonus (proses metabolik),
twitching otot berirama (aktivitas seizure)
atau tetani (spontan, spasmus otot lama).
 Level kesadaran
Ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif (apatis, somnolen, delirium, spoor
dan koma) dan kuantitatif (menggunakan
GCS)
 Pemeriksaan fisik neurologis (Pupil mata)
 Diperiksa: ukuran, reaktivitas cahaya
 Simetris/ reaktivitas cahaya normal, Pupil
reaksi normal. reflek kornea dan okulosefalik
(-)  dicurigai suatu koma metabolik
 Mid posisi (2-5 mm), fixed dan irregular 
lesi mesenfalon fokal.
 Pupil reaktif pint-point  pada kerusakan
pons, intoksikasi opiat kolinergik.
 Dilatasi unilateral dan fixed  terjadi
herniasi.
 Pupil bilateral fixed dan dilatasi  herniasi
sentral, hipoksik-iskemi global, keracunan
barbiturat.
 Pemeriksaan fisik neurologis  Refleks okulovestibuler/okulosefalik (dolls eye
manuevre). Pemeriksaan doll’s eye tidak dilakukan pada pasien sadar, namun
pada pasien dengan penurunan kesadaran, reflex okulosefalik lebih dominan.
 Pemeriksaan fisik neurologis  Refleks kornea dan posisi kelopak mata5
 Koma  kelopak mata dalam keadaan tertutup dan mudah diangkat seperti halnya
dalam keadaan tidur.
 Jika kelopak mata yang sulit dibuka atau saat dibuka langsung tertutup kembali 
gerakan yang volunter dan dapat menandakan bahwa pasien tidak sepenuhnya
dalam keadaan koma.
 Respon mengedip terhadap suara keras atau sinar lampu pada pasien dalam
persistent vegetative state  jaras sensoris aferen ke batang otak masih baik
 Bell’s Phenomenon  jaras reflek dari nervus trigeminal menuju tegmentum batang
otak lalu kembali ke nervus oculomotor dan facial masih dalam keadaaan intak/baik
 X Lesi struktural pada mesencephalon
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan gas darah, Pemeriksaan darah (darah perifer lengkap (DPL), keton, faal
hati, faal ginjal dan elektrolit), Pemeriksaan toksikologi, dari bahan urine darah dan
bilasan lambung, Pemeriksaan khusus meliputi pungsi lumbal, CT scan kepala, EEG,
EKG, foto toraks dan foto kepala.
pemeriksaan
penurunan kesadaran
Tatalaksana penurunan kesadaran

1. Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher


sedikit ekstensi
2. Pastikan oksigenasi
3. Pertahankan AIRWAY, BREATHING, dan CIRCULAITION
4. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang
infus sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel
darah.
5. Pemeriksaan EKG dan gula darah
6. Padang NGT, DC (K/p perlu)
Status epileptikus
terjadinya dua atau lebih rangkaian kejang
tanpa adanya pemulihan kesadaran
diantara kejang atau aktivitas kejang yang
berlangsung lebih dari 30 menit.
Pemeriksaan Status Epileptikus
Tonic clonic seizure Nonepileptic psychogenic Convulsive syncope
seizure
Duration 30s to 2 minutes Can be prolonged, often -30s
stop and start again
Trigger Sometimes Yes
Aura Yes, if focal onset Sometimes Lightheaded, blurred
vission, muffied sound
Eyes uring Almost always open Almost always closed Open or closed
event
Jerking Tonic, then clonic Irregular, varying amplitude Limb stiffened, brief
and intensity, waxing and 1-5 jerks
waning
Injury Sometimes, lateral tongue bite Rare Sometimes

Vocalisation Moan at onset or deep cry during Usually none Sometimes


tonic phase
Postictal 10 min to hours what do you next Variable Brief (<15s) what do
drowsiness remember? Appeared flushed you next remember?
Appeared pale
Klasifikasi Menurut ILAE (International League
Against Epilepsy
diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik umum
 Pemeriksaan neurologi
 Pemeriksaan penunjang :
 pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan pencitraan otak
 Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaaan hematologi, pemeriksaan
kadar OAE
 EKG
Status Epileptikus

Glukosa 40% 50 ml; Tiamin 100 mg;


Diazepam 0,3 mg/kgBB (maks 20 mg) kec.5 mg/mnt
Fenitoin 18 mg/kgBB (maks.50 mg/mnt)
(dapat dinaikkan maks 30 mg/kg)

20-30 min

Fenobarbital 20 mg/kg (<100 mg/min)

40-60 min

Pentobarbital 5 mg/kg iv
dilanjutkan 1 mg/kg/jam

60 min
Anestesia
Aspirasi Edema Disseminated Gagal ginjal
Pneumonia otak Intravascular akut KOMPLIKASI
Coagulation (DIC)
Hipoglikemia Asidosis Gangguan Hiperkarbia
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Hipertensi Edema Hipertermia
pulmonal paru

Prognosis
a. Penyakit dasar
b. Kecepatan penanganan kejang
c. Komplikasiv

Anda mungkin juga menyukai