Anda di halaman 1dari 19

Pelatihan Keterampilan Melatih

BAB 1
Pendekatan pada Pelatihan Berdasarkan
Kompetensi
ALASAN UNTUK MENGIKUTI SUATU
PELATIHAN:

• Tertarik pada topiknya


• Dapat memperbaiki
pengetahuan &
keterampilan untuk
meningkatkan kinerja
• Ingin terlibat secara
aktif dalam berbagai
kegiatan dalam
pelatihan
TUJUAN SESI:

Setelah sesi ini, peserta mampu mendeskripsikan:

– belajar hingga mahir (mastery learning)


– prinsip orang dewasa belajar (adult learning)
– metode pelatihan berdasarkan kompetensi
(competency-based training)
– bimbingan (coaching)
– tehnik humanistik (humanistik technique)
Tujuan Instruksional Khusus
Untuk mencapai tujuan
sesi, peserta harus
mampu:
– Mengidentifikasi tujuan
akhir pelatihan
– Menggunakan prinsip
matery learning
– Menjelaskan ciri-ciri
pelatihan yang efektif
– Menjelaskan tanggung-
jawab pelatih-peserta
– Menentukan kriteria calon
pelatih
PENDEKATAN PELATIHAN

PELATIHAN BERDASARKAN KOMPETENSI


• Mastery Learning
• Cara Orang Dewasa Belajar
• Coaching
• Humanistik

PARTISIPATIF PRAKTIS RELEVAN


BELAJAR HINGGA MAHIR
(Mastery Learning)
Peserta dapat mencapai
tahap kompeten jika
tersedia cukup waktu dan
sesuai metode
pembelajarannya.

Penilaian proses
pembelajaran:
• Berdasarkan kompetensi
• Dinamis
• Dalam suasana positif &
bebas dari rasa cemas
CIRI UTAMA PELATIHAN YANG EFEKTIF

Pelatihan keterampilan yang efektif dirancang


dan diselenggarakan sesuai dengan prinsip-
prinsip orang dewasa belajar, dijalankan secara
partisipatif, relevan dan praktis:
– menggunakan perilaku panutan (behavior
modeling)
– berdasarkan kompetensi
– menggunakan tehnik humanistik
Prinsip Orang Dewasa Belajar
• Pembelajaran produktif bila peserta siap belajar.
• Pembelajaran efektif jika dikembangkan dari apa yang
diketahui atau sesuai pengalaman peserta.
• Waktu lebih efisien jika peserta tahu apa yang perlu
dipelajari.
• Variasi metode dan tehnik memudahkanb proses
pembelajaran.
• Praktik sangat penting untuk akuisisi - kompetensi.
• Repetisi diperlukan untuk kompetensi atau profisiensi
• Semakin realistik situasi belajar, semakin efektif proses
belajar
• Perlu umpan-balik untuk pencapaian tingkat kompetensi
Perilaku Panutan (Behavior Modeling)
• Pada kondisi ideal, seseorang
akan belajar lebih cepat dan
efektif dengan mengamati
orang lain (model) bekerja

• Pencontohan (modeling)
bermanfaat bila model
memperagakan (performing)
secara jelas prosedur yang
dipelajari/harus dikuasai

• Perlu prosedur standard atau


langkah-langkah baku kegiatan
yang sederhana, efektif dan
mampu-laksana
Tabel 1-1: Tahapan Keterampilan
• Skill Acquisition: Mengenali langkah-langkah dan urutan
untuk melaksanakan prosedur atau kegiatan tetapi masih
perlu bantuan untuk mengerjakannya secara benar.

• Skill Competency: Mengetahui langkah-langkah dan urutan


dan dapat melaksanakan prosedur atau kegiatan walaupun
waktu untuk menyelesaikan hal tersebut, belum efisien.

• Skill Proficiency : Menguasai langkah-langkah dan urutan


dan mahir melaksanakan prosedur atau kegiatan serta
waktu kerja menyelesaikan hal tersebut, sangat efisien
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
(Competency-based Training)

• Belajar sambil mengerjakan (learning by doing)


• Terfokus (esensial & spesifik)
• Lebih mengutamakan kinerja
• Pelatih sebagai fasilitator proses pembelajaran
• Memakai prosedur baku untuk mempelajari
keterampilan & penilaian kinerja
• Penilaian kompetensi: obyektif & komprehensif
• Mengutamakan metode partisipatif daripada pasif
Tabel 1-2: Hubungan daya ingat dengan metoda
penyajian

JENIS PENYAJIAN DAYA INGAT


sesudah 3 jam sesudah 3 hari
Ceramah verbal 25% 10-20%
Tulisan/membaca 72% 10%
Visual & verbal 80% 65%
Interaktif (RP, Practice) 90% 70%
Coaching
• Komponen utama untuk membantu peserta memperoleh
keterampilan/kompetensi (bimbingan, tehnik interaktif,
pemecahan masalah dan suasana positif dalam pelatihan

• Membimbing peserta memahami prosedur yang


diperlukan, menggunakan alat peraga/simulator & media
(slide/video).

• Pengembangan keterampilan diamati & difasilitasi secara


langsung untuk memantau kemajuan proses belajar dan
menolong peserta mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi.
Umpan Balik selama “coaching”

• Sebelum praktik - mengkaji pengembangan


keterampilan dan perbaikan yang akan dilaksanakan
dalam praktik.

• Pada waktu praktik - mengamati, membimbing, dan


memberi umpan-balik saat peserta melaksanakan
prosedur

• Setelah praktik – umpan-balik berdasarkan catatan


pada penuntun belajar dan mendiskusikan kesesuaian
tampilan dengan standar kinerja
Tehnik Pelatihan Humanistik
• Kompetensi  peserta praktik pada kasus nyata
Berlatih  peserta menggunakan model/simulator
selama pembelajaran

• Simulator dapat mengurangi jumlah mahluk hidup


untuk percobaan dan praktik keterampilan, waktu
belajar lebih singkat, dan mengurangi risiko peserta,
staf & lingkungan

• Prinsip humanistik  perlakukan peserta sebagai


individu yang perlu dihormati, dipahami, dan diterima
segala kekurangan dan kelebihannya
TANGGUNG JAWAB PELATIH DAN PESERTA

• Mencapai tujuan pelatihan adalah tanggung-


jawab pelatih & peserta.
• Pelatih membantu peserta memperoleh
kompetensi
• Pelatih memfasilitasi proses belajar,
menampilkan kinerja dan perilaku yang baik.
• Peserta terlibat aktif dan berkontribusi dalam
setiap proses pembelajaran
• Kualitas pembelajaran tergantung dari motivasi
dan kerjasama peserta
Trainer Development Pathway
Penyiapan Pelatih dan Proses Kualifikasi

Service Provider

Clinical Skill Standardization

Qualified Service Provider


CTS Course or
CTS Course CTS Course or Course on Classroom
Coaching Course

Qualified Clinical Qualified Classroom


Qualified Clinical Trainer
Instructor Instructor

ATS Course CTS Course ATS Course CTS Course ATS Course

Qualified Advanced Qualified Advanced Qualified Advanced


Trainer Clinical Instructor Classroom Instructor

Instructional
Design Course

Qualified Master Trainer


Kriteria Calon Pelatih
• Profisien - praktisi yang ahli
dalam bidangnya

• Tertarik pada pelatihan -


mempunyai minat dan
cukup waktu untuk belajar
dan melatih.

• Manusiawi - berniat
membantu orang lain,
rendah hati,mengutamakan
kesetaraan dan selalu
berupaya untuk menjadi
lebih baik
RINGKASAN

• Pelatihan  membuat petugas/praktisi bekerja


lebih efektif.
• Prinsip mastery learning  proses pembelajaran
jadi efektif dan hasilnya sangat luar biasa.
• Tehnik humanistik menghemat waktu/biaya
pelatihan
• Mencapai tujuan pelatihan adalah tanggung-
jawab pelatih dan peserta
• Gunakan kriteria yang sesuai untuk
mendapatkan calon pelatih berkualifikasi dan
mencintai profesinya

Anda mungkin juga menyukai