Anda di halaman 1dari 74

PEDOMAN WHO UNTUK

PENYARINGAN DAN PENGOBATAN


SIMPILIS UNTUK WANITA HAMIL

.
PEDOMAN WHO UNTUK PENYARINGAN DAN PENGOBATAN SIPILIS
UNTUK WANITA HAMIL

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah masalah kesehatan masyarakat utama di


seluruh dunia, yang mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan morbiditas
serius dan kematian.

IMS memiliki dampak langsung pada kesehatan reproduksi dan anak melalui
infertilitas, kanker dan komplikasi kehamilan, dan mereka memiliki dampak tidak
langsung melalui peran mereka dalam memfasilitasi penularan seksual virus human
immunodefisiensi (HIV) dan dengan demikian mereka juga berdampak pada ekonomi
nasional dan individu.
Lebih dari satu juta IMS diperoleh setiap hari. Pada 2012, diperkirakan 357 juta
kasus baru IMS yang dapat disembuhkan (gonore, klamidia, sifilis, dan trikomoniasis)
terjadi di antara usia 15 hingga 49 tahun di seluruh dunia, termasuk 5,6 juta kasus
sifilis. Diperkirakan ada 18 juta kasus umum sifilis.
Sifilis adalah IMS bakteri yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis ditularkan melalui kontak
seksual dengan lesi infeksi pada selaput lendir atau kulit yang terabrasi, melalui transfusi darah, atau
secara transplasenta dari seorang wanita hamil ke janinnya.

Pada 2012, diperkirakan 350.000 hasil kehamilan yang merugikan di seluruh dunia

dikaitkan dengan sifilis, termasuk 143.000 lebih awal kematian janin / lahir mati, 62.000 kematian
bayi baru lahir, 44000 bayi prematur / berat badan lahir rendah dan 102.000 bayi yang terinfeksi
dapat dengan mudah disembuhkan dengan perawatan, dan risiko hasil buruk pada janin minimal jika
ibu menerima perawatan yang memadai selama awal kehamilan - idealnya sebelum trimester kedua
PEDOMAN DASAR
Sejak publikasi Pedoman WHO untuk manajemen infeksi menular seksual pada tahun 2003,
perubahan dalam epidemiologi IMS dan kemajuan dalam pencegahan, diagnosis dan pengobatan
memerlukan perubahan dalam manajemen IMS.

Skrining semua wanita hamil untuk sifilis pada kunjungan perawatan antenatal pertama
direkomendasikan di banyak negara di dunia dan sedang ditingkatkan dengan cepat di negara-
negara yang berkomitmen untuk menghilangkan penularan dari ibu ke anak (EMTCT) dari HIV dan
sifilis yang meliputi tes non-treponemal berbasis laboratorium (mis. RPR dan VDRL) dan tes treponemal
(mis. TPPA, TPHA).
Rekomendasi yang berkaitan dengan pengobatan sifilis untuk wanita hamil telah disalin
langsung dari pedoman WHO 2016 untuk pedoman pengobatan Treponema pallidum
(sifilis) dan rujukan dibuat (dan tautan disediakan untuk kemudahan penggunaan) dengan
rekomendasi untuk pengobatan sifilis kongenital, yang juga dimasukkan dalam publikasi
2016.

Modul lain yang disetujui oleh Komite Peninjau Pedoman WHO (GRC) adalah untuk
perawatan Chlamydia trachomatis (chlamydia), Neisseria gonorrhoeae (gonore), genital
herpes simplex virus (HSV genital) dan Treponema pallidum (sifilis).
TUJUAN
Tujuan pedoman ini adalah:

Untuk memberikan panduan berbasis bukti tentang skrining sifilis dan perawatan untuk
wanita hamil; dan

Untuk mendukung negara-negara untuk memperbarui pedoman nasional mereka untuk


skrining sifilis dan perawatan untuk wanita hamil.
METODE
Pedoman ini dikembangkan mengikuti metode yang dijabarkan dalam buku pedoman WHO 2014 untuk
pengembangan pedoman. Kelompok Pengembangan Pedoman (GDG) termasuk pakar STI internasional,
dokter, peneliti dan manajer program.

Seorang ahli metodologi dan tim peninjau sistematis dari Universitas McMaster, Pusat Kerjasama WHO
untuk Kebijakan yang Diinformasikan-Bukti, secara independen melakukan tinjauan sistematis atau
ulasan sistematis terbaru dari literatur untuk akurasi diagnostik dan efektivitas skrining sifilis yang
berbeda dan strategi pengobatan. Analisis efektivitas biaya digunakan untuk menginformasikan
rekomendasi ini. Bukti dinilai menggunakan pendekatan Penilaian Penilaian, Pengembangan dan
Evaluasi (GRADE) dan disajikan kepada GDG.
REKOMENDASI

Rekomendasi dirangkum dalam Tabel 1 dan 2 berlaku untuk wanita hamil untuk skrining dan

pengobatan sifilis. Rekomendasi ini membahas strategi skrining sifilis dalam pengaturan perawatan yang

berbeda, urutan tes yang optimal untuk skrining sifilis, dan perawatan selanjutnya. Rekomendasi untuk

pengobatan sifilis pada wanita hamil dan sifilis bawaan telah dipublikasikan sebelumnya dan

diperbarui (2016) dalam pedoman WHO untuk pengobatan Treponema pallidum (sifilis).

Rekomendasi yang sama untuk pengobatan sifilis pada wanita hamil (lihat Tabel 2) dimasukkan dalam

pedoman ini untuk memberikan pendekatan komprehensif untuk mengelola wanita hamil, termasuk

rekomendasi untuk skrining dan pengobatan.


TABEL 1. RINGKASAN REKOMENDASI TENTANG SKRINING SIFILIS DAN
STRATEGI PENGOBATAN UNTUK WANITA HAMIL
Kekuatan rekomendasi dan
Rekomendasi ku alitas b u kti
Skrining u ntu k ib u sifilis
Recommendation 1

Pedoman IMS WHO merekomendasikan skrining semu a wanita h amil u ntuk sifilis
Rekomendasi kuat, bukti
selama ku nju ngan perawatan antenatal pertama.
kualitas sedang

Keterangan: Rekomendasi ini b erlaku u ntu k semu a pengatu ran, termasu k


pengatu ran dengan prevalensi sifilis yang tinggi atau rendah.
Skrining strategi
Rekomendasi 2

Dalam pengatu ran dengan caku pan rendah skrining sifilis dan pengob atan u ntuk
wanita h amil, mangkir yang tinggi dari ib u hamil, atau kapasitas lab oratorium
terb atas, pedoman STI WHO menyarankan tes di tempat (Strategi A, B dan C)
daripada standar skrining d an strategi perawatan b erb asis lab oratoriu m di
tempat.

Rekomendasi 3
Rekomendasi bersyarat,
Dalam pengatu ran dengan prevalensi sifilis yang rendah (di bawah 5%), pedoman bukti berkualitas rendah
IMS WHO menyarankan tes sifilis cepat (RST) tu nggal di tempat digu nakan u ntuk
menyaring wanita h amil (Strategi A) daripada reagin plasma cepat tu nggal di
tempat. (RPR) tes (Strategi B).

Rekomendasi 4

Dalam pengatu ran dengan prevalensi sifilis yang tinggi (5% atau lebih), pedoman
IMS WHO menyarankan tes sifilis cepat di tempat (RST) dan, jika positif, Rekomendasi bersyarat,
pemb erian dosis pengob atan pertama dan reagin plasma cepat (RPR) tes, dan
bukti berkualitas rendah
kemu dian, jika tes RPR positif, pemb erian pengob atan sesu ai dengan du rasi sifilis
(Strategi C). Pedoman IMS WHO menyarankan uru tan tes dan perawatan ini
daripada RST (Strategi A) di tempat atau tes RPR di tempat (Strategi B).

Keterangan: Rekomendasi ini tidak b erlaku u ntu k negara-negara yang dapat


memb erikan strategi penyaringan dan pengob atan b erb asis lab oratoriu m yang
tepat / b erku alitas tinggi. Namu n, dalam b eb erapa pengatu ran mungkin ada Rekomendasi bersyarat,
tantangan menyediakan strategi dan / bukti berkualitas rendah

atau serangkaian tes. Ketika su mb er daya tidak mengizinkan penggu naan


serangkaian tes,

tes sifilis cepat (RST) (Strategi A) tu nggal di tempat disarankan u ntu k memastikan
caku pan skrining yang leb ih b esar meskipun ju mlah wanita hamil yang akan
dirawat b erleb ih karena tingginya tingkat hasil positif palsu. Pengob atan
didasarkan pada du rasi sifilis, menu rut pedoman WHO u ntu k pengob atan
Treponema pallidu m (sifilis) b .
TABEL 2. RINGKASAN REKOMENDASI YANG ADA
TENTANG PENGOBATAN SIFILIS UNTUK WANITA HAMIL
Kekuatan
Rekomendasi rekomendasi dan
kualitas bukti
Sifilis dini (sifilis laten primer, sekunder, dan awal dengan durasi tidak lebih dari dua
tahun)
Rekomendasi 5

Pada wanita hamil dengan sifilis dini, pedoman IMS WHO merekomendasikan
Rekomendasi kuat,
benzathine penicillin G 2,4 juta unit setelah intramuskuler tanpa pengobatan..
bukti berkualitas
sangat rendah
Rekomendasi 6

Pada wanita hamil dengan sifilis dini, pedoman IMS WHO menyarankan penggunaan
benzathine penicillin G 2,4 juta unit sekali secara intramuskular dibandingkan prokain
penisilin 1,2 juta unit secara intramuskuler sekali sehari selama 10 hari.

Ketika benzathine atau prokain penisilin tidak dapat digunakan (misalnya karena alergi
penisilin di mana desensitisasi penisilin tidak mungkin) atau tidak tersedia (mis. Karena
kehabisan persediaan), pedoman STI WHO menyarankan untuk menggunakan, dengan
hati-hati,erythromycin 500 mg secara oral empat kali sehari selama 14 hari atau
seftriakson 1 g intramuskuler sekali sehari selama 10-14 hari atau azitromisin 2 g sekali
oral.

Keterangan: Meskipun erythromycin dan azithromycin mengobati wanita hamil,

mereka tidak melewati penghalang plasenta sepenuhnya dan akibatnya janin tidak
dirawat. Oleh karena itu perlu untuk merawat bayi yang baru lahir segera setelah Rekomendasi
melahirkan (lihat rekomendasi 9 dan 10 dalam pedoman WHO untuk pengobatan sifilis, bersyarat, bukti
yang merujuk pada sifilis bawaan). Ceftriaxone adalah opsi yang mahal dan dapat berkualitas sanga t
disuntikkan. Doxycycline tidak boleh digunakan pada wanita hamil. Karena sifilis selama rendah
kehamilan dapat menyebabkan komplikasi buruk yang parah pada janin atau bayi baru
lahir, kehabisan benzathine penicillin untuk digunakan dalam perawatan antenatal
harus dihindari.
Kekuatan
Rekomendasi rekomendasi dan
kualitas bukti
Sifilis lanjut (infeksi berdurasi lebih dari dua tahun tanpa bukti infeksi treponemal)
Rekomendasi 7

Pada wanita hamil dengan sifilis terlamb at (durasi lebih dari dua tahun) atau tahap
sifilis yang tidak diketahui, pedoman WHO STI merekomendasikan benzathine
penicillin G 2,4 juta unit secara intramuskuler sekali seminggu selama tiga minggu Rekomendasi kuat,
berturut-turut selama tanpa perawatan. bukti berkualitas
sangat rendah
Keterangan: Interval antara dosis berturut-turut benzathine penicillin tidak boleh lebih
dari 14 hari.

Rekomendasi 8

Pada wanita hamil dengan sifilis terlamb at (durasi lebih dari dua tahun) atau tahap
sifilis yang tidak diketahui, pedoman WHO IMS menyarankan benzathine penicillin G
2,4 juta unit secara intramuskuler sekali seminggu selama tiga minggu berturut-turut
selama prokain penisilin

1,2 juta unit secara intramuskuler sekali sehari selama 20 hari

Ketika benzathine atau prokain penisilin tidak dapat digunakan (misalnya karena
alergi penisilin di mana desensitisasi penisilin tidak mungkin) atau tidak tersedia
(misalnya karena kehab isan persediaan), pedoman IMS WHO menyarankan
penggunaan, dengan hati-hati, eritromisin 500 mg empat kali per oral setiap hari
selama 30 hari.

Keterangan: Walaupun erythromycin merawat wanita hamil, eritromisin tidak Rekomendasi


sepenuhnya melewati sawar plasenta dan akibatnya janin tidak diobati. Oleh karena itu bersyarat, bukti
perlu untuk merawat bayi yang baru lahir segera setelah melahirkan (lihat rekomendasi berkualitas sangat
9 dan 10 dalam pedoman WHO untuk pengobatan sifilis, yang merujuk pada sifilis rendah
bawaan). Doxycycline tidak boleh digunakan pada wanita hamil. Karena sifilis selama
kehamilan dapat menyebabkan komplikasi buruk yang parah pada janin atau bayi baru
lahir, kehabisan b enzathine penicillin untuk digunakan dalam perawatan antenatal
harus dihindari.
GAMBARAN UMUM PEDOMAN UNTUK
PENCEGAHAN,
PENGOBATAN DAN MANAJEMEN IMS
GAMBARAN UMUM PEDOMAN UNTUK PENCEGAHAN,
PENGOBATAN DAN MANAJEMEN IMS
EPIDEMIOLOGI IMS
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
mempengaruhi kualitas kehidupan dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang serius.
Di seluruh dunia, pada 2012, ada perkiraan 357 juta kasus baru IMS yang dapat
disembuhkan pada usia 15–49 tahun. 131 juta kasus klamidia, 78 juta kasus gonore, 6 juta
kasus sifilis dan 142 juta kasus trikomoniasis. Prevalensi beberapa IMS virus juga tinggi,
dengan perkiraan 417 juta orang terinfeksi dengan virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2) dan
sekitar 291 juta wanita terinfeksi human papillomavirus (HPV).
Pada 2012, diperkirakan 930.000 ibu terinfeksi sifilis mengakibatkan 350.000 komplikasi
kehamilan termasuk IUFD, kematian neonatal, kelahiran prematur dan bayi yang terinfeksi.
MENGAPA PEDOMAN BARU UNTUK PENCEGAHAN,PENGOBATAN DAN MANAJEMEN I MS?

Ada kebutuhan mendesak untuk memperbarui rekomendasi penanganan untuk


menanggapi secara efektif pola resistensi antimikroba (AMR) IMS, terutama untuk
Neisseria gonorrhoeae.
Level tinggi resistensi gonokokal terhadap kuinolon, yang sebelumnya
pengobatan lini pertama yang direkomendasikan, tersebar luas
danpenurunan kerentanan terhadap spektrum luas sefalosporin (generasi
ketiga), lini pertama yang lain pengobatan untuk gonore sedang meningkat.
Resistensi terhadap azitromisin dan kegagalan pengobatan telah dilaporkan di strain
Treponema pallidum, N. gonorrhoeae dan Mycoplasma genitalium. Tambahan, contoh
kegagalan pengobatan telah dilaporkan untuk tetrasiklin dan makrolida dalam
pengobatan Chlamydia trachomatis.
Tes diagnostik cepat (POCT) mengubah manajemen IMS. Diagnosis sifilis dengan tes
cepat tersedia luas, membuat skrining sifilis lebih mudah diakses dan memungkinkan
untuk inisiasi penanganan bagi mereka yang dites positif.
Diperlukan pedoman yang diperbarui untuk memasukkan tes cepat ke dalam
manajemen sindrom IMS dan menyediakan algoritma untuk pengujian dan
penyaringan.
PENDEKATAN TERHADAP REVISIPEDOMAN IMS

Untuk memastikan perawatan yang efektif untuk semua IMS, WHO


berencana melakukan pendekatan bertahap untuk memperbarui pedoman
IMS. Empat fase telah diusulkan oleh Sekretariat IMS WHO dan disetujui
oleh Kelompok Pengembangan Pedoman IMS
PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI DAN BEBAN DARI PENYAKIT

Sifilis  infeksi menular seksual bakteri (IMS) yang disebabkan oleh


Treponema pallidum.
WHO Th 2012, 5.6 juta kasus baru sifilis terjadi pada remaja dan orang
dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia dengan tingkat insidensi global
1,5 kasus per 1000 wanita dan 1,5 per 1.000 pria.
Diperkirakan 350.000 hasil kehamilan yang merugikan di seluruh dunia
dikaitkan dengan sifilis, termasuk 143.000 kematian janin dini / lahir mati,
62.000 kematian neonatal, 44.000 bayi prematur / berat badan lahir
rendah dan 102.000 bayi yang terinfeksi.
Infeksi sifilis primer dan sekunder yang tidak diobati pada wanita hamil  hasil kehamilan
yang buruk, termasuk kematian janin.
Sifilis kongenital dapat dicegah  melalui penerapan penyaringan dini dan strategi
pengobatan sifilis yang efektif pada wanita.
DIAGNOSA DAN SKRINING
LABORATORIUM
Diagnosis sifilis :
Riwayat pasien
Pemeriksaan fisik
Pengujian laboratorium dan
Radiologi

 Penderita sifilis  Kebanyakan asimptomatik, maka dari itu perlu dilakukan skrining terutama pada
wanita hamil dengan menggunakan tes laboratorium.
DIAGNOSA DAN SKRINING
LABORATORIUM
Tes Laboratorium yang tersedia untuk sifilis :
Metode deteksi langsung (mis.
Mikroskop lapangan gelap, tes
antibodi fluoresen langsung dan Pemeriksaan cairan
uji amplifikasi asam nukleat), serebrospinal.
serologi (tes treponemal dan non-
treponemal)
SEROLOGI SIFILIS

Non-treponemal , ada2 yaitu :


 rapid plasma reagin (RPR)test
 venereal disease research laboratory (VDRL) test .
• Tes-tes ini mendeteksi antibodi imunoglobin M atau G (IgM atau IgG)
anti-lipid
• Tidak spesifik untuk sifilis

Treponemal, Tes Treponema meliputi uji Treponema pallidum


haemaglutinasi (TPHA), uji aglutinasi partikel Treponema pallidum (TPPA)
dan uji serapan antibodi treponemal fluoresen (FTAABS)
• Tes-tes ini sangat spesifik karena mereka mendeteksi antibodi terhadap antigen
spesifik treponemal;
• Tes treponema harus tetap dikombinasi dengan tes nontreponema. Hal tersebut
untuk membedakan apakah infeksi pada pasien adalah infeksi yang aktif, atau
infeksi yang terjadi di masa lalu namun sudah berhasil disembuhkan.
Rapid test Syphilis
Tes-tes ini sangat spesifik karena mereka mendeteksi antibodi terhadap antigen spesifik treponemal
Tes treponema harus tetap dikombinasi dengan tes nontreponema. Hal tersebut untuk membedakan
apakah infeksi pada pasien adalah infeksi yang aktif, atau infeksi yang terjadi di masa lalu namun
sudah berhasil disembuhkan.
1.3 DASAR UNTUK REKOMENDASI BARU
Berdasarkan Pedoman WHO th 2003, merekomendasikan untuk melakukan
skrining dini dan pengobatan wanita hamil dengan sifilis, idealnya sebelum
trimester kedua kehamilan, untuk mencegah komplikasi janin. Maka dari itu
negara-negara sangat membutuhkan panduan tentang bagaimana memilih
dan menerapkan strategi penyaringan yang paling tepat untuk sifilis dalam
kehamilan untuk memastikan bahwa cakupan skrining sifilis meningkat dan
bahwa semua wanita hamil dengan sifilis menerima perawatan yang
memadai.
1.4 TUJUAN
Tujuan petunjuk ini adalah:
• Untuk memberikan panduan berbasis bukti tentang skrining sifilis dan
perawatan untuk wanita hamil; dan
• Untuk mendukung negara-negara untuk meminta izin nasional mereka untuk
skrining sifilis dan perawatan untuk wanita hamil.
1.5 AUDIENSI SASARAN
Pedoman ini terutama ditujukan untuk penyedia layanan kesehatan di semua
tingkatan (primer, sekunder dan tersier) dari sistem layanan kesehatan yang
terlibat dalam perawatan dan manajemen orang dengan IMS di negara
berpenghasilan rendah, menengah dan tinggi.
1.6 STRUKTUR PANDUAN
Memberikan rekomendasi berbasis bukti untuk skrining sifilis dan pengobatan untuk
wanita hamil untuk mencegah penularan sifilis dari ibu ke anak.
Memberikan arahan bagi negara ketika mereka mengembangkan rekomendasi
nasional; namun, pedoman nasional juga harus mempertimbangkan infrastruktur
laboratorium yang ada, kapasitas layanan kesehatan dan sumber daya.
Mencakup rekomendasi yang berkaitan dengan skrining sifilis dan strategi
perawatan dalam pengaturan layanan kesehatan yang berbeda, termasuk urutan tes
yang optimal untuk skrining sifilis dan optimal pendekatan untuk perawatan
selanjutnya berdasarkan bukti terbaru dan pada tes laboratorium yang tersedia.
Pedoman ini menggabungkan rekomendasi untuk pengobatan sifilis untuk wanita
hamil dari pedoman WHO untuk pengobatan Treponema pallidum (sifilis).
METODE
METODE
Pedoman ini dikembangkan mengikuti metode yang diuraikan dalam edisi 2014 dari
Buku pedoman WHO untuk pengembangan pedoman.
Metode untuk pengembangan rekomendasi untuk skrining sifilis untuk hamil wanita
dan metode spesifiknya untuk pengobatan sifilis pada wanita hamil dijelaskan dalam
pedoman WHO untuk perawatan Treponema pallidum (syphilis). Dua pedoman ini
telah dikembangkan bersama dan saling terkait.
2.1 KELOMPOK PENGEMBANGAN PANDUAN (GDG)

Berfungsi untuk memperbarui pedoman WHO untuk pencegahan, pengobatan dan


manajemen IMS. GDG terdiri dari 33 ahli IMS internasional, termasuk dokter, peneliti
dan program manajer.
2.2 PERTANYAAN DAN HASIL
Desember 2013, pertemuan GDG pertama diadakan untuk mengidentifikasi dan
menyepakati kunci dari PICO (populasi, intervensi, komparasi, outcome).
Pertanyaan PICO diidentifikasi untuk skrining sifilis untuk wanita hamil termasuk
pertanyaan yang berkaitan dengan pilihan tanpa skrining, massa strategi
perawatan.
2.3 TINJAUAN BUKTI
Tinjauan sistematis untuk setiap pertanyaan prioritas dilakukan oleh Universitas
McMaster, Pusat Kerja Sama WHO. Bukti untuk hasil yang diinginkan dan tidak
diinginkan, nilai dan preferensi pasien, sumber daya, penerimaan, ekuitas dan
kelayakan ditinjau dari literatur yang diterbitkan dan tidak diterbitkan.
KUALITAS / KEPASTIAN DINILAI MENGGUNAKAN
PENILAIAN REKOMENDASI, PENDEKATAN PENGEMBANGAN
DAN EVALUASI (GRADE).
Kualitas dinilai dari empat tingkatan :
• Tinggi - Sangat yakin bahwa efek sebenarnya terletak dekat dengan perkiraan efeknya.
• Sedang - Cukup yakin dengan efeknya; efek sebenarnya cenderung dekat, tetapi ada
kemungkinan untuk hasil yang sangat berbeda.
• Rendah - Kepercayaan pada estimasi efek terbatas; efek sebenarnya mungkin sangat
berbeda dari perkiraan efeknya.
• Sangat rendah - Sedikit kepercayaan pada efeknya memperkirakan; efek sejatinya
kemungkinan besar secara substansial berbeda dengan perkiraan efeknya.
2.4 PEMBUATAN REKOMENDASI
Menurut pendekatan GRADE, kekuatan rekomendasi disajikan menggunakan kata-
kata "pedoman WHO pada IMS merekomendasikan ... ", sementara rekomendasi
bersyarat diucapkan sebagai "Pedoman WHO pada IMS menyarankan ..." untuk
keseluruhan pedoman. Implikasinya dijelaskan pada Tabel 4.
TABEL 4. IMPLIKASI REKOMENDASI YANG KUAT DAN KONDISIONAL MENGGUNAKAN
PENDEKATAN GRADE
Implikasi Rekomendasi kuat Rekomendasi bersyarat
"Pedoman WHO pada IMS merekomendasikan "Pedoman WHO pada IMS menyarankan ..."
..."
Untuk Kebanyakan orang dalam situasi ini pasti Mayoritas individu dalam situasi ini ingin tindakan yang
pasien menginginkan tindakan yang disarankan. disarankan.
Alat bantu pengambilan keputusan formal tidak
mungkin diperlukan untuk membantu individu
membuat keputusan konsisten dengan nilai dan
preferensi mereka.
Untuk Kebanyakan individu harus menerima tindakan Dokter harus membantu setiap individu sampai pada
dokter yang direkomendasikan. Ketaatan pada keputusan manajemen yang konsisten.
rekomendasi ini menurut pedoman dapat Alat bantu pengambilan keputusan mungkin bermanfaat
digunakan sebagai kriteria kualitas atau indikator untuk membantu individu membuat keputusan yang
kinerja. konsisten dengan nilai dan preferensi mereka.
Rekomendasi dapat diadopsi sebagai kebijakan dalam kebanyakan situasi.
Untuk Pembuatan kebijakan akan membutuhkan debat
pembuat substansial dan keterlibatan berbagai pemangku
kebijaka kepentingan.
n
2.5 MANAJEMEN KONFLIK KEPENTINGAN

Manajemen konflik kepentingan adalah prioritas utama sepanjang proses


pengembangan pedoman.
Pedoman WHO untuk pernyataan kepentingan (DOI) untuk para ahli telah
diimplementasikan. Pernyataan DOI diperoleh dari semua anggota GDG.
Setelah menganalisis setiap DOI, Sekretariat WHO menyimpulkan bahwa tidak ada
anggota memiliki minat keuangan atau komersial terkait dengan pengobatan IMS.
Tim IMS menyimpulkan bahwa tidak ada konflik kepentingan yang signifikan yang
akan mengeksklusi anggota mana pun dari partisipasi penuh dalam proses
pengembangan pedoman.
REKOMENDASI UNTUK SKRINING SIFILIS
DAN PENGOBATANNYA PADA WANITA
HAMIL
REKOMENDASI UNTUK SKRINING SIPILIS UNTUK WANITA
HAMIL
REKOMENDASI 1
Rekomendasi 1
Pedoman WHO merekomendasikan semua wanita hamil untuk dilakukan skrining sifilis
pada saat kunjungan antenatal care yang pertama.
Rekomendasi Kuat , moderate-quality evidence
Keterangan: Rekomendasi ini berlaku untuk semua situasi dan kondisi, termasuk
daerah dengan prevalensi sifilis yang tinggi atau rendah.
PENJELASAN MENGENAI BUKTI ILMIAH
71-100 % sensitivity
Dari 1 juta wanita hamil yang diskrining selama empat tahun, maka 278–4521
kelahiran mati dapat dicegah, 124-2012 kematian neonatal dapat dihindari, 206-
3353 bayi yang terinfeksi dapat dicegah dan 77-1255 bayi prematur atau bayi
dengan berat badan lahir rendah dapat dihindari.
Tinjauan sistematis lain menemukan bahwa skrining yang dilakukan pada trismeter 1
dan 2 memiliki luaran hasil yang lebih baik dari pada jika skrining dilakukan pada
trismeter ketiga
Secara keseluruhan, GDG sepakat bahwa skrining universal lebih disukai daripada
tidak melakukan skrining karena mengurangi angka kemungkinan morbiditas dan
mortalita dari kehamilan dengan sifilis di daerah dengan prevalensi sifilis yang
rendah atau tinggi.
REKOMENDASI UNTUK SKRINING SIFILIS DAN
STRATEGI PENGOBATAN PADA WANITA HAMIL
REKOMENDASI 2
Pada kondisi daerah dengan cakupan yang rendah untuk skrining dan pengobatan
sifiis pada wanita hamil, tingginya angka follow up yang gagal, atau pada fasilitas
laboratorium yang terbatas, WHO menganjurkan strategi on-site test ( strategi A, B
dan C) dari pada strategi off-site atau skrining dan pengobatan dilakukan di luar
lokasi.

Conditional recommendation, low-quality evidence


REKOMENDASI 3
Dalam kondisi daerah dengan prevalensi sifilis yang rendah (di bawah 5%),
pedoman IMS WHO menyarankan uji tunggal berupa Rapid syphilis tes (RST) yang
dilakukan on-site yang digunakan untuk skrining wanita hamil (Strategi A) daripada
rapid plasma reagin (RPR) test (Strategi B).
Conditional recommendation, low-quality evidence
REKOMENDASI 4
Pada prevalensi sifilis yang tinggi (5% atau lebih), pedoman IMS WHO
menyarankan tes sifilis cepat di tempat (RST) dan, jika positif, pemberian dosis
pertama pengobatan dan reagin plasma cepat (RPR) tes, dan kemudian, jika tes RPR
positif, pemberian pengobatan sesuai dengan durasi sifilis (Strategi C).
Pedoman IMS WHO menyarankan urutan tes dan perawatan ini daripada RST
(Strategi A) di tempat atau tes RPR di tempat (Strategi B).
Conditional recommendation, low-quality evidence
REKOMENDASI UNTUK PENGOBATAN SIFILIS PADA
WANITA HAMIL
EARLY SYPHILIS
Rekomendasi 5
Pada wanita hamil dengan early syphilis, pedoman IMS WHO merekomendasikan
pemberian dosis tunggal benzathine penicillin G 2,4 juta unit secara intramuskuler

Strong recommendation, very low-quality evidence


EARLY SYPHILIS
Rekomendasi 6
Pada wanita hamil dengan early syphilis, pedoman WHO STI menyarankan untuk
menggunakan benzathine penicillin G 2,4 juta unit sekali secara intramuskular
daripada menggunakan penisilin prokain 1,2 juta unit secara intramuskuler sekali
sehari selama 10 hari.
Conditional recommendation, very low-quality evidence
LATE SYPHILIS
REKOMENDASI 7
Pada wanita hamil dengan late syphilis (durasi lebih dari dua tahun) atau tahap sifilis
yang tidak diketahui, pedoman IMS WHO merekomendasikan benzathine penicillin
G 2,4 juta unit intramuskuler sekali seminggu selama tiga minggu berturut-turut tanpa
pengobatan tambahan lainnya.

Strong recommendation, very low-quality evidence


LATE SYPHILIS
Rekomendasi 8
Pada wanita hamil dengan Late syphilis (durasi lebih dari dua tahun) atau tahap sifilis
yang tidak diketahui, pedoman IMS WHO menyarankan benzathine penicillin G 2,4
juta unit secara intramuskuler sekali seminggu selama tiga minggu berturut-turut
daripada menggunakan penicillin prokain 1,2 juta unit secara intramuskuler sekali
sehari selama 20 hari.

Conditional recommendation, very low-quality evidence


Ketika benzathine atau prokain penisilin tidak dapat digunakan (misalnya karena
alergi penisilin di mana desensitisasi penisilin tidak mungkin untuk dilakukan) atau
tidak tersedia (misalnya karena kehabisan persediaan), pedoman IMS WHO
menyarankan penggunaan, dengan hati-hati, eritromisin 500 mg empat kali per oral
setiap hari selama 30 hari
IMPLEMENTASI DAN PERTIMBANGAN
ADAPTASI, IMPLEMENTASIDAN PEMANTAUAN
Pedoman ini membahas tentang skrining dan pengobatan sifilis untuk wanita hamil
berdasarkan evidence global terbaik yang ada

Disarankan suatu negara melakukan penelitian berkualitas baik untuk


mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyesuaikan pedoman ini dengan
pedoman IMS local.
PERTIMBANGAN TENTANG PENERAPAN SCREENING
SYPHILEN ANTENATAL DAN PENGOBATAN
Keputusan apakah akan melanjutkan algoritma skrining sifilis antenatal yang ada saat ini atau
untuk memperkenalkan strategi skrining sifilis yang baru yang mencakup treponemal based tes
sifilis cepat (RST) ke sistem nasional harus didasarkan pada penilaian yang cermat atas cakupan
skrining, tingkat perawatan, dan kualitas sistem pengujian yang ada.

Poin-poin berikut harus dipertimbangkan.


1. Cakupan
2. Kualitas Pengujian
3. Pengobatan individu seropositif
STRATEGI PENYARINGAN DAN PENGOBATAN
STRATEGI A: SINGLE ON-SITE RST DIIKUTI
DENGAN PENGOBATAN JIKA POSITIF

RST di tempat dapat disediakan sebagai tes


tunggal dan perawatan yang diberikan
selama kunjungan yang sama berdasarkan
pada hasil.
STRATEGI PENYARINGAN DAN PENGOBATAN
STRATEGI B: UJI RPR TUNGGAL PADA
SATU-SATU DIIKUTI DENGAN
PENGOBATAN JIKA POSITIF

Tes RPR dalam strategi ini disediakan


di tempat sebagai tes tunggal dan
hasilnya tersedia dengan cepat seperti
itu perawatan itu bisa diberikan pada
hari yang sama.
STRATEGI PENYARINGAN DAN PENGOBATAN
STRATEGI C: ON-SITUS RST DIIKUTI
(JIKA POSITIF) DENGAN DOSIS
PERTAMA DAN UJI RPR

Dalam strategi ini, RST di tempat (tes


treponemal) adalah disediakan untuk
ibu hamil terlebih dahulu. Jika hasilnya
bersifat seronegatif, dapat diartikan
sebagai tidak ada sifilis infeksi dan
tidak ada perawatan atau pengujian
lebih lanjut diberikan. Jika RST di
tempat positif, segera diobati harus
diberikan untuk mencegah hasil yang
merugikan kehamilan
STRATEGI PENYARINGAN DAN PENGOBATAN
STRATEGI D: BERDASARKAN LABORATORIUM STANDAR
STRATEGI PEMUTARAN: OFF-SITUS RPR ATAU VDRL
DIIKUTI (JIKA POSITIF) OLEH TPPA ATAU UJI TPHA DAN
DIIKUTI (JIKA POSITIF) DENGAN PERAWATAN

Strategi penyaringan standar adalah tes RPR atau VDRL,


diikuti (jika positif) dengan pengujian konfirmasi
menggunakan TPHA atau TPPA dengan sampel darah yang
sama; kedua tes tersebut biasanya dilakukan di
laboratorium di luar lokasi. Pengobatan didasarkan pada
sifilis yang dikonfirmasi. Sejak konfirmasi diperlukan 2–3
hari, strategi ini biasanya mengharuskan wanita hamil
wanita untuk melakukan dua kunjungan ke klinik:
5.4 PENAFSIRAN SIMPILIS
HASIL TES
Gambar 2 menunjukkan gambaran reaktivitas nontreponemal dan tes serologis
treponemal untuk sifilis dan efek dari perawatan yang berhasil.

Serologis tes untuk sifilis hanya memberikan diagnosis dugaan sifilis dan
interpretasinya harus dibuat Bersama dengan riwayat seksual yang baik dari
individu, fisik pemeriksaan, informasi tentang stadium penyakit dan tentang penyakit
atau infeksi lain yang mendasarinya,dan mempertimbangkan kemungkinan false-
positive atau falsenegative
reaksi.
PROSEDUR LABORATORIUM DAN
KUALITAS ASURANSI
Sangat penting bahwa kualitas laboratorium untuk pengujian sifilis dipelihara
sebagai bagian dari keseluruhan pemeliharaan operasi laboratorium.
Performa staff laboratorium harus cukup terlatih dan bekerja sesuai SOP
Jaminan kualitas internal dan penilaian kualitas eksternal sistem harus ditetapkan
Ketersediaan test kit dan perawatan yang konsisten harus dipastikan.
IMPLIKASI PENILITIAN
Bukti yang digunakan untuk mengembangkan rekomendasi dalam pedoman ini datang dari bukti
yang dimodelkan menggunakan data akurasi tes diagnostik  dari lapangan penelitian atau uji
coba yang dipublikasi, dan penelitian
mengevaluasi efek perawatan
Sementara ada bukti dari strategi tes tunggal (mis. tes sifilis cepat [RST] dan reagin plasma cepat)
[RPR] tes),
Tidak ada bukti untuk tes diagnostik akurasi serangkaian tes (mis. RST diikuti oleh RPR [Strategi C
di bagian 5])
Urutan tes minat besar dan potensi penggunaan tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan keakuratan tes nyata a urutan tes, dibandingkan dengan menggunakan model nilai
akurasi tes.

Pemodelan juga memungkinkan untuk perhitungan efek pada hasil bayi dan ibu
Data tindak lanjut mungkin sulit untuk dikumpulkan dikonteks uji coba terkontrol secara acak
Fokus dari pedoman ini adalah pada penggunaan pointof-care(di tempat) tes cepat untuk sifilis,
termasuk RST dan tes RPR
Tes lain yang menggabungkan treponemal dan tes non-treponemal dalam satu tes juga telah
dilakukan dikembangkan dan sedang dievaluasi
Pedoman masa depan akan membahas tes gabungan ini dan menyediakan rekomendasi untuk
penggunaannya dan meningkat bukti yang berkaitan dengan penggunaan dual HIV dan sifilis
tes penyaringan
Bukti ini juga akan ditinjau dan rekomendasi tentang penggunaan tes ganda ini akan disediakan
dalam panduan di masa depan
PANDUAN RINCIAN METODE UNTUK
PENGEMBANGAN
Untuk menentukan rekomendasi yang akan diperbarui,pada bulan Desember 2013 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Departemen Kesehatan Reproduksi dan Penelitian mengkaji rekomendasi terkini dari pedoman internasional utama:

Pedoman pengobatan penyakit menular seksual,2010, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan,Pusat
Pengendalian Penyakit Amerika Serikat dan Pencegahan (CDC)
Pedoman nasional Britania Raya untuk manajemen infeksi menular seksual, Asosiasi Inggris untuk Kesehatan Seksual dan
HIV (BASHH), 2006–2011
Pedoman Kanada tentang infeksi menular seksual, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, 2013-2014
Pedoman infeksi menular seksual Eropa, Persatuan Internasional tentang Penularan Seksual Infeksi (IUSTI)
 Pedoman manajemen nasional untuk hubungan seksual infeksi menular, Masyarakat Kesehatan Seksual dari Victoria,
Australia, 2008
 Pedoman nasional untuk manajemen dan kontrol infeksi menular seksual (IMS), Nasional Departemen Kesehatan, Afrika
Selatan, 2009
 Pedoman nasional tentang pencegahan, manajemen dan pengendalian infeksi saluran reproduksi termasuk infeksi
menular seksual, Departemen Kesehatan Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, Pemerintah India, Agustus 2007
PERTANYAAN DAN HASIL PRIORITAS PADA SKRINING DAN
PERAWATAN SIFILIS UNTUK WANITA HAMIL
POPULASI INTERVENSI/KOMPARASI HASIL
Wanita hamil 1. Tes point-of-perawatan treponemal tunggal • Tingkat perawatan: lebih
dari dan
- (POCT) kurang perawatan
prevalensi 2. POCT treponemal tunggal plus treponemal • Biaya per kasus
rendah dan ganda / terdeteksi
prevalensi POCT non-treponemal • ttersaringa Biaya per
wanita
tinggi 3. POCT treponemal tunggal plus RPR / VDRL • Cakupan skrining
pengaturan (lab) • Efek samping, efek
sifilis - berikan dosis pertama jika POCT treponemal samping dari obat atau
penisilin
positif • Aksesibilitas
- obati hanya setelah RPR (jika positif) • Pemberitahuan dan
4. Dual trep / non-treponemal POCT perawatan mitra
5. RPR / VDRL (lab) (kelebihan dan kekurangan
perawatan)
6. RPR / VDRL (lab) ditambah POCT • Selesainya perawatan
treponemal tunggal ibu sebelum lahir
7. RPR / VDRL plus tes treponemal berbasis lab • Komplikasi maternal
• Hasil bayi
ATAU • (hasil HIV [tidak secara
1. Perawatan massal langsung
2. Tidak ada SKRINING terkait dengan hasil sifilis])
PENCARIAN BUKTI ILMIAH BERDASARKAN
EFEK DARI SUATU INTERVENSI
Untuk menghindari duplikasi ulasan yang telah sebelumnya diterbitkan, bukti dicari
menggunakan pendekatan hirarkis.
Pendekatan hierarkis terdiri dari pengidentifikasian bukti sintesis yang sudah ada
sebelumnya, termasuk dari pedoman yang diterbitkan sebelumnya yang termasuk
sistematis ulasan literatur.
Pencarian ulasan sistematis yang relevan untuk menentukan apakah lebih baru uji coba
terkontrol secara acak (RCT) dan non-acak studi yang tersedia.
Strategi pencarian dikembangkan oleh suatu informasi spesialis terlatih dalam tinjauan
sistematis. Strateginya termasuk penggunaan kata kunci dari yang dikendalikan
kosakata dari basis data dan kata-kata teks berdasarkan Pertanyaan PICO.
STUDI PENYARINGAN DATA, EKSTRAKSI
DAN ANALISIS DATA

Dua peneliti memeriksa judul dan abstrak ulasan sistematis yang diidentifikasi melalui
pencarian basis data untuk menentukan studi yang memenuhi syarat untuk dimasukkan
dalam analisis
Data diekstraksi dari ulasan dan studi sistematis. Saat data tidak dapat digabungkan
dalam studi, sintesis dengan metode naratif yang digunakan.
Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel atau naratif dijelaskan oleh arah efek atau oleh
statistik signifikansi seperti yang dilaporkan dalam penelitian utama
Analisis efektivitas biaya yang dipublikasikan menggunakan:
data lapangan untuk penyaringandan tingkat pengobatan sifilis di negara dengan
rendah dan prevalensi sifilis yang tinggi; sensitivitas dan spesifisitas uji sifilis cepat
tunggal (RST) di bidang dan dari penelitian yang dipublikasikan; dan efek dari
perawatan.
NILAI DAN PREFERENSI,
AKSEPTABILITAS, EKUITAS, DAN KELAYAKAN
PASIEN

Ulasan sistematis dan studi tentang nilai-nilai pasien dan preferensi, penerimaan,
keadilan, dan kelayakan dicari dan disaring dengan menggunakan dua metode, antara
lain :
Pertama, sambil menyaring studi untuk efektivitas skrining dan biaya sifilis, dua
penelitistudi yang diidentifikasi tentang relevansi potensial dalam studi ini area.
Kedua, jika tinjauan sistematis tidak ditemukan pada subjek, pencarian terpisah
dilakukan di MEDLINE dan Embase dari Januari 2012 hingga Oktober2016. Kata-kata
dan kata kunci teks untuk sifilis adalah digunakan dalam kombinasi dengan kata-kata
seperti "preferensi““Kepatuhan”, “kepuasan”, “sikap”, “kesehatan utilitas "dan" nilai
"," ekuitas "dan" kelayakan ".
Desain studi berikut dimasukkan, antara lain :
A. Kajian nilai utilitas dan status kesehatan pasien
b. Studi pilihan langsung pasien ketika disajikan dengan alat bantu
pengambilan keputusan
C. Studi tentang pengukuran non-utilitas Status kesehatan suatu
Negara.
d. Studi kualitatif

Hal ini bertujuan untuk mencari literatur yang diterbitkan untuk bukti
tentang penggunaan sumber daya dan data yang diperoleh tentang biaya
langsung tes sifilis.
MENERAPKAN PENDEKATAN GRADING UNTUK
MEMBUAT REKOMENDASI

Kerangka kerja bukti-keputusan dikembangkanmenggunakan perangkat lunak


GRADEpro (www.gradepro.org)
Kerangka kerja bukti-keputusan menghadirkan hal yang diinginkan dan efek intervensi
yang tidak diinginkan, nilainya dari hasil, biaya dan penggunaan sumber daya,
penerimaan intervensi kepada semua pemangku kepentingan, dampak pada keadilan
kesehatan, dan kelayakan implementasi
Kelompok kerja GDG untuk sifilis membuat penilaian untuk masing-masing kriteria di
atas dan penilaian secara keseluruhan tentang setiap rekomendasi dan kekuatan setiap
rekomendasi dibuat.
Pedoman ini selanjutnya ditulis secara penuh dan kemudian ulasan sejawat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai