Anda di halaman 1dari 25

 Hemoglobin (Hb) adalah protein pembawa oksigen di

dalam sel darah merah, yang memberi warna merah


pada sel darah merah

 Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang


berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Sekitar 95%
kasus anemia selama kehamilan karena kekurangan zat
besi (Fe) penyebabnya biasanya asupan makanan tidak
memadai, kehamilan sebelumnya, kehilangan darah
normal secara berulang (Proverawati, 2011). Pada
beberapa pengamatan menunjukkan bahwa
kebanyakan anemia yang di derita masyarakat adalah
karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi.
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan
tingkat social ekonomi rendah
 Angka kejadian anemia kehamilan di Indonesia
menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu 3,8% pada
TM I, 13,6% pada TM II dan 24,8% pada TM III.
Kebanyakan anemia yang diderita adalah kekurangan
zat besi yang dpaat diatasi melalui pemberian zat gizi
secara teratur dan peningkatan gizi
 Di dunia, prevalensi anemia sebanyak 51%. pada
wanita hamil sebanyak 14% di negara maju, 59 % di
negara berkembang dan di Indonesia prevalensi
anemia sebanyak 50-70% (Bakta, 2014). Secara
nasional cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun
2015 sebesar 85,1%, data tersebut belum mencapai
target program tahun 2015 sebesar 95%. Provinsi di
Indonesia pada tahun 2015 dengan cakupan Fe3
tertinggi terdapat di Provinsi Bali (95%), DKI Jakarta
(94,8%), dan Jawa Tengah (92,5%). Sedangkan
cakupan terendah terdapat di Provinsi Papua Barat
(38,3%), Papua (49,1%), dan Banten (61,4%) dan di
Provinsi Lampung berada pada urutan ke 18 (83,5%)
 Di Indonesia, 65 % Angka Kematian Ibu dan 58 % Angka
Kematian Bayi dan Balita (AKB) disumbang oleh 64
kabupaten di sembilan provinsi yakni Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakara, Banten,
Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur. Hasil evaluasi target pencapaian millennium
development goals (MDGs) 2015, hingga tahun 2013
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Lampung masih tinggi. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013.
AKI Lampung mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup
dan AKB mencapai 30 per 1000 kelahiran hidup.
Sedangkan target MDGs 2015 adalah AKI 102 per 100
ribu kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup
(Hendrastuti, 2015). Tahun 2015 Bandar Lampung AKI
mencapai 1,91 per 1000 kelahiran hidup, dari 15
Kabupaten Kota di Provinsi Lampung AKI mencapai 0,98
per 1000 kelahiran hidup dan yang terendah adalah
Mesuji AKI mencapai 0,51 per 1000 kelahiran hidup
 Provinsi Lampung tahun 2015 cakupan ibu hamil dengan
tablet besi tertinggi adalah Kabupaten Pringsewu
sebanyak 114% yang terendah di Lampung Selatan
12,39% sedangkan Bandar Lampung berada di urutan
ke tiga terendah sebelum Tulang Bawang 75,31%.
Berdasarkan data tahun 2015 dari sebanyak 35040 ibu
hamil, sebanyak 31217 (89,1%) ibu dengan kadar Hb
antara 8-11 gr% dan sebanyak 3.823 (10,9%) ibu dengan
kadar Hb < 8 gr%. Kota Bandar Lampung dari 4117 ibu
hamil yang di periksa kadar Hb, sebanyak 3260 dengan
kadar Hb antara 8-11 gr% dan sebanyak 857 dengan
kadar Hb <8gr%
 Tahun 2015 di Kota Bandar Lampung, dari 20 ibu yang
meninggal sebanyak 17 orang meninggal saat proses
persalinan, dengan 11 (64 %) karena perdarahan, 5
(29%) karena eklamsi dan lain-lain 1(2,0%). Dari 11
kejadian perdarahan, sebanyak 8 (72%) karena
terjadinya gangguan kontraksi rahim (atonia uteri),
2(27%) karena ruptur jalan lahir
 Tahun 2015 di Kota Bandar Lampung, dari
20 ibu yang meninggal sebanyak 17 orang
meninggal saat proses persalinan, dengan
11 (64 %) karena perdarahan, 5 (29%)
karena eklamsi dan lain-lain 1(2,0%). Dari
11 kejadian perdarahan, sebanyak 8
(72%) karena terjadinya gangguan
kontraksi rahim (atonia uteri), 2(27%)
karena ruptur jalan lahir
 Survey awal pada ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb
Kec. Panjang pada bulan Februari tahun 2017,
terdapat 10 orang ibu hamil 6 orang atau 60%
mengalami anemia dengan rincian sebagai berikut : 3
orang berparitas kurang dari 3 kali melahirkan atau 30%;
3 orang berparitas ≥ 3 atau 30%. Dan sebanyak 40% ibu
dengan ukuran LILA kurang dari 23,5cm Berkaitan uraian
data di atas maka masalah penelitian adalah masih
banyak kejadian anemia pada ibu hamil. Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada
kehamilan adalah karena kurang gizi atau malnutrisi,
kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan
darah yang banyak pada persalinan yang lalu,
penyakit-penyakit kronis misalnya TBC, paru, cacing usus
malaria (Mochtar, 2012). Jarak kehamilan dan
persalinan, wanita yang sering mengalami kehamilan
dan melahirkan serta ibu hamil dengan pendidikan
maupun dengan tingkat sosial ekonomi rendah
 Apakah ada hubungan lingkar lengan atas
(LILA) dan paritas dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec.
Panjang Kota Bandar Lampung tahun 2017?

 Diketahui hubungan lingkar lengan atas (LILA)


dan paritas dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec.
Panjang Kota Bandar Lampung tahun 2017.
 APLIKATIF
 TEORITIS

 Penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif.


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi. Rancangan penelitian analitik cross
sectional. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan paritas dengan
kejadian anemia pada ibu hamil, penelitian akan
dilakukan di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota
Bandar Lampung direncanakan bulan Mei – Juni tahun
2017. Kepada seluruh ibu hamil trimester III
› Hemoglobin
› Zat Besi (Fe)
› Anemia
› Anemia dalam kehamilan
› Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian Anemia
Penyebab Anemia
1. Kekurangan zat besi
2. Ibu hamil dengan malnutrisi atau
kekurangan gizi (dilihat dari Penyebab Anemia
ukuran LILA)
3. Kehamilan dan persalinan dengan
jarak berdekatan (paritas)
4. Pendidikan rendah
5. Tingkat sosial ekonomi rendah
Variabel Independent Variabel Dependent

LILA
Kejadian Anemia
Paritas
Jenis dan • merupakan kuantitatif dengan
rancangan metode pendekatan potong
penelitian lintang atau cross sectional
• Pengambilan data penelitian ini
Waktu dan dilakukan di BPS Wirahayu, Amd.Keb
tempat Kec. Panjang Kota Bandar Lampung,
dilakukan pada tanggal 7 Juni- 3 Juli
penelitian 2017.

•Populasi kunjungan ibu pada bulan April 2017


Populasi dan jumlah ibu hamil trimester III di BPS sebanyak 67
orang
sampel •sampel yang akan diambil sebanyak 58 orang
Penelitian sampel.
•Dengan teknik sampling purposive sampling
No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
1 Independen
Ukuran LILA Kondisi dimana asupan energi Meteran pengukur Mengukur 0:= tidak normal Ordinal
dan protein yang tidak lingkar lengan atas 1/3 bagian (jika LILA <
mencukupi pada ibu hamil yang lingkar 23,5cm)
ditandai dengan ukuran LILA < lengan atas 1:=normal (jika
23,5 cm LILA ≥ 23,5cm)
(Kemenkes, 2016)

2 paritas jumlah anak yang Lembar kuesioner Mengisi 0 = berisiko (jika ordinal
dilahirkan oleh Kuesioner anak 1 atau > 3)
responden 1= tidak berisiko
(jika anak 2- 3)
(Manuaba, 2013)

Dependen kondisi ibu yang ditandai haemocek Memeriksa 0 = anemia (jika ordinal
Kejadian Anemi dengan kadar haemoglobin kadar HB kadar Hb
yang kurang normal yang <11gr%)
terjadi pada ibu hamil trimester 1 tidak anemia
III, dimana pada TM III kadar (jika kadar Hb ≥
Hb Normal adalah: 11 gr% 11 gr%)
(Manuaba, 2013)
› PENGUMPULAN DATA: Pengumpulan data
dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
hubungan LILA dan paritas dengan kejadian
anemia. Dalam pengumpulan data ini, peneliti
melakukan penelitian secara langsung terhadap
subjek yang ditelitinya yaitu ibu hamil trimester III.
Serta untuk memperoleh data yang akurat maka
cara yang dilakukan adalah melakukan
pemeriksaan lansung LILA dan Hb serta
melakukan wawancara kepada ibu.
› PENGOLAHAN DATA: editing, coding,
entry, cleaning.
› Analisa data secara univariat dan bivariat
(chi square)
 Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden
Karakteristik Responden
Umur Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun dan > 35 tahun 28 48,2
20-35 tahun 30 51,8
Total 58 100.0
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Dasar 33 56,9
Tinggi 25 43,1
Total 58 100.0
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 27 46,6
Tidak bekerja 31 53,4
Total 58 100.0
Paritas Frekuensi Persentase (%)
1-3 32 55,1
>3 26 44,9
Total 58 100.0
 Tabel 4.2
 Distribusi Frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) Pada Ibu
Hamil Di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota
Bandar Lampung Tahun 2017
LILA Jumlah Persentase (%)
Tidak normal (< 23,5 cm) 8 13,8
Normal(> 23,5 cm) 50 86,2
Jumlah 58 100,0
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Paritas Pada Ibu Hamil Di BPS Wirahayu,
Amd.Keb Kec. Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2017.

Paritas Jumlah Persentase (%)


Berisiko (jika anak > 3) 12 20,7
Tidak berisiko (jika anak < 3) 46 79,3
Jumlah 58 100,0
Tabel 4.4

 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota
Bandar Lampung Tahun 2017.
Kadar HB Jumlah Persentase (%)
Anemia (kadar Hb < 11 g%) 23 39,7

Tidak anemia (kadar Hb >11 g%) 35 60,3


Jumlah 58 100
Tabel 4.5
Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota
Bandar Lampung Tahun 2017.
Kejadian Anemia
Ukuran Anemia (kadar Hb Tidak anemia (kadar Hb
N % p-value OR CI
LILA <11 g%) > 11 g%)
n % n %
Tidak
normal 7 87,5 1 12,5 8 100,0
(< 23,5) 14,875
Norm 0,005 (1,685-
al 16 32,0 34 68,0 50 100,0 31,31)
(23,5)
Total 23 39,7 35 60,3 58 100,0
 Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,005 yang berarti p<α =
0,05 (Ho ditolak dan Ha diterima), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan lingkar lengan atas (LILA) dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb
Kec. Panjang Kota Bandar Lampung tahun 2017. Dengan nilai
OR 14,875 berarti responden dengan ukuran LILA tidak normal
memiliki peluang 14,8 kali lebih besar untuk mengalami
anemia (kadar Hb <11 g%) jika dibandingkan dengan
responden dengan ukuran LILA normal.
Tabel 4.6

 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota Bandar Lampung
Tahun 2017.
Kejadian Anemia
Anemia (kadar Hb Tidak anemia (kadar N %
Paritas Ibu p-value OR CI
<11 g%) Hb > 11 g%)
n % n %
Berisiko
(jika anak > 9 75,0 3 25,0 12 100,0
3)
Tidak 6,857
berisik 0,008 (1,609-
o (jika 14 30,4 32 69,6 46 100,0 29,225)
anak <
3)
Total 23 39,7 35 60,3 58 100,0
 Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,008 yang berarti p<α =
0,05 (Ho ditolak dan Ha diterima), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec. Panjang Kota
Bandar Lampung tahun 2017. Dengan nilai OR 6,857 berarti
responden dengan paritas berisiko memiliki peluang 6,8 kali
lebih besar untuk mengalami anemia (kadar Hb <11 g%) jika
dibandingkan dengan paritas tidak berisiko.
 KESIMPULAN
 Diketahui dari 58 responden dengan LILA normal
sebanyak 50 (86,2%) responden dan LILA tidak normal
sebanyak 8 (13,8%) responden.
 Diketahui dari 58 responden yang memiliki paritas berisiko
sebanyak 12 (20,7%) responden, sedangkan tidak berisiko
sebanyak 46 (79,3%) responden.
 Diketahui dari 58 responden yang tidak anemia (memiliki
kadar HB lebih dari 11 g%) sebanyak 35 (60,3%)
sedangkan yang anemia (memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 11 g%) sebanyak 23 (39,7%) responden.
 Ada hubungan lingkar lengan atas (LILA) dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Bps Wirahayu,
Amd.Keb Kec. Panjang Kota Bandar Lampung Tahun
2017 ( p-value = 0,005 , OR 14,875)
 Ada hubungan paritas dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di BPS Wirahayu, Amd.Keb Kec.
Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2017 (p-value
= 0,008, 6,857).
 SARAN
 Bagi Ibu hamil
› Bagi ibu hamil diharapkan selalu memeriksakan
kehamilannya minimal 4 kali dan memeriksakan Hb
(haemoglobin) agar diketahui sedini mungkin
gejala anemia.
› Pada ibu hamil yang mengalami LILA kurang dari
23,5 cm disarankan untuk melakukan diit tinggi
karbohidrat (nasi, singkong, roti, mi dll) sehingga
dapat menambah berat badan seperti manambah
porsi makan sedikit tapi sering, menambah jadwal
makanan selingan
› Pada ibu yang menaglami anemia disarankan
mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B
12 seperti telur, susu dan tinggi asam folat dan
tinggi besi seperti ikan, bayam merah, brokoli, telur
dan menghindari konsumsi teh saat ibu
mengkonsumsi tablet zat besi untuk mencegah
terjadinya anemia dan mengkonsumsi zat besi
secara teratur yang diberikan oleh bidan
 Bagi petugas kesehatan
 Peningkatan pelayanan bisa dalam bentuk pemberian
informasi diantaranya melalui penyuluhan atau pendidikan
kesehatan pada ibu dengan paritas beresiko dan tidak
beresiko demi meningkatkan pemahaman ibu hamil bahwa
ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian
Anemia, diantaranya ada riwayat penyakit ibu, umur,
sehingga ibu dengan faktor resiko dapat lebih mengantisipasi
kemungkinan mengalami Anemia saat hamil.
 Memberikan penyuluhan kepada ibu, tentang pentingnya
menjaga berat badan terutama pentingnya ibu mengetahui
ukuran LILA untuk menjaga kondisi ibu selama hamil
 Upaya mencegah berbagai dampak anemia terhadap ibu
dan janin maka perlu meningkatkan antenatal care dan
meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui komunikasi,
informasi, edukasi atau KIE tentang bahaya anemia dalam
kehamilan yang berkaitan dengan pengetahuan nutrisi,
sebagaimana dipuskesmas dianjurkan untuk memberikan
tablet besi sebanyak 90 biji selama kehamilan.
 Bagi Peneliti Lanjutan
 Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk melakukan
penelitian yang serupa namun
dengan faktor-faktor yang lain, seperti
: jarak anak, asupan nutrisi, asupan
protein, dan lain-lain atau dengan
jenis penelitian yang berbeda seperti
kualitatif sehingga didapati hasil yang
lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai