Anda di halaman 1dari 35

Dermatitis Atopik

Kepaniteraan Klinik Imu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Pasar Rebo
20 Januari – 22 Februari 2020
Pendahuluan

Dermatitis atopik (DA)

Istilah atopy  “atopus” = berbeda

• penyakit kulit yang tidak biasa , baik lokasi kulit atau


perjalanan penyakitnya.

• Peradangan kulit  kronis residif


• Gejala utama gatal
• Mengenai daerah wajah  bayi
daerah ekstremitas  anak
• Banyak pada bayi dan anak
• 50% kasus
- hilang ketika remaja
- dapat menetap
• terkadang, dimulai pada masa dewasa
Etiologi

• Multifaktoral = eksternal dan internal


• Dapat dikaitkan dengan penyakit :
 Asma bronkial
 Rinitis alergik
 Urtikaria
 Hay fever
• Secara imunologik  manifestasi reaksi HS tipe I (IgE)
• Faktor hygiene diduga salah satu factor di dalam keluarga.
Patogenesis
• Multifaktor: interaksi faktor internal & eksternal

Faktor internal
• Gen (multigen, Faktor eksternal
poligen) (lingkungan)
• Hipersensitivitas • Alergen
• Kerusakan • Lingkungan
sawar kulit • dst.
GENETIK
• Atopi pada orangtua
• Gen 11q13 sebagai gen pengkode reseptor IgE
 eritem di kulit.
• Peran kromosom 5q31-33 (gen sitokin Th2)
Seramid /-
Variasi pH  gangguan lipid
kulit

SAWAR KULIT Kelainan fungsi sawar kulit


• Mekanisme kompleks
 terkait kerusakan
sawar kulit TEWL , absorpsi 

Kulit kering ,  sensitivitas


gatal thd rangsangan

Port d’entree alergen, iritan,


bakteri ,virus
AEROALERGEN
(ALERGEN HIRUP)

Debu rumah Serbuk bulu binatang


tungau debu Sari peliharaan,
rumah (TDR) serpihan kulit
manusia, biji-
Dermatophagoides bijian (biji kapas
pteronyssinus dan dan biji kopi),
D. Farinae minyak jarak, serat
tumbuh-
karpet, debu tumbuhan, algae
rumah, perabot
rumah tangga,
pakaian
BAHAN IRITAN

Iritan
Iritan fisik
Lemah

sabun,
Serat pakaian (bahan wol),
alkali,
karpet, bed cover, dan
detergen
perabot rumah tangga

bahan antiseptik, parfum


dan bahan pelarut
 dapat menyebabkan DA
Alergen makanan pada DA
ALERGEN SUSU
• Susu sapi mengandung:
Air, lemak, laktosa, protein
• Protein: casein, lactoglobulin, protease pepton,
protein darah  albumin, serta Ig  merupakan
alergen susu
• Reaksi hipersensitivtas >> disebabkan protein
• Kebanyakan anak alergi terhadap beberapa
protein susu
ALERGEN TELUR
• Telur  albumin
– Putih telur 61 %
– Kuning telur 27-32%
• Alergen utama: ovalbumin, ovomukoid,
conalbumin
• Alergi telur  usia 7 bulan s/d 9 tahun
(44% pasien alergi terhadap telur akan sembuh)
KACANG TANAH
• Alergen kacang tanah terdapat pada ekstrak
semua bagian tumbuhan

• Protein kacang terdiri atas albumin (yang larut


dalam air) & globulin (yang tidak larut dalam
air)  mengandung fraksi arachin & conarchin
• Alergi terhadap kacang tanah  seumur hidup
MAKANAN LAIN
• Kedelai dan gandum
• Buah, sayur, dan cereal  berlangsung dalam
waktu singkat
• Kebanyakan pasien hanya mengalami
intoleransi/ reaksi iritasi dari pada alergi
sesungguhnya
Manifestasi klinis
FASE infantile (2 bulan-
2 tahun )
• Sifat: akut, subakut, rekurens

• Predileksi : wajah diikuti pipi bilateral

simetris lalu meluas ke dahi kulit

kepala, dan bagian ekstensor tungkai

bawah dan lengan

• Lesi: mirip dermatitis akut, eksudatif,

erosi , eskoriasi.

• ± infeksi sekunder
Papul & plak eritematosa,
papulovesikuler, skuama
putih kasar, krusta.
polimorfik cenderung
eksudatif
FASE ANAK (2-12TAHUN)
• Distribusi lesi  berubah
• Predileksi  fleksural
simetris, antekubital &
popliteal, lateral dan
anterior leher
• Pada ekstremitas lesi di
bagian ekstensor serta
pergelangan tangan dan
kaki
• Sifat : subakut  menjadi
kronik.
• Lesi: plak hiperpigmentasi,
likenifikasi, akibat garukan
tampak erosi dan
ekskoriasi linear
FASE DEWASA (>13 TAHUN)

• Mirip fase anak


• Simetris
• Fossa kubiti dan poplitea,
lateral leher, tengkuk,
badan bagian atas dan
dorsum pedis.
• Remaja: sekitar puting susu.
• Lesi (akibat garukan kronik):
plak hiperpigmentasi,
skuama dengan
mikrovesikulasi, erosi dan
ekskoriasi serta likenifikasi.
kelainan terkait DA
Kulit kering
• ↓ kemampuan mengikat air sel keratinosit
atopik & TEWL ↑
• Kulit kering & bersisik
(hampir seluruh tubuh).

Palmar hiperlinearity of palms or soles


• Garis tangan/ kaki lebih banyak, dalam, dan
nyata
• Telapak tangan cenderung kering, menebal dan
mudah terbelah.
Gangguan psikologi
• Akibat rasa gatal (ganguan tidur,
stres berlanjut)
 memicu perubahan perilaku
mudah tersinggung & agresif
Infeksi
• Karena perubahan imunitas seluler.
• Klinis  kerentanan mengalami infeksi
sekunder (bakteri, virus, jamur, parasit)
Diagnosis
• Berdasarkan anamnesis, riwayat keluarga, dan
pemeriksaan fisik
• Laboratorium tidak mempunyai nilai yang kuat

• Kriteria diagnostik  Hanifin dan Rajka


– Tiga dari empat kriteria mayor; dan
– Tiga dari sejumlah kriteria minor
Untuk menilai
derajat sakit pada
DA
Diagnosis
• Klinis DA: papul, vesikel, plak skuama, erosi dan ekskoriasi

• Keluhan gatal juga serta tiroid  penting anamnesis &


pemeriksaan kulit teliti 
Bedakan dengan penyakit lainnya:
– Dermatitis seboroik
– Psoriasis
– Neurodermatitis
– Skabies
– Dermatitis kontak
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DA yang mengalami • Uji kulit  alergi debu atau
perluasan  eritroderma. makanan tertentu
• Atrofi kulit  steroid jangka
panjang.
Penatalaksanaan
Tujuan:

Mengurangi tanda dan gejala penyakit

Mencegah

Mengurangi kekambuhan sehingga dapat mengatasi


penyakit dalam jangka waktu lama

Mengubah perjalanan penyakit


Penatalaksanaan
Pengobatan:
Disesuaikan keadaan penyakit

Terapi ajuvan dasar (proteksi kulit)

Obat antiinflamasi

Identifikasi & menghindari faktor pencetus


Umumnya bersifat simtomatik (hidrasi kulit dan
mengurangi gatal)
• Pengobatan dini yang efektif
(untuk mencegah penyakit bertambah parah)

• Terapi indivualistik  menemukan kombinasi


pengobtan yang ideal untuk pasien tersebut
(spektrum klinis DA bervariasi & tidak ada regimen yang ideal)
Edukasi
• Penjelasan penyebab DA = multifaktorial
• Hilangkan rasa takut berlebihan karena
pemakaian obat
• Hindari alergen
• Edukasi cara perawatan kulit yang benar
(cegah bertambah rusaknya sawar kulit & memperbaiki sawar kulit)

• Cari faktor pencetus  hindari/ hilangkan


HIDRASI KULIT
• Mandi teratur dua kali sehari
– Membersihkan kotoran, keringat, skuama
(medium untuk bakteri)
– Suhu air tidak terlalu panas selama 10-15 menit
(dapat ditambahkan minyak)
– Sabun/ pembersih kulit mengandung pelembab
– Hindari sabun antiseptik/anti bakteri
(kecuali infeksi sekunder)
HIDRASI KULIT
• Pelembab yang adekuat secara teratur
– Mengatasi kekeringan kulit.
– Mempertahankan kelembaban kulit dan
mengurangi gatal, dioleskan segera setelah mandi
minimal dua kali sehari.
– Pilihlah pelembab yang murah, aman dan efektif
(lanoin 10 %, petrolaum dan urea 10%).
KORTIKOSTEROID (KS) TOPIKAL

• Pengobatan standar untuk mengatasi inflamasi


• Efektif, mudah digunakan, ditoleransi, hasilnya lebih
baik, lebih cepat
• Bayi anak yang ringan  hidrokortison krim 1-2%,
metilprednisolon, flumetason.
• Derajat sedang  desonid, asetonid, hidrokortison
butirat.
• Derajat berat  flutikason, betametason, mometason
furoat, aklometason.
INHIBITOR KALSINEURIN TOPIKAL

• Anti-inflamasi nonsteroid topikal


• Dua macam:
– Takrolimus 0,03%/ 0,1%
– Pimekrolimus 0,1%
• Kedua obat tersebut dioleskan dua kali sehari
Pengobatan sistemik
• Antihistamin  mengurangi gatal
- sedatif : klorfeniramin meleat, hidrosisin)
- nonsedatif : loratadin, cetirizine, terfenadin,
feksofenadine.

Anda mungkin juga menyukai