darah dari donor dengan cara mengeluarkan darah neonatus dan memasukkan darah donor secara berulang dan bergantian melalui suatu prosedur. Jumlah darah yang diganti sama dengan yang dikeluarkan. Tujuan Transfusi Tukar
1. Menurunkan kadar bilirubin indirek.
2. Mengganti eritrosit yang dapat dihemolisis. 3. Membuang antibodi yang menyebabkan hemolisis. 4. Mengoreksi anemia. Transfusi tukar akan dilakukan oleh dokter pada neonatus dengan kadar bilirubin indirek sama dengan atau lebih tinggi dari 20 mg/ dl.
Sebelum transfusi tukar, label darah harus
diperiksa apakah sesuai dengan permintaan dan jumlah transfusi tukar.
Darah yang digunakan usianya kurang dari 72 jam.
Darah yang akan dimasukkan harus dihangatkan
dulu. Kontra Indikasi
Jika pemasangan line intravena
lebih berbahaya daripada manfaat transfusi tukar. Peralatan Radiant warmer. Peralatan dan obat-obat resusitasi. Alat monitor lengkap (denyut jantung, frekuensi napas, suhu, pulse oxymetry dan tekanan darah) Peralatan untuk pemasangan arteri dan vena umbilikal Orogastric tube, dipasang ke bayi Spuit 10 atau 20 cc Ca gluconas NaCl : Heparin 1 UI/ cc Tempat pembuangan darah Asisten
Diperlukan asisten steril untuk membantu
prosedur transfusi, serta asisten non-steril untuk mengawasi bayi dan mencatat volume transfusi tukar. Teknik Transfusi Tukar Simple double volume (push pull method)
Isovolumetric double volume
Transfusi tukar parsial.
Dilakukan transfusi dengan plasma atau PRC, sesuai indikasi (polisitemia atau anemia berat) Pelaksanaan … Jelaskan tentang prosedur dan minta informed consent kepada orang tua. Puasakan bayi selama 3-4 jam sebelum transfusi tukar dimulai. Pasang OGT untuk mengosongkan lambung dan alirkan selama prosedur. Tindakan ini berguna untukdekompresi, mencegah regurgitasi serta aspirasi cairan lambung. Tidurkan bayi terlentang dan tahan posisinya dengan baik (tahan dengan erat, tetapi tidak ketat) Pelaksanaan … Lakukan prosedur seperti untuk tindakan mayor, kemudian pasan kateter vena umbilikal untuk teknik push and pull, serta arteri dan vena umbilikal untuk teknik isovolumetrik. Siapkan unit darah. Pasang darah ke set infus, pastikan threeway stopcock berada pada posisi yang tepat sebelum memulai prosedur. Pelaksanaan … Mulailah prosedur transfusi tukar dengan perlahan, volume keluar masuk darah disesuaikan dengan berat badan bayi, rata-rata 5 ml/ kg bb. Volume perkali, minimal 5 cc dan maksimal 20 cc. Mis. melalui kateter, darah bayi diisap sebanyak 20 cc lalu dikeluarkan. Kemudian darah pengganti sebanyak 20 cc dimasukkan ke dalam tubuh bayi. Setelah menunggu 20 detik, lalu darah bayi diambil lagi sebanyak 20 cc dan dikeluarkan. Kemudian dimasukkan darah pengganti dengan jumlah yang sama, demikian siklus perhantian tersebut diulangi sampai selesai. Pelaksanaan … Selama prosedur berlangsung, operator harus berbicara dengan jelas tentang volume darah keluar-masuk (misalnya: “sepuluh masuk“, “sepuluh keluar“, sehingga asisten bisa mendengar dan mencatat dengan baik) Perhatian Pelaksanaan transfusi tukar dilakukan dengan setting perawatan intensif. Pantau tanda vital dan keadaan umum bayi. Hentikan atau perlambat kecepatan transfusi tukar jika menjadi bayi tidak stabil. Selama prosedur transfusi tukar berlangsung, perawat bertanggung jawab memantau dan mencatat tanda penting tiap 15 menit. Selama dan sesudah transfusi tukar dapat terjadi komplikasi, seperti emboli udara dan trombosis, aritmia, hipovolemia, henti jantung, hipernatremia, hiperkalemia, hipokalsemia… Perhatian… Pemeriksaan kadar kalsium dan glukosa darah dilakukan selama transfusi tukar. Jika darah menjadi sulit untuk ditarik keluar/ masuk, jangan dipaksakan. Coba bilas dengan 1-2 cc NaCl : Heparin (1 UI/ cc), jika tidak bisa, ganti stopcock dan seluruh sambungannya. Dianjurkan membilas kateter (terutama kateter arteri) dengan heparin tiap 10-15 menit untuk mencegah bekuan. Segera setelah transfusi tukar selesai, dilakukan pemeriksaan Hb, elektrolit, AGD, kadar glukosa. Perhatian … Tetap lakukan fototerapi intensif sebelum dan sesudah transfusi tukar pada kelainan dengan hiperbilirubinelia. Monitor kadar bilirubin serum setelah transfusi, kemudian berkala tiap 6 jam, atau sesuai anjuran dokter. Data laboratorium diperlukan untuk menilai bahwa proses hemolitik sudah menurun, anemia mulai membaik dan kadar bilirubin dapat dijaga di bawah kadar yang dapat membahayakan neonatus.