Preskas Kume
Preskas Kume
PRESENTASI KASUS
02 Umur: 3 Tahun
05 Suku: Betawi
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
06 Pekerjaan: -
07 Pendidikan Terakhir: -
Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien P3A0, pasien merupakan anak ketiga. Rutin ANC di bidan
setiap bulannya. Tidak ada penyulit selama kehamilan.
Kesan : Riwayat kehamilan baik.
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
Riwayat Persalinan dan Masa Perinatal:
Lahir secara normal pada saat usia kandungan 37 minggu,
dibantu oleh bidan. BB lahir 3500 gram, PB 50cm.
Kesan : Riwayat persalinan dan perinatal tidak ada penyulit.
24x/menit
PEMERIKSAAN KHUSUS
Telinga: Simetris
kanan-kiri, sekret (-/-)
Hidung: Bentuk
normal, septum
Kepala: deviasi (-), sekret (-), Mulut: Bibir kering,
Normochepal, rambut nafas cuping hidung sianosis (-), faring
hitam, rambut mudah 02 (-) tidak hiperemis,
01 di cabut (-), alopesia
03
tonsil T1/T1 tenang.
(-), massa (-)
Leher: Deviasi
Mata: Pupil bulat, trakea (-),
isokor, diameter
3mm/3mm, CA (-/-), SI
pembesaran
(-/-) KGB(-).
PEMERIKSAAN KHUSUS
Thorax Jantung
Inspeksi: Statis dan Inspeksi: Ictus cordis Abdomen
dinamis pergerakan tidak tampak Inspeksi: Distensi (+),
dinding dan bentuk 05 Palpasi: Ictus cordis apendektomi skar (-),
darm contour dan darm
dada tidak teraba
Palpasi: NT dan Massa Perkusi: Batas jantung 06 steifung (-)
Palpasi: Distensi, nyeri
04 (-)
Perkusi: Sonor pada
normal
Auskultasi: Bunyi
tekan (+), nyeri lepas (+)
Perkusi: Hipertimpani (+)
seluruh lapang paru jantung 1 & 2 reguler, pada seluruh lapang
gallop (-), murmur (-) abdomen
Auskultasi: Bising usus
Auskultasi: Vesikuler
(+) meningkat, metalic
(+/+), wheezing (-/-), sound (-)
Rhonki (-/-)
Ekstremitas:
07 Akral hangat, CRT<2”,
edema( -/-),
sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 3 Februari 2019 Laboratorium 4 Februari 2019
Laboratorium 5 Laboratorium 6
Februari 2019 Februari 2019
INTERPRETASI
Preperitoneal fat line kanan-kiri kabur
Distribusi udara usus minimal di distal, tidak tampak
discrepancy
Tampak dilatasi usus besar dan kecil
Tidak tampak gambaran udara di luar kontur usus
atau udara bebas subdiafragma
Tampak pelebaran dan penebalan dinding usus
Kontur kedua ginjal baik
Psoas line kanan-kiri sulit di nilai
Dilatasi usus kecil dan besar (+)
Tampak gambaran air fluid level berbentuk step
ladder
Tampak gambaran herring bone appereance pada
sentral abdomen
BNO 3 POSISI
Diagnosis Kerja
Ileus Obstruktif e.c susp invaginasi
Diagnosis Banding
Ileus e.c susp divertikel Prognosis
Ileus e.c susp involusi
•Ad vitam:
Penatalaksanaan dubia ad bonam
Umum
01 Rehidrasi, Nasogastring tube
(puasa), Kateter Urin, •Ad functionam:
Transfusi darah, Antipiretik,
Antibiotik bila diperlukan, dubia ad bonam
Konsul Bedah Umum
Post Laparotomy
02 IVFD Asering 1000cc/24jam, Inj. •Ad sanactionam:
Ranitidin 50 mg/12 jam, Inj. dubia ad bonam
Ceftriaxone 2g/24jam, Inj. Asam
Tranexamat 3 X 250 mg,
Nasogastring aff, Pasien masih
belum boleh mengkonsumsi
makanan berat
04 Februari 2020 (Pre Operasi)
S -Nyeri perut, kembung, mual (+) dan muntah (+), tidak BAB dan flatus
- Terpasang NGT
Pemeriksaan makroskopis
dari usus halus juga didapat
kan adanya folikel limfoid.
Folikel tersebut, berlokasi di
ileum, juga disebut Peyer
Patches.
2.1. ANATOMI USUS HALUS DAN USUS BESAR
B. Usus Besar
TINJAUAN Terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolon asendens
tranversum, desenden, sigmoid, rectum, dan anus. Sisa
makanan dan yang tidak tercerna dan tidak diabsorpsi di
PUSTAKA dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak
peristaltik kuat muskularis eksternus usus halus. Residu yang
memasuki usus besar itu berbentuk semi cair; saat mencapai
bagian akhir usus besar menjadi semi solid.
D. PEMBULUH LIMFE
• Duodenum : mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe
• Jejunum dan Ileum : berjalan melalui banyak nodi lymphatici mesentric
us dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior
• Sekum berjalan melewati banyak nodi lymphatici mesentericus dan ak
hirnya mencapai nodi lymphatici mesenterikus superior
E. PERSARAFAN
Saraf-saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasi
mpatis (vagus) dari pleksus mesenterikus superior dan pleksus
coelicus. Saraf untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan
parasimpatis (nervus vagus) dari pleksus mesenterikus superior.
2.2. FISIOLOGI USUS
HALUS DAN USUS BESAR
Proses pencernaan dimulai dalam mulut
dan lambung oleh ptialin, HCl, dan pepsin terhadap
makanan masuk lalu di dalam duodenum terutama
oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat yang lebih
sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas
membantu menetralkan asam dan memberikan pH
optimal untuk kerja enzim. Sekresi empedu dari hati
membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan
lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi
kerja lipase pankreas. Kolon mengabsorpsi air, Na, Cl,
dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan K
dan HCO3 untuk menjaga keseimbangan. Gerakan
retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari
kolon kanan, meningkatkan absorpsi. Kontraksi
segmental ini menurun oleh antikolinergik, meningkat
oleh makanan dan kolinergik.
2.3. ILEUS OBSTRUKTIF
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI KLASIFIKASI
Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat hiperperistaltik), tak ada defance
muscular kecuali pada peritonitis.
Perkusi
Timpani pada seluruh region abdomen terutama di subdiafragma
Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam
bernada tinggi dan gelora (rush’)/borborygmi (suara seperti air dalam botol yang di kocok / seperti
suara ombak.
DIAGNOSIS
PEM. LABORATORIUM
• Tidak mempunyai ciri-ciri khusus.
• Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan
ketonuria yang menunjukkan adanya
dehidrasi dan asidosis metabolik.
• Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika
• sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peri
tonitis.
• Kimia darah : adanya gangguan elektrolit.
DIAGNOSIS
PEM. RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN