Anda di halaman 1dari 38

ILEUS OBSTRUKTIF

PRESENTASI KASUS

Pembimbing: dr. Khalis Satya Wijaya Sp.B, Sp.BA

Oleh: Zahra Faras Sukma


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
01 Nama: An. F

02 Umur: 3 Tahun

03 Jenis Kelamin: Laki-laki

04 Alamat: Kp. Bulak Jaya, Muara Gembong – Bekasi

05 Suku: Betawi
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
06 Pekerjaan: -

07 Pendidikan Terakhir: -

08 Status Pernikahan: Belum Menikah

09 Tanggal Masuk RS: 3 Februari 2020 (18.05 WIB)

10 Tanggal Pemeriksaan: 4 Februari 2020 (10.00 WIB)


STATUS PASIEN
ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesa dan autoanamnesa
dengan ibu pasien
Tanggal : 4 Februari 2020
Tempat : Ruang Rawat Inap Shasta 1

Keluhan Utama: Tidak bisa BAB.

Keluhan Tambahan: (-) buang angin, perut


kembung, mual, muntah, nyeri seluruh lapang
perut dan demam.
Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi diantar oleh ibunya
dengan keluhan tidak dapat BAB sejak 2 hari SMRS. BAB terakhir berwarna
kuning kecoklatan dan terdapat lendir, tidak terdapat darah dengan konsistensi lu
nak, biasanya psien dapat BAB sebanyak satu kali dalam satu hari. Riwayat
menggunakan obat pencahar (-). Pasien juga mengalami perut yang kembung
setelah ia mengalami nyeri perut, penurunan nafsu makan karena merasa mual
dan muntah setiap habis makan (muntah > dari 3x sehari, dengan warna sesuai
dengan apa yang pasien konsumsi, tidak didapatkan penurunan berat badan
pada pasien), (-) flatus beberapa hari terakhir, ketika awal sakit masih bisa
buang angin, perut terasa kembung dan nyeri meskipun tidak ditekan serta \de
mam sejak 3 hari SMRS. Pasien tidak memiliki benjolan pada buah zakarnya ma
upun area inguinal. Menurut Ibu pasien, anaknya rewel sepanjang hari. Ibu
pasien juga mengatakan pasien demam sejak 3 hari SMRS, demam dirasakan
terus menerus. Riwayat operasi (-) dan pasien dapat BAB dalam kurun waktu kura
ng dari satu setelah ia lahir.
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu: Satu tahun yang lalu pasien
pernah mengalami keluhan serupa.Riwayat alergi,
hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga: -

Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien P3A0, pasien merupakan anak ketiga. Rutin ANC di bidan
setiap bulannya. Tidak ada penyulit selama kehamilan.
Kesan : Riwayat kehamilan baik.
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
Riwayat Persalinan dan Masa Perinatal:
Lahir secara normal pada saat usia kandungan 37 minggu,
dibantu oleh bidan. BB lahir 3500 gram, PB 50cm.
Kesan : Riwayat persalinan dan perinatal tidak ada penyulit.

Riwayat Nutrisi: Pasien menerima ASI hingga usia 2 tahun.


Pasien mendapat makanan pendamping asi pada saat usia 6
bulan berupa pisang atau alpukat.
Kesan : Secara kualitas kurang dan kuantitas nutrisi cukup.

Riwayat Tumbuh Kembang:


Sesuai dengan usia.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM

KEADAAN UMUM KESADARAN TEKANAN DARAH

01 Tampak sakit 02 Composmentis/E4 03 -


sedang V5M6

FREK. NADI: SUHU SpO2


110x/menit reguler
04 FREK. NAPAS:
05 38,1° C 06 99%

24x/menit
PEMERIKSAAN KHUSUS
Telinga: Simetris
kanan-kiri, sekret (-/-)

Hidung: Bentuk
normal, septum
Kepala: deviasi (-), sekret (-), Mulut: Bibir kering,
Normochepal, rambut nafas cuping hidung sianosis (-), faring
hitam, rambut mudah 02 (-) tidak hiperemis,
01 di cabut (-), alopesia
03
tonsil T1/T1 tenang.
(-), massa (-)
Leher: Deviasi
Mata: Pupil bulat, trakea (-),
isokor, diameter
3mm/3mm, CA (-/-), SI
pembesaran
(-/-) KGB(-).
PEMERIKSAAN KHUSUS
Thorax Jantung
Inspeksi: Statis dan Inspeksi: Ictus cordis Abdomen
dinamis pergerakan tidak tampak Inspeksi: Distensi (+),
dinding dan bentuk 05 Palpasi: Ictus cordis apendektomi skar (-),
darm contour dan darm
dada tidak teraba
Palpasi: NT dan Massa Perkusi: Batas jantung 06 steifung (-)
Palpasi: Distensi, nyeri
04 (-)
Perkusi: Sonor pada
normal
Auskultasi: Bunyi
tekan (+), nyeri lepas (+)
Perkusi: Hipertimpani (+)
seluruh lapang paru jantung 1 & 2 reguler, pada seluruh lapang
gallop (-), murmur (-) abdomen
Auskultasi: Bising usus
Auskultasi: Vesikuler
(+) meningkat, metalic
(+/+), wheezing (-/-), sound (-)
Rhonki (-/-)

Ekstremitas:
07 Akral hangat, CRT<2”,
edema( -/-),
sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 3 Februari 2019 Laboratorium 4 Februari 2019
Laboratorium 5 Laboratorium 6
Februari 2019 Februari 2019
INTERPRETASI
Preperitoneal fat line kanan-kiri kabur
Distribusi udara usus minimal di distal, tidak tampak
discrepancy
Tampak dilatasi usus besar dan kecil
Tidak tampak gambaran udara di luar kontur usus
atau udara bebas subdiafragma
Tampak pelebaran dan penebalan dinding usus
Kontur kedua ginjal baik
Psoas line kanan-kiri sulit di nilai
Dilatasi usus kecil dan besar (+)
Tampak gambaran air fluid level berbentuk step
ladder
Tampak gambaran herring bone appereance pada
sentral abdomen

Kesan : Ileus obstruktif dengan tanda-tanda


peritonitis

BNO 3 POSISI
Diagnosis Kerja
Ileus Obstruktif e.c susp invaginasi

Diagnosis Banding
Ileus e.c susp divertikel Prognosis
Ileus e.c susp involusi
•Ad vitam:
Penatalaksanaan dubia ad bonam
Umum
01 Rehidrasi, Nasogastring tube
(puasa), Kateter Urin, •Ad functionam:
Transfusi darah, Antipiretik,
Antibiotik bila diperlukan, dubia ad bonam
Konsul Bedah Umum
Post Laparotomy
02 IVFD Asering 1000cc/24jam, Inj. •Ad sanactionam:
Ranitidin 50 mg/12 jam, Inj. dubia ad bonam
Ceftriaxone 2g/24jam, Inj. Asam
Tranexamat 3 X 250 mg,
Nasogastring aff, Pasien masih
belum boleh mengkonsumsi
makanan berat
04 Februari 2020 (Pre Operasi)
S -Nyeri perut, kembung, mual (+) dan muntah (+), tidak BAB dan flatus
- Terpasang NGT

O - Suhu: 37,7℃, Nadi: 80 kali/menit, Frekuensi nafas: 26 kali/menit, Tekanan darah : -


Pemeriksaan Fisik:
- Abdomen: bising usus (+) meningkat, nyeri tekan dan lepas (+), timpani seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Penunjang:
Hemoglobin 13,5 g/dL, hematokrit 39 %, eritrosit 5,15 106/ul, trombosit 413 103/ul, leukosit 11,2 103/ul, PT 10,4 detik, APTT
41, 9 detik
A Ileus Obstruktif letak tinggi
P IVFD Kaen 3A 50 ml/jam
IVFD Aminosteril 100 ml/24 jam
Inj. Ranitidin 20 mg/12 jam
Inj. Ceftriaxone 2g/24jam
Inj. Paracetamol 3 X 200 mg
Nasogastring tube (puasa)
Transfusi FFP
Rencana operasi laparotomi eksplorasi
05 Februari 2020 (Post Operasi)
S - Nyeri pada bekas operasi VAS skor 4-5
- Kembung (-)
- Mual (-) dan Muntah (-)
- Tidak BAB dan flatus
O - Suhu: 36,7℃
- Nadi: 80 kali/menit
- Frekuensi nafas: 22 kali/menit
- Tekanan darah : -
Pemeriksaan Fisik:
- Abdomen: bising usus (+) normal, nyeri tekan dan lepas (-),
Pemeriksaan Penunjang:
Hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 35 %, eritrosit 4,56 106/ul, trombosit 258 103/ul, leukosit 9,4 103/ul, PT 10,4 detik, APTT 41, 9 detik,
natrium 140 mmol/L, kalium 4 mmol/L, klorida 101 mmol/L, HIV dan HbsAg non reaktif.

A Ileus Obstruktif letak tinggi post laparatomi


P Puasa hingga bising usus +
IVFD Kaen 3A 50 ml/jam
IVFD Aminosteril 100 ml/24 jam
Inj. Ranitidin 20 mg/12 jam
Inj. Ceftriaxone 2g/24jam
Inj. Asam Tranexamat 3 X 250 mg
Nasogastring tube (puasa)
06 Februari 2020
S - Nyeri pada bekas operasi VAS skor 4-5
- Kembung (-)
- Mual (-) dan Muntah (-)
- BAB dan flatus (+)
O - Suhu: 36,6℃
- Nadi: 80 kali/menit
- Frekuensi nafas: 22 kali/menit
- Tekanan darah : -
Pemeriksaan Fisik:
- Abdomen: bising usus (+) normal, nyeri tekan dan lepas (+), timpani seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Penunjang:
PT 13,3 detik APTT 73,4 Glukosa Sewaktu 98 mg/dL, Natrium 136 mmol/L, Kalium 3,2 mmol/L, Klorida 98 mmol/L.

A Ileus Obstruktif letak tinggi post laparatomi


P IVFD Asering 1000cc/24jam
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Inj. Ceftriaxone 2g/24jam
Inj. Asam Tranexamat 3 X 250 mg
Nasogastring aff
Pasien masih belum boleh mengkonsumsi makanan berat
2.1. ANATOMI USUS HALUS DAN USUS
BESAR

TINJAUAN A. Usus Halus


Usus halus berbentuk tubuler, dengan panjang 6 meter pada
PUSTAKA dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jeju
num, dan ileum. Ileum memiliki pH atara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan dan
garam-garam empedu.

Pemeriksaan makroskopis
dari usus halus juga didapat
kan adanya folikel limfoid.
Folikel tersebut, berlokasi di
ileum, juga disebut Peyer
Patches.
2.1. ANATOMI USUS HALUS DAN USUS BESAR

B. Usus Besar
TINJAUAN Terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolon asendens
tranversum, desenden, sigmoid, rectum, dan anus. Sisa
makanan dan yang tidak tercerna dan tidak diabsorpsi di
PUSTAKA dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak
peristaltik kuat muskularis eksternus usus halus. Residu yang
memasuki usus besar itu berbentuk semi cair; saat mencapai
bagian akhir usus besar menjadi semi solid.

Usus besar ini tidak


memiliki plika sirkularis
maupun vili intestinales,
dan kelenjar intestinal
terletak lebih dalam dari
pada usus halus.
C. SUPLAI VASKULER
A. Mesenterika Superior memperdarahi seluruh usus halus kecuali
duodenum yang sebagian atasnya diperdarahi oleh arteri pankreotikoduoden
alis superior. Sedangkan separuh bawah duodenum diperdarahi oleh arteri
pankreotikoduodenalis inferior

D. PEMBULUH LIMFE
• Duodenum : mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe
• Jejunum dan Ileum : berjalan melalui banyak nodi lymphatici mesentric
us dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior
• Sekum berjalan melewati banyak nodi lymphatici mesentericus dan ak
hirnya mencapai nodi lymphatici mesenterikus superior
E. PERSARAFAN
Saraf-saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasi
mpatis (vagus) dari pleksus mesenterikus superior dan pleksus
coelicus. Saraf untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan
parasimpatis (nervus vagus) dari pleksus mesenterikus superior.
2.2. FISIOLOGI USUS
HALUS DAN USUS BESAR
Proses pencernaan dimulai dalam mulut
dan lambung oleh ptialin, HCl, dan pepsin terhadap
makanan masuk lalu di dalam duodenum terutama
oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat yang lebih
sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas
membantu menetralkan asam dan memberikan pH
optimal untuk kerja enzim. Sekresi empedu dari hati
membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan
lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi
kerja lipase pankreas. Kolon mengabsorpsi air, Na, Cl,
dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan K
dan HCO3 untuk menjaga keseimbangan. Gerakan
retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari
kolon kanan, meningkatkan absorpsi. Kontraksi
segmental ini menurun oleh antikolinergik, meningkat
oleh makanan dan kolinergik.
2.3. ILEUS OBSTRUKTIF
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI KLASIFIKASI

Keadaan isi lumen saluran 1 dari 1000 pen 1.Ekstraluminal LOKASI


cerna tidak bisa disalurkan duduk didiagno 2.Intrinsik OBSTRUKSI
ke distal/anus karena sis ileus. 3.Intraluminal
hambatan mekanik akibat 1. Letak tinggi
2. Letak rendah
kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus STADIUM
yang menekan/kelainan
vaskularisasi pada suatu 1. Sebagian
segmen usus yang 2. Sederhana
menyebabkan nekrosis 3. Strangulasi
segmen usus tersebut.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
OBSTRUKSI
SEDERHANA OBSTRUKSI MEKANIS

Tanda vital normal pada


tahap awal, namun akan OBSTRUKSI DENGAN Nyeri yang hebat dan
dehidrasi. Suhu tubuh bisa STRANGULASI terus-menerus
normal sampai demam. menunjukkan adanya
Distensi abdomen dapat Bila dijumpai tanda-tanda iskemia atau peritonitis.
minimal atau tidak ada strangulasi berupa nyeri Borborygmus dapat keras
pada obstruksi proksimal iskemik dimana nyeri yang dan timbul sesuai dengan
dan semakin jelas pada sangat hebat, menetap nyeri. Konstipasi atau
sumbatan di daerah distal. dan tidak menyurut, maka obstipasi adalah
Bising usus yang dilakukan tindakan operasi gambaran umum obstruksi
meningkat dan “metallic segera untuk mencegah komplit. Muntah lebih
sound” dapat didengar terjadinya nekrosis usus. sering terjadi pada
sesuai dengan timbulnya penyumbatan usus besar.
nyeri pada obstruksi di
daerah distal
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pada ileus obstruktif usus : halus
biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam
perut karena pernah dioperasi sebelumnya
atau terdapat hernia. Pada ileus obstruktif
usus halus, kolik dirasakan di sekitar
umbilkus, sedangkan pada ileus obstruktif
usus besar, kolik dirasakan di sekitar
suprapubik. Muntah pada ileus obstruktif
usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus
obstruktif usus besar onset muntah lama
DIAGNOSIS
PEM. FISIK
Tanda meteorismus, dibedakan berdasarkan
letak ;
1). Ileus letak tinggi : di duodenum dengan
kembung di ventrikulus
2). Ileus letak tengah : kembung di umbilicus, “darm contour” (gambaran
jejunum dan ileum proksimal kontur usus) maupun “darm
3). Ileus letak rendah : di colon dengan kembung steifung” (gerakan usus),
terasa di seluruh region perut biasanya nampak jelas pada
saat penderita mendapat
serangan kolik yang disertai
mual dan muntah dan juga
pada ileus obstruksi yang berat.
DIAGNOSIS
PEM. FISIK
Palpasi

Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat hiperperistaltik), tak ada defance
muscular kecuali pada peritonitis.

Perkusi
Timpani pada seluruh region abdomen terutama di subdiafragma

Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam
bernada tinggi dan gelora (rush’)/borborygmi (suara seperti air dalam botol yang di kocok / seperti
suara ombak.
DIAGNOSIS
PEM. LABORATORIUM
• Tidak mempunyai ciri-ciri khusus.
• Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan
ketonuria yang menunjukkan adanya
dehidrasi dan asidosis metabolik.
• Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika
• sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peri
tonitis.
• Kimia darah : adanya gangguan elektrolit.
DIAGNOSIS
PEM. RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN

1)Distensi usus bagian proksimal obstruksi


2)Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3)Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4)Posisi supine dapat ditemukan :
a)Distensi usus
b)Step-ladder sign
5)String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet.
6)Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung
usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7)Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Coiled Spring Step Ladder Sign Coffee Bean
Appearance Appearance

Multiple Air Fluid


Herring Bone Level/ String of
Appearance Dilatasi Usus
Pearl Sign
DIAGNOSIS BANDING
Ileus Obstruktif) Ileus Paralitik Pseudo-obstruksi
Keluhan Keram abdominal, konstipa Nyeri abdominal ringan, ke Keram abdominal, konstipa
si, obstipasi, mual, mbung, mual, muntah, obs si, obstipasi, mual,
muntah, dan anoreksia tipasi, konstipasi muntah, dan anoreksia

PF Borborygmi, bunyi Bising usus senyap, Borborygmi, timpani,


peristaltic meningkat distensi, dan timpani terdapat gelombang
dengan bising usus nada peristaltik dengan bising
tinggi, distensi, nyeri usus hipo atau hiperaktif,
terlokalisir distensi dan nyeri
terlokalisir
Gambaran Foto Polos Bow-shaped loops in Dilatasi usus kecil dan Dilatasi usus besar terisola
ladder patern, terdapat usus besar dengan pening si dengan peningkatan
gambaran gas kolon yang katan diafragma diafragma
terperangkap di bagian
distal dari lesi,
TATA LAKSANA
OPERASI
TUJUAN PERSIAPAN
1)Koreksi sederhana: unt
uk membebaskan usus
Dekompresi • Pipa lambung
dari jepitan, misalnya
bagian yang • Pasien
pada hernia inkarserata
mengalami dipuasakan,
non-strangulasi, jepitan
obstruksi untuk • Resusitasi cairan
oleh streng/adhesi atau
mencegah dan elektrolit.
pada volvulus ringan.
• Antibiotic
perforasi.
spektrum luas
2)Tindakan operatif by-
dapat diberikan
pass
hanya bila
Membuat saluran usus
terdapat tanda-
baru misalnya pada
tanda infeksi.
tumor intraluminal, Crohn
disease.
TATA LAKSANA
OPERASI PASCA OPERASI
3)Membuat fistula entero- Pengobatan pasca bedah
cutaneus sangat penting terutama dalam
Dilakukan pada bagian proximal hal cairan dan elektrolit.Kita
dari tempat obstruksi, misalnya harus mencegah terjadinya
pada Ca stadium lanjut. gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang
4)Melakukan reseksi usus
cukup.Perlu diingat bahwa
Pada bagian usus yang
tersumbat dan membuat pasca bedah usus pasien
anastomosis ujung-ujung usus masih dalam keadaan paralitik.
untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus, misalnya
pada carcinoma colon, invaginasi,
strangulata, dan sebagainya.
2.3.9 KOMPLIKASI

KESIMPULAN keseimbangan elektrolit dan


cairan, serta iskemia dan
-Ileus obstruktif adalah kerusakan atau perforasi usus yang dapat
hilangnya pasase isi usus yang menyebabkan peritonitis, sepsis,
disebabkan oleh sumbatan mekanik. dan kematian.
-Adhesi, hernia, dan tumor mencakup
90% etiologi kasus obstruksi mekanik 2.3.10 PROGNOSIS
usus halus.
Prognosa tergantung dari
- Gejalanya antara lain tidak BAB, tidak penyebab obstruksi, umur,
kentut, disertai dengan mual, muntah
etiologi,tempat dan
dan jika kondisi ini berlangsung lama
dapat menyebabkan dehidrasi, demam, lamanya obstruksi.
perut kembung, nyeri perut diawali dari
daerah epigastrik kemudian nyeri
dirasakan secara intermiten terutama
ketika peristaltic.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai