Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI/ANAK DENGAN DIAGNOSA


PENURUNAN KESADARAN
Kelompok 5

1. Elfrida Sangkoy 17011104050


2. Feronika Lumolos 17011104051
3. Junita Saroinsong 17011104052
4. Silvana Pinontoan 17011104058
5. Cindy Limpong 17011104072
Definisi
 Penurunan kesadaran pada anak
merupakan masalah kedaruratan
yang dapat menunjukkan
gangguan neurologis yang berat
pada fungsi serebral.

 Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang


mencerminkan pengintegrasian impuls eferen (input) dan
aferen (output) dari susunan saraf pusat.Proyeksi neuron
diteruskan dari ascending reticular activating system (ARAS)
melalui hipotalamus ke nukleus reticular talamus dan
diproyeksikan ke daerah korteks.
Insiden
Angka kejadian penurunan kesadaran pada anak
berkisar antara 60 per 100.000 populasi anak, dengan
penyebab trauma dan penyebab non trauma hampir sama
banyak.
Berdasarkan penelitian di Inggris pada tahun 2001,
didapatkan bahwa dalam satu tahun insiden pasien anak
yang masuk rumah sakit, terdapat sekitar 30 per 100.000
anak mengalami manifestasi penurunan kesadaran
disebabkan oleh penyebab non trauma. Sedangkan pada
penelitian lain di India tahun 2013, didapatkan bahwa
insiden pasien anak dengan penurunan kesadaran yang
dirawat di PICU disebabkan oleh penyebab non trauma
adalah sekitar 7,3%.
Di RSUP Dr. M. Djamil pada tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017 tercatat 188 orang pasien anak dirawat
di PICU dan belum terdapat angka kejadian pasien yang
mengalami penurunan kesadaran.
Patofisiologi
Keadaan sadar tergantung dari hubungan timbal-
balik siklus antara sistem keterjagaan (reticular activating
system) yang berasal dari batang otak bersama dengan
pusat tidur gelombang lambat di hipotalamus dan pusat
tidur paradoksal dibatang otak. Batang otak adalah jalur
penghubung penting antara bagian otak lain dan medula
spinalis.
Substrat kualitas dan derajat kesadaran
disingkatkan sebagai berikut : jumlah (kuantitas) input
susunan saraf pusat menentukan derajat kesadaran. Input
susunan saraf pusat dibedakan menjadi input yang bersifat
spesifik dan non-spesifik. Input spesifik merupakan impuls
aferen yang khas dan kesadran yang disalurkan oleh impuls
aferen itu adalah khas juga yaitu berlaku pada semua
lintasan berupa lintasan aferen impuls perasaan
protopatik, propioseptif dan pancaindera.
Next..
Input non-spesifik terdiri dari lintasan berupa
serangkaian neuron-neuron di substansia retikularis
medula spinalis dan batang otak yang menyalurkan impuls
aferen ke talamus yaitu ke inti intralaminar yang cara
penyalurannya ke talamus berlangsung secara
multisinaptik, unilateral dan bilateral yang selanjutnya
memancarkan impuls yang mengaktifkan seluruh korteks
secara difus dan bilateral sehingga terdapatlah
penghantaran aferen yang berbeda.
Kontrol utama kesadaran terletak pada sistem formasio
retikularis yang memiliki fungsi sebagai berikut :
(1) Mengontrol derajat kewaspadaan
(2) Kemampuan mengarahkan perhatian
(3) memfiltrasi informasi sensoris, dan
(4) Mengkoordinasi aktivitas-aktivitas otot. Apabila terjadi
gangguan sehingga kesadaran menurun sampai derajat
yang terendah (koma)
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan fisis dan Neurologis

 Pemeriksaan darah : darah tepi lengkap, elektrolit, glukosa, kalsium, dan


magnesium; fungsi hati termasuk dan ammonia.

 Urinalisis, dilakukan untuk pemeriksaan toxikologi.

 Cek kadar gula dalam darah, karena hal pertama yang harus disingkirkan
pada pasien dengan penurunan kesadaran ialah keadaan hipoglikemia.

 Pemeriksaan elektrodiografi dan rontgen dada bila dicurigai adanya


kelainan jantung atau paru.

 Pungsi lumbal harus dilakukan bila terdapat dugaan adanya infeksi


susunan saraf pusat.

 Pemeriksaan CT scan kepala sebelum dilakukan pemeriksaan pungsi


lumbal. perlu dilakukan tergantung manifestasi klinis yang meragukan.
Penatalaksanaan
Tatalaksana awal penurunan kesadaran
bertujuan untuk mencegah terjadinya perburukan
pada pasien. Hal pertama kali yang harus dilakukan
pada pasien yang datang dengan penurunan kesadaran
ialah stabilisasi A (airway / jalan napas), B (breathing,
laju napas), dan C (circulation / sirkulasi darah). Anak
dengan penyebab koma yang belum jelas
penyebabnya, dilakikan pemeriksaan gula darah
dextrostick atau diberikan langsung dektrosa 25%
sebanyak 1-4 ml/kgBB sambil memperhatikan
responnya. Bila didapatkan perbaikan dramatis,
selanjutnya diberikan infus glukosa 10%. Kesadaran
yang tidak pulih setelah pemberian infus dektrosa,
menyingkirkan adanya hipoglikemia.
Pengkajian
PENGKAJIAN PRIMER
• Apakah pasien berbicara dan bernafas secara bebas, Terjadi
penurunan kesadaran, Suara nafas abnormal : stridor, wheezing,
mengi dll, Penggunaan otot-otot bantu pernafasan, Gelisah,
airway Sianosis, Kejang, Retensi lendir / sputum di tenggorokan, Suara
serak, Batuk

• Adakah suara nafas abnormal : stridor, wheezing, mengi


dll, Sianosis, Takipnu, Dispnea, Hipoksia, Panjang
Breating pendeknya inspirasi ekspirasi

• Hipotensi / hipertensi, Takipnu, Hipotermi, Pucat, Ekstremitas


dingin, Penurunan capillary refill, Produksi urin menurun, Nyeri,
Circulation Pembesaran kelenjar getah bening
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat penyakit sebelumnya
2. Pemeriksaan fisik
3. Menilai GCS
4. Menilai reflek-reflek patologis
5. Uji syaraf kranial
Masalah Keperawatan Utama
1. Gangguan perfusi jaringan
Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
keperawatan hasil
Gangguan perfusi Tujuan : gangguan Mandiri :
jaringan b.d perfusi jaringan - Tentukan faktor yang
hipoksia jaringan berkurang/hilang setelah berhubungan dengan keadaan
dilakukan tindakan tertentu, yang dapat
keperawatan selama 1 menyebabkan penurunan
jam. perfusi dan potensial
Kriteria hasil : peningkatan TIK
- Tidak ada tanda – - Catat status neurologi
tanda peningkatan TIK secara teratur, bandingkan
- Tanda – tanda vital dengan nilai standart
dalam batas normal - Kaji respon motorik
- Tidak adanya terhadap perintah sederhana
penurunan kesadaran - Pantau tekanan darah
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
keperawatan kriteria hasil
- Evaluasi : pupil, keadaan pupil,
catat ukuran pupil, ketajaman
pnglihatan dan penglihatan kabur
- Pantau suhu lingkungan
- Pantau intake, output, turgor
- Beritahu klien untuk
menghindari/ membatasi
batuk,muntah
- Perhatikan adanya gelisah
meningkat, tingkah laku yang tidak
sesuai
- Tinggikan kepala 15-45 derajat

Kolaborasi :
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Berikan obat sesuai indikasi
Daftar Pustaka
Sherwood L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Brahm UP,
alih
bahasa. Nella Y, editor edisi bahasa Indonesia. Edisi 6.
Jakarta :EGC. 2011.
Passat J. Datang Tidak Sadar, Apa yang Harus Dilakukan.
Pusponegoro HD, Handyastuti S, Kurniati N, penyunting.
Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice.
Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2010.
Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan
Mental. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2014

Anda mungkin juga menyukai