Anda di halaman 1dari 15

IKD

JARINGAN
Modul Epitel dan
Matriks
Ekstraseluler
DKK 8
Nama Kelompok :

1. 1.Ronawati Anugrah Langgeng R. NIM : 20190710024


2. Feiliana Maria Hartanto NIM : 20190710014
3. Theresia Vila Br. Simamora NIM : 20190710089
4. Nicholas Adrian Wijaya NIM : 20190710008
5. Erza Nandia NIM : 20190710035
6. Alvin Alfarisi NIM : 20190710064
7. Herlin Widya n.h NIM : 20190710002
8. Salsabila Raniah Yudi NIM : 20190710048
9. Annisa berliana NIM : 20190710063
10. Sakanti Firjatullah S. NIM : 20190710076
TOPIK MODUL
Embriogenesis

A. PENDAHULUAN
Pulpa polip atau pulpitis hiperplasia kronis, adalah suatu kelainan di mana terjadi pembesaran pada pulpa gigi (bagian tengah gigi yang
berisi jaringan dan sel pembentuk gigi) karena bertambahnya jumlah sel pada jaringan tersebut sebagai reaksi dari peradangan menahun, dan
biasanya terjadi pada gigi yang sarafnya sudah mati. Pada polip gigi, pertumbuhan jaringan bersifat menetap dan tidak dapat mengecil kembali
meskipun peradangan sudah diatasi. Penampakan pulpa polip seringkali menyerupai kanker pada gusi dan jaringan penyangga gigi
Pulpa polip disebabkan oleh iritasi dan infeksi bakteri pada pulpa gigi yang terbuka akibat kerusakan pada mahkota gigi, misalnya pada
gigi berlubang atau cedera. Paparan bakteri, makanan dan zat lain yang terdapat di rongga mulut terhadap pulpa dapat menyebabkan munculnya
reaksi peradangan menahun (kronis), yang kemudian menyebabkan pertumbuhan jaringan.
Pada orang yang rutin melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, pulpa polip dapat dideteksi secepatnya. Pulpa polip umumnya
bersifat asimptomatik (tidak menimbulkan gejala) dan tidak mengakibakan kematian pada penderita. Akan tetapi, pulpa polip dapat menyebabkan
kerusakan gigi secara luas dan tanggalnya gigi secara prematur. Pulpa polip sering kali terjadi pada anak-anak atau remaja, dan dapat terjadi pada
gigi susu maupun gigi tetap.

PEMICU 1
Judul : Tumbuh daging
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke RSGM karena terdapat daging tumbuh pada gigi. Anamnesis benjolan pada lubang gigi
sesak 6 bulan, lalu bertambah besar, mudah berdarah, tidak nyaman saat makan dan menutup mulut Pemeriksaan intra oral karies pada gigi 36 ,
terdapat dungkul pada kavitas gigi 36 , warna kemerahan. Dokter mendiagnosa pasien mengalami pulpa polip / pulpitis chronic hyperplastic, dan
menjelaskan pada pasien bahwa hal tersebut akibat respon dari bakteri yang masuk melalui Kavitas gigi, kemudian memicu respon inflamasi kronis
dengan membentuk jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah, mengandung sedikit serabut saraf dan seiring waktu mengalami proses
epitelialisasi.
TERMINOLOGI ISTILAH
1) Anamnesis
Mengambil data yang dilakukan deh seorang dokter juga perawat dengan cara melakukan sesi wawancara dengan pasien atau keluarga pasien dalam
keadaan tertentu dengan penolongan pasien

2) Pemeriksaan Intraoral
pemeriksaan yang dilakukan didalam mulut yang bertujuan untuk mengetahui kondisi rongga mulut panen.

3) Kanes gigi
Sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi terutama pada email dan dentin

4) Gigi 36
geraham bawah sebelah kiri

5) Pulpa Polip (Pulpitis chronic hyperblast)


kelainan pembesaran pada pulpa gigi karena bertambahnya jumlah sel pada jaringan tersebut sebagai reaksi dari peradangan menahun dan biasanya
terjadi pada gigi sarafnya yang sudah mati

6. Inflamasi
respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang
mengalami cidera, seperti infeksi
TERMINOLOGI

7) jaringan Granulasi
Jaringan Fibrosa yang terbentuk dari bekuan darah sebagai bagian dari proses penyembuhan luka sampai matang menjadi jaringan parut

8) Epitelisasi
pembentukkan lapisan epitel baru di daerah luka

9) Kavitas Gigi
digambarkan sebagai gigi yang rusak atau berlubang, suatu keadaan yang serius dan jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan gigi

10) Proses Epitelisasi


terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisanepidermis pada tepian luka .pada luka akibat operasi proses epitelisasiini terjadi pada
48 jam pertama.

11) Inflamasi kronis


inflamasi yang berlangsung lebih lama dari inflamasi akut, dengan durasi dari mingguan hingga bulanan.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pasien datang ke RSGM

2. Ditemukan daging tumbuh pada gigi

3 Adanya Anamnesis benjolan pada lubang gian sejak 6 bulan lalu

4 Dilakukan pemeriksaan intraoral karies pada gigi 36

5. Terdapat dungkul pada kavitas gigi 36 warna kemerahan

6. Diagnosa panen mengalami pulpa polip / pulps chronic hyperblastic karena respon dari bakteri yang masuk melalui kavitas gigi

RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa panen datang ke RSGM ?

2. Mengapa terdapat daging tumbuh pada gigi?

3. Apa yang menyebabkan timbulnya benjolan pada lubang gigi?

4. Mengapa dilakukan pemeriksaan intraoral pada gigi 36?

5. Bagaimana bisa terdapat dungkul pada kavitas gigi 36

7. Mengapa dokter mendiagnosis penyakit tersebut?


HIPOTESIS MASALAH
1. Karena pasien mendapati adanya daging tumbuh pada gigi

2. Karena masalah pertama yaitu ada karies. Karies ditandai dengan rusaknya enamel dan dentin yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakteri
dalam plak. Karies menyebabkan adanya lubang pada gigi akibatnya lubang tidak bisa menutup dan terjadilah proses epitelisasi sehingga terbentuknya
daging tumbuh atau polip pada gigi tersebut

3. Awalnya karena ada ektivitas metabolisme bakteri yang menyebabkan karies

4. Karena pemeriksaan intraoral dilakukan didalam mulut dengan tujuan untuk mengetahui kondisi mulut pasien

5. Penyebab karies caranya melibatkan 3 faktor, yaitu


1) host : manusia
2) bakteri
3) diet
4) waktu

Karies terjadi saat permukaan gigi terkolonisasi oleh bakteri kariogenik dan adanya sukrosa dari diet. Bakteri patogen akan memproduksi asam laktat dari
fermentasi karbohidrat, kemudian asam tersebut akan
melarutkan struktur kristal hidroksiapatit pada gigi sehingga terbentuk karies.

6. Karena terdapat benjolan merah pada gigi pasien dan bertambah besar
PEMICU 2
Judul :

Dokter menjelaskan terapi yang akan dilakukan adalah eksisi untuk menghilangkan pulpa polip dan dilanjutkan dengan perawatan saluran akar.

TERMINOLOGI ISTILAH
1) Eksisi : Salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong.
2) Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
3) Perawatan saluran akar : Prosedur bedah kecil yang dilakukan saat infeksi penyebab pembusukan yang sudah terlanjur membunuh gigi.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dilakukan Eksisi
2. Perawatan Saluran Akar

RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa dilakukan eksisi ?
2. Mengapa dilakukan perawatan saluran akar ke jaringan penyangga gigi (tulang) ?

HIPOTESIS MASALAH
1. Untuk menghilangkan pulpa polip.
2. Untuk mencegah penyebaran infeksi dari pulpa.
Bakteri masuk
pada kavitas

Iritasi

Inflamasi
Kronis

Hiperblastik

Proses
Epitelisasi

Pulpa Polip

Eksisi

Perawatan
Saluran Akar
Learning Issue

1. Karies
a) Pengertian/definisi
b) Etiologi/faktor penyebab
c) Klasifikasi
d) Respon Pulpa

2. Pulpa Polip
a) Definisi
b) Penyebab (etiologi)
c) Patogenesis (penyebab penyakit)
d) Reaksi Hiperplastik
e) Proses Epitalisasi
f) Histologi Anatomi

3. Perawatan Pulpa

4. Kesimpulan
Jawaban
1. a) Karies merupakan keruskan jaringan keras gigi (email dan dentine) yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara
mikroorganisme yang ada dalam saliva.

b) Penyebab karies ada 3 yaitu host (manusia itu sendiri), agent (mikroorganisme, bakteri), waktu. Karies terjadi saat permukaan gigi terkolonisasi oleh
bakteri kariogenik dan adanya sukrosa dari diet. Bakteri pathogen akan mengandung asam laktat dari fermentasi karbohidrat, kemudian asam tersebut
akan melarutkan struktur kristal hidroksiapatit dari gigi sehingga terbentuk karies (Yadav dan Prokasih, 2016)

c) Klasifikasi karies gigi menurut G.V. Black:


Kelas 1: Karies Klas I ini berada pada bagian oklusal gigi posterior yaitu pada pits dan fissure, dari gigi premolar (geraham kecil) dan gigi molar (geraham
besar). Sedangkan pada gigi anterior karies Klas I ini terdapat di foramen caecum
Kelas 2: Karies pada Klas II ini terdapat pada bagian approximal dari gigi premolar atau molar dan biasanya karies meluas sampai ke bagian oklusal.
Kelas 3: Karies pada Klas III ini terdapat pada gigi depan pada bagian approximal, akan tetapi karies Klas III ini belum mencapai 1/3 (sepertiga) incisal
gigi.
Kelas 4: Karies pada Klas IV ini merupakan lanjutan dari karies Klas III dimana karies terjadi pada bagian approximal gigi depan dan karies telah mencapai
1/3 (sepertiga) incisal gigi.
Kelas 5: Karies Klas V ini terdapat pada bagian 1/3 leher gigi baik gigi depan maupun pada gigi belakang pada bagian labial, lingual, palatal maupun bukal.
Kelas 6: Karies Klas VI ini terdapat pada gigi depan bagian incisal edge dan juga terdapat pada gigi belakang bagian ujung cups.
e) Tahapan epitalisasi: -pensrikan ujung tepi luka
- pelapisan luka dengan darag yang membeku
-Pelepasan sel epidermis tipis dari basal lamina
-perpindahan sel epitel mendekat ke tepi luka
-perpindahan sel epidermal dari bawah darah beku

f) Fase politerasi: untuk memperbaiki fibroblas bertanggung jawab untuk protein sangat jarang (membentuk jaringan baru)

3) Polip pulpa umumnya dapat diatasi melalui pembedahan dan obat-obatan. Rincian penanganan yang dapat dilakukan pada
pasien polip pulpa adalah sebagai berikut:

Pembedahan. Ini merupaan pengobatan utama dalam menghilangkan polip pulpa. Jenis pembedahan yang dapat
dilakukan berbeda-beda sesuai dengan kondisi polip maupun gigi pasien. Pembedahan yang biasa dilakukan adalah:
Pengangkatan gigi yang mengalami polip secara menyeluruh, dilakukan dengan mencopot gigi yang terkena polip
beserta akar-akarnya. Pembedahan dilakukan dengan meninggalkan bagian gigi yang terkena polip seminimal mungkin di dalam
rongga mulut. Dengan prinsip tersebut, pada saat mengobati gigi yang terkena polip melalui pencabutan, akar gigi juga harus
dihilangkan semaksimal mungkin.
Pulpotomi, yaitu metode pembedahan yang dilakukan dengan cara memotong polip tanpa mengangkat gigi yang mengalami polip.
Perlu diingat, meskipun pulpotomi memberikan hasil yang baik, pada polip yang sudah berkembang sejak lama, kerusakan bagian
gigi akibat polip tidak dapat diperbaiki kembali. Pada kasus seperti itu, pencabutan bagian gigi beserta akarnya juga harus
dilakukan.
Perawatan. Perawatan lanjutan biasanya dilakukan setelah tindakan pulpotomi yang tidak disertai dengan
pengangkatan gigi.
d) Respon pulpa
Bakteri anaerob yang masuk di gigi -> Inflamasi -> Pulpitis -> Inflamasi berlanjut -> Kematian jaringan pulpa -> reaksi sel radang penambahan sel
darah putih

2 a) Bentuk pulpitis irreversible pada pulpa yang terinflamasi secara kronis hingga timbul ke permukaan oklusal

b) -Hipersensitivitas tipe 1 pada seseorang. Berperan dalam munculnya polip dengan cara meningkatkan konsentren histomin, imunoglobulin E (Ig E)
serta interleukin (IL-4) pada daerah gigi dan gusi.
-Karies Gigi yang mengakibatkan banyak hilangnya struktur giig terutama bagian enamel gigi
-Kegagalan perbaikan jaringan gigi sehingga rongga gigi terpapar oleh bakteri dan patogen lain pada rongga mulut
-Patah gigi akibat cedera
-Munculnya hipersensitif pada gigi
-Pengaruh dari hormon terutama esterogen dan progesteron
-Adanya rongga gigi yang terbuka dan adanya aliran darah

c) Dimulai dengan ada ya plak, terbentuk dari bahan-bahan air ludah. Plak ini terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertumbuhnya bakteri (Suryawati,2010). Selain itu juga daru sisa makanan (sukrosa) yang dapat menurunkan PH mulut sukrosa menyebabkan
demineralisasi email lalu jadi karies, menuju dentin tapi belum kavitasi. Kavitasi muncul apabila dentin ikut dalam proses tsb. Namun terkadang, kalau
mineral banyak hilang makin mudah rusak permukaan gigi setelah terbentuk kavitas baru akan masuk.

d) pertumbuhan tidak norma berlebih dari jaringan granulasi (kebanyakan pembuluh darah dan menyebabkan perkembangan polip pulpa relativ tidak
sensitif terhadap sentuhan karena hanya memiliki syaraf (terkumpul)
Pemasangan penghalang enamel gigi dan penambahan resin pada akar gigi, guna mencegah perkembangan polip pulpa,
terutama pada gigi yang sedang mengalami pertumbuhan.
Pengobatan restoratif, yaitu pengobatan dengan cara menambal dan memperbaiki enamel gigi serta perawatan akar gigi.

Obat-obatan. Obat-obatan yang dapat diberikan umumnya adalah antibiotik. Antibiotik dalam bentuk pasta digunakan
untuk mengurangi infeksi bakteri pada gigi dan polip. Antibiotik minum dapat juga diberikan untuk mengurangi infeksi bakteri
sistemik.
Setelah dilakukan penanganan, baik melalui pembedahan, perawatan, maupun pemberian obat-obatan, pasien
diharuskan untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin. Tujuan pemeriksaan gigi rutin adalah untuk memantau kesuksesan
pengobatan polip serta menghindari tanggalnya gigi secara prematur. Apabila dilakukan pencabutan gigi, dapat diberikan gigi palsu
agar pasien bisa tetap mengunyah makanan dengan baik.

4) Kesimpulan: pulpa polip dapat terjadi karena diri sendiri, mikroorganisme, dan kebiasaan/diet. Dapat diobati dengan cara eksisi,
kuretase, psa, restorasi, dan ditambal
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai