Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. T DENGAN KASUS


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI BANGSAL NAKULA
RSJD dr.ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TUJUH BELAS


2020
Pengertian 
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik
baik kepada diri sendiri maupun orang lain

TANDA DAN 
GEJALA 

Data obyektif :
• Mata merah Data subyektif
• Mengeluh merasa terancam
• Pandangan tajam
• Mengungkapkan perasaan tak berguna
• Otot tegang
• Mengungkapkan perasaan jengkel
• Nada suara tinggi
• Mengungkapkan adanya keluhan fisik,
• Suka berdebat
• Sering memaksakan kehendak berdebar-debar, merasa tercekik, sesak
• Merampas makanan, memukul jika dan bingung
tidak senang
Rentang Respon 
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk


Penyebab perilaku kekerasan

Faktor predisposisi
1. Psikologi
2. Kegagalan yang dialami
3. Perilaku
4. Kekerasan
5. Sosial Budaya
6. Budaya yang pasif agresif
7. Bioneurologi Faktor Presipitasi
1. Ekspresi diri
2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
3. Ekspresi tidak terpenuhnya kebutuhan dasar
dan kondisi sosial ekonomi.
4. Ketidaksiapan seorang ibu
Asuhan keperawatan jiwa
pada tn.t dengan kasus resiko perilaku kekerasan

di bangsal nakula rsjd dr arif zainudin surakarta


Pengkajian 

Identitas pasien
Nama :Tn.T
Usia : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : islam Identitas penanggung jawab
Alamat : Blora Nama : Ny.S
No RM : 085XXX Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :SMP Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Tani Pekerjaan :Swasta
Alamat : Blora
Hubungan dengan pasien : Istri
ALASAN MASUK RSJD

Keluarga pasien mengatakan ±selama satu bulan pasien


selalu marah-marah,mengamuk,berbicara kasar,dan suka
mengancam tetapi tidak sampai melukai orang lain.
FAKTOR PRESIPITASI
Keluarga pasien datang ke IGD RSJD dr ARIF ZAINUDIN SURAKARTA pada Sabtu tanggal 8 Februari 2020 jam 09.00
pagi, untuk memeriksakan pasien. Didapat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien sering marah-
marah,berbicara kasar,mengamuk,suka mengancam tapi tidak sampai melukai diri sendiri,orang lain dan
lingkungan, selama ± 1 bulan. Keluarga pasien mengatakan pasien baru pertama kali dibawa ke RSJD dr.ARIF
ZAINUDIN dan belum pernah di rawat. Di IGD dilakukan tindakan vital sing (TD = 130/80 mmHg, N = 80 x/menit, R =
20 x/menit, S = 36,6C).
Setelah dari IGD pasien dirawat di bangsal puntadewa pada hari Sabtu 8 Februari 2020 jam 10.30. Saat di
puntadewa di dapat hasil pengkajian pasien tampak bingung,kontak perhatian agak lama,verbal seperlunya, agak
sulit diarahkan. Pasien mendapat terapi Resperidol, Trihexypenidil,Chlapnomazine. Pasien belum biasa diajarkan
SP1. Pada hari Minggu 9 Februari 2020 jam 10.00 pagi pasien dipindah ke bangsal nakula. Pada hari Senin 10
Februari 2020 jam 09.00 pagi. Dilakukan pengkajian pasien mengatakan sering marah-marah,berbicara
kasar,mengancam istrinya jika istrinya sering keluar rumah,jarang meluangkan waktu untuk keluarganya. Pasien
mengatakan hanya ingin istrinya dirumah merawat anak-anaknya. Pasien mengatakan selalu beranggapan bahwa
istrinya memiliki selingkuhan,dan termakan omongan tetangganya bahwa istrinya berselingkuh,tetapi pasien belum
memiliki bukti. Emosi pasien tidak terkontrol,kontakmata pasien tampak tajam,ketika berbicara pasien
menggunakan nada tinggi,pasien menulis bahwa ingin segerah pulang dan berkumpul dengan keluarga.
Faktor Presipitasi
1. Riwayat penyakit dahulu

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien baru satu kali dibawakan RSJD dr. AZ
dan sebelumnya tidak pernah dirawat atau dirawat jalan di RSJD dr AZ serta
tidak pernah mengkonsumsi obat. Pasien mengatakan terbakar api cemburu
karena istrinya sering keluar rumah,dan sering mendengar tetangganya
mengatakan bahwa istrinya diluar rumah memiliki selingkuhan.
2. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluargannya tidak ada yang sakit yang
sama seperti yang dialami pasien
– Pemeriksaan Fisik
-Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,5C
RR : 20x/menit
BB : 60 kg Konsep diri
TB : 163 cm a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menerima keadaannya saat ini
b. Identitas diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki
berusia 31 thn dan sudah menikah serta beragama
islam
Hubungan Sosial
– Hambatan hubungan dengan orang lain
– Pasien mengatakan jika ada masalah enggan bercerita dengan sembarang
orang terutama yang tidak dipercaya oleh pasien

Status Mental
a. Afek
Saat diwawancarai pasien menunjukkan ekspresi tenang, respon
emosional lumayan stabil dan pasien tampak kooperatif
b. Persepsi
Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara yang aneh
Mekanisme koping
Bila pasien marah pasien mengancam menggunakansenjata tajamdan berbicara
tajam
Pengetahuan kurang
Pasien kurang mampu untuk menahan amarahnya
Data Fokus Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Resiko perilak
- Pasien mengatakan sering marah-marah ketika istrinya telat kekerasan
pulang kerja
- Keluarga pasien mengatakan pasien mengancam istrinya bila ia
sering keluar rumah
 
Data Obyektif:
-Emosi pasien tidak terkotrol
-Kontak mata pasien tampak tajam
-Nada suara pasien tinggi
-Pasien tampak sedikit menulis bahwa ingin segera pulang dan
berkumpul dengan anak istrinnya.
-Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,5C
RR : 20x/menit
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Core Problem)

Perilaku akekerasan/amuk

Koping individu tidak Efektif (Cause)

Proritas Masalah
a.CP = Perilaku kekerasan/amuk
b.C = Koping individu tidak Efektif
c.E = Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
– Diagnosa keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan
Terapi Medis
a. Rispendone (Pisp) 2x2 mg
Untuk penderita skizoprenia atau gangguan psikosis untuk menstabilkan senyawa
alami otak yang mengendalikan pola pikir, perasaan dan perilaku
b. Trhexyl phendyl (THP) 2x2 mg
Untuk mengatasi gangguan gerakan yang tidak normal akibat obat psikosis
c. Clompine (CPZ) 1x100 mg
Untuk menangani gejala psikosis
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
Senin, 10 Data subjektif: S: Pasien mengatakan sering marah-marah ketika istrinya telat
februari 2020 - Pasien mengatakan sering marah-marah ketika istrinya telat pulang kerja pulang kerja
- Keluarga pasien mengatakan pasien mengancam istrinya jika istrinya sering keluar rumah Pasien mengatakan belum bisa melakuakan SP 1 (Nafas dalan dan
pukul bantal)
Data objektif :
- Emosi pasien tidak terkontrol O:
- Tatapan mata pasien tampak tajam ketika marah - Pasien tampak bercakap-cakap dan mampu menjawab
- Nada suara pasien tinggi pertanyaan
- Pasien sering menulis bahwa ingin segera pulang dan berkumpul dengan anak istrinya - Pasien tampak mempraktikan SP 1(nafas dalam dan pukul
bantal)
TTV: - Tatapan mata pasien tampak tajam ketika berbincang-bincang
TD : 130/80 mmHg - Nada suara pasien tinggi
N : 89 x/ menit - TTV : TD: 130/80 mmHg
R : 20 x/menit N : 89 x/menit
S : 36,5°C
A: Resiko perilaku kekerasan belum teratasi

Tindakan keperawatan : P: Ajarkan pasien cara mngontrol perilaku kekerasan dengan SP


1. Membina hubungan saling percaya 1(nafas dalam dan pukul bantal)
2. Mengidentifikasi penyebab, tanda gejala perilaku kekerasan
3. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan
4. Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal -RTL :
Evaluasi SP 1 (nafas dalam dan pukul bantal)
Rencana tindak lanjut : Ajarkan SP 2 (minum obat)
Validasi SP 1 : Tarsik nafas dalam dan pukul bantal
Selasa, 11 Data subjektif : S: pasien mengatakan sudah melakukan latihan nafas
februari 2020 - Pasien mengatakan masih marah jika teringat istrinya dalam dan pukul bantal ketika marah
- Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol marah dengan nafas
dalam dan pukul bantal O:
- Emosi pasien mulai terkontrol
Data Objektif : - Tatapan mata pasien tampak tajam ketika marah
- Emosi pasien mulai terkontrol - Nada suara pasien tinggi
- Tatapan mata pasien tapak tajam ketika marah - TTV : TD : 120/80 mmHg
- Nada suara pasien tinggi N : 87 x/menit

TTV : A: Perilaku kekerasan belum teratasi


TD : 120/80 mmHg
N : 87 x/ menit P: Evaluasi pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan
R : 20 x/ menit SP 1(nafas dalam dan pukul bantal) dan ajarkan kembali SP
S : 36,1°C 2 (minum obat)

Tindakan keperawatan : RTL:


1. Membina hubungan saling percaya -Evaluasi SP 1(Nafas dalam dan pukul bantal) dan SP
2. Mengkaji penyebab, tanda gejal perilaku kekerasan 2(minum obat)
3. Mengevaluasi SP 1 - Ajarkan kembali SP 2(minum obat)
4. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan minum
obat secara rutin.

Rencana tindak lanjut :


Validasi SP 1 (nafas dalam dan pukul bantal ) SP 2 (minum obat secara
teratur)
Rabu 11 Data subjektif : S:
Februari - Pasien mengatakan masih marah jika teringat istrinya - Pasien mengatakan masih marah jika teringat istrinya
2020 - Pasien mengatakan sudah bisa melakukan SP 1 (nafas dalam dan pukul bantal), - Pasien mengatakan sudah bisa melakukan SP 1 (nafas
tetapi pasien masih belum bisa melakukan SP 2 (minum obat) secara mandiri dalam dan pukul bantal), tetapi pasien masih belum bisa
melakukan SP 2 (minum obat) secara mandiri
Data Objektif :
- Emosi pasien mulai terkontrol O:
- Tatapan mata pasien tapak tajam ketika marah - Emosi pasien mulai terkontrol
- Nada suara pasien tinggi - Tatapan mata pasien tapak tajam ketika marah
- Nada suara pasien tinggi
TTV :
TD : 120/80 mmHg TTV :
N : 87 x/ menit TD : 120/80 mmHg
R : 20 x/ menit N : 87 x/ menit
S : 36,1°C R : 20 x/ menit
S : 36,1°C
Tindakan keperawatan :
1. Membina hubungan saling percaya A: Perilaku kekerasan belum teratas
2. Mengkaji penyebab, tanda gejal perilaku kekerasan
3. Mengevaluasi SP 1 P: Ajarkan pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan SP
4. Mengajarkan kembali cara mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat 1(nafas dalam dan pukul bantal) dan SP 2 (minum obat)
secara rutin.

Rencana tindak lanjut : RTL:


Validasi SP 1 (nafas dalam dan pukul bantal ) SP 2 (minum obat secara teratur) -Evaluasi SP 1(Nafas dalam dan pukul bantal) dan SP
2(minum obat)
- Ajarkan pasien mengontrol marah dengan SP 3 (komunikasi
verbal)
– TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai