Anda di halaman 1dari 44

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

PRESENTASI KASUS
Pembimbing :
dr. Ign Dony Setyawan Sp. OG
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

DISUSUN OLEH

Fajar Devie Fitria Alvi


Ikhwanul Handayani Anandia
Farhan

Fauzan Luthfiyya
Dian Alifia
Abdurrahman Syafiqa
Kurnia W.
Tahany
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Nama : Ny. RA
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Usia : 30 tahun
Warga negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kaliangkrik, Magelang
Perkawinan : Menikah
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KELUHAN UTAMA
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Darah dirasakan mulai keluar sejak 21.00.

1/8/19
2/8/19
04.45

Pasien datang dengan rujukan dari puskesmas dengan G2P1A0, usia ibu 30
tahun, usia kehamilan 10 minggu 4 hari dengan mengeluh nyeri hebat pada
perut bagian bawah yang menjalar ke pinggang. Beberapa hari sebelumnya
pasien mengatakan bahwa keluar flek dan memeriksakan diri ke puskesmas
yang kemudian diberi obat. Satu hari sebelum masuk rumah sakit ketika
pasien sedang kencing, tiba-tiba terasa nyeri yang sangat hebat pada perut
bagian bawah, kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke puskesmas untuk
berobat. Keluhan itu disertai dengan lemas, mual, muntah, hingga merasa
tidak berdaya. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD Tidar Kota Magelang.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat sakit DM, HT, jantung, alergi, asma disangkal.


• Riwayat kejadian serupa tidak pernah.
• Riwayat operasi tidak pernah.
• Riwayat mondok tidak pernah.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM,
HT, jantung, asma, alergi disangkal ataupun penyakit
tertentu atau gejala serupa

Riwayat Personal sosial


KELUHAN UTAMA
Pasien tidak mengkonsumsi merokok, tidak minum
minuman berakohol, tidak konsumsi obat obat terlarang
maupun seks bebas.

Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali usia 23 tahun, Usia perkawinan dengan


suami yang sekarang 7 tahun
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Haid
• Menarche : 13 tahun
• Lama Haid : 7 hari
• Siklus haid : 28 hari
• Hari Pertama haid terakhir : 20- 05- 2019

Riwayat Obstetric
KELUHAN UTAMA
1. Anak pertama, perempuan, hamil aterm, usia kehamilan cukup bulan,
spontan, hidup, BB Bayi 2900 gram, usia anak 6 tahun.
Riwayat Keluarga Berencana
Pasien menggunakan suntik KB dari sejak melahirkan anak pertama
yang diberikan puskesmas.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah, CM Kepala :
Tanda-tanda vital Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik
• Tekanan darah : 90/60 (-/-)
mmHg Thorax :
• Nadi : 94 x/menit, teraba Simetris, sonor, SDV (+/+), ronkhi (-/-),
lemah wheezing (-/-), S1>S2 Reguler, Murmur
• Suhu tubuh : 36.6oC (-)
• Respirasi: 22 x/menit Abdomen : NT (+) di seluruh lapang
abdomen, distensi (-), teraba massa di
Status gizi :
abdomen kiri
• Tinggi Badan : 156 cm
Ekstremitas : Akral dingin, edema
• Berat badan : 49 kg ekstremitas (-/-), CRT >2 s

10
11
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan luar :
• Inspeksi: Perdarahan pervaginam (-),
discharge (-),
• Palpasi :
a. Leopold I : TFU tidak teraba
c. Leopold II : tidak teraba
d. Leopold III : tidak teraba
e. Leopold IV : tidak teraba
f. His (-)
g. DJJ (-)
Pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) :
Flox (+), Floor (-), OUE tertutup, portio ~
jempol tangan, nyeri goyang portio (+)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket
KEDOKTERAN DAN 02/08/2019
ILMU KESEHATAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,1 g/dL 11,5-16,5
JUMLAH SEL DARAH
Leukosit 20,1 103/uL 4.0 – 11.0
Eritrosit 3,8 106/uL 4,50-6,50
Hematokrit 30,7 % 40,00-54,00
Angka Trombosit 441 103/uL 150 – 450
DIFF COUNT PERSENTASE
Netrofil Segmen 84 % 40 – 75 H
Limfosit 12 % 20 – 45 H
Monosit 3 % 2 – 10
Eosinofil 1 % 1–6 L
Basofil 0 % 0–1

MCV 79,9 fL 76-96


MCH 28,9 pg 27,5-32,0
H
MCHC 36,2 g/dL 30,0-35,0

Golongan darah B
HbSAg Negatif Negatif
GDS 166 mg/dL 70-140
FUNGSI GINJAL mg/dL
22,1 16,6- 48,5
Ureum mg/dL
0,61 0,51-0,9512
Kreatinin
FUNGSI HATI
SGOT 13,0 U/L <32
SGPT 14,0 U/L <33
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Diagnosis
G2P1A0 ui. 30 tahun uk. 10+4
minggu Kehamilan Ektopik
Terganggu

Tatalaksana
- Pro Salphyngectomy CITO
- Inf. Asering jalur 1 (guyur)
- Inf. HES jalur 2 (guyur)
- Inj. Ketorolac 1 amp
- Inj. Amoxan 1 gr (premed) 13
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket


02/08/2019
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,9 g/dL 11,5-16,5 L
JUMLAH SEL DARAH
Leukosit 27,8 103/uL 4.0 – 11.0
Eritrosit 3,4 106/uL 4,50-6,50 L
Hematokrit 27,0 % 40,00-54,00 L
Angka Trombosit 393 103/uL 150 – 450
DIFF COUNT PERSENTASE
Netrofil Segmen 93 % 40 – 75 H
Limfosit 6 % 20 – 45 L
Monosit 2 % 2 – 10
Eosinofil 0 % 1–6 L
Basofil 0 % 0–1
MCV 79,6 fL 76-96
MCH 29,2 pg 27,5-32,0
H
MCHC 36,7 g/dL 30,0-35,0

14
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Tatalaksana post SC
• inf. asering /D5 20 tpm
• inj. ketorolac 3 x 30 mg
• Cefadroxil 2 x 500 mg
• Dexketoprofen 3 x 1
• Kalprofen supp 4 x 1
• BcomC 1 x 1
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Definisi
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

kehamilan dimana sel telur yang dibuahi


berimplantasi dan bertumbuh di luar
endometrium kavum uterus.

Dari seluruh kematian ibu yang


disebabkan oleh perdarahan dalam
kehamilan, 16% diantaranya disebabkan
oleh kehamian ektopik
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN Etiologi

Cuninggham (1999 : 399), 3 factor:


1. Faktor mekanis yang mencegah atau menghambat
perjalanan ovum yang telah dibuahi kedalam kavum
uteri.
a. Salpingitis
b. Adhesi peritubal atau perlekatan tuba
c. Kelainan pertumbuhan embrio seperti tuba sempit, panjang
dan berlekuk-lekuk
d. Kehamilan ektopik sebelumnya
e. Pembedahan sebelumnya pada tuba
f. Abortus induksi yang dilakukan lebih dari satu kali
g. Tumor yang mengubah bentuk tuba
h. Endometriosis
i. Pemakaian IUD
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Etiologi
2. Faktor fungsional yang memperlambat perjalanan ovum yang
telah dibuahi ke dalam kavum uteri

a. Migrasi eksternal ovum dan migrasi internal ovum


b. Pada wanita dengan satu ovarium
c. Refluks menstrual
d. Berubahnya motilitas tuba.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Etiologi
3. Faktor lain

a. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom dan malformasi


b. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada
kontrasepsi oral
c. Aborsi tuba
d. Pembesaran ovarium
e. Pemakaian antibiotik pada infeksi tuba, tuba akan menyempit
f. Pada wanita dengan umur berkisar 30 tahun.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Faktor Risiko

• Berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.


• Memiliki riwayat radang panggul dan endometriosis
• Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore dan.
chlamydia
• Mengalami kehamilan ektopik pada kehamilan sebelumnya.
• Mengalami keguguran berulang
• Pernah menjalani operasi pada area perut dan panggul.
• Pernah menjalani pengobatan terkait masalah kesuburan.
• Menggunakan alat kontrasepsi jenis spiral.
• Memiliki kebiasaan merokok.
KEDOKTERAN DAN

KLASIFIKASI
ILMU KESEHATAN

Kehamilan tuba: kehamilan pada setiap Tuba Fallopi (95%). Ampulla (55%),
isthmus (25%), fimbrial 17%, interstitial (2%). Tuba Fallopi mempunyai
kemampuan berkembang yang terbatas sehingga sebagian besar akan
ruptur pada umur kehamilan 35-40 hari.

Kehamilan ovarial: sel telur bernidasi di ovarium (0.5%)

Kehamilan intraligamenter: berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang


pecah. APabila lapisan korionnya melekat dengan baik dan memperoleh
vaskularisasi etus dapat hidup dan berkembang.

Kehamilan servikal: nidasi ter dalam selaput lendir serviks. Jarang melewati
usia gestasi 20 minggu.

Kehamilan abdominal primer: sel telur dari awal mengadakan implantasi


dalam rongga perut.

Kehamilan abdominal sekunder: pembentukan zigot terjadi di tempat lain


selanjutnya berpindah ke dalam rongga abdomen oleh karena terlepas dari
tempat asalnya.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PATOFISIOLOGI
• Faktor mekanik : salpingitis, perlengketan tuba ec
appendektomi, AKDR.
• Perlengkatan intra- maupun ekstraluminal pada tuba sehingga
menghalangi perjalanan zigot menuju kavum uteri.

• Faktor fungsional: perubahan motilitas tuba yang


berhubungan dengan faktor hormonal. Gerakan peristaltis
tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot terjadi
sebelum zigot mencapai kavum uteri

• Pengaruh proses bayi tabung: Bila waktu ovulasi terjadi


peningkatan estrogen urin melebihi 200mg/sehari.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN PATOFISIOLOGI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Gejala klinis

Perdarahan
Pervaginam

Nyeri
Perut

Amenorrhea
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Amenorrhea
• Perdarahan berlangsung
kontinu & berwarna hitam
• Nyeri perut bawah bertambah
sering dan keras
• Muntah
• Lemas hingga pingsan
• Nyeri bahu, hal ini karena
perangsangan diafragma
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Perdarahan yang banyak dapat menyebabkan hipotensi


dan takikardi perdarahan lebih banyak lagi menimbulkan
syok
• Anemis
• Suhu meningkat
• Pemeriksaan abdomen :
Nyeri tekan yang hebat (defance
musculair)
 Tanda Cullen : Sekitar pusat atau linea
alba kelihatan biru hitam dan lebam.
Pada palpasi perut dan perkusi: ada tanda-
tanda perdarahan intra abdominal (shifting
dullness).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

pemeriksaan ginekologik terdapat:


 Adanya nyeri ayun (goyang)
Dengan menggerakkan porsio
dan serviks (“Slinger pain”)
 Douglas crise: rasa nyeri hebat
pada penekanan cavum douglasi
 Kavum douglasi teraba menonjol
 Teraba massa retrouterina
(massa pelvis)
 pervaginam keluar decidual cast
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

1. Pemeriksaan laboratorium
– Tes Kehamilan
– Kadar hemoglobin dan lekosit
(Vonstlany test), →kadar
hemoglobin turun dan
leukosit naik.
2. Kuldosentesis
– Untuk mengetahui adanya
darah kehitaman dengan
bekuan-bekuan kecil
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

4. Laparoskopi
KE/KET, infeksi pelvic, kista
ovarium segera dapat dibedakan
dengan jelas.
5. Ultrasonografi
Terlihat adanya kantong gestasi di
luar kavum uteri dan / deteksi
genangan cairan di kavum
Douglas pada KET.
6. Dilatasi dan Kuretase
Bila ditemukan desidua tanpa villus
koralis yang diperoleh dari hasil
kerokan dapat diduga ke arah
kehamilan ektopik.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Teori Kasus
Pada wanita umur 30 tahun. 30 tahun
Nyeri hebat pada perut Nyeri hebat pada perut bawah
Hipotensi TD : 90/60 mmHg
Anemis Conjungtiva anemis (+/+)
Abdomen : Nyeri tekan abdomen Abdomen : Nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen
muntah muntah
Anemia 11,1 g/dl
Leukositosis 20.000/uL
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Abortus

Ruptur
kista
Apendisitis
Korpus
luteum

Salpingitis

Kehamilan Ektopik
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TATALAKSANA
Pertimbangkan kondisi
Tatalaksana disesuaikan Penatalaksanaan KET pada pasien, keinginan enderita
dengan jenis kehamilan umumnya adalah akan fungsi reproduksinya,
ektopik laparotomi lokasi kehamilan ektopik,
kondisi anatomi, dll
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TATALAKSANA - TUBAL

• Pendekatan laparoskopi lebih dipilih dibandingkan bedah


terbuka
• Pada keadaan tuba kontralateral yang baik, salpingectomy lebih
dipilih dibanding salpingotomy
• Pada perempuan dengan faktor penurun fertilitas (riw KE,
kerusakan tuba kontralateral, riw bedah abdomen, riw PID)
maka salpingotomy menjadi pertimbangkan
• Pada salpingotomy, beri informasi tentang kemungkinan
trofoblas persisten dan pemantauan hCG berkala serta
kemungkinan kecil pemberian methotrexate sistemik atau
salpingectomy
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TATALAKSANA - TUBAL

Methotrexate sistemik 50 mg/m2 Tatalaksana ekspektan menjadi


IM single dose menjadi salah satu pilihan pada ibu yang stabil secara
pilihan terapi setelah diagnosis klinis dengan kadar hCG yang
kehamilan ektopik tegak dan semakin turun dari nilai awal 175 –
dipastikan tidak ada kehamilan 1500 iu/l. Follow up dilakukan
viable hingga kadar hCG < 20 iu/l

Prediktor keberhasilan yaitu: 1)


kadar hCG serum awal 1500 – 5000
Terapi ekspektan dihentikan bila 1)
iu/l, 2) tidak ditemukannya yolk sac
memilih operasi, 2) muncul nyeri
dan/atau aktivitas jantung janin, 3)
hebat, 3) kadar hCG naik secara
peningkatan hCG minimal sebelum
persisten mencapai 2000 iu/l
terapi, dan 4) penurunan hCG pada
hari 1 sampai 4 setelah terapi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TATALAKSANA - CERVICAL

Terapi operatif memiliki


tingkat kegagalan tinggi dan
Terapi methotrexate sistemik
hanya dipertimbangkan pada
atau lokal menjadi pilihan
ibu dengan pendarahan yang
mengancam

Diagnosis akurat menjadi


kunci keberhasilan terapi Terapi operatif secara
methotrexate yaitu: 1) usia tradisional dengan dilatasi
gestasi < 12 mg, 2) tidak ada dan kuretase serta
aktivitas jantung janin, 3) histerektomi jika diperlukan
kadar hCG rendah
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TATALAKSANA – PARUT SC

Terapi non operatif dengan injeksi methotrexate lokal 25


mg pada gestational sac dengan panduan USG atau
sistemik intramuskular

Terapi operatif dengan evakuasi menggunakan suction


atau dengan eksisi secara terbuka, laparoskopi,
maupun transvaginal

Terapi ekspektan dipertimbangkan bila parut relatif kecil


dan implantasi parut hanya terjadi sebagian
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TATALAKSANA - KORNUAL

Terapi operatif dengan eksisi menjadi


pilihan utama

Injeksi methotrexate dan potassium


chloride sebelum eksisi dapat
dipertimbangkan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TATALAKSANA - OVARIAN

Penanganan bedah lebih dipilih bila diperlukan


laparoskopi untuk penegakan diagnosis

Pembedahan bertujuan membuang produk


gestasi dengan enukleasi

Methotrexate sistemik menjadi pilihan bila


pasien beresiko untuk dilakukan pembedahan
atau diberikan post operatif bila terdapat
residu trofoblas atau kadar hCG yang tinggi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TATALAKSANA - ABDOMINAL

Pengangkatan Metode pengobatan


laparoskopi adalah alternatif yang
Kehamilan abdominal
pilihan untuk mungkin adalah
lanjut harus dikelola
perawatan kehamilan methotrexat sistemik
dengan laparotomi.
abdominal dini dengan ultrasonografi
fetosida.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KOMPLIKASI

Pendarahan masif Pendarahan


Klinis

Pembedahan
Syok Infeksi
Disseminated Kerusakan organ
Intavascular sekitar seperti
Coagulopathy usus, kandung
(DIC) kemih, dan
Kematian pembuluh darah
besar
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
PROGNOSIS

Dengan penentuan konsentrasi hCG yang akurat dan


ultrasonografi,> 85% wanita dapat didiagnosis sebelum tuba
pecah sehingga menjaga potensi kesuburan di masa depan.

Risiko kehamilan ektopik lainnya adalah sekitar 10-20%.

Kemungkinan kehamilan intrauterin berikutnya adalah


sekitar 64-76%.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Terimakasih
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai