Anda di halaman 1dari 26

NUTRISI PADA PASIEN

HEMODIALISIS
Nutrisi/ Gizi
 Mengatur makanan dan minuman sesuai kondisi
penyakit
 PGK tetap konsumsi makanan seimbang dengan
modifikasi terdiri dari :
 Sumber Zat Tenaga
 Sumber Zat Pembangun
 Sumber Zat Pengatur
 Untuk pasien penyakit ginjal makanan seimbang
harus disesuaikan dengan kondisi (anjuran diet)
Tujuan Penatalaksanaan Nutrisi
UMUM
1. Mengendalikan gejala-gejala uremia
2. Mencegah progresivitas penyakit ginjal
3. Mempertahankan status nutrisi yang optimal
4. Mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,
hipertensi, dislipidemia, penyakit tulang dan kardiovaskuler
KHUSUS
1. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal
2. Mencegah penimbunan sisa metabolisme berlebih
3. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
Skrining Status Gizi
 Proses sederhana dan cepat
 Menyeleksi pasien malnutrisi atau beresiko malnutrisi
 Parameter skrining harus sensitif;
 Penurunan BB
 Asupan makanan sehari-hari
 IMT
 Derajat beratnya penyakit yang diderita sekarang
Penilaian Status Nutrisi
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
Gejala mual, muntah, dan anoreksia serta perubahan BB dievaluasi untuk
menentukan penyebabnya
 Penilaian Asupan Makanan
Asupan makanan harus ditentukan pasien pada saat hari dialisis dan hari
diluar dialisis
 Metode Skrining Gizi
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
Mini Nutritional Assessment (MNA)
Malnutrition Screening Tool (MST) → hasil >2 Resiko malnutrisi/ PEW
(Protein Energy Wasting) dan penilaian gizi dianjurkan. Prevalensi PEW
40-72% pada pasien hemodialisis reguler
 Parameter Laboratorium
Parameter Penilaian Nutrisi
A. Antropometri
o Bb (edema -) - IMT = Berat badan/ Tinggi badan2 (kg/m2)

o Tb WHO (dewasa);
o IMT : Indeks masa tubuh <18,5 kg/m2 : underweight
o Lingkar lengan atas 18,5-24,9 : bb ideal
o Tebal lipatan kulit 25,0-29,9 : overweight
o Lingkar pinggang >30 : obesitas

Khusus renal
IMT : <23 kg/m2 → resiko malnutrisi
Ideal : 22-26 kg/m2
B. Parameter Biokimia
o Albumin serum
o Kolesterol total
o Kreatinin serum
o Transferin serum
o Prealbumin serum
o Bikarbonat serum
o Status inflamasi (CRP/ C-reactive protein)
C. Parameter Klinis/ Fisik
o Nafsu makan
o Diare
o Malabsorpsi
o Mual, Muntah
o Respon stres
o Hilangnya lemak subkutan
o Kekuatan genggaman tangan
 Interdialytic Weight Gain (IDWG)
Indikator kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan, diukur berdasarkan
bb kering dan kondisi klinis pasien
 Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)
Untuk mengukur komposisi tubuh manusia (kadar air, lemak, dan oto manusia)
 Subjective Global Assessment (SGA)
D. Asupan Makanan
o Penilaian asupan makanan
o Kebutuhan tercukupi
o Makanan dan minuman yang dikonsumsi

E. Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA)


Tes ini dikembangkan untuk mengukur kepadatan tulang, tetapi kemudian
diadaptasi untuk mengukur komposisi jaringan lunak termasuk lemak dan
massa bebas lemak
Subjective Global Assessment (SGA)
 Dipublikasikan 1987
 Teknik:
o Sistem skoring yang menggambarkan penilaian klinis dari pemeriksa

o Tidak memerlukan tes laboratorium

o Multidisiplin (dokter, perawat, ahli gizi)

o Cepat, mudah dan murah

o Direkomendasikan oleh KDOQI

 Riwayat Medis: Pemeriksaan Fisik:


o Perubahan BB - Massa otot
o Asupan makanan - Cadangan lemak
o Keluhan - Edema (berhubungan dengan
nutrisi)
o Gastrointestinal
 Klasifikasi SGA ditentukan oleh penilaian subjektif dari klinisi
 A : bila check list lebih banyak di kiri
 Harus C bila;
- ada tanda fisik malnutrisi seperti hilangnya massa oto dan
cadangan lemak
- penurunan BB >10%
- keluhan GI yang berat/ kapasitas fisik yang sangat terbatas
 B : di antaranya
Malnutrition Inflamation Score (MIS)
 Merupakan suatu penilaian komprehensif dari status nutrisi
 Merupakan pengembangan dari alat sebelumnya SGA konvensional,
Dialysis Malnutrition Score (DMS)
 10 Komponen penilaian;
 7 komponen SGA
 3 komponen baru (IMT, Albumin serum dan TIBC)
 MIS terdiri dari 4 bagian;
 Riw.gizi
 Pemeriksaan fisik
 IMT
 Laboratorium
 Penelitian (Yamada 2008)
 0-5 (tanpa malnutrisi)

 6-10 (malnutrisi ringan)

 ≥11 ( malnutrisi sedang sampai berat)

Tiap kenaikan 10 skor MIS meningkatkan 10 kali risiko kematian


 Dilakukan secara berkala

 Setiap 3 bulan pada pasien normal

 Setiap bulan pada pasien malnutrisi


Indikator Malnutrisi
 SGA (B) → gizi kurang dan (C) → gizi buruk
 Albumin serum < 3,8 g/dl
 Kreatinin serum <10 mg/dl
 IMT <20 kg/m2
 Kolesterol <147mg/dl
 Prealbumin serum <30mg/dl
Pemeriksaan Minimal Untuk Monitoring
Status Nutrisi
 Setiap 1-3 bulan
 Konsultasi pasien ke ahli gizi
 Pemeriksaan Hb dan Hematokrit
 Pengukuran : urea, kreatinin, natrium, kalium, bicarbonat, albumin serum
atau prealbumin serum
 Pengukuran BB Kering, penilaian presentasi bb ideal
 Penentuan perubahan bb
 Penilaian SGA/ MIS
 Setiap 3-6 bulan
 Penilaian diet oleh ahli gizi dan rangkuman makan pertiga hari asupan
 Asupan nutrisi dan protein normal sebanding dengan penilaian balans
nitrogen

 Setiap 6-12 bulan


 Pengukuran : Kolesterol, Ldl, Hdl, Trigliserida, dan protein CRP
 Penilaian antropometri
Syarat Diet PGK
 Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien HD
maupun CAPD
 Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan
dialisis
 Bila diperlukan penurunan bb, harus dilakukan secara berangsur
(250-500g/minggu) untuk mengurangi resiko katabolisme massa
tubuh tanpa lemak
 Protein tinggi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan
mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1-
1,2g/kgBB ideal/hari pada HD dan 1,3g/kgBB ideal/hari pada
CAPD
 Pasien HD intake protein paling sedikit 50% protein dengan nilai
bilogis tinggi
 Karbohidrat cukup yaitu 55-75% dari kebutuhan energi total
 Lemak normal 15-30% dari kebutuhan energi total
 Natrium diberikan sesuai jumlah urin yang keluar/24 jam yaitu;
 1g + penyesuaian menurut jumlah urine sehari, yaitu 1g untuk setiap 1 liter
urine (HD)
 3g + penyesuaian menurut jumlah urine sehari, yaitu 1g untuk setiap 1 liter
urine (CAPD)
 Kalium sesuai dengan urine yang keluar/24 jam, yaitu;
 2g + penyesuaian menurut jumlah urine sehari, yaitu 1g untuk setiap 1/2
liter urine (HD)
 1-4g + penyesuaian menurut jumlah urine sehari, yaitu 1g untuk setiap 1/2
liter urine (CAPD)
 Kalsium tinggi, yaitu 1000mg/hari, bila perlu diberikan suplemen
kalsium
 Fosfor dibatasi yaitu 17mg/kgBB ideal/hari
 Cairan dibatasi yaitu jumlah urine 24 jam ditambah 500-700 ml
 Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin yang larut
dalam air seperti B6, asam folat dan vitamin c
 Jenis diet dan indikasi pemberian diet pada dialisis
tergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal dan
ukuran badan pasien
 Berdasarkan BB dibedakan 3 jenis diet dialisis;
 Diet dialisis I, 60 g protein, diberikan kepada pasien dengan
bb 50kg
 Diet dialisis II, 65 g protein, diberikan kepada pasien dengan
bb 60kg
 Diet dialisis II, 70 g protein, diberikan kepada pasien dengan
bb 65kg
Kesimpulan
 Skrining dan assessment merupakan dua parameter yang
wajib dilakukan untuk perencanaan terapi nutrisi
 Assessment yang dianjurkan digunakan adalah MIS karena
sudah meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, IMT, dan
pemeriksaan laboratorium
 Tidak ada pengukuran tunggal yang dapat digunakan untuk
menentukan adanya malnutrisi
 Disarankan penilaian status nutrisi menggunakan;
 Indeks massa tubuh dan komposisi tubuh
 Pengukuran asupan makanan dan protein
 Setidaknya satu pengukuran status protein dari serum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai