Tugas Dokumentasi
Tugas Dokumentasi
“ PROSES KEPERAWATAN “
PROSES
KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
5. EVALUASI
4.
IMPLEMENTASI
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
3. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial
dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data
tersebut harus akurat dan mudah dianalisis
3. JENIS DATA
1. Wawancara (Interview)
Wawancara biasa juga disebut dengan anamnesa
adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini
perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran
dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi
terapeutik.
2. Obsevasi
Observasi adalah pengamatan perilaku dan
keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan
keperawatan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien : keadaan dimana pasien
merasa ringan, sedang atau berat.
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
tekanan darah ( normal : 110-125/60-70)
mmhg
Denyut nadi ( normal : 60- 90/ mnt)
suhu tubuh ( normal :36,6 C – 37,2 C )
Pernafasan ( normal : 16- 24/ menit)
• Inspeksi : pemeriksaan dilakukan dengan
cara melihat tanda tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Contoh :
bentuk fisik, warna kuku,, apakah ada
luka lebam,
Metode
pemeriksaan • Perkusi : pemeriksaan dengan ketukan.
fisik supaya mengetahui bagian tubuh yang
diperkusi terdapat udara, cairan, dan zat
padat dibawah jaringan.
-Rambut Klien:
•·Penyebaran / pertumbuhan (rata / tidak)
• Keadaan rambut (rontok, pecah-pecah, kusam)
•Warna rambut (hitam, merah, beruban, atau menggunakan cat rambut)
•Bau rambut (berbau/tidak), bila berbau apa penyebabnya.
-Wajah klien:
• Warna kulit wajah (pucat / kemerahan / kebiruan)
• Struktur wajah (simetris/tidak), dan adakah kesan sembab.
• PALPASI
•Ubun-ubun (datar / cekung / cembung)
•Adakah benjolan
2. MATA
• Inspeksi kelengkapan dan kesimetrisan mata klien (lengkap
/ tidak simetris / tidak)
• Inspeksi dan palpasi kelopak mata / palpebra :
- Adakah edema
- Adakah peradangan, lesi, dsb.
- Adakah benjolan
- Adakah ptosis, strabismus
- Amati bulu mata (rontok / tidak, kotor / bersih)
Tarik kelopak mata bagian bawah dan amati konjungctiva
(pucat/tidak), sclera (kuning / tidak) dan adakah
peradangan pada konjunctiva (warna kemerahan)
• Inspeksi pupil :
- Bagaimana refleks pupil terhadap cahaya (baik / tidak)
- Apakah besarnya sama dan bulat?
- Pupil mengecil / melebar
3.TELINGA
a) Inspeksi dan palpasi :
- Bentuk telinga (simetris / tidak)
- Ukuran telinga (lebar / sedang / kecil)
- Ketegangan daun telinga
2) Lakukan Palpasi :
- Menggunakan seluruh telapak tangan
- Tentukan lokasi Landmarkk pd area thorax
- Mintalah pasien menarik nafas dalam, observasi gerakan ibu jari untuk megukur
ekspansi pernafasan
- Menilai getaran suara : VOCAL VREMITUS pada thorax anterior dan posterior
Tujuan : Membandingkan bagian mana yang lebih bergetar atau kurang bergetar
•Bergetar: terjadi pemadatan jaringan, paru seperti pnemoni, keganasan.
•Kurang bergetar: pleura effusion, pnemithoraks.
- Cara : merasakan getaran dinding dada sewaktu klien mengucapkan “TUJUH PULUH
TUJUH”
3) Lakukan perkusi
- Cara: tangan kiri menempel pada celah intercosta, jari tangan
kanan mengetuk jari tangan kiri. Perkusi dilakukan dengan cara
membandingkan kiri dan kanan pada permukaan thorak. Arah tangan
pemeriksa dalam melakukan perkusi sama dengan dalam melakukan
palpasi.
- Perkusi pertama dilakukan di atas klavikula
Dengarkan : apakah terjadi suara resonan (sonor). Dullnes (pekak),
timpani, hiper resonan.
Suara paru yang normal : resonan / sonor.
4) Lakukan auskultasi
- Cara: Anjurkan klien bernafas cukup dalam, periksa dengan
stetoskop dari atas ke bawah, bandingkan antara paru-paru kiri dan
kanan.
- Dengarkan:
*) Suara nafas :
- Bronkial / tubular: pada trakea / leher
- Bronko vesikuler: pada daerah percabangan bronkhus trakea (sekitar
sternum)
- Vesikuler: pada semua lapangan paru.
*) Suara tambahan :
- Dengarkan, apakah terdapat suara nafas tambahan pada
klien, seperti rales, ronchi, wheezing, pleural friction rub.
- Dalam keadaan normal, tidak terdapat suara nafas
tambahan.
- RALES : berupa rales halus (bunyi: merintik halus), rales :
sedang dan kasar. Rales : tidak hilang apabila klien disuruh
batuk, terdengar pada fase inspirasi.
- RONCHI: nada rendah, sangat kasar, akibat dari
terkumpulnya cairan mukus pada trachea / bronchus besar.
Terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi. Hilang apabila klien
disuruh batuk.
- WHEEZING : bunyi ngiii….ik / ngiiiik !!! terjadi karena eksudat
lengket tertiup aliran udara atau penyempitan
bronkhus.Terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi
- PLEURAL FRICTION RUB :
Bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas
pada kayu. Gesekan terjadi antara jaringan paru dengan pleura
bagian visceral.
7. ALAT KELAMIN
a. Lakukan pemeriksaan alat kelamin dan daerah
sekitarnya
Siapkan posisi klien sesuai dengan kebutuhan
1) Genetalia laki-laki (bila klien laki-laki)
a) Inspeksi :
-Penyebaran dan kebersihan rambut pubis
-Kulit penis dan scrotum: adakah lecet, ulkus, lesiu,
pembengkakan dan benjolan
-Lubang urethra: adakah stenosis
(penyempitan/sumbatan), adakah keluar cairan yang
abnormal (nanah, darah, dsb)
b) Palpasi :
-Adakah tonjolan / kelainan pada penis, scrotum dan
testis
- Adakah pembengkakan / peradangan pada daerah
inguinal, dan raba denyut arteri femoralis (bila perlu).
2) Genetalia wanita (bila klien wanita) :
a) Inspeksi :
- Banyak dan kebersihan rambut pubis
- Kulit sekitar pubis : adakah lesi, erythema, lecet, keputihan,
perlukaan, bisul dsb.
- Regangkan labia majora dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk kiri (yang dibungkus), kemudian amati: bagian dalam labia
majora dan minora, adakah lecet, luka dan tanda-tanda peradang
- Klitoris : ada lesi / tidak
- Lubang urethra : adakah tanda-tanda peradangan dan stenosis
(sumbatan)
- Adakah perdarahan yang abnormal, dan cari penyebabnya.
b)Palpasi :
-Daerah inguinal (lipat paha): adakah benjolan / pembengkakan /
peradangan dan raba denyut nadi femoralis.
4. JENIS DOKUMENTASI PENGKAJIAN
1. Pengkajian awal (Initial Assesment)
Dilaksanakan ketika klien MRS
Bentuk merujuk pada data dasar perawatan
Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang
lebih tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.
3. Langkah-langkah menentukan
diagnosis keperawatan
Tujuan Administratif :
1. Mengidentifikasi fokus keperawatan
kepada klien atau kelompok
2. Membedakan tanggung jawab perawat
2. Tujuan dengan profesi kesehatan lainnya
3. Menyediakan suatu kriteria guna
intervensi pengulangan dan evaluasi keperawatan
4. Menyediakan kriteria klasifikasi klien.
Tujuan Klinik :
1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
2. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa
yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang
dilaksanakan
3. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai
pengulangan dan evaluasi keperawatan
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung
bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya untuk melaksanakan tindakan.
3. langkah-langkah membuat rencana
asuhan keperawatan
1. Menetapkan urutan prioritas diagnosis
keperawatan
2. Menentukan tujuan asuhan keperawatan
3. Menentukan rencana intervensi keperawatan
4. Menuliskan rencana asuhan keperawatan
4. Tipe rencana
tindakan
keperawatan 2. Terapeutik : rencana
tindakan yang ditetapkan
mengurangi,
memperbaiki, dan
1. diagnostik/ observasi :
mencegah perluasan
rencana tindakan untuk masalah.
mengkaji atau
melakukan observasi
terhadap kemajuan
klien dengan
pemantauan langsung
dan kontinue.
3. Penyuluhan : rencana
tindakan untuk
meningkatkan perawatan
diri dengan cara
berpatisipasi untuk
menjaga kesehatan
5. Kriteria Rumusan Tujuan
Keperawatan
1. Berfokus kepada klien. Pernyataan tujuan harus merupakan
perilaku klien yang menunjukkan berkurangnya masalah klien.
Masalah tersebut telah diidentifikasikan dalam diagnosis
keperawatan
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan
panjang)
5. Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu
seperti yang ditetapkan
6. Realistik untuk tingkat pengalaman dan ketrampilan
perawat
7. Ditentukan bersama oleh perawat dan klien
8. Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi lain
6. Perumusan Kriteria Keberhasilan
1. Merupakan model atau standar yang digunakan untu
membuat keputusan
2. Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan
perubahan status kesehatan
3. Menentukan apakah tujuan dapat dicapai
4. Menentukan kriteria keberhasilan yang ditentukan,
yang mencakup perubahan perilaku, apa yang
dilakukan oleh klien dan bagaimana kemampuan klien
sebelum mencapai tujuan
Manifestasi terhadap respon manusia
7. Ciri-ciri Kriteria Keberhasilan
1. Berhubungan dengan tujuan
2. Bersifat khusus dan konkrit
3. Hasilnya dapat dilihat, didengar, diraba dan diukur
oleh orang lain
4. Dinyatakan dengan istilah yang positif
4. IMPLEMENTASI
1. PENGERTIAN
IMPLEMENTASI
1 Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif meliputi aplikasi pemikiran
kritis pada proses keperawatan. Untuk melaksanakan
intervensi dibutuhkan pertimbangan yang baik dan keputusan
klinis yang jelas
2 Keterampilan Interpersonal
Keterampilan ini dibutuhkan untuk terwujudnya
tindakan keperawatan yang efektif. Perawat membangun
hubungan kepercayaan, menunjukkan perhatian dan
berkomunikasi dengan jelas
3.KeterampilanPsikomotor
Keterampilan psikomotor membutuhkan integritas antara
aktivitas kognitif dan motorik. Sebagai contoh, saat
melakukan penyuntikan, perawat harus memahami
anatomi dan farmakologi (kognitif), serta menggunakan
koordinasi dan presisi untuk melakukan penyuntikan
dengan tepat (motorik). Keterampilan ini sangat penting
untuk membangun kepercayaan klien.
5. EVALUASI
1. PENGERTIAN
EVALUASI
a) Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien
segera pada saat / setelah dilakukan tindakan keperawatan
Ditulis pada catatan perawatan
contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk
selama 30 menit tanpa pusing
b) Evaluasi Sumatif à SOAPIER
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan Ditulis pada catatan
perkembangan
4. Tahap Dalam Evaluasi