Anda di halaman 1dari 13

SISTEM HUKUM

INDONESIA
SENGKETA HUKUM
DAN REFORMASI
HUKUM DI INDONESIA

AJENG ELSA NADILAH


ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PENEGAKAN HUKUM DAN
PERMASALAHANNYA DI INDONESIA

▰ Penegakan hukum adalah proses


dilakukannya upaya untuk dapat tegak
atau berfungsinya norma-norma hukum
yang berlaku dan telah diatur sebagai
pedoman perilakunya dalam lalu lintas
atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan manusia bermasyarakat dan
bernegara.
▰ Secara luas, proses dalam dalam ▰ Secara sempit dari aspek
penegakan hukum itu melibatkan subjeknya. Maka penegakan
semua subjek hukum dalam hukum dapat diartikan sebagai
setiap hubungan hukum. Siapa upaya aparatur penegak hukum
saja yang menjalankan hukum tertentu untuk dapat menjamin
aturan normatif atau melakukan dan mematikan bahwa aturan
atau tidak melakukan sesuatu hukum itu berjalan sebagaiman
didasarkan pada diri pada norma yang telah diatur seharusnya
atau aturan yang berlaku, maka oleh aturannya.
hal itu telah menjalankan aturan
hukum
▰ Masalah utama penegakan hukum di negara-
negara berkembang khususnya Indonesia
bukanlah pada sistem hukum itu sendiri,
melainkan pada kualitas manusia yang
menjalankan hukum (penegak hukum). Dengan
demikian peranan manusia yang menjalankan
hukum itu (penegak hukum) menempati posisi
strategis. Masalah transparansi penegak hukum
berkaitan erat dengan akuntabilitas kinerja
lembaga penegak hukum.
SENGKETA HUKUM LIGITASI DAN NON
LIGITASI

▰ Ligitasi adalah proses menyelesaian perselisihan


hukum di pengadilan di mana setiap pihak yang
bersengketa mendapatkan kesempatan untuk
mengajukan gugatan dan bantahan.
▰ Gugatan adalah suatu tindakan sipil yangdibawa
kepengadilan di mana pengugat, pihak yang
mengklaim telah mengalami kerugian sebagai
akibat dari tindakan terdakwa, menurut tindakan
hukum.
▰ Non ligitimasi adalah penyelessaian masalah hukum di luar
proses peradilan, tujuannya adalah memberi bantuan dan
nasehat hukum dalam rangka mengantisipasi dan
mengurangi adanya sengketa, pertentangan da perbedaan,
serta mengantisipasi adanya masalah-masalah hukum yang
timbul
▰ Non ligitimasi umumnya dilakukan pada kasus perdata saja
karena lebih bersifat privat, non ligitimasi mempunyai
beberapa bentuk penyelesaiannya:
▰ 1.negosiasi
▰ 2. mediasi
▰ 3. arbitrase
HUKUM ACARA DAN MACAM-MACAMNYA

hukum acara dalah serangkaian aturan


yang mengikat dan mengatur tata cara
dijalankannya persidangan pidana,
perdata, maupun tata usaha negara. Huku
acara dibuatuntuk menjamin proses hukum
yang semestinya dalam menegakkan
hukum. Hukum acara berbeda dengan
hukum materil yang mengatur mengenai
substansi hukum itu sendiri, yang pada
gilirannya akan diuji melalui hukum acara.
Hukum acara di indonesia dibagi menjadi:

▰ Hukum acara pidana, yang diatur oleh kitab


undang-undang hukum acara pidana
▰ Hukum acara perdata,
▰ Hukum acara peradilan agama, yang diatur
oleh undang-undang peradilan agama
▰ Hukum acara peradilan tata usaha negara,
yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan tatusaha negara
▰ Hukum acara mahkamah konstitusi, yang diatur
oleh undang-undang mahkamah konstitusi
SISTEM PERADILAN DAN KEKUASAAN
KEHAKIMAN

▰ Sistem peradilan indonesia didasarkan pada


UUD 1945 yang telah diamandemen
Asal 24 ayat (1) UUD 1945
“kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan hukum
dan keadilan”
▰ Pasal 24ayat (2)
“kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
mahkamah agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan
oleh sebuah mahkamal konstitusi”
Susunan sistem hukum indonesia:
a. Mahkamah agung
b. Mahkamah konstitusi
Pembuktian

▰ Pembuktian merupakan masalah yang memegang


peranan dalam proses pemeriksaan di sidang
pengadilan. Dengan pembuktian inilah ditentukan
nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alat-
alat bukti yang ditentukan undangundang tidak cukup
membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada
terdakwa, maka terdakwa harus dibebaskan dari
hukuman. Sebaliknya manakala kesalahan terdakwa
dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti yang disebut
dalam Pasal 184 KUHAP, terdakwa harus dinyatakan
bersalah dan selanjutnya dijatuhi hukuman.
Alat Bukti

▰ Menurut Hari Sasangka dan Lily Rosita, yang


dimaksud dengan alat bukti adalah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan satu
perbuatan, dimana dengan alat-alat bukti
tersebut, dapat digunakan sebagai bahan
pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim
atas kebenaran adanya suatu tindak pidana
yang telah dilakukan terdakwa.
▰ Keyakinan hakim itu harus didasarkan pada
sesuatu yang oleh undang-undang dinamakan
alat bukti.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin Ali. 2006. Filsafat Hukum. Jakarta:
Sinar Grafika
Anonim. 2013. Bahan Rilis LSI_Korupsi dan
Kepercayaan Publik pada Penegak Hukum.
Anonim. 2013. Penegakan Hukum di Indonesia
Sangat Memprihatinkan.
Rachmadi Usman, S.H., M.H. Mediasi di
Pengadilan. (hal. 8)
Tri Jata Ayu Pramesti, “Litigasi dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan”,

Anda mungkin juga menyukai