READING
Breastfeeding and Risk for Fever After
Immunization
Anisa Kartika Sari
30101407139
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
Judul Jurnal:
Breastfeeding and Risk for Fever After Immunization
Penulis:
Alfredo Pisacane, Paola Continisio, Orsola Palma, Stefania Cataldo, Fabiola De Michele,
Ugo Vairo
Tahun Terbit:
2010
Dipublikasikan olej:
Pediatric Volume 125, Number 6, june 2010
LATAR BELAKANG
Demam adalah salah satu efek samping paling umum yang terjadi
setelah bayi diberikan imunisasi.
Hal ini dipicu oleh respon imun dan reaksi inflamasi teradap
komponen vaksin.
Kriteria Eksklusi
• Berat bayi lahir <2500 gram
• Menderita cacat bawaan lahir yang berat
• Memiliki penyakit kronik yang serius
• Menderita demam akut pada minggu sebelum minggu vaksinasi
Termometer tandart oleh
Pic-Artsana
INFORMED CONSENT
dicatat rata-rata diet sehari sebelum
penelitian oleh peneliti.
Ukuran Sampel
Peneliti membutuhkan
110 bayi pada setiap
kelompok pengamatan.
Keterangan
• Tabel 4 menunjukkan frekuensi demam antara kelompok-kelompok cara
memberi makan (feeding).
• Di antara bayi yang diberi ASI eksklusif, hanya sebagian ASI dan tidak
disusui, kejadian demam itu masing-masing, 25%, 31%, dan 53% (P < 0.1).
• Dibandingkan dengan bayi yang tidak disusui, mereka yang diberikan ASI
eksklusif memiliki risiko relatif untuk demam sebesar 0,46 (95% CI: 0,33-
0,66)
• Sebagian ASI sebesar 0,58 (95% CI: 0,44-0,77). Tak satu pun dari variabel
yang diselidiki berubah menjadi salah satu sebagai efek pengubah (Tabel
5) atau pembaur dari hubungan antara menyusui dan demam;
sebenarnya, risiko relatif yang telah disesuaikan,
• ketika mempertimbangkan semua pembaur potensial, menghasilkan
masing-masing sebesar 0,38 (95% CI: 0,21-0,73) dan 0,46 (95% CI: 0,27-
0,84) untuk eksklusif dan menyusui sebagian (Tabel 4).
• Tabel 6 menunjukkan pembagian pengukuran suhu dan
suhu puncak rata-rata pada hari pertama setelah
vaksinasi.
• Pemilihan hari pertama disarankan oleh pengamatan
bahwa untuk 155 (90%) dari 172 bayi, demam dilaporkan
telah terjadi selama hari pertama setelah vaksinasi.
• Lamanya demam adalah yang paling pendek untuk anak-
anak (75% dari bayi mengalami demam selama 1 hari),
• Durasi tidak terkait dengan jenis/ cara pemberian makan.
• Suhu tubuh > 39,0 °C terjadi pada 8 (1,7%) bayi; 4 pada
feeding dengan sebagian ASI, dan 4 pada feeding dengan
tidak memberikan ASI.
Pembahasan
• Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI
adalah cenderung lebih rendah mengalami demam setelah
imunisasi dibandingkan dengan mereka yang tidak disusui.
Saran
Diperlukan penelitian lanjutan dengan metode yang lebih
terorganisir dengan baik dimana desing studinya harus memuat
lebih banyak metode riset yang sifatnya obyektif, seperti:
pengukuran yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional pada
waktu yang sama, dan evaluasi terhadap variabel yang mungkin
mempenaruhi terjadinya infeksi melaui motnitoring.
CRITICAL APPRAISAL
JUDUL
Judul
Breastfeeding and Risk for Fever
After Immunization
• INTERVENSI
ASI eksklusif
• COMPARITION
kelompok yang sebagian menerima ASI dengan kelompok yang tidak menerima ASI
• OUTCOME
– Karakteristik Bayi Yang Terdaftar Pada Penelitian (n = 450)
– Kumpulan Dari Beberapa Variabel Pengganggu Dengan Paparan
– Kumpulan Beberapa Variabel Pengganggu Dengan Hasil
– Pembagian Demam Berdasarkan Jenis Cara Pemberian Makan (feeding)
– Hubungan Antara Menyusui dan Tingkatan Demam Menurut Variabel
Pengganngu
– Frekuensi Suhu Yang Dicatat dan Suhu Puncak Rata-Rata Pada Hari
Pertama Setelah Imunisasi Menurut Jenis MAKAN (Feeding)
ANALISIS VIA
Pertanyaan
Apakah alokasi pasien pada penelitian ini Ya
dilakukan secara acak?
Apakah pengamatan pasien dilakukan Ya
secara cukup panjang dan lengkap?
Apakah semua pasien dalam kelompok Ya
yang diacak, dianalisis?
Apakah kelompok terapi dan kontrol Ya, kelompok terapi dan kontrol memiliki
sama? karakteristik yang sama.
Apakah pada pasien kita terdapat Ya
perbedaan bila dibandingkan dengan
yang terdapat pada penelitian
sebelumnya sehingga hasil tersebut tidak
dapat diterapkan pada pasien kita?
Apakah terapi tersebut mungin dapat Ya
diterapkan pada pasien kita?
Apakah pasien memiliki potensi yang Potensi yang menguntungkan
menguntungan atau merugikan bila terapi
tersebut diterapkan?
Kesimpulan
• Bukti klinis valid
• Bukti klinis penting
• Bukti klinis dapat diterapkan