Anda di halaman 1dari 23

1.

Arfianti Wionita (14330144)


2. Ami Rahmawati (15330032)
3. Zipora apriliana (15330003)
4. Endah S. (15330011)
5. Dinda Aulia H. (15330018)
6. Anglia Ananda (15330022)
7. Sri Sanityas N. (15330025)
8. Jihana Dwi A. (15330029)
9. Nadia Alfina (15330053)

1 10.
11.
12.
Gita Yuliana D.
Siti Nur Jannah
Meidinda Ayu P.
(15330064)
(15330122)
(15330127)
13. Siti Hidayatul U. (15330133)
14. Astiningsih R.A (15330136)
15. Aning F.Z (15330138)
16. Ila Rizki Idrus (16330501)
Pendahuluan

Secarasederhanatoksikologidapatdidefinisikansebagaikajiantentanghakikatdan
mekanismeefekberbahaya(efektoksik)berbagaibahankimiaterhadapmakhlukhidu
pdansistembiologiklainnya.Toksisitasmerupakanistilahrelatifyangbiasadiperguna
kandalammemperbandingkansatuzatkimiadenganlainnya

Racunmerupakanzatyangbekerjapadatubuhsecarakimiawidanfisiologikyan
gdalamdosistoksikakanmenyebabkangangguankesehatanataumengakibat
kankematian.Racundapatdiserapmelaluipencernaan,hisapan,intravena,kuli
t,ataumelaluirutelainnya.Reaksidariracundapatseketikaitujuga,cepat,lambat
atausecarakumulatif.

SedangkandefinisikeracunanatauintoksikasimenurutWHOadalahkondisiyangmengikutima
suknyasuatuzatpsikoaktifyangmenyebabkangangguankesadaran,kognisi,persepsi,afek,pe
rlaku,fungsi,danreponpsikofisiologis.Sumberlainmenyebutkanbahwakeracunandapatdiarti
kansebagaimasuknyasuatuzatkedalamtubuhyangdapatmenyebabkanketidaknormalanme
kanismedalamtubuhbahkansampaidapatmenyebabkankematian.
3
Antibiotik

◇ Antibiotik Berasal dari bahasa yunani: Anti


(lawan),Bios (hidup )


◇ Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh
berbagai jenis mikroorganisme yang dapat
menghambat atau dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme jenis lain
Klasifikasi Antibiotik
1. Penisilin : benzil penisilin, fenoksimetilpenisilin,
ampisilin, amoksisilin.
2. Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya:
sefadroksil, sefaklor, sefotaksim
3. Tetrasiklin
4. Aminoglikosida: streptomisisn, gentamisin, neomisin
5. Makrolida: erotromisin, linkomisin
6. Kuinolon: siprofloksasin, ofloksasin
7. Sulfonamida dab trimetoprim: kotrimiksazol, suldok
8. Antibiotik lainnya.

5
Faktor Yang Mempengaruhi
Efektifitas Antibiotik

a. Aktivitas antimikroba sendiri


b. Faktor penderita
• Umur pasien.
• Kehamilan.
• Genetik.
• Kondisi kesehatan pasien
Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Penggunaan Antibiotika

◇ Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita


◇ Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
◇ Fungsi ginjal dan hati pasien
◇ Biaya pengobatan
Antibiotika Kombinasi diberikan
apabila pasien :

◇ Pengobatan infeksi campuran


◇ Pengobatan pada infeksi berat yang belum jelas penyebabnya
◇ Efek sinergis
◇ Memperlambat resistensi
Prinsip Penggunaan Antibiotik
■ Penyebab Infeksi ■ Faktor Pasien

◇ Antibiotik digunakan untuk


◇ Antara lain fungsi
mengobati berbagai infeksi
ginjalnya, fungsi hati,
akibat kuman atau juga
riwayat alergi, daya
untuk prevensi infeksi
tahan infeksi (saluran
◇ Pemberian antibiotik yang imunologis), daya
paling ideal adalah tahan terhadap obat,
berdasarkan hasil beratnya infeksi, usia,
pemeriksaan mikrobiologis wanita
dan uji kepekaan kuman. hamil/menyusui.
Kombinasi Obat-Obat Antibiotik

Kerugian Pemberian Antibiotik Keuntungan Pemberian Antibiotik


kombinasi : kombinasi :
◇ Efek sinergistik / potensiasi, misalnya :
◇ Antagonisme pada penggunaan  Betalaktam + Aminoglikosid
bakteriostatika & bakterisid yang bekerja
 Kotrimoksazol (Sulfametoksazol +
pada fase tumbuh
Trimetoprim)
 MDT pada AIDS (AZT + Ritonavir + 3TC).
◇ Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya :
 Amoksisilin + Asam klavulanat
 Obat-obat TBC & lepra
 MDT pada AIDS.
◇ Mengurangi toksisitas, misalnya :
 Trisulfa + sitostatika.
Asumsi Dasar Pemakaian Antibiotik

◇ Sifat toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme


yang menginvasi host tanpa merusak sel host.

◇ Toksisitas Antibiotik lebih bersifat relatif daripada


absolut : perlu kontrol konsentrasi obat secara hati-hati
sehingga dapat ditolerir tubuh.
Seleksi Obat Antimikroba - Pemberian Antibiotik :

◇ Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC


kuman. Untuk mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau
perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi
kemudian diteruskan obat oral.

◇ Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t½) obat.


Bila t½ pendek, maka frekuensi pemberiannya sering.

◇ Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua


kuman telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi
diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.
Toksisitas Antibiotik

◇ Hipersensitivitas : rash, urticaria, anaphilaksis


◇ Sensitifitas silang : cefalosporin vs penisilin
◇ Ototoksisitas : aminoglikosida, eritromisin
◇ Nefrotoksisitas : aminoglikosida, amfoterisin
◇ Hepatotoksisitas : flucloxacillin, makrolida, tetrasiklin,
sulfonamida, ketokonazol
Monitoring Pasien

◇ Resolusi tanda gejala infeksi


◇ Monitoring efek samping obat (ESO) dan toksisitas
◇ Perubahan fungsi ginjal, penilaian kadar obat.
Efek Samping Antibiotik
a. Reaksi alergi
Reaksi ini dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem pertahanan tubuh
dari pasien, dan tidak tergantung pada besar kecilnya dosis obat.
b. Reaksi idiosikratik
Merupakan reaksi kepekaan yang tidak biasa (abnormal) terhadap suatu obat yang diturunkan
secara genetik.
c. Reaksi toksik.
Pada dasarnya obat adalah racun, takaran dan dosis lah yang dapat membuatnya bermanfaat.
Artinya jika dosisnya tepat maka dapat digunakan sebagai obat. Begitu juga dengan antibiotik. Efek
toksik pada pasien dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik. Disamping faktor jenis obat, berbagai
faktor dalam tubuh juga ikut menentukan terjadinya reaksi toksik; diantaranya fungsi organ atau
sistem tertentu didalam tubuh yang berhubungan dengan metabolisme dan pengeluaran obat dari
tubuh (ekskresi obat). Contohnya: kondisi hati, hati merupakan tempat dimana sebagian besar obat
di metabolisme dan tempat detoksikasi racun; kondisi ginjal, dimana sebagian besar tempat
pengeluaran obat dari tubuh; dan organ-organ lainnya.
15
Kuinolon

16
Antibiotik Golongan Kuinolon

Efek samping antibiotik kuinolon diantaranya


yaitu :
◇ Saluran cerna : mual, muntah, dan rasa tidak
enak dalam perut
◇ Disglikemia: Gatifloksasin dilaporkan dapat
menimbulkan hipoglikemi
◇ Susunan saraf pusat
◇ Persendian dan otot
◇ Efek neurologi bersifat ringan berupa sakit
kepala, vertigo, perasaan kacau dan insomnia.
◇ Psikotik, halusinasi, depresi dan kejang jarang
terjadi.
◇ Kehamilan dan laktasi.
17
Toksisitas Quinolon

Hepatotoksik Kardiotoksik Chondrocytes killer

• Trofafloksin adalah obat quinolon


generasi keempat yang tidak • Sparfloksasin dan Grepafloksasin • Quinolone membawa akibat
dipasarkan kembali karena efek • Obat ini mampu memperpanjang rusaknya jaringan-jaringan tulang
hepatotoksik interval QTc Akibatnya akan terjadi muda pada seluruh tubuh dengan
aritmia ventrikel membunuh chondrocytes, yang
• Pasien merupakan sel akar dari jaringan-
dengansejarahpalpitasiataudenyutj jaringan tulang muda.
antungyangtidakmenentudianjurka • Parah tidaknya kerusakannya yang
nuntuktidakmengkonsumsiquinolo terjadi ditentukan oleh keadaan
ne dari jaringan tulang muda itu
sendiri sebelumnya.
• Pada umumnya kerusakan yang
terjadi tidak dapat diperbaiki
(irreversibel).
• Quinolon juga dapat merusak
kemampuan pembangunan atau
perbaikan kembali jaringan,
khususnya kolagen yang
menghubungkan (connective-
collagenous)
18
Cara Mengatasi Terjadinya Toksisitas
Antibiotik
Prinsip-prinsip penggunaan antibiotik dalam klinik yang perlu diperhatikan :

a. Penegakan diagnosis infeksi perlu dibedakan antara infeksi bakterial dan infeksi viral.
b. Dalam setiap kasus infeksi berat, apabila memungkinkan lakukan pengambilan
spesimen (seperti darah, sputum, pus, urin atau usapan/swab) untuk diperiksa di
laboratorium untuk memastikan mikroorganisme penyebab dan antibiotik yang paling
tepat untuk infeksi tersebut.
c. Selama menunggu hasil kultur, terapi antibiotik empiris sangat penting untuk
diberikan kepada pasien yang sakit berat.
d. Pertimbangkan penggunaan antibiotik dalam terapi kasus gastroenteritis atau infeksi
kulit, karena kedua jenis infeksi tersebut jarang memerlukan antibiotik.
Sulfonamida

20
Sulfonamida

 Sulfonamida merupakan Antibiotik yg efektif pada terapi penyakit


sistemik.
 Sekarang, penggunaannya terdesak oleh Antibiotik lain yg lebih
efektif dan kurang toksik.
 Banyak organisme yg menjadi resisten thd sulfonamida.
 Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan
kotrimoksazol yaitu kombinasi trimetoprim dengan
sulfametoksazol.
Antibiotik Golongan Sulfonamida
Efek Samping dan Toksisitas Antibiotik Golongan Sulfonamid :

1. Yang terpenting adalah kerusakan parah pada sel-sel darah


2. Efek samping lainnya adalah reaksi alergi antara lain urticaria, fotosensitasi dan
sindrom Stevens Johnson, sejenis eritema multiform dengan resiko kematian
tinggi terutama pada anak-anak.
3. Gangguan saluran cerna (mual, diare, dsb) adakalanya juga terjadi.
4. Bahaya kristaluria di dalam tubuli ginjal sering terjadi pada sulfa yang sukar
larut dalam air seni asam
5. Penggunaan lokal sebagai salep atau serbuk terhadap luka (inaktivasi oleh
nanah) tidak dianjurkan karena seringkali menimbulkan sensibilisasi dan reaksi
kepekaan.
6. Kehamilan dan laktasi
7. Kotrimoksazol tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan berhubung
resiko efek sampingnya
Kesimpulan

◇ Gatifloksasin baru-baru ini dilaporkan dapat menimbulkan hiper atau


hipoglikemia, khusunya pada pasien berusia lanjut. Obat ini tidak boleh diberikan
pada pasien diabetes melitus.
◇ Penanganan toksisitas obat golongan Quinolon tidak spesifik,tapi tergantung dari
manifestasi klinik yang di timbulkan per individu dengan menerapkan Prinsip
umum penanganan keracunan.
◇ Manefestasi klinik dari toksisitas pemakaian sulfonamid oral yang paling sering
terjadi di masyarakat adalah reaksi alergi (1% - 3%) yang di sertai eksantema dan
demam.(Dinamika Obat;hal 628/Ernst Mutschler).
◇ Penanganan toksisitas obat golongan Sulfonamid tidak spesifik,tapi tergantung dari
manifestasi klinik yang di timbulkan per individu dengan menerapkan Prinsip
umum penanganan keracunan.

Anda mungkin juga menyukai