Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK I

AVENTINUS N SYARIF
FAHMI
NERRY ENDAH NAZCHARY
WAHYU RATNA SARI

KELAS D.14

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2014/2015
Dorothea E. Orem lahir di Baltimore dan lulus dari
Providence Hospital School of Nursing pada tahun 1930.
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar
Bachelor of Science (BSc) dalam bidang pendidikan
keperawatan pada tahun 1939. Selama kariernya, dia
berkerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi,
perawat pendidik, perawat administrasi, dan perawat
konsultan. Selanjutnya lagi ia mendapat gelar Master of
Science bidang pendidikan keperawatan tahun 1945 dari
Universitas Katolik Amerika. Terakhir, ia mendapat gelar
doctor kehormatan dari Georgetown University,
Washington, D.C., Pada tahun 1976. Dengan latar
belakang pendidikan tinggi tersebut, orem disebut sebagai
Nurse Theorist.
 Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien
dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care
deficit.
 Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk
memenuhi tuntutan self care.
 Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien
untuk memberikan asuhan depenent (Dependent Care) jika
self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan.
Pandangan teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keparawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktek keperawatan orem mengembangkan tiga bentuk
teori self care diantaranya:

1. Perawatan diri sendiri ( Self Care )


2. Self care deficit
3. Teori sistem keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi
membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus.
“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data
tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi
perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan
diri
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang
valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan
pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi
perawatan diri , melindungi pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem,
1991)
Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien
secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang
telah ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan
diri. Di tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur system
keperawatan. (Orem, 1991)

Anda mungkin juga menyukai