Anda di halaman 1dari 36

SYSTEMIC

LUPUS ERIMATOSUS

Presentasi
KASUS BESAR
Pembimbing Prisilia Arviani Angela Kalalo
Dr. dr. Pugud Samodro, Sp.PD (K) EMD G4A0180… 1
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. N
 Usia : 20 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Pangandaran
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pembayaran : BPJS PBI
 Tanggal Periksa : 6 Januari 2019
 Ruang Rawat : Dahlia
 No RM : 02-12-54-XX
MM.DD.20XX
2
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

Keluhan Utama Keluhan Tambahan


Bengkak pada wajah Kemerahan pada pipi dan hidung
Kedua kaki bengkak
Demam
Badan lemas
Kaku otot hingga sulit digerakkan tetapi tidak
kejang

MM.DD.20XX
3
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

RPS Kronologi
Bengkak di wajah dan kaki sejak 2 minggu Berawal dari demam 1 bulan yang lalu
sebelum masuk rumah sakit dan tidak Demam terus menerus hingga mencapai 40°C
kunjung membaik
Demam disertai dengan badan lemas, kaku otot
Bengkak pada wajah menyebabkan mata
hingga sulit digerakkan tetapi tidak kejang, serta
tidak tampak (menyipit) serta nampak
bengkak pada wajah dan kaki
kemerahan di pipi hingga hidung dan pada
kaki hingga pasien sulit berjalan

MM.DD.20XX
4
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

RPD
• Riw Cacar 2x (+) saat SMP kelas 2 dan 1 bulan • Riwayat HT (-)
yang lalu
• Riwayat Penyakit Jantung (-)
• Riwayat pernikahan usia 17 tahun dan sudah
memiliki 1 anak • Riwayat Penyakit Ginjal (-)
• Riwayat Pasien Sering Demam (+) • Riwayat Penyakit Magh (-)
• Riwayat lahiran normal dan bayi tumbuh • Riwayat Penyakit TB (-)
kembang baik
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat Imunisasi Lengkap (+)
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat DM (-)
MM.DD.20XX
5
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

RPK
• Riwayat Keluhan yang Sama (-) • Riwayat Penyakit Ginjal (-)
• Riwayat Penyakit DM (-) • Riwayat Penyakit Magh (-)
• Riwayat Penyakit HT (-) • Riwayat Asma (-)
• Riwayat Penyakit Jantung (-) • Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Stroke (-)

MM.DD.20XX
6
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

Community
Pasien tinggal bersama keluarga istri, dan anak bungsunya. Hubungan antara pasien
dengan keluarga, tetangga dan lingkungannya baik.

Occupational
RPSos
Seorang pensiunan petani didaerah tempat tinggalnya. Pembiayaan rumah sakit
ditanggung oleh BPJS PBI.

Home
Tinggal di pedesaan. Lantai rumah beralasan keramik dengan ventilasi yang cukup.
Pencahayaan berasal dari lampu dan sinar matahari yang cukup.

Personal Habit
Suka makan-makanan yang manis dan kebiasaan minum-minuman berkemasan.
MM.DD.20XX
ADD A FOOTER
Memiliki kebiasaan merokok, namun sudah berhenti. 7
PEMERIKSAAN FISIK

HASIL KEAMANAN DAN KEJADIAN BURUK


KU : Tampak lemas Status Gizi
Kesadaran : Compos mentis BB : 60 Kg
Vital Sign TB : 150 Cm
Tekanan Darah : 160/90 mmHg BMI : 26.7  overweight
Nadi : 80x/menit
Respirasi rate : 20x/menit
Suhu : 36.6 C

MM.DD.20XX
8
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk mesochepal, simetris, alopesia (-), rambut warna hitam
Mata
Konjungtiva anemis (-/-), skera ikterik (-/-), palpebra edem (-/-), pupil refleks cahaya (+/+) normal, pupil
bulat isokor dengan diameter 3/3 mm.
Telinga
Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
Hidung
Napas cuping hidung (-/-), discharge (-/-), rhinorrhea (-/-)
Mulut
Bibir sianosis (-/-), bibir kering (-/-), lidah kotor (-/-),
atrofi papil lidah (-/-)
Leher
Bentuk simetris, JVP tidak meningkat, deviasi trachea (-), kelenjar lymphoid tidak membesar dan nyeri (-),
thyroid tidak membesar.

MM.DD.20XX
9
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS THORAKS
Paru
Inspeksi : Dinding dada simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi interkostalis (-)
Palpasi : Vokal fermitus paru kanan sama dengan paru kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, batas paru sampai hepar pada SIC VI
LMC dextra.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Whezing (-/-), ronki basah halus (-/-), ronki
basah kasar (-/-).

MM.DD.20XX
10
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS THORAKS
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak nampak pada SIC V 2 jari medial LMCS
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V 2 jari medial LMCS, kuat angkat (+).
Perkusi : Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas : SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah : SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah : SIC VI 2 jari medial LMCS
Auskultasi : SI>SII, regular, murmur (-), gallop (-), Split 2 (+)

MM.DD.20XX
11
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS ABDOMEN
Inspeksi : Cembung, caput medusa(-), hernia umbilicus (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-),
Hepar : Tidak teraba perbesaran
Lien : Tidak teraba perbesaran
Renal : Nyeri ketok vertebre (-)
Perkusi : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), undulasi (-)

MM.DD.20XX
12
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS EKSTREMITAS

MM.DD.20XX
13
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM

MM.DD.20XX
14
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM

MM.DD.20XX
15
ADD A FOOTER
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

HASIL LABORATORIUM
USG Abdomen 04/01/2020 RS Margono Soekardjo

KESAN
• Simple cyst pada lower pole ginjal kanan (ukuran ± 0.75 x
0.72 cm)
• Peningkatan ekogenesitas korteks ginjal kanan kiri (Sesuai
Brenbridge 1), curiga proses kronis ginjal
• Gambaran ascites
• Efusi pleura dupleks

MM.DD.20XX
16
ADD A FOOTER
ANAMNESIS

Diagnosis Tatalaksana
• SLE • Medikamentosa
• CKD • IVFD NaCl 0,9% 10 tpm
• Hipoalbuminemia • Inj. Ceftriaxone 2x1gr
• Anemia • Inj. Methylprednisolone 1x500mg
• Trombositopenia • Inj. Furosemide 3x1 amp
• Albuforce 3x1
• Amlodipine 1x10mg
• Non Medikamentosa
Prognosis • Bedrest
Ad Vitam : dubia ad bonam • Pengaturan diet
Ad Fungsionam : dubia ad bonam • Menghindari stress
Ad Sanationam : dubia ad bonam
17
FOLLOW-UP
PASIEN

MM.DD.20XX
18
ADD A FOOTER
FOLLOW-UP
PASIEN

MM.DD.20XX
19
ADD A FOOTER
FOLLOW-UP
PASIEN

MM.DD.20XX
20
ADD A FOOTER
TINJAUAN
PUSTAKA

SYSTEMIC
MM.DD.20XX
ADD A FOOTER
LUPUS ERIMATOSUS 21
ETIOLOGI

Faktor Genetik Faktor Epigenetik


• Risiko SLE meningkat 30 kali lipat pada Metilisasi DNA dan modifikasi post translasi
pasien dengan keluarga yang terkena SLE.
DNA  mempengaruhi faktor genetik maupun
• Gen yang terkait respon imun dan inflamasi lingkungan.
(HLA-DR, PTPN22, STAT4, IRF5, BLK,
OX40L, FCGR2A, BANK1, SPP1, IRAK1, Fator epigentik diduga menjadi faktor yang
TNFAIP3, C2, C4, CIq, PXK),
menghubungkan genetik dengan lingkungan
• Gen perbaikan DNA (TREX1),
• Gen terkait respon inflamasi sel terhadap
endotelium (ITGAM)
• Gen respon trauma pada jaringan (KLK1,
KLK3)

MM.DD.20XX
22
ADD A FOOTER
ETIOLOGI

Faktor Lingkungan Faktor Hormonal


• Sinar ultraviolet, obat demetilasi, dan • Esterogen dan progesterone dapat
infeksi virus meningkatkan afinitias autoreaktif sel β,
sehingga memunculkan fenotip autoimun.
• Sinar matahari merupakan faktor yang
sering mencetuskan eksaserbasi SLE • Penggunaan KB hormonal pada wanita
belum terbukti meningkatkan angka kejadian
• Epstein Barr Virus (EBV) telah SLE.
diidentifikasi sebagai faktor risiko SLE, • Pada wanita hamil, terjadi peningkatan SLE
melalui mekanisme peningkatan namun tidak berhubungan dengan
interferon α (INFα) peningkatan estradiol atau progesterone.

MM.DD.20XX
23
ADD A FOOTER
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

MM.DD.20XX
24
ADD A FOOTER
Kriteria
DIAGNOSIS
• Bila dijumpai 4 atau lebih kriteria diatas, diagnosis
SLE memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 95%.
• Bila hanya 3 kriteria dan salah satunya ANA positif,
maka sangat mungkin SLE dan diagnosis bergantung
pada pengamatan klinis.
• Bila hasil tes ANA negatif, maka kemungkinan bukan
SLE.
• Apabila hanya tes ANA positif dan manifestasi klinis
lain tidak ada, maka belum tentu SLE, dan observasi
jangka panjang diperlukan.
25
CATATAN TAMBAHAN

Pemeriksaan Tambahan Keterangan


 Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap  * Setiap 3-6 bulan bila stabil
darah (LED)*  **pemeriksaan hanya untuk awal diagnosis, tidak
 Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 diperlukan untuknmonitoring.
jam, dan bila diperlukan kreatinin urin.  ***setiap 3-6 bulan pada pasien dengan penyakit ginjal
 Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, pro fil aktif.
lipid)*  Pemeriksaan tambahan lainnya tergantung dari
 PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid manifestasi SLE.
 Serologi ANA**, anti-dsDNA***, komplemen  Waktu pemeriksaan untuk monitoring dilakukan
(C3,C4) tergantung kondisi klinis pasien
 Foto polos thorax komplemen
26
MM.DD.20XX
27
ADD A FOOTER
Derajat Keparahan
SLE

MM.DD.20XX
28
ADD A FOOTER
Derajat Keparahan
SLE

MM.DD.20XX
29
ADD A FOOTER
MM.DD.20XX
30
ADD A FOOTER
MM.DD.20XX
31
ADD A FOOTER
MM.DD.20XX
32
ADD A FOOTER
MM.DD.20XX
33
ADD A FOOTER
MM.DD.20XX
34
ADD A FOOTER
KESIMPULAN
 Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit inflamasi autoimun
kronis dengan etiologi yang belum diketahui serta manifestasi klinis, perjalanan
penyakit dan prognosis yang sangat beragam.
 Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun,
sehingga mengakibatan kerusakan jaringan.
 Penyakit ini terutama menyerang wanita usia reproduksi dengan angka kematian
yang cukup tinggi.
 Faktor genetik, imunologik dan hormonal serta lingkungan di duga berperan
dalam pato isiologi SLE.
 Pengobatan SLE sendiri didasarkan berdasarkan derajat penyakitnya. Jenis
obatobatan yang digunakan untuk terapi SLE terdiri dari NSAID, antimalaria,
steroid, imunosupresan dan obat terapi lain sesuai manifestasi klinis yang dialami.
MM.DD.20XX
35
ADD A FOOTER
TERIMA KASIH

 QnA

MM.DD.20XX
36
ADD A FOOTER

Anda mungkin juga menyukai