Anda di halaman 1dari 23

ANTI VIRUS

Jenis jenis penyakit


Anti Virus

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 2


INFLUENZA

Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus yang


sampai saat ini dikenal tiga tipe yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A merupakan
virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang
saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan
apakah bisa menyebabkan influenza pada manusia. Meskipun virus
influenza hanya terdiri atas 3 tipe, namun virus ini sering melakukan mutasi
minor, sehingga seseorang bisa terkena berkali-kali penyakit influenza.
Kendati begitu, vaksin flu dapat menjadi 80 persen efektif jika diberikan
sebelum musim flu (biasanya pada musim pancaroba). Meskipun penyakit
flu ini kelihatannya ringan namun jumlah penderita yang meninggal pada
waktu pandemi bisa mencapai ratusan ribu orang, pada tahun non
pandemik,

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 3


kematian karena flu bisa mencapai 10.000 hingga 40.000 orang per
tahun, jumlah itu meningkat hingga lebih dari 100.000 orang pada
tahun pandemik. Gejala pertama influenza adalah tubuh terasa
dingin namun badan demam dengan suhu tubuh mencapai
39°C.Gejala influenza meliputi badan terasa sakit terutama tulang
sendi dan tenggorokan, batuk dan bersin, demam, pusing, iritasi
mata, sakit perut dan lain sebagainya (Nashrullah, dkk.,2013)

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 4


Herpes

• Herpes merupakan penyakit yang menyerang kulit dan


kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus (Handoko,
2010)
• Herpes dibagi menjadi 2 yaitu
1. Herpes simplex (genital)
2. Herpes zooster
1. Herpes simplex
penggertian
Herpes simplex adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
infeksi oleh herpes simplex virus (HSV) tipe I atau tipe II
yang ditandai dengan adanya vesikel berkelompok diatas
kulit yang sembap dan eritematosa pada daerah dekat
mukotan (Handoko, 2010)
Tipe tipe HSV
HSV tipe I biasa terjadi pada usia anak, sedangkan
HSV tipe II biasa terjadi pada usia dewasa seiring
dengan peningkatan aktivitas seksual (Handoko,2010)
Patogenesis Herpes Simplex
Menurut (Habif, 2004) infekis virus HSV ada 2 tahap yaitu :
1. Infeksi Primer
virus menyerang ganglion saraf, biasanya dideteksi dengan
kenaikan antibodi ig G. Gejala yg timbul setelah 3-7 hari kontak yaitu
kulit lembek, nyeri, gatal, demam, rasa terbakar, dan pusing
2. Infeksi rekuren, yaitu pengaktifan kembali HSV oleh berbagai
macam rangsangan seperti sinar UV sehingga menyebabkan gejala
klinis. Gejala klinis yang dimaksud adalah munculnya papula yang
berkembang menjadi vesikel yang berbentuk kubah.
Pemeriksaan terhadap herpes simplex dapat dilakukan dengan tes
Tzanck dengan pewarnaan Giemsa(Handoko, 2010)

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 7


2. Herpes Zooster
Definisi
Herpes Zooster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus Varisela Zooster yang menyerang kulit dan mukosa
Herpes zooster dapat menyerang dimana saja namun lebih sering
pada wajah dan sekitar mata (Handoko, 2010)
Patogenesis VVZ
Patogenesis Virus Varisela Zooster belum diketahui secara pasti,
ketika terinfeksi varisela VVZ menyebar dikulit dan mukosa ke saraf
sensoris akhir dan terakhir dibawa ke ganglion sensorik(Sinaga, 2014)

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 8


Gejala yang muncul
• Tanda awal dari herpes zooster adalah nyeri dan parastesia, bisa
juga timbul nyeri, rasa terbakar dan gatal
• Setelah gejala awal muncul maka timbulah gejala klinis yaitu
munculnya vesikel tang berisi cairan keruh (Oxman, 2008)
Pemeriksaan
Diagnosa herpes zooster berdasarkan munculnya ruam yang khusus
yang disertai nyeri. Tes lainnya tidak dilakukan biasanya hanya dari
cairan dalam ruam dengan metode kultur virus maupun dengan PCR
(Sinaga, 2014)

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 9


HIV AIDS
• HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang ilmuan Perancis (Institute
Pasteur, Paris 1983), (Tjokronegoro, 2003).
 HIV termasuk keluarga virus retro, yaitu virus yang memasukkan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam
DNA sel tuan rumah, membentuk pro-virus dan kemudian melakukan replikasi
(Riono, 1999).
 AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut
HIV. Dalam bahasa Indonesia AIDS disebut sindrom cacat kekebalan tubuh
(Depkes, 1997). Sedangkan menurut Weber (1986) AIDS diartikan sebagai
infeksi virus yang dapat menyebabkan kerusakan parah dan tidak bisa diobati
pada sistem imunitas, sehingga mudah terjadi infeksi oportunistik.

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 10


PATOGENESIS
HIV memiliki enzim reverse transcriptase yang dapat berfungsi
mengubah informasi genetik untuk kemudian diintegrasikan ke dalam
informasi sel limfosit yang diserang. HIV menyerang sistem imun
manusia yaitu menyerang limfosit T helper yang memiliki reseptor
CD4 dipermukaannya. Limfosit T helper antara lain berfungsi
menghasilkan zat kimia yang berperan sebagai perangsang
pertumbuhan dan pembentukan sel-sel lain dalam sistem imun dan
pembentukan antibodi sehingga yang terganggu bukan hanya fungsi
limfosit T tetapi juga limfosit B, monosit, makrofag dan sebagainya
dan merusak sistem imunitas. Selanjutnya bisa memudahkan infeksi
oportunistik di dalam tubuh. Kondisi inilah yang kita sebut AIDS
(Tjokronegoro, 2003).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 11


DIAGNOSIS
• Langsung: yaitu isolasi virus dari sampel, umumnya dilakukan
dengan menggunakan mikroskop elektron dan deteksi antigen
virus. Salah satu cara deteksi antigen virus ialah Polymerase
Chain Reaction (PCR) (Tjokronegoro & Hendra, 2003).
• Tidak Langsung: dengan melihat respon zat anti bodi spesifik,
misalnya dengan ELISA, immunoflurescent assay (IFA)
(Tjokronegoro & Hendra, 2003).
PENULARAN
Model penularan HIV melalui hubungan seksual, darah dan produk
darah yang terinfeksi HIV, dan transmisi dari ibu ke anak (Frank,
1997).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 12


• Hubungan seksual
HIV dapat menyebar baik melalui hubungan sesama jensi
(homoseksual) atau berbeda jenis (heteroseksual) ketika
pasangannya telah terinfeksi HIV (WHO, 1992).
• Darah dan produk darah yang terinfeksi HIV
Penularan HIV melalui darah dan produk darah yang terinfeksi
HIV dapat melalui transfusi darah dan pemakaian jarum suntik yang
tidak steril secara bergantian (WHO, 1992).
• Transmisi dari ibu ke anak
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama kehamilan,
ketika lahir, dan masa menyusui. Sebagian besar penularan terjadi
pada saat melahirkan per vaginam. Peluang penyebaran HIV dengan
cara ini sekitar 30% (WHO, 1992).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 13


PENCEGAHAN
Dalam upaya menurunkan risiko terinfeksi HIV, berbagai organisasi kesehatan
dunia termasuk Indonesia menganjurkan pencegahan melalui pendekatan
ABCD, yaitu:
1. A atau Abstinence, yaitu menunda kegiatan seksual, tidak melakukan
kegiatan seksual sebelum menikah.
2. B atau Be faithful, yaitu saling setia pada pasangannya setelah menikah.
3. C atau Condom, yaitu menggunakan kondom bagi orang yang melakukan
perilaku seks berisiko.
4. D atau Drugs, yaitu tidak menggunakan napza terutama napza suntik agar
tidak menggunakan jarum suntik bergantian dan secara bersama-sama.
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan cara memberikan KIE (Komunikaasi,
Informasi, dan Edukasi) mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat agar tidak
melakukan perilaku berisiko, khususnya pada remaja. (WHO, 1992).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 14


Penggolongan Obat Antivirus

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 15


Anti Non Retrovirus
Valasiklovir
Merupakan ester L-valil dari asiklovir dan hanya terdapat dalam formulasi oral. Setelah ditelan,
valasiklovir dengan cepat diubah menjadi asiklovir melalui enzim valasiklovir hydrolase di saluran
cerna dan di hati (Sardjono, 1995).
Farmakokinetik :
Bioavailabilitas oralnya 3 hingga 5 kali asiklovir (54%) dan waktu paruh eliminasinya 2-3 jam. Waktu
paruh intraselnya, 1-2 jam. Kurang dari 1% dari dosis valasiklovir ditemukan diurin (Indijah dkk, 2016).
Indikasi :
Valasiklovir terbukti efektif dalam terapi infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simplex, virus
varisela-zoster dan sebagai profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan sitomegalo virus sehari
(Indijah dkk, 2016)
Dosis :
Herpes genital : peroral 2x sehari 500 mg tab selama 10 jam
Herpes zoster : 3x sehari 2 tab 500 mg selama 7 hari (Indijah dkk, 2016).
Indikasi :
Indikasi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien immunocompromised (Misalnya AIDS), baik untuk
terapi atau pencegahan (Indijah dkk,2016).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview


16
Gangsiklovir
Berbeda dengan asiklovir akan tetapi metabolism dan mekanisme kerjanya sama dengan
asiklovir yang sedikit berbeda adalah gangsiklovir terdapat karbon 3 dengan gugus
hidroksil.

Mekanisme kerja :
Gangsiklovir diubah menjadi gangsiklovir monofosfat oleh enzim fosfotransilase yang
dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus. Gangsiklovir monofosfat merupakan
substrat fosfotranfirase yg lebih baik dibanding dengan asicylovir. Waktu paruh eliminasi
gangsiklivir trifosfat setidaknya 12 jam sedangkan asiklovir 24 jam.
Resistensi :
Penurunan fosfolirase gangsiklovir karena mutase pada fosfotranferase virus yang dikode
oleh gen UL97 atau karena mutase pada DNA polimerase virus.
Indikasi :
Indikasi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien immunocompromised (Misalnya AIDS),
baik untuk terapi atau pencegahan (Indijah dkk,2016).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 17


Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai