Anda di halaman 1dari 16

LATIHAN PENYUSUNAN

PROGRAM KERJA AUDIT


Sumber Daya Manusia (SDM)
AUDIT BERBASIS RESIKO

AGUS MULYONO
Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti
 Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, objektif dan profesional
berdasarkan standar audit.
 Untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas,
efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi
instansi pemerintah
DEFINISI Audit Berbasis Resiko
(ABR)

Sebuah metodologi yang menghubungkan


audit internal dengan seluruh kerangka
manajemen risiko yang memungkinkan proses
audit internal mendapatkan keyakinan memadai
bahwa manajemen risiko organisasi telah
dikelola dengan memadai sehubungan dengan
risiko yang dapat diterima (risk appetite).
DEFINISI AUDIT BERBASIS RESIKO
(ABR)
 Merupakan sebuah metode atau cara yang digunakan
oleh auditor internal dalam melaksanakan tugas auditnya,
sehingga memberikan jaminan bahwa risiko yang ada
sudah dikelola oleh pihak manajemen dengan baik dan
memiliki batasan risiko yang tidak berdampak terhadap
tujuan organisasi.
 Dengan adanya metode pendekatan audit ini dapat
membantu terpenuhinya tanggung jawab manajemen
secara efektif. Pihak manajemen bertanggungjawab dalam
memastikan pengendalian internal berjalan dengan baik
dan proses manajemen risiko juga berjalan secara efektif,
dari tanggung jawab manajemen tersebut maka risk based
audit sangat penting untuk dijalankan
Peranan internal auditor dalam
praktik audit berbasis risiko
antara lain:
 MULAI dari memfokuskan pekerjaan audit pada risiko
signifikan organisasi, yang telah diidentifikasi oleh
fungsi manajemen risiko organisasi dan melakukan
audit atas proses manajemen risiko lintas organisasi
guna memastikan pengelolaan risiko yang telah
teridentifikasi
 UNTUK berperan aktif sebagai konsultan internal yang
melakukan training dan edukasi bagi staf lini dalam
memastikan efektivitas pengendalian internal
 UNTUK memberikan dukungan dan partisipasi aktif
dalam proses pengendalian internal organisasi
 UNTUK melalukan koordinasi pelaporan audit berbasis
risiko kepada pimpinan organisasi, dan komite audit
PELAKSANAAN AUDIT
 PENYUSUNAN PROGRAM KERJA AUDIT (PKA)
 PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT (KKA)
 PENYUSUNAN KERTAS DATA AUDIT (KDA)
 PENYUSUNAN LAPORAN HASIL AUDIT (LHA)
 PENYUSUNAN TINDAKLANJUT HASIL AUDIT (TLHA)

8
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA AUDIT
(PKA)

 Dalam setiap penugasan audit, auditor harus menyusun


rencana audit. Rencana audit dimaksudkan untuk menjamin
bahwa tujuan audit tercapai secara berkualitas, ekonomis,
efisien dan efektif. Dalam merencanakan auditnya, auditor
menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi
sumber daya. Salah satu dokumen perencanaan audit
adalah program kerja audit.
 Program Kerja Audit (PKA) merupakan rancangan prosedur
dan teknik audit yang disusun secara sistematis yang harus
diikuti/dilaksanakan oleh auditor dalam kegiatan audit untuk
mencapai tujuan audit. PKA disusun setelah auditor
memperoleh pemahaman yang cukup tentang tujuan audit.
PKA akan menjadi guidance bagi auditor.

9
Tujuan dan Manfaat PKA
 Sarana pemberian tugas kepada tim audit.
 Sarana pengawasan pelaksanaan audit secara berjenjang
mulai dari ketua tim sampai dengan pengendali mutu.
 Pedoman kerja/pegangan bagi auditor.
 Landasan untuk membuat ikhtisar/ringkasan hasil audit.
 Sarana untuk mengawasi mutu audit

Agar tujuan dan manfaat tersebut tercapai secara optimal maka


PKA perlu disusun dengan format normatif, dilakukan dengan
memperhatikan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi
sumber daya. Pengisian item-itemnya tidaklah sulit. Bagian yang
krusial dalam pengisian item tersebut adalah “langkah kerja audit”
.

10
TUJUAN PENYUSUNAN KKA

 MENDOKUMENTASIKAN PERENCANAAN,
PELAKSANAAN, DAN REVIU ATAS KEGIATAN AUDIT
 DUKUNGAN UNTUK PENGOMUNIKASIAN AUDIT,
SEPERTI SIMPULAN DAN LAPORAN AUDIT
 SARANA REVIU PIHAK KETIGA
 SEBAGAI DASAR EVALUASI PROGRAM
PENGENDALIAN KUALITAS KEGIATAN AUDIT INTERNAL
Auditor dapat menyusun PKA untuk tujuan meyakini
pemenuhan aspek efisiensi dan efektivitas dengan
cara seperti uraian diatas. Dengan PKA yang disusun
secara cermat, auditor akan dipandu secara optimal
untuk memperoleh keyakinan yang memadai
tentang pemenuhan aspek 3E. Dan pada gilirannya
auditor bukan hanya akan berhasil melakukan audit
kinerja tapi seiring itu auditor dapat meyakini tingkat
ketaatan (compliance) auditi terhadap prosedur dan
ketentuan yang ada

12
PROSEDUR PENYUSUNAN LANGKAH KERJA AUDIT

1. Identifikasi Kegiatan/program Yang Akan Diaudit


Kegiatan/program yang akan diaudit merupakan adalah bagian
nyata dari objek audit sesuai jenis auditnya dan biasanya terurai di
dokumen anggaran (DIPA/DPA).
2. Identifikasi Tujuan Audit
Tujuan audit yang akan diidentifikasi harus sesuai dengan jenis
auditnya.
3. Identifikasi Langkah Kerja Audit
a) Identifkasi Bukti Audit yang akan dikumpulkan dari auditi dan atau
disusun oleh auditor
b) Identifikasi Pihak Yang Akan Dihubungi Untuk Memperoleh Bukti Audit
c) Identifikasi Teknik Audit Yang Akan Digunakan
4. Gabung dan susun yang ada di langkah 1, 2 da 3 dalam kalimat
perintah
PENGISIAN FORMAT PKA
Jika asumsi yang digunakan sebagai berikut:
Auditor dari Inspektorat Jenderal Kementrian
Dalam Negeri akan melakukan audit kinerja atas
pengadaan Pengembangan Pegawai di unit balai
diklat tahun anggaran 2019

Nama auditornya adalah Jan Timur sebagai


pengendali mutu, Rani Dewi sebagai pengendali
teknis, Raden sebagai ketua tim dan Bianca
sebagai anggota tim

Mereka akan mengaudit aspek ekonomis selama 3


(tiga) hari kerja. Beberapa langkah kerja audit
yang telah diidentifikasi diatas dituangkan ke
dalam format PKA
CONTOH FORMAT PKA

15
Terima Kasih

HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai