Anda di halaman 1dari 19

Dr. Zuhrinah Ridwan, MKes, Sp.

PK
 Anemia hemolitik autoimun / Autoimmune
Hemolytic anemia (AIHA) adalah kelainan sel darah
merah. AIHA terjadi ketika tubuh memproduksi
antibodi yang menghancurkan sel darah merah.
 Sel darah merah memiliki masa hidup dalam tubuh
selama 100 hingga 120 hari. Namun, pada kasus
AIHA, sel-sel darah merah hanya dapat bertahan
selama beberapa hari
 Pada anak-anak, AIHA adalah kondisi langka yang
biasanya hanya bersifat sementara. Namun, pada
orang dewasa, AIHA bisa menjadi kondisi jangka
panjang yang sering mengalami kekambuhan.
 Penyebab terjadinya Anemia Hemolitik
Autoimun :
 Ada tiga tipe sel darah yang dibuat di sumsum
tulang:
• Sel darah putih membantu tubuh untuk melawan
infeksi.
• Trombosit membantu darah untuk mencegah
pendarahan.
• Sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh dalam bentuk hemoglobin.
 Sel darah putih menghasilkan antibodi. Antibodi
menempel pada sel darah merah dan menyebar ke
seluruh tubuh, melawan kuman dan benda asing
lainnya.
 Pada tubuh seseorang yang menderita AIHA, tubuh
membuat antibodi yang menyerang sel-sel darah
merah karena tubuh mendeteksi sel darah putih
sebagai benda asing yang perlu dihancurkan. Ketika
sel darah merah lisis oleh antibodi, maka kondisi ini
disebut sebagai anemia hemolitik.
 AIHA dapat dipicu oleh:
• paparan racun atau bahan kimia tertentu, misalnya
dalam pengobatan
• komplikasi infeksi
• menerima transfusi darah dengan golongan darah
yang tidak cocok
• golongan darah bayi yang belum lahir berbeda dari
ibu
• beberapa jenis kanker
 Berdasarkan jenis antibodi yang
menyebabkannya, AIHA dibagi menjadi dua
klasifikasi yaitu:
 Hangat versus dingin
• AIHA hangat
 Disebut hemolisis hangat, AIHA jenis ini melibatkan
antibodi IgG dan mengikat sel darah merah pada
suhu 37 ° C, atau suhu tubuh normal. AIHA hangat
terjadi pada 80–90% kasus.
• AIHA dingin
 Disebut hemolisis dingin. Pada tipe ini, autoantibodi
IgM, atau aglutinin dingin, mengikat sel darah
merah ketika darah terpapar pada suhu dingin,
khususnya pada suhu 0 ° hingga 4 ° C. AIHA
dingin terjadi pada 10-20% kasus.
• demam ringan
• pucat
• sesak nafas
• penyakit kuning
• urin coklat kehitaman
• nyeri otot
• sakit kepala
• mual, muntah, dan diare
• sulit bernafas
• jantung berdebar atau detak jantung yang cepat
 Anemia hemolitik dapat diturunkan dari orang tua atau
berkembang setelah lahir. Beberapa penyebab anemia
hemolitik yang dipicu oleh faktor keturunan adalah:
• Anemia sel sabit
• Sferositosis
• Ovalositosis
• Thalasemia
• Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6PD)
• Kekurangan enzim piruvat kinase
 Sedangkan kondisi di luar faktor keturunan yang dapat
menyebabkan anemia hemolitik antara lain:
• Penyakit infeksi, seperti tipes, hepatitis, infeksi virus
Epstein-Barr, atau infeksi bakteri coli jenis tertentu.
• Penyakit autoimun, seperti anemia hemolitik autoimun
(AIHA), lupus, rheumatoid arthritis, dan kolitis ulseratif.
• Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), paracetamol, dapsone, levodopa,
metildopa, rifampicin, serta beberapa jenis antibiotik,
seperti levofloxacin, nitrofurantoin, penisilin, dan
sefalosporin.
• Penyakit kanker, terutama kanker darah.
• Gigitan ular berbisa.
• Keracunan arsenik atau keracunan timah.
• Menerima transfusi darah dari orang dengan golongan
darah yang berbeda.
• Reaksi tubuh akibat operasi transplantasi organ.
 Penyebab utama anemia hemolitik autoimun
disebabkan oleh kelainan autoimun, untuk
mengurangi faktor risiko menderita kondisi ini
dengan cara :
• memastikan Anda mendapatkan transfusi darah
dengan golongan yang sesuai
• Menghindari paparan racun yang dapat memicu
terjadinya kondisi ini
• Mendapatkan penanganan yang adekuat terkait
infeksi untuk mencegah terjadinya komplikasi
 Dalam menentukan diagnosis perlu dilakukan
Pemeriksaan yang meliputi :
• Jumlah retikulosit untuk mengukur jumlah sel darah
merah yang belum matur. Jumlah retikulosit yang
tinggi berarti sumsum tulang membuat lebih banyak
sel untuk menggantikan sel yang telah dihancurkan
oleh tubuh.
• Tes Coombs. untuk melihat apakah tubuh membuat
antibodi terhadap sel darah merah.
• Apusan tepi. akan melihat sel darah merah di bawah
mikroskop untuk melihat bukti terjadinya kerusakan sel
darah.
• Tes kimia. untuk memeriksa tingkat bilirubin, suatu zat
yang meningkat ketika sel-sel darah dihancurkan.
 Anemia hemolitik yang tidak ditangani dengan baik
dapat memicu komplikasi berbahaya, antara lain:
• Gangguan irama jantung
• Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
• Gagal jantung
 Opsi pengobatan untuk AIHA tergantung pada
sejumlah faktor, Jika AIHA menyebabkan gejala
anemia ringan, maka tidak ada penanganan
khusus yang diperlukan. Antara 70-80% orang
yang menderita AIHA tidak memerlukan
pengobatan.
 Jika AIHA disebabkan oleh penyakit seperti kanker,
infeksi, atau penggunaan beberapa obat
untuk mengobati kondisi makan penanggulangan
penyebab yang mendasarinya perlu dilakukan.
 Transfusi darah
 Jika gejalanya berkelanjutan dan pilihan lain tidak
efektif dan menyebabkan kadar hemoglobin yang
rendah, memerlukan transfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai