PK
Anemia hemolitik autoimun / Autoimmune
Hemolytic anemia (AIHA) adalah kelainan sel darah
merah. AIHA terjadi ketika tubuh memproduksi
antibodi yang menghancurkan sel darah merah.
Sel darah merah memiliki masa hidup dalam tubuh
selama 100 hingga 120 hari. Namun, pada kasus
AIHA, sel-sel darah merah hanya dapat bertahan
selama beberapa hari
Pada anak-anak, AIHA adalah kondisi langka yang
biasanya hanya bersifat sementara. Namun, pada
orang dewasa, AIHA bisa menjadi kondisi jangka
panjang yang sering mengalami kekambuhan.
Penyebab terjadinya Anemia Hemolitik
Autoimun :
Ada tiga tipe sel darah yang dibuat di sumsum
tulang:
• Sel darah putih membantu tubuh untuk melawan
infeksi.
• Trombosit membantu darah untuk mencegah
pendarahan.
• Sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh dalam bentuk hemoglobin.
Sel darah putih menghasilkan antibodi. Antibodi
menempel pada sel darah merah dan menyebar ke
seluruh tubuh, melawan kuman dan benda asing
lainnya.
Pada tubuh seseorang yang menderita AIHA, tubuh
membuat antibodi yang menyerang sel-sel darah
merah karena tubuh mendeteksi sel darah putih
sebagai benda asing yang perlu dihancurkan. Ketika
sel darah merah lisis oleh antibodi, maka kondisi ini
disebut sebagai anemia hemolitik.
AIHA dapat dipicu oleh:
• paparan racun atau bahan kimia tertentu, misalnya
dalam pengobatan
• komplikasi infeksi
• menerima transfusi darah dengan golongan darah
yang tidak cocok
• golongan darah bayi yang belum lahir berbeda dari
ibu
• beberapa jenis kanker
Berdasarkan jenis antibodi yang
menyebabkannya, AIHA dibagi menjadi dua
klasifikasi yaitu:
Hangat versus dingin
• AIHA hangat
Disebut hemolisis hangat, AIHA jenis ini melibatkan
antibodi IgG dan mengikat sel darah merah pada
suhu 37 ° C, atau suhu tubuh normal. AIHA hangat
terjadi pada 80–90% kasus.
• AIHA dingin
Disebut hemolisis dingin. Pada tipe ini, autoantibodi
IgM, atau aglutinin dingin, mengikat sel darah
merah ketika darah terpapar pada suhu dingin,
khususnya pada suhu 0 ° hingga 4 ° C. AIHA
dingin terjadi pada 10-20% kasus.
• demam ringan
• pucat
• sesak nafas
• penyakit kuning
• urin coklat kehitaman
• nyeri otot
• sakit kepala
• mual, muntah, dan diare
• sulit bernafas
• jantung berdebar atau detak jantung yang cepat
Anemia hemolitik dapat diturunkan dari orang tua atau
berkembang setelah lahir. Beberapa penyebab anemia
hemolitik yang dipicu oleh faktor keturunan adalah:
• Anemia sel sabit
• Sferositosis
• Ovalositosis
• Thalasemia
• Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6PD)
• Kekurangan enzim piruvat kinase
Sedangkan kondisi di luar faktor keturunan yang dapat
menyebabkan anemia hemolitik antara lain:
• Penyakit infeksi, seperti tipes, hepatitis, infeksi virus
Epstein-Barr, atau infeksi bakteri coli jenis tertentu.
• Penyakit autoimun, seperti anemia hemolitik autoimun
(AIHA), lupus, rheumatoid arthritis, dan kolitis ulseratif.
• Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), paracetamol, dapsone, levodopa,
metildopa, rifampicin, serta beberapa jenis antibiotik,
seperti levofloxacin, nitrofurantoin, penisilin, dan
sefalosporin.
• Penyakit kanker, terutama kanker darah.
• Gigitan ular berbisa.
• Keracunan arsenik atau keracunan timah.
• Menerima transfusi darah dari orang dengan golongan
darah yang berbeda.
• Reaksi tubuh akibat operasi transplantasi organ.
Penyebab utama anemia hemolitik autoimun
disebabkan oleh kelainan autoimun, untuk
mengurangi faktor risiko menderita kondisi ini
dengan cara :
• memastikan Anda mendapatkan transfusi darah
dengan golongan yang sesuai
• Menghindari paparan racun yang dapat memicu
terjadinya kondisi ini
• Mendapatkan penanganan yang adekuat terkait
infeksi untuk mencegah terjadinya komplikasi
Dalam menentukan diagnosis perlu dilakukan
Pemeriksaan yang meliputi :
• Jumlah retikulosit untuk mengukur jumlah sel darah
merah yang belum matur. Jumlah retikulosit yang
tinggi berarti sumsum tulang membuat lebih banyak
sel untuk menggantikan sel yang telah dihancurkan
oleh tubuh.
• Tes Coombs. untuk melihat apakah tubuh membuat
antibodi terhadap sel darah merah.
• Apusan tepi. akan melihat sel darah merah di bawah
mikroskop untuk melihat bukti terjadinya kerusakan sel
darah.
• Tes kimia. untuk memeriksa tingkat bilirubin, suatu zat
yang meningkat ketika sel-sel darah dihancurkan.
Anemia hemolitik yang tidak ditangani dengan baik
dapat memicu komplikasi berbahaya, antara lain:
• Gangguan irama jantung
• Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
• Gagal jantung
Opsi pengobatan untuk AIHA tergantung pada
sejumlah faktor, Jika AIHA menyebabkan gejala
anemia ringan, maka tidak ada penanganan
khusus yang diperlukan. Antara 70-80% orang
yang menderita AIHA tidak memerlukan
pengobatan.
Jika AIHA disebabkan oleh penyakit seperti kanker,
infeksi, atau penggunaan beberapa obat
untuk mengobati kondisi makan penanggulangan
penyebab yang mendasarinya perlu dilakukan.
Transfusi darah
Jika gejalanya berkelanjutan dan pilihan lain tidak
efektif dan menyebabkan kadar hemoglobin yang
rendah, memerlukan transfusi darah.