OPERCULECTOMY
KELOMPOK E
PRESENTER :
1 . E M M A LY S A P I TA S A R I (20174020085)
2 . N U G R A H E N I S E T YO R I N I (20174020072)
PRECEPTOR:
DRG. HARTANTI, SP.PERIO
DATA PASIEN
• Nama : RWT
• TTL : Bantul , 23 Maret 1994
• JK : Laki-laki
• Usia : 24 tahun
• Alamat : Pajangan, Bantul.
DESKRIPSI KASUS
Pasien laki laki usia 24th mengeluhkan gusi kanan bawah yang menutupi sebagian
geraham bungsu. Terkadang gusi tersebut terasa sakit ketika gusi terbuka dan sisa
makanan masuk kegusi yang terbuka sehingga sakit dan menggangu saat gigi atas dan
bawah berkontak. Terakhir kali pasien merasa sakit pada gusi tersebut 1 bulan yang
lalu teapi masih terasa mengganggu hingga saat ini. Gusi tersebut tidak pernah
berdarah. Pasien pernah mengkonsumsi asam mefenamat saat gusi tersebut sakit
sekali. Pasien ingin penyebab rasa sakit dihilangkan, karena takut rasa sakit akan
muncul lagi.
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
• Akar : Berjumlah 2,, dengan 2 saluran akar dan akar mesial membengkok ke
distal
• Membran/ligamen : DBN
• Periapikal : DBN
HIPOTESIS
• Diagnosis :
Dx Perio : Perikoronitis kronis
Dx Maloklusi : Malposisi gigi individual yaitu bukoversi gigi 48.
• Prognosis :
Meragukan, karena kondisi gigi 48 yang sedikit bukoversi
menyebabkan mukosa bukal akan tetap sedikit menutupi oklusal gigi
48, sehingga resiko perikoronitis dapat muncul kembali.
PATOFISIOLOGI
ERUPSI GIGI TIDAK
SEMPURNA
PEMBENGKAKAN
OPERKULUM
AKUMULASI PLAK
RADANG PADA
OPERKULUM
LEARNING ISSUE
• Pengobatan perikoronitis terdiri dari operkulektomi atau ekstrasi gigi, bergantung pada tingkat
keparahan inflamasi, komplikasi sitemik, dan perlu tidaknya mempertahankan gigi yang terlibat.
• Pengobatan perikoronitis akut terdiri dari (1) secara perlahan membilas dengan air hangat
untuk menghilangkan debris dan eksudat, (2) menyeka dengan antiseptik, seperti klorheksidin,
setelah mengangkat operkulum dari gigi dengan scaler.
• Mungkin perlu diakukan penyesuaian oklusal pada gigi lawan untuk menghilangkan sumber
trauma. Kuretase atau prosedur pembedahan merupakan kontradiksi pada kunjungan awal ini.
Namun bila operkulum berfluktuasi dan bengkak, perlu dilakukan insisi membuat drainase dan
meringankan tekanan. Antibiotik dapat diresepkan pada kasus berat dan pada pasien yang
menunjukkan infiltrasi mikroba ke jaringan, terutama jika diduga ada keterlibatan sistemik.
4. TAHAPAN OPERKULEKTOMI
• Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaan periodontal pack dan pengambilan jahitan, irigasi
dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.
• Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi dan
instruksi perawatan di rumah
PROBLEM SOLVING
Desicion Making:
– Terdapat gingiva tampak pink coral menutupi distooklusal gigi 48, palpasi tidak sakit,
limfonodi (-) tidak sakit.
– Pada kasus ini diperlukan perawatan bedah periodontal
Treatment :
1. KIE
2. Operkulektomi
3. Kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Carranza J. R., Newman G. M. (2015). Clinical Periodontology, 12th Ed.W.B Saunders Company:Philadelphia.
Devishree et all (2012). Frenectomy: A Review with The Roports of Surgical Techniques. Journal of Clinical and
Diagnostic Research.Vol 6(9):1587-1592.
Mangalekar S. B. et all (2015). Maxillary Labial Frenectomy Using Diode Laser and Classical Technique: A Case
Report. Int J Oral Healt Med Res.Vol 2(1):48-50