Pembimbing :
dr. Abdul Aziz, Sp.Rad
DISUSUN OLEH :
Rio Adi Nugroho
J510 165 003
Nama : Ny. K
Umur : 79 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tawangsari, Sukoharjo
Tanggal Masuk RS : 8-12-2016
Jenis Pemeriksaan : X Foto Pelvis AP
HASIL X-FOTO PELVIS AP
Kesan :
Gambar Fraktur Collum Femoris Dextra
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
• Collum, yang
menghubungkan caput
dengan corpus, berjalan ke
bawah, belakang, dan
lateral serta membentuk
sudut sekitar 125 derajat
dengan sumbu panjang
corpus femoris.
• Beberapa otot-otot besar melekat pada femur. Di bagian
proksimal, m. gluteus medius dan minimus melekat pada
trochanter mayor, mengakibatkan abduksi pada fraktur
femur.
• M. iliopsoas melekat pada trochanter minor, mengakibatkan
adanya rotasi internal dan eksternal pada fraktur femur.
• Linea aspera (garis kasar pada bagian posterior dari corpus
femoris) memperkuat kekuatan dan tempat menempelnya
m. gluteus maksimus, adductor magnus, adductor brevis,
vastus lateralis, vastus medialis, dan caput brevis m. biceps
femoris.
• Di bagian distal, m. adductor magnus melekat pada sisi
medial, menyebabkan deformitas apeks lateral pada fraktur
femur.
• Caput medial dan lateral m. gastrocnemius melekat di
femoral condylus femoral posterior, menyebabkan
deformitas fleksi pada fraktur sepertiga distal femur
DEFINISI
Tipe I : fraktur dengan garis fraktur 30˚ dengan bidang horizontal pada
posisi tegak
Tipe II : fraktur dengan garis fraktur 50˚ dengan bidang horizontal pada
posisi tegak
Tipe III : fraktur dengan garis fraktur 70˚ dengan bidang horizontal pada
posisi tegak.
GAMBARAN KLINIS
Inspeksi/ Look
• Bandingkan dengan bagian yang sehat
• Perhatikan posisi anggota gerak
• Keadaan umum penderita secara keseluruhan
• Ekspresi wajah karena nyeri
• Lidah kering atau basah
• Adanya tanda-tanda anemia karena pendarahan, Lakukan
survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-
organ lain
• Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk
membedakan fraktur tertutup atau terbuka
• Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai
beberapa hari
• Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan
kependekan
• Perhatikan kondisi mental penderita
• Keadaan vaskularisasi
PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI/FEEL
• Temperatur setempat yang meningkat
• Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya
disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam
akibat fraktur pada tulang
• Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus
dilakukan secara hati-hati
• Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa
palpasi arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis
posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena
Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada
bagian distal daerah trauma, temperatur kulit.
• Pengukuran panjang tungkai untuk mengetahui adanya
perbedaan panjang tungkai
PEMERIKSAAN FISIK
Pergerakan/ Move
• Pergerakan dengan mengajak penderita untuk
menggerakkan secara aktif dan pasif sendi
proksimal dan distal dari daerah yang mengalami
trauma.
• Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan
akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji
pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar,
disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan
saraf.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS