Nama : Ny. H
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM : 00-10-43-17
Diagnosa : NIDDM episode hiperglikemia
TB paru tersangka
Dyspepsia ROME IV: functional
dyspepsia
DPJP : dr. Kurniyanto, Sp.PD
KELUHAN UTAMA
• Pasien datang ke IGD RS UKI dengan keluhan demam sejak -+1 minggu yang lalu. Demam dirasa
pasien diseluruh tubuh, dan dirasa pada malam hari. Pasien belum mengukur suhu tubuh, namun
dua malam terakhir pasien demam hingga menggigil. Pasien sudah mencoba minum obat
paracetamol untuk keluhannya sehingga demam sempat hilang, namun demam dikatakan datang
kembali. Sejak 2 hari terakhir, keluhan dirasa pasien disertai dengan keringat pada malam hari,
hingga baju pasien basah dan harus mengganti baju. Pasien juga mengeluhkan mual (+) dan
munatah (+) sejak hari 4 yang lalu (jumat, 6/12/19). Mual dirasa pada saat pasien mengkonsumsi
makanan atau minuman yang tidak hangat. Muntah pasien dirasa 2x/hari berisi cairan bening dan
terkadang makanan. Pasien mengaku batuk- batuk (+) sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak,
berwarna bening, namun sulit dikeluarkan. Pasien sudah berobat ke dokter klinik dan
mendapatan cefixime, ambroxol, domperidone, cetirizine dan nystatin. Keluhan batuk dirasa
pasien sudah bekurang. Keluarga pasien mengatakan, pasien -+ 1 minggu terakhir, terkadang
seperti kebingungan bila diajak bicara. Nafsu makan pasien turun, BAB tidak ada keluhan, BAK
malam hari sering -+ 6x/malam.
• Pasien memiliki diabetes melitus sudah -+ 15 tahun, dan rutin konsumsi metformin. Pasien
memiliki riwayat asam urat, dan biasanya pasien minum ramuan herbal untuk menurunkan asam
urat. Pasien memiliki penyakit lambung sejak muda >20 tahun, dan bila kambuh pasien konsumsi
ranitidine/omeprazole dan Mylanta.
• Pasien memiliki katarak pada mata kanan dan kiri, rencana operasi katarak pada kedua mata -+ 5
bulan yang lalu, namun operasi selalu ditunda karena gula darah pasien selalu tinggi.
RIWAYAT KEBIASAAN PASIEN
• Pasien memiliki kebiasaan makan yang berlebih. Biasanya pasien makan
sehari -+ 3kali, dan diselingi jajanan. Pasien terkadang mencoba diet untuk
mengurangi kadar gula darah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien belum pernah mengalami hal serupa yang dialami saat ini
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
PARU : JANTUNG :
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 212 Mg/dL <200
Ureum 31 mg/dL 15-45
Creatinine 0.94 Mg/dL 0.60 - 0.90
FOTO THORAX 10/12/2019 (22:39)
EKG 11/12/19 (00.05)
A/
• NIDDM episode hiperglikemia
• TB paru tersangka
P/
IVFD: III NS 0,9% / 24 jam
Diet: Lunak tidak merangsang
Mm/
• Novorapid 3x6 Unit ½ jam AC (SC)
• Ceftriaxone 1x2 gr (IV)
• Acetylsistein 3x200mg (PO)
• NaCl 3x1 cap (PO)
• Inhalasi:
• Ventolin 3x/hari
• Pulmicort 2x/hari
Periksa sputum BTA 2x
Konsul paru
Cek urin lengkap
FOLLOW UP (11/12/19)
S/ Mual (+) berkurang, muntah (-), BAB cair (-), demam (-), batuk (+),
dahak (+) sulit dikeluarkan, keringat malam hingga baju basah (+),
BAB dan BAK tidak ada keluhan
O/ Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 37,2 0C
Saturasi : 98 %
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 203 Mg/dL <200
HASIL PEMERIKSAAN AGD DAN ELEKTROLIT
(11/12/19) (09:29)
Saturasi O2 99.2 %
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 178 Mg/dL <200
PEMERIKSAAN GDS
• 11/12/19
• 12:40 = 234
• 19:50 = 228
FOLLOW UP (12/12/19)
S/ Batuk berdahak (+) berkurang, dahak sulit keluar, nyeri dada kanan
(+), demam (+), menggigil (+), kaki kanan dan kiri nyeri (+) terutama
bila disentuh, Mual (-), muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan
O/ Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 38,3 0C
Saturasi : 96 %
• 12/12/19
• 05:44 = 257
• 11:55 = 214
• 18:00 = 162
FOLLOW UP (13/12/19)
• 13/12/19
• 05:57 = 261
• 11:49 = 139
PENGKAJIAN MEDIS USIA
LANJUT
JATI DIRI PASIEN
----
Metformin, glimepirid
----
tangan
Tangan, kaki
PENAPISAN DEPRESI
5
PENGKAJIAN STATUS MENTAL MINI
0
4
1
3
2
1
Pasien
menolak
1
Pasien
menolak
Pasien
menolak
STATUS FUNGSIONAL (INDEKS ADL BARTHEL)
SKOR INDEKS ADL BARTHEL
2 2
1 1
1 0
2 1
2 1
2 2
3 2
2 1
1 0
1 0
17 10
SKOR INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY
LIVING
4
64 160 49
1 0
2
1
2
3
1 0
3 0,5
11
2
0,5
1
11
11
22
✅
STATUS KUALITIS HIDUP
✅
PEMERIKSAAN FISIK
++
3 3 ++
5 5
5 5
3 3
TB PARU
• TB adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB
TUBERKULOSIS
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
ETIOLOGI
• Mycobacterium tuberculosis
• Kuman TB berbentuk batang,
bersifat tahan asam terhadap
perwarnaan Ziehl Nielsen ->
Basil Tahan Asam (BTA)
• Kultur: media Loenstein Jensen
• Partikel airborne, nucleus
droplet, berdiameter 1-5
mikron
• Kasus baru
• Adalah pasien yang belum pernah
mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari
satu bulan.
• Kasus kambuh
KLASIFIKASI
• Adalah pasien tuberkulosis yang
sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif atau biakan positif.
KLASIFIKASI
• Pasien Baru TB
• pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
• Pasien yang pernah diobati: pasien yang sebelumnya pernah menelan obat selama 1
bulan atau lebih
• Pasien kambuh: pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap
dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: pasien TB yang pernah diobati dan
dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
• Pasien lost to follow up: putus obat
• Lain-lain: pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
KLASIFIKASI:HASIL PEMERIKSAAN
UJI KEPEKAAN OB AT
• Mono-resisten (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja
• Poli-resisten (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
• Multi drug resisten (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan
• Extensive drug resistant (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari
OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
• Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau
tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode
genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).
PATOFISIOLOGI
Droplet mengandung tubercle bacilii terhirup, masuk ke
paru dan alveoli
Tuberkulosis postprimer
• – Munculbertahun-tahunsetelahtbprimer,disegmenapikallobus
superior atau lobus inferior.
• – Dapatsembuhtanpabekasatausembuhdenganjaringanfibrosis,
pengapuran, atau kavitas yang menciut & terlihat seperti bintang.
• – Morfologi:fokusputihkeabuan-kuningberbatastegas,perkejuan
sentral, & fbrosis perifer.
TUBERKULOSIS
• Gejala klinis
• Gejala respiratori: batuk >= 2 minggu, batuk darah, sesak nafas,
nyeri dada
• Sistemik: demam, malaise, keringat malam, penurunan berat badan
Pemeriksaan Fisik
T UB E R KULOSI S
Diagnosis TB paru
• Pemeriksaan dahak
• Pemeriksaan Bakteriologis
• Pemeriksaan uji kepekaan obat
• Pemeriksaan klinis dan
Penunjang ( foto thotax)
DIAGNOSIS TB PARU
2. Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan biakan untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis
(M.tb) dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis pasti TB pada pasien
tertentu,
Kategori-1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
DM GESTASIONAL Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat
sementara
PRA-DIABETES •IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu)
•IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu)
PERBEDAAN DM TIPE 1 DAN 2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
glikogen trigliserida
H. Glukokortikoid trigliserida
GLUKOSA
H. Glukagon
H. Adrenal glikogen
H. Growth
Sekresi insulin oleh sel beta melalui 2 fase:
Fase 1 (acute insulin secretion response)
Sekresi insulin yang terjadi setelah ada
rangsangan terhadap sel beta. Sekresi fase 1
mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena
diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa
DINAMIKA darah yang meningkat tajam segera setelah
makan.
INSULIN
Active transport Secondary active transport of glucose 0,1-10 Small intestine, renal tubules
SGLT1
(Na+-glucose cotransporter)
Facilitated Basal glucose uptake 1-2 Placenta, brain, red cells, kidneys,
GLUT 1 colon, many other organs
GLUT 2 B cell glucose sensor; transport out of 12-20 B cells of islets, liver, ephitelial cells
intestinal and renal epithelial cells of small intestine, kidneys
104
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
D I AG N O S I S
- Uji diagnosis DM
- Pemeriksaan penyaring
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Mikroalbumin
Mendeteksi Komplikasi Pada Ginjal & Kardiovaskular
Jadwal pemeriksaan:
• Untuk pemeriksaan awal setelah diagnosis ditegakkan
• Secara periodik setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter
HbA1C
Memperkirakan risiko berkembangnya komplikasi diabetes & kadar
glukosa darah rata-rata dalam jangka panjang
(2-3 bulan)
Jadwal pemeriksaan:
• Setiap 3 bulan (terutama bila sasaran pengobatan belum tercapai), atau
Minimal 2 kali dalam setahun
PEMERIKSAAN LAIN
• Kreatinin serum
• Ureum
• Keton, sedimen dan protein dalam urin
• Anti-GAD (Glutamic Acid Decarboxylase)
• Elektrokardiogram
• Foto sinar-x dada
1. Edukasi
2. Diet
PENATALAKSANAAN 3. Exercise (latihan fisik/olah
raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik,
insulin
Jangka pendek:
Jangka panjang:
TA R G E T
P E N ATA L A K S A N A A N
DM • Tercegah dan terhambatnya
progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
Tujuan akhir
pengelolaan
• Turunnya morbiditas dan mortalitas
DM.
PARAMETER KADAR IDEAL YANG DIHARAPKAN
Kadar Glukosa Darah Puasa 80–120mg/dl
Kadar Glukosa Plasma Puasa 90–130mg/dl
Kadar Glukosa Darah Saat Tidur 100–140mg/dl
(Bedtime blood glucose)
1. Edukasi
Tujuan : meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang
penyakit dan pengelolaannya dengan tujuan dapat
merawat sendiri sehingga mampu mempertahankan
hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Memerlukan partisipasi aktif dari pasien, keluarga dan
masyarakat
2. Diet
Mempertahankan atau mencapai berat badan ideal
Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup
3 J : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan yang
harus diikuti & jenis makanan
Karbohidrat : 45-60% Protein : 10-15%
Lemak : 20-25% Serat (± 25 g/hr)
Garam (≤ 3000 mg atau 6-7 gr/hari)
3. Olahraga
Menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal
Memperbanyak jumlah, meningkatkan aktivitas
reseptor insulin dalam tubuh & meningkatkan
penggunaan glukosa.
Prinsipnya : tidak perlu olah raga berat, olah raga
ringan, dilakukan secara teratur
CRIPE (Continuous,Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance Training).
30-40 menit per hari, didahului dengan
pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan
antara 5-10 menit
Zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal
(220-umur)
TERAPI MEDIKA MENTOSA
Kriteria diagnosis
Kadar glukosa> 250 mg%
pH< 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif
Menyebabkan
hiperglikemia
Asidosis
ketonemia
GEJALA KLINIS
• Kriteria diagnosis:
Glukosa :> 600 mg/dl
pH arteri :>7,30
Ketonuria+ketonemia : Negatif/sedikit
Osmolaritas serum :>320 mOsm/kg
Anion gap :Bervariasi
Kesadaran : Stupor-koma
HIPOGLIKEMI
• Neuropati difus
• Polineuropati sensori-motor simetris distal
gangguan fungsi sensorik dan motorik (lebih jarang) yang progresif
dari distal ke proksimal.
parestesia, hiperestesia, anestesia
• Neuropati otonom
CVS (palpitasi,hipotensi ortostatik)
GIT (diare/konstipasi)
GU (gangguan pengosongan VU)
Hiperhidrosis ekstremitas atas dan anhifrosis ekstremitas bawah
• Neuropati fokal
• Neuropati kranial
• Radikulopati/pleksopati
• Entrapment neuropathy
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Faktor risiko : ras dan etnik, riwayat keluarga dengan DM,BB lebih,
kurangnya aktivitas fisik
Pencegahan tersier:
• DUBIA
TB DAN DM TIPE II
TB DAN DM
• Beban global
• Tahun 2016, terdapat 10.4 juta penderita, dan 1.7 juta
meninggal ( The Union, 2018)
• Tahun 2012, penderita TB yang juga mengidap DM sebanyak
1.04 juta orang
• Tahun 2017, terdapat 425 juta orang penderita DM (The
Union, 2018)
PENGARUH TB DAN DM
• Tujuan :
• Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas yang dipengaruhi oleh DM
• Meningkatkan hasil dari pengobatan TB
• Hal-hal yang perlu dperhatikan:
• Stress-induced hyperglycemia
• Inisiasi pengobatan TB dengan kadar gula yang terkontrol merupkana
sebuh prioritas
• Pengobatan DM dan TB dapat meningkatkan efek samping dan toksisitas
• Resiko transmisi M tuberculosis pada fase awal pengobatan, lebih tinggi
MANAJEMEN DM PADA
PENGOBATAN TB