PERNAFASAN
Ainul Mufidah, S.Kep.Ns
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan
masalah yang lalu. Perawat mengkaji klien atau
keluarga dan berfokus kepada manifestasi klinik dari
keluhan utama, kejadian yang membuat kondisi
sekarang ini, riwayat perawatan dahulu, riwayat
keluarga dan riwayat psikososial
• Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien, dimana
aspek biografi yang sangat erat hubungannya dengan
gangguan oksigenasi mencakup usia, jenis kelamin,
pekerjaan (terutama yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja) dan tempat tinggal. Keadaan tempat
tinggal mencakup kondisi tempat tinggal serta apakah
klien tinggal sendiri atau dengan orang lain yang nantinya
berguna bagi perencanaan pulang (“Discharge Planning”)
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi
dan mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya
saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul pada klien
gangguan kebutuhan oksigen dan karbondioksida
antara lain : batuk, peningkatan produksi sputum,
dyspnea, hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest pain.
Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien
dengan penyakit sistem pernafasan. Tanyakan
berapa lama klien batuk (misal 1 minggu, 3
bulan). Tanyakan juga bagaimana hal tersebut
timbul dengan waktu yang spesifik (misal :
pada malam hari, ketika bangun tidur) atau
hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan
batuk tersebut apakah produktif atau non
produktif, kongesti, kering.
Peningkatan Produksi Sputum.
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama
dengan batuk atau bersihan tenggorok. Trakeobronkial tree
secara normal memproduksi sekitar 3 ons mucus sehari
sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal
(“Normal Cleansing Mechanism”). Tetapi produksi sputum
akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat warna,
konsistensi, bau dan jumlah dari sputum karena hal-hal
tersebut dapat menunjukkan keadaan dari proses patologik.
Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna kuning atau hijau,
sputum mungkin jernih, putih atau kelabu. Pada keadaan
edema paru sputum akan berwarna merah muda,
mengandung darah dan dengan jumlah yang banyak
Dyspnea
Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan
untuk bernafas/nafas pendek dan merupakan
perasaan subjektif klien. Perawat mengkaji
tentang kemampuan klien untuk melakukan
aktifitas. Contoh ketika klien berjalan apakah
dia mengalami dyspnea ?. kaji juga
kemungkinan timbulnya paroxysmal nocturnal
dyspnea dan orthopnea, yang berhubungan
dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung
kiri.
Hemoptysis
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut
dengan dibatukkan. Perawat mengkaji apakah
darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan
hidung atau perut. Darah yang berasal dari paru
biasanya berwarna merah terang karena darah
dalam paru distimulasi segera oleh refleks batuk.
Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara
lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru,
Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing
granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru
dan abses paru.
Chest pain
Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan dengan
masalah jantung dan paru. Gambaran yang lengkap dari
nyeri dada dapat menolong perawat untuk
membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal,
cardiac dan gastrointestinal. Paru-paru tidak
mempunyai saraf yang sensitif terhadap nyeri, tetapi
iga, otot, pleura parietal dan trakeobronkial tree
mempunyai hal tersebut. Dikarenakan perasaan nyeri
murni adalah subjektif, perawat harus menganalisis
nyeri yang berhubungan dengan masalah yang
menimbulkan nyeri timbul.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Secara umum perawat menanyakan
tentang : Riwayat merokok : merokok
sigaret merupakan penyebab penting
kanker paru-paru, emfisema dan bronchitis
kronik. Semua keadaan itu sangat jarang
menimpa non perokok.
Anamnesis harus mencakup hal-hal :
a) Usia mulainya merokok secara rutin.
b) Rata-rata jumlah rokok yang dihisap
perhari
c) Usia melepas kebiasaan merokok.
d) Pengobatan saat ini dan masa lalu
e) Alergi
f) Tempat tinggal
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien
penyakit paru-paru sekurang-kurangnya ada tiga, yaitu : 1)
Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa, ditularkan
melalui satu orang ke orang lainnya; jadi dengan
menanyakan riwayat kontak dengan orang terinfeksi dapat
diketahui sumber penularannya. 2) Kelainan alergis, seperti
asthma bronchial, menunjukkan suatu predisposisi
keturunan tertentu; selain itu serangan asthma mungkin
dicetuskan oleh konflik keluarga atau kenalan dekat. 3)
Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di daerah yang
polusi udaranya tinggi. Tapi polusi udara tidak menimbulkan
bronchitis kronik, hanya memperburuk penyakit tersebut
REVIEW SISTEM (Head to Toe)
Inspeksi 1) Pemeriksaan dada dimulai dari
thorax posterior, klien pada posisi duduk. 2)
Dada diobservasi dengan membandingkan
satu sisi dengan yang lainnya. 3) Tindakan
dilakukan dari atas (apex) sampai ke bawah. 4)
Inspeksi thorax posterior terhadap warna kulit
dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan
tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis
dan lordosis.
• 5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan,
dan kesimetrisan pergerakan dada.
6) Observasi type pernafasan, seperti :
pernafasan hidung atau pernafasan diafragma,
dan penggunaan otot bantu pernafasan. 7) Saat
mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase
inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E). ratio pada fase
ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang
memanjang menunjukkan adanya obstruksi
pada jalan nafas dan sering ditemukan pada
klien Chronic Airflow Limitation (CAL)/COPD
• 8)Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter
anteroposterior (AP) dengan diameter
lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 :
2 sampai 5 : 7, tergantung dari cairan tubuh klien.