BENCANA
PENGURANGAN RESIKO ,
PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PROMOSI
KESEHATAN
OLEH : KELOMPOK 2
DEFINISI BENCANA
Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit dilaksanakan dengan pengamatan penyakit (surveilans),
promotif, preventif dan pelayanan kesehatan (penanganan kasus) yang dilakukan di
lokasi bencana termasuk di pengungsian. Tujuan pengendalian penyakit pada saat
bencana adalah mencegah kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular potensi wabah,
seperti penyakit diare, ISPA, malaria, DBD, penyakit‐penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (P3DI), keracunan dan mencegah penyakit‐penyakit yang spesifik
lokal.
Pengendalian vektor
1) Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam pengawasan dan pengendalian
vektor yaitu :
2) a. Pembuangan sampah atau sisa makanan dengan baik
3) b. Jika diperlukan maka bisa menggunakan insektisida
4) c. Tetap menjaga kebersihan individu selama berada di lokasi pengungsian
5) d. Penyediaan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan pembuangan sampah yang
baik
6) e. Kebiasaan penanganan makanan secara higienis
Imunisasi
Sasaran imunisasi adalah semua anak umur 9 – 59 bulan untuk diberikan
imunisasi campak tambahan terintegrasi dengan pemberian vitamin A dan kelompok
populasi berisiko tinggi perdasarkan hasil penilaian cepat pasca bencana misalnya
petugas kesehatan/ sukarelawan diberikan imunisasi TT.
Vaksin yang paling banyak digunakan dalam kondisi darurat adalah vaksin
campak, meningitis, polio, dan demam kuning. Imunisasi campak sebaiknya diberikan
sesegera mungkin pada kondisi bencana tanpa menunggu adanya kasus jika cakupan
imunisasi kurang dari 90%. Polio bukan penyakit mematikan dalam kondisi darurat
bencana tetapi penyakit ini berhubungan dengan rendahnya sanitasi dan air bersih
Air bersih dan sanitasi dasar
Ketersediaan air bersih yang memadai oleh pengungsi digunakan untuk
memelihara kesehatannya karena tanpa adanya air bersih sangat berpengaruh terhadap
kebersihan dan meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit seperti diare, typhus,
scabies dan penyakit lainnya.
Pengelolaan sampah di tempat penampungan pengungsi harus mendapat
perhatian dari semua pihak, mengingat risiko yang dapat ditimbulkannya bilamana
tidak dikelola dengan baik seperti munculnya lalat, tikus, bau, serta dapat mencemari
sumber/persediaan air bersih yang ada.
Surveilans
Surveilans penyakit dan faktor risiko pada umumnya merupakan suatu upaya
untuk menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan
pengungsian. Proses kegiatan surveilans dilakukan mulai dari pos kesehatan di lokasi
pengungsian, puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten/ kota hingga dinas
kesehatan provinsi.
Surveilans faktor risiko adalah surveilans yang dilakukan terhadap kondisi
lingkungan disekitar lokasi bencana, lokasi penampungan pengungsi yang dapat
menjadi faktor risiko penyebaran penyakit pada para pengungsi.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menidentifikasi :
a. Cakupan pelayanan air bersih;
b. Cakupan pemanfaatan sarana pembuangan kotoran;
c. Pengelolaan sampah;
d. Pengamanan makanan;
e. Kepadatan vektor;
f. Kebersihan lingkungan;
g. Tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan vektor (genangan air,
sumber pencemaran, dll)
PROMOSI KESEHATAN DALAM BENCANA