Nutrisi Esensial Bagi Tubuh
Nutrisi Esensial Bagi Tubuh
Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Anatomi dan Fisiologi Sistem
Reproduksi pada Laki-laki”. Guna memenuhi tugas mata kuliah Biomedik Dasar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun bahasanya, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini sebagai bahan literatur
mengenai materi terkait. Amin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Daftar pustaka.................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana pembuluh darah arteri dan vena pada system reproduksi pada
pria?
6. Bagaimanakah persyarafan organ reproduksi pada pria?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
2. Mahasiswa mengetahui otot serta pebuluh darah yang bekerja pada system
reproduksi pada pria
3. Mahasiswa mengetahui persyarafan system reproduksi pada pria
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari: penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
a. Penis
3
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak
disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari
korona menutupi glans penis.
b. Skrotum
1. Otot dartos, otot polos yang dapat mengerut dan mengendurkan skrotum.
2. Otot kremaster, otot lurik yang mengatur suhu testis.
2.1.2 Struktur dalamnya terdiri dari: vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.
1. Testis
4
Adalah gonad pria yang menghasilkan sperma dan hormon pada pria,
terdiri dari:
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak
di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Sumber: http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria
5
2. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan
saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
3. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
4. Kelenjar kelamin
a. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul
dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar
walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat
mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang
berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat
pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo
Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50
kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial
b. Vesikula seminalis.
6
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari
semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens
dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis
adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk
sebagian besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi
dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral,
lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara
di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur
sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus
ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang
kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan
selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.
7
Bangunan Penyokong atau Penyambung
Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis,
pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.
8
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
2.2.3 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan
ekor.
9
Sumber: http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus
10
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis:
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-
kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan
struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli
dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang
bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan),
berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis
menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali
membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid
(2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan
menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma
makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan
spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk
empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel
benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu
jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I,
spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
11
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang
meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk
seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang
menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron
(Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel
Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan
balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar
prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari
kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada
waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta
sel spermatozoa.
Pada skrotum terdapat dua otot yang memiliki fungsi saling mendukung yakni
otot dartos dan otot kremaster
a. Otot dartos
Otot dartos berfungsi mengendalikan skrotum agar dapat mengerut dan
mengendor. Otot ini terdapat diantara skrotum kiri dan kanan. Pengerutan dan
pengendoran dilakukan untuk menunjang fungsi testis serta sebagai upaya
mempertahankan suhu di dalam testis. Pada saat suhu lingkungan panas, maka
otot ini akan membuat skrotum mengendor sedangkan pada saat dingin, otot
ini akan mengerutkan skrotum
b. Otot kremaster
12
Otot kremaster merupakan penerusan dari otot lurik yang berada di dinding
perut. Otot ini berfungsi membantu mengatur suhu didalam skrotum agar
proses pembentukan sperma didalam testis tidak terganggu. Proses
pembentukan sperma akan berjalan baik jika didalam testis memiliki suhu
lebih rendah sekitar 30oC lebih rendah dari suhu tubuh.
2.4 Pembuluh darah (arteri dan vena) dan persyarafan pada reproduksi pria
1. Pembuluh darah
a. Arteri pudenta ekterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri
femoralis.
b. Arteri perinealis superficialis cabang dari arteri pudenta interna.
c. Arteri kresmasterika cabang dari arteri epigastrika inferior.
d. Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri.
2. Persyarafan
a. Nervus ilio inguinalis.
b. Nervus lumbo inguinalis cabang dari pleksus lumbalis.
c. Nervus perinealis pars superfisialis.
13
1. Arteri pudenda interna
2. Arteri cesicalis inferior
3. Arteri haemoroidalis medialis (arteri rektialis media)
4. Vena akan membentuk fleksus di sekitar sisi dan basis glandula prostat
dan berakhir di vena hipogastrika. Nervus yang mempersarafi merupakan
cabang dari pleksus pelvis
1. Pembuluh Darah
a. Arteri spermatika interna: cabang dari aorta abdominalis, keluar dari
abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis bergabung dengan
fenikulus spermatikus sepanjang kanalis inguinalis memberikan darah
untuk epididimis dan subtansia testis.
b. Arteri spermatika eksterna: cabang dari arteri epigastrika inferior,
memberikan darah untuk fenikulus spermatikus beranastomosis
dengan arteri spermatika interna.
c. Arteri duktus deferens: cabang dari arteri vesikalis inferior. Arteri ini
panjang dan bergabung dengan duktus deferens beranastomosis
dengan arteri spermatika interna dekat testis.
d. Vena spermatika: mulai dari belakang testis menerima darah dari
epididimis membentuk pompa bagian fenikulus spermatikus
pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus banyak masuk
sepanjang fenikulus spermatikus di depan duktus deferens. Di bawah
cincin subtansia inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena
lewat kanalis inguinalis, masuk ke abdomen melalui cincin inguinalis
abdominalis, yang kanan bermuara ke vena cava inferior, sedangkan
yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.
2. Pembuluh Saraf
14
Plesus spermatikus merupakan saraf simpatis yang bergabung dengan
cabang dari pleksus pelvis yang menyertai arteri duktus deferens.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
System reproduksi adalah suatu rangkai atau interaksi organ dan zat dalam suatu
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. System reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. System reproduksi laki-laki
berfungsi untuk memproduksi spermatozoa dan menyalurkannya ke saluran
reproduksi wanita sehingga terjadi fertilisasi.
System reproduksi laki-laki terdiri atas organ reproduksi internal dan eksternal.
Organ eksternal laki-laki yaitu:
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga
alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui
dampaknya. Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan
16
tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
Daftar Pustaka
http://berianataayupamungkas.blogspot.com/2016/03/makalah-anatomi-fisiologi-
sitem.html?m=1
http://indahpratiwi1996.blogspot.com/2015/11/sistem-reproduksi-pria-anatomi-
fisiologi.html?m=1
http://siswapedia.com/alat-reproduksi-laki-laki/
http://udarajunior.blogspot.com/2012/09/anatomi-organ-reproduksi-laki-laki_17.html
17