Anda di halaman 1dari 14

IMPETIGO KRUSTOSA

Magefira Hasanuddin / 105505407418 / Co-Ass FK Unismuh Makassar

Pembimbing : dr. A. Amal Alamsyah, Sp.KK, M.Si, FINS-DV.


STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Nn. W
JK : Perempuan
Umur : 4 tahun 1 bulan
Alamat : Gowa
Pekerjaan : -
Tanggal Pemeriksaan : 01-02-2020
STATUS PASIEN
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit yang sama:
Pasien anak perempuan berusia 4 tahun dibawa oleh Disangkal
ibunya ke poliklinik kulit dan kelamin RSKD Dadi datang • Riwayat alergi :
dengan keluhan luka yang sudah mengering pada bagian Makanan yang mengandung MSG
lateral paha disertai riwayat demam yang dirasakan sejak • Riwayat pengobatan :
± 1 minggu yang lalu. Kompres NaCl
Awalnya muncul gelembung-gelembung berisi cairan
jernih yang mudah pecah pada kulit, ketika gelembung Riwayat Penyakit Keluarga
tersebut pecah kemudian mengering selanjutnya luka
Tidak ada
akan kembali berair secara berulang-ulang.
Saat ini luka tampak disertai keropeng tebal berwarna
kekuningan seperti madu dengan tepi yang meluas. Jika
keropeng dilepas tampak erosi dibawahnya. Sebelumnya
luka tersebut sudah dikompres dengan menggunakan
NaCl oleh ibunya sehingga saat ini sudah tampak kering.
Lokasi : Regio femoris
Efloresensi : vesikel yang telah pecah disertai krusta tebal berwarna
SD kekuningan seperti madu, jika krusta dilepas maka akan tampak erosi
dibawahnya
DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Diagnosis Sementara Terapi
Impetigo Krustosa R/ Cefadroxyl 250 gr syr No. 1 ʃ 2 dd ¾ cth
R/ Gentamicyne 3% cr No. 1 ʃ ue
Diagnosis Banding:
• Impetigo bulosa
• Varisela
• Dermatitis Atopic
• Ektima

Prognosis: bonam
EDUKASI
Menjaga kebersihan

Mencuci bersih area lesi

Mencuci pakaian, kain atau handuk penderita setiap hari dan tidak
menggunakan peralatan harian bersama-sama

Menggunakan sarung tangan ketika mengoles obat topical


dan setelah itu mencuci tangan degan bersih
Memotong kuku untuk menghindari penggarukan
yang memperberat lesi

Kontrol kembali setelah 1 minggu


Impetigo Krustosa?
DEFINISI
Merupakan lesi kulit lokal yang sering ditemukan akibat
infeksi superfisial oleh bakteri.

ETIOLOGI
50-60%  Staphylococcus Aureus
20-45%  kombinasi Staphylococcus Aureus dengan
Streptococcus Pyogenes.

GEJALA KLINIS
Dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, tetapi biasanya yang
paling sering terpapar adalah daerah wajah, leher, dan
ekstremitas. Lesi dapat menyebabkan rasa sakit ringan dan
gatal.
Diawali dengan munculnya eritema berukuran ± 2 mm yang
dengan cepat membentuk vesikel, bula, atau pustul
berdinding tipis. Kemudian ruptur dan menjadi erosi, lalu
eksudat seropurulen yang ada pada vesikel akan
mengeringdan menjadi krusta yang berwarna kuning
keemasan (honey-colored) dan dapat meluas >2cm.
Gambar 1 : impetigo krustosa di ekstremitas superior pada anak-anak
Hidradenitis Supuratifa? Cont...
PATOMEKANISME

Faktor pencetus

Ketidakseimbangan homeostasis mikroba dan host

Invasi bakteri

Streptococcus pyogenes Staphylococcus Aureus

Fibronektin mengikat kolagen  menyerang Berkolonisasi pada epitel hidung  berlolonisasi


permukaan kulit pada kulit
DIAGNOSIS DIFERENSIAL? #1
“Impetigo Bulosa”
Khas  bula hipopion yang mudah
pecah
DIAGNOSIS DIFERENSIAL? #2
“Varisela”
Infeksi akut primer  varicela-zoster
Manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama pada bagian sentral tubuh
DIAGNOSIS DIFERENSIAL? #3
“Dermatitis Atopik”
Dermatitis kronik residif disertai rasa
gatal dengan gambaran hiperpigmentasi,
erosi, ekskoriasi, krusta dan skuama.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL? #4
“Ektima”
Ulkus superfisial dengan krusta di
atasnya  Streptococcus B hemolyticus
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Pioderma, Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W (editors). Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, edisi ke 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018. Hal: 71 – 4.
2. Corredor-Ossorio R, Corredor-Ossorio M, Corredor-Ossorio A, Eyelid Nonbullosus Impetigo. Our Derma
tology Online. 2016. P: 291-93.
3. Torrelo A. et al. Ozenoxacin, a New Effective and Safe Topical Treatment for Impetigo in Children and A
dolescents. Dermatology DOI: 10.1159/000504536. 2020. P:1-2.
4. Craft N, Peter K.L, Matthew Z.W, Morton N.S, Richard S.J. Superficial Cutaneus Infection and Pyoderm
a. In: Wolff K et all (eds). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Vol 1. 8th Ed. New York: McGra
w Hill. 2008. P: 2128-30.
5. Wardani I. Karakteristik Impetigo di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2013-2015. Fakultas Kedokt
eran Universitas Sumatra Utara. Medan: 2017.
6. Ghazvini P, Treadwell P, Woodberry K, Nerette E Jr, Poery H, Impetigo in the Pediatric Population. Journ
al of Dermatology and Clnical Research. 2017. P: 1-5.
7. Wahono N.H, Perbandingan Penggunaan Antibiotik Generik dan Paten di RSUD Karanganyar tahun 20
16. Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. 2017.
8. Asisah S, Handoko R.P, Varicella, Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W (editors). Ilmu Penya
kit Kulit dan Kelamin, edisi ke 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018. Hal: 128-29.
9. Boediardja S.A, Dermatitis Atopik. Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W (editors). Ilmu Penya
kit Kulit dan Kelamin, edisi ke 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018. Hal: 175.
Terima Kasih
#FastabiqulKhaerat

Anda mungkin juga menyukai