Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI

MUSYAROKAH
SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNI ISLA AL-ROSYID
S T E B I A BOJONEGORO
2020
NUR RODHI IN
SITI AMINA
PENGANTAR

■ Dalam upaya melaksanakan kerja sama usaha, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan kerja sama dengan akad musyarakah. Kerja
sama ini pada dasarnya adalah dua orang atau dua pihak yang saling mengikatkan
diri memberikan modal yang dimilikinya demi terwujudnya tujuan usaha bersama
dengan konsekuensi untung atau rugi dibagi sesuai kesepakatan.
■ Sebagai salah satu dari instrumen yang ada pada lembaga keuangan syari’ah,
musyarakah memiliki karakteristik sendiri, baik dari segi pengertian, sumber
hukum, jenis, syarat atau rukun dan pencatatnnya dalam akuntansi
■ Bisa disebut usaha patungan.
RUMUSAN MASALAH

■ Apa yang dimaksud dengan musyarakah ?


■ Apa saja jenis-jenis musyarakah ?
■ Bagaimana karakteristik musyarakah ?
■ Bagaimana jurnal pencatatan akuntansi pada akad pembiayaan musyarakah ?
TUJUAN
■ Mengerti apa yang dimaksud dengan musyarakah
■ Mengetahui jenis-jenis musyarakah
■ Memahami karakteristik musyarakah
■ Mengetahui jurnal pencatatan akuntansi pembiayaan musyarakah
PENGERTIAN MUSYAROKAH

■ Dalam musyarakah para pihak sama-sama menyediakan modal untuk membiayai


usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru akan dilaksanakan.
■ Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola
bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
■ Selanjutnya salah satu pihak (mitra usaha) dapat mengembalikan modal yang
diterima tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau
sekaligus kepada mitra kerjanya.
■ Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva
non kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten.
■ setiap pihak dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas
kelalaian atau kesalahan yang disengaja (seperti pelanggaran terhadap akad
antara lain : penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan
operasianal, pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, dll). Jika tidak
ada kesepakatan antara pihak yang bersangkutan, kesalahan yang disengaja harus
dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan.
■ Laba musyarakah dibagi di antara para pihak, baik secara proprsional sesuai
besarnya modal yang disetorkan (berupa kasa maupun aktiva lainnya) atau sesuai
nisbah yang disepakti oleh para pihak. Sedangkan rugi dibebankan secara
proporsional sesuai dengan besarnya modal yang disetorkan.
Kesimpulan Pengertian.
 pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan yang diberikan oleh para pihak yang
membuka atau mengerjakan suatu usaha, dan para pihak tersebut juga ikut terlibat
dalam pendanaan usaha tersebut dengan kesepakatan yang telah diputuskan
bersama.
Skema akad pembiayaan musyarakah

Pemodal
modal modal Pemodal

Usaha / Proyek

Modal Modal

Nisbah Laba Nisbah

Porsi Modal Rugi Porsi Modal


SIFAT DAN JENIS MUSYAROKAH
■ musyarakah permanen, bagian modal setiap pihak ditentukan sesuai akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
■ musyarakah menurun, bagian modal salah satu pihak (misalkan bank) akan dialihkan
secara bartahap kepada mitra usaha sehingga bagian modal pihak pertama akan
menurun dan pada akhir masa akad pihak kedua akan menjadi pemilik usaha tersebut
■ rukun-rukun yang harus dipenuhi, yaitu adanya pihak yang berakad, objek akad (proyek
atau usaha dan modal dan kerja) serta shigat atau ucapan ijab qabul.

■ Menurut syariah, musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu musyarakah al-milk
(kepemilikan) dan musyarakah ‘uqud (kontrak). Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan
Syariah : Produk-produk dan aspek-aspek Hukumnya,(Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group, 2014) Hal. 330
■ Istilah lain dari musyarakah adalah shirkah atau syirkah. Dalam banyak buku fiqh, syirkah ‘ukud dibagi dalam
beberapa jenis, yaitu :
■ Syirkah al-‘Inan
■ Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian
sebagaimana yang disepakati antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun
kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas ulama
membolehkan syirkah ini.
■ Syirkah Mufawadhah
■ Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan
dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan
demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung
jawab dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.
■ Syirkah A’maal
■ Adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan bersama dan berbagi keuntungan
dari pekerjaan itu. Para pihak menyumbangkan keahlian dan tenaganya tanpa memberikan modal. Misalnya,
kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk
menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Syirkah ini kadang-kadang disebut syirkah abdan.
■ Syirkah Wujuh
■ Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki keahlian dan reputasi yang baik serta ahli dalam
bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai.
Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh
tiap mitra. Jenis syirkah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasarkan pada jaminan
tersebut.
KETENTUAN UMUM PEMBIAYAAN
MUSYAROKAH
Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan
seperti :
■ Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi
■ Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya
■ Memberi pinjaman kepada pihak lain

Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaannya atau digantikan oleh pihak lain. Setiap pemilik
modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila :
■ Menarik diri dari perserikatan
■ Meninggal dunia
■ Menjadi tidak cakap hukum
■ Persyaratan Akad
■ Ijab dan Qobul
– Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak
– Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
– Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern
■ Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum
o Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan
o Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan
kerja sebagai wakil
o Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal
o Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola asset
o Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk
kepentingan sendiri
– Obyek Akad
■ Modal
■ Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal
dapat terdiri dari asset perdagangan seperti barang-barang, property dan sebagainya.
Jika modal berbentuk asset, harus lebih dulu dinilai dengan uang tunai dan disepakati
oleh para pihak
■ Kerja
■ Partisipasi para pihak dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah,
akan tetapi kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Salah satu pihak boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini boleh menuntut
bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. Setiap pihak melaksanakan kerja dalam
musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing
dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak
■ Keuntungan
■ Keuntungan harus dikuantifikasikan dengan jelas untuk menghindarkan pebedaan dan
sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian musyarakah. Setiap
keuntungan masing-masing pihak harus dibagikan secara proporsional atas dasar
seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi
para pihak. Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah
tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya. Sistem pembagian
keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad
■ Kerugian
■ Kerugian harus dibagi antara para pihak secara proporsional menurut saham masing-
masing dalam modal. Sedangkan biaya operasional dibebankan pada modal bersama
Aplikasi dalam Perbankan
■ Pembiayaan proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan
bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek
itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank
■ Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam
kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura.
Penanaman modal dilakukan jangka waktu tertentu dan setelah dana tersebut
bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank
Persyaratan Pembiayaan
■ Persyaratan ini harus juga dipenuhi sebagai syarat sahnya kerja sama yang dilakukan, yaitu :
– Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan nasabah bertindak sebagai pihak atau mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan
dana dan atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu
– Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan LKS sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai
dengan tugas dan wewenang yang disepakati
– LKS berdasarkan kesepakatan dengan nasabah dapat menunjuk nasabah untuk mengelola usaha
– Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan atau barang
– Jika pembiayaan diberikan dalam bentuk barang maka barang yang diserahkan harus dinilai secara tunai berdasarkan
kesepakatan
– Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara LKS
dan nasabah
– Biaya operasional dibebankan pada modal bersama sesuai kesepakatan
– Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati
– LKS dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing, kecuali jika terjadi
kecurangan, kelalaian, atau menyalahi perjanjian dari salah satu pihak
– Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para
pihak dan tidak berlaku surut
– Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada awal akad
– Pembagian keuntungan dapat dilakukan dengan metode bagi untung atau rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi hasil
pendapatan (revenue sharing)
– Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha sesuai dengan laporan keuangan nasabah
– Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas
masuk (cash in flow) usaha
– LKS dapat meminta jaminan atau agunan untuk mengantisipasi risiko apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban sebagai
mana dimuat dalam akad karena kelalaian dan atau kecurangan
Dasar Akuntansi
■ Yaitu PSAK Nomor 106 yang mengatur tentang akuntansi musyarakah, dan merupakan
penyempurnaan dari PSAK Nomor 59 tentang akuntansi perbankan syariah yang
mengatur mengenai musyarakah. Penjelasannya adalah :
– PSAK 106 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah baik
sebagai mitra aktif dan mitra pasif
– Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi
untuk mitra aktif dan akuntansi untuk mitra pasif dalam transaksi musyarakah
– Kewajiban bagi mitra aktif untuk membuat catatan akuntansi terpisah atas usaha
musyarakah yang dilakukan
– Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra aktif,
penyempurnaan dilakukan untuk (1) pengukuran pada akad atas penyetoran
investasi musyarakah aset non-kas diukur sebesar nilai wajar (2) penerimaan dana
musyarakah dari mitra pasif di akui sebagai musyarakah dan di sisi lain diakui
syirkah temporer
– Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra pasif,
penyempurnaan di lakukan untuk (1) pengukuran pada saat akad atas penyetoran
investasi musyarakah aset non kas di ukur sebesar nilai wajar (2) keuntungan
tangguhan dari selisih penilaian aset non kas diserahkan pada nilai wajar disajikan
sebagai pos lawan dari investasi musyarakah

Anda mungkin juga menyukai