Anda di halaman 1dari 31

RPL NON ASN ANGK III

AKPER KESDAM II/SRIWIJAYA


T.A 2019 / 2020
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik

OD OS
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 6/6 1/tidak terhingga

Refraksi Tidak dilakukan Pinhole tidak membaik

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Proyeksi sinar Dapat membedakan arah Dapat membedakan arah


sinar sinar
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Sekitar mata (supersilia) Kedudukan alis baik, Kedudukan alis baik, Simetris, scar (-)
scar (-) scar (-)

Kelopak mata
- Pasangan N N Simetris
- Gerakan N N Ptosis (-) spasme
(-)

- Lebar rima 10 mm 10 mm Normal 9-13 mm

- Kulit N N Hiperemis (-)


tumor (-)

- Tepi kelopak N N entropion (-)


ekstropion(-)
Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula N N Dakriodenitis (-)
lakrimalis

- Sekitar sacus lakrimalis N N Dakriosistitis (-)

- Uji flurosensi - - -
- Uji regurgitasi - - -
- Tes Anel - - -
Bola Mata
- Pasangan N N Simetris
- Gerakan N N Saraf dan otot
penggerak mata
normal
- Ukuran N Sedikit membesar exophtalmus (+)
TIO
Palpasi N N+2 Tekanan lebih
tinggi
Konjungtiva
- Palpebra superior N N Hiperemis (-)
hordeolum (-)

- Forniks Cekung, dalam Cekung, dalam Cekung, dalam

- Palpebra inferior N N Hiperemis (-)


hordeolum(-)

- Bulbi Hiperemis (-) Hiperemis (+), Hiperemis (+)

Sklera Ikterik (-), perdarahan (-) Ikterik (-), pelebaran pelebaran


pembuluh darah (+) pembuluh darah
Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N N Lebih cembung dari
sklera

- Permukaan N Defect (+), ± 4mm, Permukaan tidak


tunggal licin
- Uji Flurosensi - - -
- Placido - - -
- Arcus senilis - - -

Camera oculi anterior


- Ukuran N N Dbn
- Isi Jernih, fler (-), hifema (-), keruh, fler (-), hifema (-), Keruh, hazzy
hipopion (-) hipopion (+) appearance,hipopio
n (+)
Iris
Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm Normal 3-5 mm

- Bentuk Bulat Bulat Bulat


- Tempat Sentral Sentral Sentral
- Tepi Reguler Tidak terlihat jelas Tidak terlihat jelas

- Reflek direct + Tidak terlihat jelas Tidak terlihat jelas

- Reflek indirect + Tidak terlihat jelas Tidak terlihat jelas

Lensa
- Ada/tidak Ada Ada dbn
- Kejernihan Jernih tidak terlihat jelas tidak terlihat jelas
OD OS
- Visus 6/6 - Visus 1/idak terhingga
- Mata tenang - Injeksi konjungtiva & cilier (+),
defek kornea (+) COA keruh
dengan infiltrate keputihan
hamper diffuse dan hipopion
memenuhi stengah COA,
oedem kornea, tekanan bola
mata meningkat
• Diagnosis banding

OS : Ulkus kornea e.c bacterial

Ulkus kornea e.c fungal

• Diagnosis kerja

OS : Ulkus kornea e.c bacterial


• Injeksi subconjungtiva antibiotic gentamycin 20-40 mg, Vancomycin 25 mg,
dexametason 5 mg, oral NSAID, Acetazolamid.
ad Visum : malam
ad Sanam : malam
ad Vitam : bonam
ad Comesticam : dubia et malam
1. Bagaimana penegakan diagnosis pada

kasus Ulkus kornea ?

2. Bagaimana tatalaksana yang sesuai pada

kasus Ulkus kornea ?


Kornea merupakan suatu jaringan bening /
jernih yang menempati bagian paling
depan dari bola mata
Dapat terjaga kejernihannya karena :
• Susunan epitelnya sangat teratur
• Susunan serabut kolagennya yang
teratur dan padat
• Memiliki kandungan air yang konstan
• Tidak memiliki pembuluh darah
(avaskular)
Kornea merupakan salah satu media
refrakta dalam proses penglihatan,
sehingga segala macam gangguan pada
kornea dapat menyebabkan penurunan
visus (penglihatan)
Kornea bersifat avaskular. Nutrisi dan
oksigen untuk metabolisme kornea
disuplai dari :
• Air mata (terutama utk suplai O2)
• Humor aquos
• Pembuluh darah limbus secara
difusi

Tersusun atas 5 lapisan (dari luar ke dalam) :


• Epitel : sangat halus, sangat peka terhadap trauma-trauma kecil
• Membrana Bowman : selaput tipis yang terdiri dari jaringan fibrosa
• Stroma : lapisan kornea yang paling tebal, terdiri atas serabut
kolagen yang tersusun sangat teratur dan padat
• Membrana Descemet : selaput tipis yang bersifat elastis
• Endotel : merupakan selapis sel endotel yang tidak dapat membelah.
Berperan penting dalam mengatur kadar air kornea
Kornea normal :
• Menyerupai kaca yang bening
• Permukaannya licin, tidak terdapat
defek pada epitel kornea
• Struktur di belakang kornea (bilik
mata depan, iris, pupil) dapat terlihat
dengan jelas
• Tidak terdapat tanda peradangan di
sekitarnya (hiperemi konjungtiva,
sekret, lakrimasi)
 Trauma : Basa/asam, goresan benda asing
 Dry eye
 Autoimmune (SLE, RA)
 Defisiensi vitamin A
 Entropion, blefaritis, trikiasis
 Obat-obatan
 Defek epitel kornea :
• Terjadi pengelupasan (defek) pada bagian epitel
(permukaan luar) kornea
• Permukaan kornea menjadi tidak licin
• Pada umumnya terjadi setelah kornea terkena
goresan maupun berkontak dengan bahan yg
mengiritasi
• Epitel kornea merupakan barier untuk mencegah
invasi bakteri. Bila terjadi pengelupasan epitel,
kornea akan menjadi rentan terhadap infeksi
bakteri  menyebabkan keratitis maupun ulkus
kornea
 Keratitis :
• Merupakan suatu kondisi peradangan pada kornea,
disebabkan oleh infeksi patogen (dapat berupa bakteri, virus,
jamur, maupun parasit)
• Diawali oleh terjadinya defek epitel kornea, kemudian diikuti
oleh proses :
• Adherensi : patogen menempel di daerah defek epitel
• Evasi : patogen menghindari sel-sel imunologi tubuh
• Invasi : patogen menginvasi dan merusak jaringan kornea
• Replikasi dan persistensi : patogen memperbanyak diri
dan beberapa di antaranya mampu membentuk
pertahanan terhadap sistem imunologi tubuh
 Gejala Subjektif
 Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
 Sekret mukopurulen
 Merasa ada benda asing di mata
 Pandangan kabur
 Mata berair
 Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
 Silau
 Nyeri
 Gejala Objektif
 Injeksi siliar
 Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
adanya infiltrat
 Hipopion
 Gejala Objektif
 Injeksi siliar
 Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
adanya infiltrat
 Hipopion
 Anamnesis
keluhan utama dan keluhan ikutan, Riw.
Trauma, onset, berenang, penggunaan kontak
lensa, penyakit mata yg pernah diderita, riw.
Operasi, riw. Pengobatan mata.
 Pemeriksaan fisik
Visus, pmx segmen anterior
 Pemeriksaan penunjang
Slit lamp, fluoreschin test, kultur dengan
kerokan kornea
 Non-medika mentosa
 Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk
melepaskannya
 Jangan memegang atau menggosok-gosok
mata yang meradang
 Mencegah penyebaran infeksi dengan
mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain
yang bersih
 Berikan analgetik jika nyeri
 Medikamentosa
 Bakterial : Antibiotik, NSAID,subkonjungtival Steroid,
antimuskarinik agent
 Fungal :

 1. Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal


amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin
> 10 mg/ml, golongan Imidazole
 2. Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal,
Natamicin, Imidazol
 3. Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol
 4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa,
berbagai jenis anti biotik

Anda mungkin juga menyukai