Anda di halaman 1dari 73

ENTREPRENEURSHIP

TKP 270214 – SA 2018//2019

A. PENGERTIAN MODAL
B. MANAJEMEN KEUANGAN
KULIAH KE 13
C. MENGUKUR KELAYAKAN USAHA
D. MANAJEMEN MODAL KERJA
Problem ...

 Pertanyaan yang sering muncul pada seseorang mengapa tidak menjadi


pengusaha (entrepreneur),
Jawab,
Kebanyakan menjawab mempunyai kendala utama masalah modal.

 Modal,
Adalah, Ketersediaan uang dalam bentuk tunai.
Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang
tidak mampu atau memiliki hambatan untuk menjadi entrepreneur.

 Mereka yang mempunya modal berupa uang tunai, kemungkinannya,


 Banyak juga yang tidak bisa melakukan usaha, sehingga modalnya cukup
diparkir saja di bank dalam bentuk deposito.
 Melakukan usaha, tetapi karena tidak punya kemampuan menjalankan
usaha, akhirnya gagal dan bangkrut.

 Untuk menjadi pengusaha, memiliki modal berupa uang saja ternyata


belum cukup.
A. PENGERTIAN MODAL

 Alasan tidak mempunyai modal sesungguhnya hanyalah dalih saja, sebab


banyak orang yang memulai usahanya hanya memakai modal “dengkul” atau
“dengkul orang lain”.

 Pendapat yang mengatakan bahwa usaha itu memerlukan modal berupa uang,
belum tentu mampu menjawab dengan tegas dan benar pertanyaan-pertanyaan
berikut,
1. Modalnya untuk usaha apa? Produk atau jasa ?
2. Lokasinya di mana ?
3. Siapa calon pembelinya ?
4. Cakupan daerah pemasaran di mana ?
5. Dari mana mendapatkan barang-barang yang akan dijual dan benarkah
harga dan kualitasnya terjamin wajar ?, Bagaimana cara pembayarannya ?
6. Berapa besar modal yang diperlukan ?
7. Kapan modal tersebut diperlukan ?, Apakah sekaligus atau bertahap sesuai
kebutuhan?
8. Kapan bisa mengembalikan modal jika uangnya berupa pinjaman ?
9. Jaminan apa yang akan diberikan ?
10. Bagaimana menghitung biaya produksinya, berapa harga jualnya, dan
berapa besar keuntungan yang akan diperoleh ?
11. Apakah bisa dipertanggung jawabkan dari mulai pembuatan proposal
rencana usaha, laporan berkala bulanan, triwulan, atau tahunan, sampai
kepada analisis risikonya ?
12. Peralatan apa yang diperlukan jika usahanya untuk sektor industri ?
13. Tenaga kerja yang bagaimana yang diperlukan dan berapa banyak dengan
upah berapa ?
14. Bagaimana produktivitas tenaga kerja yang diperlukan ?
15. Legalitas apa yang diperlukan mulai dari badan hukum sampai dengan izin-
izin yang diperlukan ?
16. Bagaimana caranya berhubungan dengan lembaga keuangan seperti bank,
modal ventura dan lain-lain ?
17. Bagaimana pembukaan rekening di bank ?
18. Tahukah tata cara mengajukan kredit ?
19. Siapakah untuk membayar pajak-pajak yang dikenakan dalam usahanya ?
20. Reputasi dan pengalaman apa yang dimiliki ?
21. Jika ingin bekerja sama dengan pemilik modal, bagaimana caranya ?
Lima Pertanyaan Maalah Modal

 Intinya ada lima pertanyaan masalah modal untuk usaha, baik memakai uang
sendiri maupun uang pihak lain, yaitu,
1. Untuk usaha apa uang itu akan digunakan ?
2. Berapa besar uang yang diperlukan ?
3. Kapan uang tersebut diperlukan ?
4. Berapa keuntungan yang akan dihasilkan dari usaha tersebut ?
5. Kapan uang tersebut akan kembali ?

 Kemungkinan,
 Orang tersebut mampu menjawab kelima pertanyaan tersebut, maka ia
layak untuk menjadi pengusaha.
 Orang tersebut tidak mampu menjawab kelima pertanyaan tersebut, maka
ia belum layak menjadi pengusaha.
Ia perlu banyak belajar lagi dengan mencari ilmu pengetahuan tentang
masalah bisnis.
Alasan tidak memiliki modal bukan berarti tidak bisa menjadi pengusaha,
banyak syarat lain yang harus dipenuhi dan dimiliki dahulu sebagai modal
usaha yang bukan dalam bentuk uang.
Ingatlah ... Bekal yang diberikan ...

 Bekal setiap manusia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa utamanya
ada empat plus satu, yaitu,
 Waktu (kehidupan),
 Tenaga (otot),
 Pikiran (otak),
 Materi (harta).
 Doa (taat beragama).

 Tuhan Yang Maha Kuasa itu adil. Tuhan memberikan kepada semua orang 24
jam dalam 1 hari tanpa membedakan laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin,
tua atau muda, pintar atau bodoh, dikampung atau dikota, dan sebagainya.
Dari semua sumber-sumber yang ada pada setiap manusia, berupa Waktu,
Tenaga, Pikiran, Materi dan Doa, ternyata unsur waktu yang paling terbatas
karena ....
Akibat Waktu ..., Menyebabkan ...

 Berdasarkan waktu yang 24 jam sehari tersebut, yang membedakan satu


manusia dengan yang lainnya adalah,
 Ilmu (Knowledge),
 Pengetahuan (Knowhow),
 Pengalaman (Experience),
 Keterampilan (skill),
 Sikap mental (Mental Atitude).

 Berdasarkan perbedaan tersebut, timbulah perbedaan paradigma (sosial,


ekonomi dan budaya), maka terdapat empat macam upaya manusia mencari
nafkah – dalam arti kata yang positif-, yaitu,
 Sebagai Pegawai (Employee),
 Sebagai Profesional Mandiri (Self Employee),
 Sebagai Pemilik Usaha atau Pebisnis (Business Owner),
 Sebagai Investor.
Jenis-jenis Modal

 Modal, sebetulnya bukan hanya dalam bentuk uang kontan (mitros), seorang
Enrepreneur harus memperhatikan dan menyikapi arti modal (tabel), yaitu,
1. Modal diri,
2. Modal materi milik sendiri,
3. Modal usaha dari pihak orang lain.
Modal Diri Modal Materi Sendiri Modal Usaha
 Sehat rohani & jasmani  Uang tunai  Uang sendiri
 Dukungan keluarga  Tabungan  Uang orang lain
 Ilmu  Surat berharga  Pinjaman pribadi
 Pengetahuan  Rumah  Pinjaman dari bank
 Pengalaman  Tanah  Modal ventura
 Personal network  Kendaraan  Uang muka
 Mental & sikap  Perhiasan (logam mulia)  Utang dagang
 Haki,  Piutang  Termin pembayaran
 Hak paten  Bursa saham
 Hak cipta  Kartu kredit
 Merk dagang
 Rahasia dagang
 Gagasan
1. Modal Diri

 Modal diri
Adalah, Modal yang harus pertama kali dipupuk sejak dini oleh diri masing-
masing dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
yang paling penting adalah kesehatan jasmani, rohani, serta
dukungan keluarga,
 Modal diri yang harus dipupuk sejak dini yang dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut,
 Kesehatan rohani dan jasmani serta dukungan keluarga,
 Ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
 HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), dalam bentuk hak paten, hak cipta,
merek dagang, rahasia dagang,
 Reputasi diri,
 Personal network,
 Mental, sikap, kemampuan bisnis yang diperlukan,
 Kreatif dan inovatif yang dapat menghasilkan gagasan-gagasan.
 Haki (Hak atas kekayaan intelektual),
 Bagi mereka yang pandai, kreatif, dan inovatif, modal diri itu dapat
berkembang dalam bentuk penemuan-penemuan lewat hasil penelitian atau
karya-karya lainnya.
 Hasil penemuan yang tergolong unik, dapat didaftarkan untuk mendapat hak
atas kekayaan intelektual berupa paten, yang dapat dijadikan modal
intelektual dalam bisnis.
 Hak atas kekayaan intelektual, meliputi,
 Desain, rancang bangun, rekayasa, karya seni
 Mode atau fesyen
 Tulisan-tulisan berupa buku, software, film, fotografi, musik, dan lain-lain
 Personal network, artinya orang tersebut mempunyai kenalan, hubungan, dan
pernah berinteraksi sehingga dia kenal dan dikenal orang lain.
Dalam pengembangan bisnis, modal personal network ini sangat diperlukan dan
besar sekali manfaatnya untuk memperlancar usahanya.
 Reputasi seseorang adalah penilaian orang lain terhadap orang tersebut ditinjau
dari pengetahuan, keterampilan, pengalaman, perilakunya, misalnya kejujuran,
keuletan, komitmen, prestasi dalam karyanya, dan lain-lain.
2. Modal Materi Sendiri

 Modal materi
Adalah, Wujud suatu barang yang mempunyai nilai (uang),
Artinya barang tersebut dapat dijual dengan harga tertentu sesuai
dengan nilai pasar.
Misalnya, Rumah, tanah, kendaraan, logam mulia, intan-berlian, barang-barang
berharga, surat-surat berharga, dan lain-lain.
Atau, Modal materi yang langsung dalam bentuk uang berupa tunai,
tabungan, reksadana, deposito, valuta asing, gaji, atau warisan.
 Seorang yang berjiwa entrepreneur harus punya kemampuan untuk menabung,
baik dalam bentuk asset maupun tunai dalam rangka pemupukan modal.
 Seseorang yang mempunyai asset, maka asetnya tidak perlu dijual untuk
keperluan modal, tetapi dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh sejumlah
pinjaman uang yang diperlukan untuk modal usahanya.
Jaminan yang paling cepat berlaku di bank atau penggadaian adalah kendaraan,
sertifikat tanah, rumah, deposito, dan logam mulia.
3. Modal Usaha

 Suatu usaha sudah berjalan dengan memanfaatkan modal diri dan modal materi
sendiri, maka usaha tersebut kemudian dapat memanfaatkan modal-modal lain
(penanaman modal) yaitu berupa utang dan ekuitas yang dicantumkan sebagai
saham perusahaan dan dicatat dalam neraca perusahaan sebagai kekayaan
atau ekuitas.
Pemanfaatan Modal

Modal yang sumbernya beraneka ragam tersebut digunakan oleh seorang


entrepreneur untuk membiayai suatu usaha untuk pembuatan produk, proyek, atau
jasa,
Ada dua macam pemanfaatan modal, yaitu,
1. Modal Investasi,
 Pembelian tanah untuk lokasi pabrik, kantor, hotel, dan lain-lain.
 Pembangunan pabrik untuk penempatan mesin-mesin dan alat produksi,
gudang, kantor, dan lain-lain
 Pembelian alat-alat produksi seperti mesin-mesin, alat-alat berat, kilang-
kilang, dan sebagainya.
 Pembelian peralatan kantor seperti meja-meja, filing cabinet, komputer, mesin
fotocopy, telepon, PABX, dan lain-lain.
Koponen nilai investasi akan mengalami penyusutan yang dibebankan ke dalam
komponen biaya dan dikategorikan sebagai biaya tetap (fixed cost).
2. Modal Kerja,
a. Biaya Tetap,
Adalah, Komponen biaya dalam suatu perusahaan yang tetap harus
diperhitungkan baik ketika proses produksi sedang berjalan atau
tidak.
 Biaya tetap itu meliputi,
 Biaya penyusutan.
 Biaya untuk gaji direksi, para manajer, pegawai administrasi, satpam,
yang tidak terlibat langsung pada proses produksi.
 Biaya pemasaran.
 Biaya untuk telepon, listrik, air bersih, operasional kendaraan, ATK
(alat tulis kantor), dan lain-lain.
 Biaya bunga atas pinjaman atau kredit ke bank.
 Biaya ini dimasukkan ke dalam komponen biaya produksi sebagai biaya
tetap atau overhead dengan cara perhitungan tertentu.
b. Biaya Langsung (Biaya Variabel),
Adalah, Biaya untuk pembelian komponen-komponen atau bahan baku
untuk produksi atau proyek,
 Biaya lansung ini antara lain,
 Pembelian tanah untuk usaha property
 Membuat bangunan untuk usaha property-seperti rumah, kantor,
apartemen-dan infrastrukturnya, seperti jalan, parit, tanaman, fasilitas
umum, listrik, air bersih, telepon, dan lain-lain.
 Pembelian bahan baku baik berupa bahan mentah atau barang
setengah jadi yang akan diproses menjadi produk yang akan dijual.
 Biaya untuk gaji pegawai, karyawan, yang langsung menangani
jalannya proses produksi, baik pegawai tetap maupun pegawai tidak
tetap atau pegawai kontrak.
 Penyewaan alat-alat untuk keperluan produksi seperti kendaraan, alat-
alat berat, dan sebagainya.
 Biaya untuk pekerjaan yang berbasis proyek, baik untuk bahan
bangunan, peralatan, mesin-mesin, upah, dan lain-lain.
 Seluruh biaya tersebut dibebankan dalam komponen biaya produksi yang
dinamakan biaya langsung atau biaya variabel.
 Semakin banyak jumlah barang yang diproduksi, akan semakin kecil beban
biaya tetap yang dibebankan ke dalam biaya setiap unit barang yang
diproduksi, proyek atau jasa.
 grafik analisis titip impas produk,
Biaya Produksi per unit Barang
𝐁𝐈𝐀𝐘𝐀 𝐓𝐄𝐓𝐀𝐏
= + BIAYA
𝐉𝐔𝐌𝐋𝐀𝐇 𝐔𝐍𝐈𝐓 𝐁𝐀𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐃𝐈 𝐏𝐑𝐎𝐃𝐔𝐊𝐒𝐈
LANGSUNG
Bagi usaha Investasi atau jasa, perhitungan titik impas dapat
dilakukan dengan metode Net Present Value (NPV) atau
Internal Rate of Return (IRR).
atau,
Biaya Produksi Per Unit Barang = (Biaya Tetap/Jumlah Unit
Barang Yang Diproduksi) + (Biaya Langsung Per Unit Barang)
Siklus Modal

1. Mula-mula modal ditanamkan oleh investor terdiri dari dua bagian, yaitu modal
investasi dan modal kerja (biaya variabel dan biaya tetap).
2. Barang-barang investasi tadi, bahan baku, dan tenaga kerja, akan digabung
untuk dioperasikan, tentunya dengan kaidah manajemen, teknologi, proses
produksi, agar bisa menghasilkan barang atau jasa sesuai permintaan pasar.
3. Barang dan jasa yang dihasilakan kemudian dijual ke pasar dan terjadi transaksi
pembelian dengan pelanggan. Hasil penjualan ini dinamakan pendapatan.
4. Pendapatan hasil penjualan tersebut (X), maka uang itu dianggarkan lagi
untuk,
A. Biaya pegawai.
B. Biaya operasional (biaya depresiasi, biaya tetap, dan biaya variabel).
C. Pengembalian utang kepada bank berupa pokok pinjaman dan bunga
sebagai biaya, sesuai jadwal pengembalian yang merupakan kesepakatan
antara pengusaha dan bank.
D. Pembayaran pajak-pajak kepada negara, baik dalam bentuk PPN, PPh, Bea
Masuk Barang Impor, retribusi, dan sebagainya.
 Kemungkinan,
 Apabila hasil penjualan X lebih kecil dari (A + B + C + D), maka
usahanya rugi (E<0).
 Apabila hasil penjualan X sama dengan (A + B + C + D), maka usahanya
impas - tidak untung, tidak rugi (E=0).
 Apabila hasil penjualan X lebih besar dari (A + B + C + D), maka
usahanya untung (E>0).
5. Kalau usahanya untung (E>0),
Maka lama kelamaan keuntungan itu dikumpulkan untuk dijadikan modal lagi
guna memperbesar usahanya sesuai dengan prospek bisnisnya.
Apabila usahanya rugi (E<0), lama kelamaan modal dari manapun datangnya
akan habis dan usahanya akan berhenti karena tidak ada perputaran modal lagi
alias bangkrut.
5. Kalau prospek bisnisnya bagus sekali dan masih kekurangan modal, mala dapat
melakukan pinjaman lagi ke bank atau ke pihak-pihak lainnya seperti modal
Ventura, obligasi, atau bursa saham.
Bagan Siklus Modal
B. MANAJEMEN KEUANGAN

 Dalam menjalankan Bisnis tidak selalu langsung besar,


 Keuntungan sepuluh juta dimulai dari seribu.
Hal yang paling susah adalah untuk mendapatkan keuntungan yang dimulai,
 Seribu yang pertama, sangat sudah didapatkan,
 Seribu yang kedua, inipun sangat susah,
 Seribu yang ketiga juga masih susah,
 Jutaan yang kedua, masih nampak susah didapatkan,
 Jutaan ke dua, itu sudah mulai agak mudah,
 Juta ketiga lebih mudah. Empat, mudah.
 Demikian seterusnya. Semakin besar itu akan semakin lebih mudah. Karena
sebetulnya proses bisnis seperti itu.
 Sama halnya kita mendorong mobil, awalnya susah. Begitu sudah
ngelundung susah untuk berhenti. Sebaliknya juga akan begitu.
 Untuk para UMKM yang memiliki usaha kecil, ini juga menjadi tantangan karena
namanya usaha mikro itu masih lebih kecil dari usaha kecil, seiring waktu harus
selalu meningkat menjadi lebih besar, Jadi anda harus memiliki Goal atau
Target,
 Kapan anda akan menjadi pengusaha besar. Untuk membesarkan usaha anda
harus punya mimpi, punya visi bahwa bisnis saya nanti akan menjadi bisnis
besar (tidak perlu digembar-gemborkan), harus Tertanam, Fokus dan Disiplin.
Dua Faktor Penting agar Usaha Bertumbuh

1. Mengatur (Manage) Keuangan → Fokus


 Kata kunci untuk membesarkan bisnis terletak di Managemen keuangan.
 Anda juga tidak bisa terlepas dari budaya dan kenapa anda tidak bisa besar?
Karena kita seringkali tidak bisa memilah antara uang untuk perusahaan atau
bisnis dengan uang untuk pribadi.
 Yang paling sering terjadi adalah uang Bisnis dipakai untuk keperluan Pribadi,
keadaan ini sudah pasti akan menyebabkan kehancuran Bisnis itu.
 Nggak akan dicatat bisnis akan bagus jika uangnya dipakai urusan pribadi.
Nah itu harus kita bisa pilah dulu.
 Masalah keuangan untuk bisnis pribadi. Kita betul kalau perlu di sini, kalau
istilahnya pinjam juga harus pinjam, tapi kalau pinjam harus dikembalikan.
Nggak ada itu dipakai untuk di sini.

2. Mengontrol Keuangan secara Konsisten → Disiplin


 Anda harus secara konsisten mengontrol keuangan perusahaan.
 Anda memiliki tantangan yang cukup besar, ketika bisnis mulai merambah
naik, kemudian keuntungan sudah mulai kelihatan, anda lengah untuk
melakukan kontrol keuangan dan kontrol bisnis.
Hasil Pengaturan & Pengontrolan Keuangan akan menghasilkan,
 Profit (Profit didapatkan dari Pendapatan dikurangi Biaya),
Pendapatan dan Biaya inilah yang harus diatur dan dikontrol secara terus
menerus supaya profitnya tetap.
 Proses Pengaturan & Pengontrolan yang telah berjalan dengan baik,
konsisten, fokus dan disiplin, maka selanjutnya,
 Memikirkan proses Pengembangan, yang dapat dilakukan dengan cara
membuka cabang dimanapun dan harus memiliki supaya brand anda lebih
dikenal oleh masyarakat atau pasar.
 Merasakan sudah cukup puas untuk mengembangkan usahanya, pasif.
 Sering kali terjadi karena usaha sudah besar dan bertumbuh, maka pengaturan
dan pengontrolan tidak berjalan sebagaimana mestinya, mulai diserahkan ke
orang lain, maka malai terjadi penurunan profit, ketika itu mulai terjadi, Anda
belum terasah, begitu turun lagi, mulai hancur, Anda baru terasa.
 Dan itulah penyebabnya kenapa di beberapa UMKM juga tidak bisa menjadi
besar karena dia belum bisa melakukan dan memahami masalah keuangan
secara konsisten. Anda jangan percaya. Tapi Anda coba dulu.
Lakukan Perubahan secara Intensif, Fokus, Disiplin & Konsisten

 Suatu bisnis akan bertumbuh apabila anda mau menerima dan melakukan
Perubahan secara Intensif, Folus, Konsisten dan Disiplin,
 Usaha harus dilakukan atas dasar kemauan sendiri (hasrat yang kuat dari hati),
sehingga anda mau melakukan dan menekuni hal-hal yang detail dengan Fokus,
Konsisten dan Disiplin secara intensif dan didalam prosesnya harus menjunjung
nilai-nilai Sosial, Agama dan Etika.
 Pada waktu perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, secara teori
pertumbuhan perusahaan dapat melalui dua jalur, yaitu, Pertumbuhannya secara
Organik (cara Normal) dan Pertumbuhan secara Inorganik (cara Akuisisi)
 Dalam Bisnis, anda harus mengembangan usaha dengan cara Learning by
Doing, Anda akan mengalami banyak tantangan, seperti terbentur, kekeliruan
dan kesalahan-kesalahan, karena anda belum berpengalaman, seiring waktu
(Learning by Doing) pengetahuan anda akan bertambah dan tantangan tersebut
akan dapat dihindari. Tantangan yang umum terjadi disebabkan karena tidak
Fokus dan kurang tepatnya memilih bidang usaha.
Empat Kompetensi

Tips Sukses Entrepreneur dalam mengembangan usahanya agar bisa


Bertumbuh dengan me-manage 4 jenis kompetensi, yaitu,
1. Know-how (Ketrampilan atau Technical Skill),
 Kompetensi yang pertama harus dibangun di setiap bisnis adalah know-how,
setiap industri membutuhkan know-how atau mempunyai teknologi yang
berbeda-beda, jadi penguasaan terhadap know-how di industri mutlak harus
dilakukan.
 Misalnya,
 Perusahaan Makanan & Minumum akan berbeda dengan Starbucks dan
berbeda juga dengan Retail Food, masing-masing mempunyai ciri-ciri
tersendiri.
 Contoh lain yang lebih ekstrim adalah bisnis Makanan & Minuman dengan
Industri kelapa sawit. Kondisi ini sudah menyeberang industri yang
berbeda sekali makanya harus dipelajari know-how nya.
 Jika anda tidak mempunyai Kompetensi di dalam bisnis anda, maka anda
dapat menggunakan tenaga Profesional.
2. Network,
 Pada setiap Industri, dimana Succes-rate nya sangat ditentukan oleh
Bagaimana manage network,
 Network bisa berupa Network Supplier, Network Costumer, Network Capital
dan Network Sumberdaya Manusianya.
 Jika anda dapat manage dengan baik maka Succes-ratenya akan meningkat
sangat cepat sekali.

3. Modal,
 Success-rate pengembangan usaha sangat tergantung pada ketersediaan
sumber modal.
 Sumber modal harus dipikirkan dan dapat dicari dari share holder tarik
financial partner atau bisa pinjam dari bank.

4. Manajemen,
 Kompetensi yang harus dimiliki agar pengembangan usaha berjalan dengan
baik adalah Kompetensi di bidang Manajemen.
 Anda dapat menggunakan tenaga Profesional untuk menyelesaikan
permasalahan Managemen, yaitu seorang memiliki kemampuan Leadership
yang baik, karena leadership nampaknya abstrak, tetapi itu impactnya sangat
nyata.
Keterangan 4 Kompetensi,
 Kalau anda menguasai dan bangun semua 4 kompetensi tersebut, baik anda
sendiri yang menguasainya, atau dengan cara berpartner, atau merekrut orang
yang bisa menutup kompetensi tadi baik dari segi know-how, network,
manajemen dan keuangan, maka succes rate dari perusahaan tersebut akan
meningkat.
 Untuk calon-calon entrepreneur atau yang entrepreneur yang masih kecil dan
mau berkembang perlu dipahami bahwa, Segala sesuatu tumbuh dari bawah
dan kalau anda mau pergi jauh selalu dimulai dari dekat dan jangan pernah
berpikir jadi entrepreneur itu dengan pendekatan instan.
 Di sinilah peran sifat pantang menyerah itu menjadi penting, never-never give
up. Hal ini yang jadi penting sekali, karena inilah yang pada akhirnya
menentukan anda akan berhasil. Kalau kita interview semua pengusaha di
seluruh dunia yang sukses, pernah tidak mereka itu rugi? Atau pernah tidak
mereka itu jatuh? Saya yakin 99,99 persen mereka pasti menjawabnya pernah.
Yang sisanya 0,001 itu belum bisa dikatakan pengusaha yang berhasil, karena
belum terbukti dia begitu.
 Jangan pernah menyerah dan satu hal yang harus diingat untuk para calon
pengusaha dan para pengusaha-pengusaha muda bahwa, tidak ada sukses
yang mudah. Semua sukses itu membutuhkan perjuangan luar biasa.
Tiga Syarat Sukses menjadi Entrepreneur

Seorang pengusaha sukses Idealnya memenuhi 3 persyaratan, yaitu


1. Harus memiliki Kepintaran di atas rata-rata dan selalu belajar dengan cara
mencari kepintaran di bidang mana yang tadi know-how.
2. Harus bukan hanya Kerja keras tetapi kerja sangat Keras dan Cerdas.
3. Ada faktor Waktu dalam hidup ini.
Ini yang sepenuhnya tidak dalam kendali anda, oleh sebab itu kalau gagal jangan
menyerah karena waktunya belum datang. In time kita akan berhasil.
Contohnya, Steve Jobs,
Steve Jobs pada dasarnya orang pintar nggak dan pekerja keras tetapi selalu
gagal, setelah bangkit kembali sekali lagi baru berhasil. jadi ada faktor timing.
Dan timing itu kemudian bisa terbentuk lah team yang lebih lengkap dan
sebagainya. Pasar barangkali bisa lebih siap dan sebagainya, ada banyak faktor
yang mempengaruhinya. Jadi intinya jangan mudah menyerah, karena tidak ada
sukses yang mudah.
Contoh Kasus → “Bebek Goreng Bagong”

Diketahui Data bahwa,


 Bagong adalah pemuda desa yang memiliki Impian yang besar, meskipun
berasal dari desa, Bagong bermimpi 20 tahun yang akan datang dapat memiliki
usaha Restoran yang tersebar di seluruh Indonesia.
 Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Bagong harus memulai,
 Langkah Pertama, yaitu membangun restoran pertamanya. Bagong
Percaya, dengan resep masakan bebek goreng warisan dari eyangnya,
restoran yang akan dia buka diminati oleh masyarakat.
 Langkah Ke Dua, Bagong memulainya dengan diskusi panjang bersama
rekan-rekannya, serta melakukan Analisis sederhana terkait potensi pasar
dan selera konsumen yang ada di sekitar kota tempat tinggalnya.
 Langkah Ke Tiga, dengan informasi itu, Bagong optimis dalam waktu 1
tahun pertama mampu menjual 36.000 bebek goreng dengan omzet Rp. 360
juta per tahun (dengan asumsi 100 porsi per hari, 1 bulan 30 hari buka).
 Langkah Ke Empat, untuk dapat mencapai omzet tersebut, Bagong
mengidentifikasi beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai persiapan
pembukaan restoran bebek gorengnya.
 Persiapan yang harus dilakukan untuk mencapai target, yaitu,
 Peralatan produksi, yaitu alat-alat yang dibutuhkan untuk membersihkan,
memasak, dan menghidangkan bebek goreng. Estimasi nilai peralatan
produksi tersebut adalah Rp 10 juta.
 Tempat untuk berjualan, Bagong menemukan tempat yang cukup strategis
untuk dapat disewa sebagai tempat usaha. Biaya sewa per tahun adalah Rp
6 juta (Rp 500 ribu per bulan).
 Bebek dan bahan-bahan habis pakai lainnya yang harus disediakan untuk
memulai membuka restoran diperkirakan rata-rata bernilai Rp 700 ribu per
hari. Untuk berjaga-jaga terhadap fluktuasi permintaan, Bagong mengambil
kebijakan pembelian bahan-bahan tersebut 10% lebih banyak dari rata-rata
kebutuhan.
 Bebek dan bahan-bahan habis pakai tersebut diperoleh dari suplier-suplier
yang merupakan teman lama Bagong. Karena kedekatan personal tersebut,
Bagong mendapatkan fasilitas pembayaran 5 hari setelah barang dibeli.
 Kas kecil yang digunakan untuk memperlancar transaksi diperkirakan
sebesar Rp 200 ribu.
 Untuk membantu proses produksi dan pelayanan, Bagong dibantu 2 orang
karyawan yang mendapatkan gaji Rp 750 ribu per bulan.
 Sementara itu, uang yang ada di tangan Bagong saat ini hanya Rp 25 juta hasil
dari prestasinya yang memenangkan lomba lari maraton yang dia ikuti dalam
rangka HUT RI ke-64 beberapa waktu yang lalu. Beruntung, Bagong
memperoleh fasilitas pinjaman lunak dari suatu LSM sebesar Rp.15 juta dengan
tingkat bunga sebesar 12% per tahun yang harus dikembalikan dalam jangka
waktu 1 tahun.
 Proses produksi yang dilakukan oleh Bagong, teridentifikasi bahwa,
 Biaya baku dan bahan habis pakai adalah rp 7.000 per porsi,
 Selanjutnya, untuk mendukung penjualan, bagong mengeluarkan biaya
pemasaran sebesar rp.100 ribu per bulan,
 Biaya administrasi dan operasional lainnya adalah rp.25 ribu per bulan,
 Harga jual produk adalah rp.10.000 per porsi,
 Untuk memaksimalkan penjualan, bagong mencadangkan adanya piutang
kepada pelanggan setianya, berupa fasilitas pembayaran non-tunai, sebesar
rp.300 ribu per bulan,
 Untuk kepentingan mobilisasi usaha, bagong menggunakan motornya yang
berharga rp.10 juta dalam aktivitas bisnis,
 Karena masih merupakan bisnis pemula dan informal, bagong belum
membayar pajak atas bisnisnya.
Dengan Informasi di atas, silakan buat analisis dengan cara, yaitu,
1. Buatlah proforma neraca dari bisnis bebek goreng yang akan dilakukan Bagong
tersebut!
2. Buatlah proforma laporan Rugi Laba!
3. Berapa tingkat keuntungan dari investasi modal tersebut?
4. Berapa besarnya laba kotor dan laba bersih yang berhasil diprediksikan?
5. Berapa besarnya margin keuntungan dan tingkat pengembalian investasi (ROA
atau Return on Assets dan ROE atau Return on Equity) dari bisnis Bagong
tersebut?
6. Hitunglah modal kerja yang dibutuhkan oleh Bagong!
7. Bagaimana kemampuan pembayaran utang yang dimiliki oleh bisnis Bagong?
8. Bagaimana efektivitas Bagong dalam pengelolaan asset yang dimiliki?
9. Bagaimana pula isu likuiditas bisnis Bagong tersebut?
Analisis Permasalahan

1. Proforma Neraca,
 Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi posisi aset-aset yang
digunakan dalam bisnis, kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, serta
besarnya penyertaan modal yang harus dilakukan.
 Kelompok asset akan berada pada kolom kiri dari neraca, biasa disebut
sebagai kolom AKTIVA,
 Sementara kelompok kewajiban dan modal berada pada kolom kanan dari
neraca, biasa disebut sebagai PASIVA.
 Lebih lanjut, dari kelompok aset tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aset
lancar (current asset) seperti kas, sediaan dan piutang usaha dan aset non-
lancar (non-current asset) yaitu aset-aset yang sifatnya tetap seperti
peralatan, kendaraan, maupun bangunan/tanah.
 Klasifikasi yang kurang lebih sama juga terjadi pada kelompok kewajiban di
mana terdapat kewajiban lancer (current liabilities) seperti utang usaha dan
accruals dan kewajiban non-lancar (non-current liabilities) seperti utang bank
dan utang jangka menengah-panjang lainnya.
2. Proforma Laporan Rugi Laba,
 Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi tingkatan penjualan
yang diharapkan, biaya-biaya yang menyertai produksi dan penjualan, serta
biaya-biaya lain yang digunakan dalam bisnis.
 Jika dalam bisnis tersebut digunakan sumber pendanaan dari utang, maka
perlu ditunjukkan juga prediksi beban pembayaran cicilan dari utang yang
digunakan.

3. Modal Kerja,
 Adalah sejumlah dana yang dibutuhkan agar aktivitas bisnis dapat dilakukan.
 Ibarat mesin, modal kerja adalah oli pelumas yang dapat membuat mesin
dapat bekerja dalam tingkat yang efektif.
 Modal Kerja = Aset Lancar terkait Operasional – Kewajiban Lancar terkait
Operasional + Aset Tetap.

4. Laba Kotor,
 Adalah nominal rupiah yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dari
kegiatan bisnis dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait langsung dengan
aktivitas bisnis tersebut.
 Misal, biaya untuk memproduksi, biaya untuk mendistribusikan barang, biaya
untuk menjual, dan sebagainya.
5. Laba Bersih,
Adalah nominal rupiah bersisa dari laba kotor yang dihasilkan oleh bisnis setelah
dikurangi beban-beban penyusutan, pembayaran beban pembiayaan dan pajak
yang relevan.
6. Margin Keuntungan,
Adalah proporsi keuntungan yang diperoleh dari setiap unit penjualan yang
berhasil dilakukan dalam bisnis.
7. ROA (Return of Asset),
 Adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit
aset yang digunakan.
 Untuk mendapatkan nilai ROA tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
ROA = Laba Bersih/Total Aset
8. ROE (Return of Equity),
 Adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit
modal yang disetorkan/digunakan dalam bisnis.
 Untuk mendapatkan nilai ROE tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
ROE = Laba Bersih/Total Modal Disetor
Analisis & Perhitungan

 Format Neraca BEBEK GORENG “BAGONG”


Per 31 Desember 200x
AKTIVA PASIVA
Kas Rp xxxx Utang dagang Rp xxxx
Piutang Rp xxxx Utang lembaga Rp xxxx
Persediaan Rp xxxx keuangan Rp xxxx
Peralatan Rp xxxx Modal sendiri
Kendaraan Rp xxxx
Total Aktiva Rp xxxx Total Pasiva Rp xxxx

Neraca (Pernyataan Kekayaan Bersih),


Yaitu, Bentuk laporan yang menjelaskan nilai semua aset yang dimiliki (sisa
aktiva) dan nilai semua kewajiban yang kita miliki dan besarnya modal
sendiri (sisi pasiva).
Dari neraca tersebut, terlihat berapa besar nilai yang berhasil ditambahkan dari
modal yang disetor.
 Format Laporan Rugi Laba BEBEK GORENG “BAGONG”
Per 31 Desember 200x
Penjualan Besih Rp xxxx
(-) Harga Pokok Produksi Rp xxxx
(-) Biaya administrasi dan overhead lainnya Rp xxxx
(Rp xxxx)
Laba Kotor sebelum Depresiasi, Bunga & Pajak Rp xxxx
(-) Depresiasi (Rp xxxx)
Laba Kotor sebelum Bunga, dan Pajak Rp xxxx
(-) Bunga (Rp xxxx)
Laba Kotor sebelum Pajak Rp xxxx
(-) Pajak (Rp xxxx)
Laba Bersih Rp xxxx

Laporan laba rugi,


Yaitu, Laporan yang menunjukkan kinerja pengakumulasian laba dalam
kurun waktu tertentu. Nilai laba diperoleh dari penggurangan jumlah
pendapatan yang dihasilkan dengan biaya-biaya yang dibutuhkan.
 Strategi keuangan yang efektif dalam rangka mencapai tujuan
memaksimalkan keuntungan pemilik modal.meliputi, yaitu,
 Pengelolaan dan pengawasan catatan-catatan keuangan,
 Perencanaan dan pengelolaan anggaran.

 Untuk melakukan pengelolaan keuangan secara efektif, Anda dapat


menggunakan, yaitu,
 Neraca (balance sheet),
 Laporan laba rugi, dan
 Laporan aliran kas (Cash Flow statements).

 Laporan aliran kas (Cash Flow),


Adalah, Laporan yang merangkum kondisi kas, baik aliran kas masuk maupun
aliran kas keluar pada suatu rentang waktu tertentu (mingguan,
bulanan, atau tahunan). Laporan aliran kas ini memberikan informasi
terkait dengan perilaku penerimaan dan pengeluaran usaha.
C. MENGUKUR KELAYAKAN USAHA
 Dalam konteks keuangan sederhana, kelayakan suatu usaha adalah ketika
terjadi kondisi di mana hasil yang diperoleh lebih besar dari dana yang
diinvestasikan. Semakin besar kelebihan dari dana yang kita investasikan, akan
semakin menguntungkan investasi dalam usaha tersebut.

 Secara matematis, investasi yang menguntungkan tersebut dapat ditulis sebagai


berikut,
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
= (Jumlah Barang Terjual x Harga) – Total Biaya

 Pendapatan investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah barang yang terjual
dengan harga per unit barang tersebut. Sementara itu, total biaya yang
digunakan dalam usaha dapat dibagi menjadi dua,
 Biaya tetap (fixed cost), dan
 Biaya tidak tetap (variable cost).
 Biaya tetap merupakan komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku
usaha yang nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, khususnya besarnya
barang yang diproduksi/dijual.
 Artinya, banyak atau sedikit barang yang dihasilkan tidak menentukan
besarnya biaya tetap tersebut.
 Biaya tetap ini biasanya terkait dengan aspek waktu,
 Contoh, biaya tenaga kerja tidak langsung per bulan, biaya administrasi per
bulan, biaya sewa toko per bulan, dan biaya pemasaran.

 Biaya variabel adalah komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku
usaha yang nilainya dipengaruhi oleh aktivitas/volume bisnis.
Contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material,
biaya bahan habis pakai, dan biaya listrik dan air.

 Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang
ada.
 Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Fixed Cost
Analisis Titik Impas (break Even Point)

 Pada beberapa kasus, pengusaha tidak hanya ingin mengetahui berapa


keuntungan yang mungkin diperoleh. Pengusaha ingin mengetahui, dalam
kondisi seperti apa dia mencapai Titik Impas.

 Dalam pengelolaan keuangan, apa yang diinginkan oleh pengusaha tersebut


akan dengan mudah terjawab melalui perhitungan titik impas (Break-Even Point),
yaitu kondisi di mana nilai keuntungan bernilai nol. Secara matematis, kondisi
impas terjadi ketika nilai pendapatan sama besar dengan nilai biaya.
KEUNTUNGAN = PENDAPATAN – BIAYA
Jika keuntungan adalah nol, maka,
Pendapatan = Total Biaya
(Harga x Kuantitas) = Biaya Tetap + (Biaya Variabel/unit x Kuantitas)
Kuantitas Impas = Biaya Tetap / (Harga - Biaya Variable per unit)
 Secara grafis, analisis titik impas tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah
ini,
Bep (Titik Impas, Bukan Balik Modal)
 Salah satu ukuran penting dalam bisnis adalah BEP,
BEP (Break Even Point, dalam ilmu ekonomi - akuntansi biaya, Titik Impas),
Adalah, Sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah
seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.

 BEP bukan balik modal melainkan merupakan titik impas, jadi,


Balik Modal (Istilah keuangan disebut Return on Investment atau ROI),
Adalah, Keuntungan pemasukan usaha Anda, seluruh modal yang telah Anda
keluarkan akhirnya bisa kembali (modal merupakan pengeluaran
untuk sewa toko, renovasi bangunan atau membeli perabotan dan lain
sebagainya).

 Dalam setiap usaha pasti ada Biaya Operasional yang terdiri dari dua macam
biaya utama, yakni,
 Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan walaupun tidak ada
proses penjualan, misalnya untuk sewa tempat,
 Biaya variabel (tidak tetap) merupakan biaya harus dikeluarkan ketika ada
proses penjualan, misalnya untuk biaya transpot, bahan baku.
Time Value of Money

 Dalam lingkungan bisnis dan keuangan, kita percaya adanya nilai waktu uang
(time value of money). Berdasarkan konsep tersebut, nilai uang yang kita
terima sekarang akan lebih berarti dibanding nilai uang yang sama yang akan
kita terima periode yang akan datang.
Mengapa kondisi tersebut dapat terjadi?, Paling tidak terdapat dua hal yang
menjelaskan konsep nilai waktu uang, yaitu,
 Adanya Inflasi yang menyebabkan harga-harga mengalami penurunan
secara relative dari waktu ke waktu.
 Adanya Biaya Kesempatan yang Hilang (Opportunity Cost) apabila kita
gagal menerima kas sesegera mungkin.

 Analisis Kelayakan Usaha, konsep nilai waktu uang dapat digunakan, adalah,
1. Analisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value), dan
2. Analisis Internal Rate of Return (IRR).
1. Net Present Value (NPV)
 Net Present Value adalah akumulasi nilai sekarang kas masuk dan kas keluar
yang dihasilkan oleh investasi.
 NPV bermanfaat untuk menentukan apakah investasi yang diambil mampu
memberikan aliran kas masuk bersih pada investor.
 Untuk menentukan nilai NPV tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
𝑪𝑭
NPV = σ𝒏𝒕=𝟎 (𝟏+𝒓)
𝒕
𝒕

Di mana,
 NPV = Net Present Value
 CFt= Aliran kas yang diterima pada periode ke-t
 r = Tingkat suku bunga yang berlaku
 t = Periode waktu yang digunakan.
 Dimana bila,
 Nilai NPV positif mengindikasikan adanya aliran kas masuk bersih
(investasi sebaiknya dilakukan),
 Nilai NPV negatif mengindikasikan adanya aliran kas keluar bersih
(investasi sebaiknya tidak dilakukan), dan
 Nilai NPV sama dengan nol mengindikasikan posisi impas. Semakin
besar nilai NPV menunjukkan semakin prospektifnya suatu proyek.
2. Internal Rate Of Return (IRR)
 Selain NPV, dapat menggunakan IRR untuk menentukan apakah suatu
pilihan investasi layak dlakukan atau tidak.
 IRR didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang membuat NPV sama
dengan nol. Artinya, pada nilai IRR, investasi akan berada pada posisi
impas. Agar suatu investasi layak dilakukan, maka nilai tingkat
pengembalian yang dihasilkan harus lebih besar dari nilai IRR tersebut.
 Oleh karena itu, kadang-kadang orang menyebut IRR sebagai tingkat batas
keuntungan minimum. Untuk menghitung besarnya IRR, dapat digunakan
formula sebagai berikut,
𝑛
𝐶𝐹𝑡
෍ =0
(1 + 𝐼𝑅𝑅)𝑡
𝑡=1

Di mana,
 IRR = Internal Rate of Return
 CFt = Aliran kas yang diterima pada periode ke-t
 t = Periode waktu yang digunakan
D. MANAJEMEN MODAL KERJA

 Modal kerja merupakan besarnya nilai uang yang dibutuhkan untuk mendukung
operasionalisasi suatu bisnis. Tanpa adanya sejumlah uang tersebut,
operasionalisasi bisnis akan terganggu, misalnya tidak bisa mendapatkan bahan
baku, tidak bisa menyediakan sediaan yang mencukupi, dan tidak tercukupinya
kas untuk transaksi.

 Modal Kerja dapat digilongkan atas, yaitu,


 Modal Kerja Operasi Bersih (Net Operating Working Capital) = NOWC,
Fokusnya pada likuiditas yang mencukupi dalam menunjang bisnis.
 Modal Operasi Bersih (Net Operating Capital) = NOC,

 Besarnya Nilai NOWC, adalah,


NOWC = Operating Current Assets – Operating Current Liabilities
= (Cash, Receivables, Inventory) – (Account payable, Accruals)
Dimana,
 Operating Current Assets merupakan aset-aset lancar yang digunakan
untuk mendukung operasi bisnis, seperti kas, piutang dagang, dan sediaan.
 Operating Current Liabilities adalah kewajiban-kewajiban lancar yang
biasanya terjadi dalam bisnis pada umumnya, seperti utang dagang dan
accruals (kewajiban pembayaran yang dapat diakumulasikan, seperti pajak,
dan sebagainya).

 Modal Operasi Bersih (Net Operating Capital = NOC), menunjukkan besarnya


dana yang harus disediakan agar kegiatan operasi bisnis dapat berlangsung,
baik dari aspek likuiditasnya maupun aspek penyediaan aset-aset pendukung.

 Besarnya Nilai NOC adalah,


NOC = (Cash, Receivables, Inventory) – (Account Payable, Accruals)
+ Fixed Asset
= NOWC + Fixed Asset
 Pengelolaan Modal Kerja Operasi dan Modal Operasi sangat penting dilakukan,
khususnya untuk menjamin lancarnya kegiatan operasional bisnis dan
terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek.

 Untuk melakukan pengelolaan modal kerja tersebut terdapat dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu,
1. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) yaitu periode yang
dibutuhkan agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan bisnis dapat kembali
dalam bentuk uang kas.
 Dalam kegiatan bisnis, uang yang dimiliki akan digunakan untuk membeli
bahan baku produksi, bahan baku diproses, dan dijual kepada konsumen.
 Dalam proses penjualan, untuk pembayarannya biasanya diberikan
tenggang waktu, sehingga harus dilakukan penagihan untuk mengubah
penjualan menjadi bentuk pendapatan kas.
 Siklus di atas tentunya membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang
ada dalam siklus tersebut, maka kita berpotensi memiliki modal kerja yang
semakin hemat.
2. Besarnya Tingkat Pengembalian Modal yang diinvestasikan (ROIC =
Return on Invested Capital) dan Besarnya Biaya Modal (CoC = Cost of
Capital).
 Nilai ROIC dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya Laba
Bersih dengan jumlah Modal yang diinvestasikan.
 ROIC menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap rupiah nominal yang diinvestasikan.
 Nilai biaya modal diperoleh, baik dari nilai bunga yang dibayarkan kepada
kreditor maupun dari nilai keuntungan yang diminta oleh pemegang
saham.
 Bisnis yang sehat akan memiliki selisih positif antara ROIC dengan CoC
yang besar. Artinya, tingkat keuntungan yang diberikan oleh bisnis
tersebut lebih besar dari biaya modal yang digunakan.
 Dalam konteks pengelolaan modal kerja, harus dipastikan bahwa terdapat
surplus atau selisih ROIC dengan CoC di atas.
Faktor Penting dalam Pengelolaan Modal Kerja

Empat Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan modal kerja,


yaitu,
1. Cash Management,
Yaitu, Upaya untuk mengoptimalkan jumlah kas yang dibutuhkan. Biasanya kas
harus ada untuk kebutuhan transaksi, berjaga-jaga, maupun kebutuhan
spekulatif lainnya.
 Kekurangan kas akan membuat bisnis dalam masalah. Usaha Anda bisa
gagal mendapatkan margin keuntungan atau Anda mengalami kemungkinan
menurunkan image perusahaan karena tidak mampu memenuhi kewajiban-
kewajibannya yang jatuh tempo.
 Kelebihan kas yang dimiliki juga mengindikasikan adanya kesempatan yang
hilang (opportunity loss) untuk mendapatkan tingkat keuntungan dari
investasi.
 Maka, perlu disusun formulasi jumlah kas yang optimal. Sementara itu, untuk
tujuan operasional pengelolaan, dapat digunakan anggaran kas.
2. Inventory Management,
Yaitu, Upaya untuk mengelola tingkatan sediaan sehingga tidak terjadi over-
stock yang menyebabkan kebutuhan modal kerja terlalu besar (padahal
tidak diperlukan), atau, terjadinya under-stock yang menyebabkan
permintaan konsumen tidak terpenuhi.

3. Account Receivable Management,


Yaitu, Upaya mengelola besarnya piutang kepada konsumen. Adakalanya untuk
meningkatkan penjualan atau meningkatkan hubungan dengan konsumen
diperlukan tempo pembayaran yang lebih fleksibel (lebih panjang) kepada
konsumen. Namun, terlalu lama tempo pembayaran yang diberikan akan
menyebabkan modal kerja yang dibutuhkan meningkat.

4. Account Payable Management,


Yaitu, Upaya untuk mengelola besarnya utang dagang yang dimiliki. Semakin
besar utang dagang, akan membuat makin kecilnya modal kerja yang
dibutuhkan. Hal yang sama juga belaku untuk tempo pembayaran utang.
Semakin panjang waktu yang diberikan untuk melakukan pembayaran
utang, maka modal kerja yang dibutuhkan akan semakin sedikit.
Manajemen Hutang

 Dalam bisnis, adakalanya modal sendiri yang digunakan tidak lagi mencukupi,
maka pemilik usaha dapat mengundang pihak lain untuk turut membiayai
usahanya, alternatif keterlibatan pihak lain sebagai, yaitu,
 Pemegang Saham melalui penyertaan modal,
jika pilihan tersebut diambil, maka konsekuensinya pemilik usaha akan
berbagi kepemilikan dengan investor.
 Kreditor untuk memberikan pinjaman dana untuk digunakan dalam bisnis.
Dalam berhubungan dengan kreditor, pebisnis tidak akan berbagi kepemilikan
dengannya, tetapi sebagai konsekuensinya, kreditor akan memberikan
skema pembayaran atas dana yang digunakan tersebut.

 Penggunaan utang dapat menjadi alternative solusi pendanaan, di samping


secara ekonomis terbukti biaya hutang lebih murah dibandingkan biaya modal
sendiri.
 Harus berhati-hati sebelum berutang dan harus memastikan bahwa tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan bisnis tersebut mampu digunakan
untuk membayar cicilan yang disyaratkan oelh utang tersebut.
Jika kondisi tersebut tidak dipenuhi, maka penggunaan hutang akan membuat
modal yang Anda tanamkan akan semakin berkurang, dan Anda berada dalam
kondisi awal kebangkrutan.
Jenis-jenis Hutang

Berdasarkan tipenya utang dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok,


yaitu,

1. Berdasarkan Periode Hutang,


Terdapat utang jangka pendek (kurang dari 1 tahun), utang jangka menengah (1-
5 tahun), dan utang jangka panjang (lebih dari 5 tahun).

2. Berdasarkan penggunaan hutang,


Terdapat utang untuk kepemilikan perumahan, toko, dan sebagainya (real estate
loan), utang untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi dan konsumsi (personal loan),
dan utang lainnya (non-real estate loan).

3. Berdasarkan ada tidaknya jaminan,


Terdapat utang yang mensyaratkan adanya jaminan/collateral tertentu (secured
loan) dan utang yang tanpa mensyaratkan jaminan (unsecured loan).
4. Berdasarkan tingkat suku bunga,
Terdapat utang yang memiliki tingkat suku bunga tetap sampai dengan jatuh
tempo (fixed rate loan) dan utang dengan tingkat suku bunga berubah-ubah
sesuai dengan kondisi saat itu (variable rate loan).

5. Berdasarkan tipe pembayaran, terdapat 4 jenis hutang, yaitu,


 Hutang dengan modal pembayaran satu kali atas nominal utang tersebut, dan
biasanya di akhir periode utang (single payment loan),
 Hutang dengan model maksimum plafon pinjaman dan pengusaha
diperkenankan meminjam maksimum sebesar plafon tersebut (line of credit),
 Hutang dengan pembayaran bunga lebih besar di awal periode dan semakin
lama semakin menurun, biasanya untuk pinjaman kpr dan kepemilikan
kendaraan (amortized loan),
 Hutang dengan fleksibilitas pembayaran lebih besar di akhir periode (balloon
payment loan).
Biaya Hutang

 Utang memiliki kelebihan dibandingkan sumber dana lainnya, tetapi utang juga
memberikan kewajiban bagi entrepreneur yang meminjam untuk membayarnya
kembali beserta Biaya utang.

 Biaya utang terdiri dari,


 Biaya non-bunga,
Misalnya, biaya appraisal, biaya provisi, biaya administrasi, dan sebagainya).
 Biaya bunga,
Secara umum terdapat tiga jenis tipe bunga yang sering digunakan yaitu,
 Annual Percentage Rate/Nominal Rate (APR),
Yaitu, Tingkat suku bunga yang berlaku selama satu tahun.
 Periodic Rate (Pr),
Yaitu, Tingkat suku bunga tahunan (APR) berdasarkan periode yang
berlaku (m = jumlah bulan).
Untuk menghitung besarnya periodic rate, dapat digunakan rumus,
Periodic Rate = APR/m
 Effective Rate,
Adalah, Tingkat suku bunga yang secara efektif harus ditanggung oleh
peminjam.
Tingkat suku bunga inilah yang dapat digunakan untuk
melakukan perbandingan antara beberapa pilihan pinjaman
yang ditawarkan oleh lembaga keuangan.
Untuk mendapatkan nilai suku bunga efektif, dapat digunakan formula
sebagai berikut,
Eff = (1 + Periodic Rate)m – 1
Sumber-sumber Pendanaan

Anda sudah belajar bahwa dalam bisnis, kreativitas sangat diperlukan. Kreativitas
tidak hanya diperlukan untuk membuat produk yang menarik, layanan yang terbaik,
tetapi juga kreatif dalam mencari sumber-sumber pendanaan yang tepat dan
menguntungkan.
Secara umum, terdapat 4 sumber pendanaan yang dapat diakses oleh setiap
entrepreneur, yaitu,
1. Individual Deposits & Savings,
Yaitu, Simpanan, baik yang berupa tabungan, deposito maupun giro yang
dimiliki oleh setiap entrepreneur. Jika simpanan tersebut digunakan untuk
berbisnis, maka biasanya dianggap sebagai penyertaan modal sendiri.

2. Loan,
Yaitu, Utang yang disediakan oleh pihak-pihak tertentu, di antaranya,
 Family loan, yaitu utang yang berasal dari keluarga, ayah, ibu,
mertua, kakak, adik, dan sebagainya.
 Neighbors loan, yaitu utang dari kolega, saudara, dan partner bisnis
secara individual.
 Pegadaian loan, yaitu memanfaatkan jasa gadai dari Pegadaian
untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menjadi likuiditas.
 Bank loans, yaitu pinjaman kepada lembaga perbankan, baik bank
umum, Bank Perkreditan Rakyat, maupun Bank Syariah.
 Venture capital, yaitu pinjaman yang berasal dari lembaga-lembaga
modal Ventura. Biasanya modal Ventura akan menaruh seorang
direktur (misalnya direktur keuangan) untuk mengendalikan keuangan
dan memperbaiki keuangan.
 Leasing, yaitu mencari sumber pendanaan dengan memanfaatkan
skema pembiayaan yang disediakan oleh lembaga pembiayaan, baik
berupa operational lease maupun financial lease.

3. Suppliers,
Yaitu, Fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk mengurangi
kebutuhan pendanaan usaha, seperti pembelian kredit, tempo
pembayaran, dan sebagainya.

4. Customers,
Yaitu, Upaya menggunakan dana yang dimiliki oleh konsumen untuk
pembiayaan usaha, seperti pemesanan dan pembayaran di muka
(installment).
Financial Thermometer

Seperti tubuh manusia, kondisi bisnis juga dapat berubah-ubah baik menjadi lebih
baik maupun lebih buruk. Untuk mengetahui kondisi tersebut, kita perlu
menggunakan alat ukur berupa thermometer keuangan seperti berikut ini,

1. Termometer Likuiditas,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan bayar atas kewajiban
yang dimiliki oleh suatu usaha.
Terdapat dua jenis Termometer Likuiditas, yaitu current ratio (CR) dan
quick ratio (QR).
 Current Ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
CR = Current Asset/Current Liability
 Quick Ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
QR = (Current Asset – Inventory) / Current Liability
2. Termometer Pengelolaan Aset,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas pengelolaan aset yang
dimiliki.
Terdapat empat jenis termometer pengelolaan aset, yaitu,
 Nilai Inventory Turn Over (Inv TO) menunjukkan efektivitas penggunaan
persediaan dalam mendapatkan penjualan. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut,
Inv TO = Sales / Inventory
 Nilai Days Sales Outstanding (DSO) menunjukkan efektivitas pengelolaan
piutang dagang yang dimiliki oleh entrepreneur. Nilai tersebut dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut,
DSO = Receivables / Average sales per day
 Nilai Fixed Asset Turn Over (FATO) menunjukkan efektivitas penggunaan
aset-aset tetap dalam mendapatkan penjualan. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut,
FATO = Sales / Total Fixed Asset
 Nilai Total Asset Turn Over (TATO) menunjukkan efektivitas penggunaan
keseluruhan aset yang dimiliki untuk membukukan penjualan. Nilai tersebut
dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
TATO = Sales / Total Asset
3. Termometer Pengelolaan Utang,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas pengelolaan utang.
Terdapat dua ukuran yang sering digunakan, yaitu,
 Debt Ratio (DR) menunjukkan proporsi pendanaan yang dimiliki oleh suatu
usaha. Semakin tinggi nilai debt ratio, menunjukkan semakin banyak utang
digunakan.
Nilai ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Debt ratio = Total Liability / Total Asset
 Time Interest Earned Ratio (TIE) menunjukkan kemampuan pembayaran
bunga atas utang-utang yang digunakan oleh perusahaan. Semakin besar
nilai rasio tersebut akan semakin baik.
Nilai rasio tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
TIE = Earnings before Interest and Tax / Interest charges
4. Termometer Profitabilitas,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan bisnis dalam
menghasilkan keuntungan.
Secara umum, terdapat empat thermometer yang digunakan, yaitu,
 Profit Margin (PM) menunjukkan kemampuan bisnis untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap penjualan yang dibukukan. Semakin besar nilai PM
akan semakin baik. Nilai PM tersebut dapat diperoleh dengan formula
sebagai berikut,
PM = Net Income / Sales
 Basic Earning Power (BEP) menunjukkan kemampuan aset-aset yang
dimiliki untuk menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai BEP akan
semakin baik. Nilai BEP tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut,
BEP = Earning before Interest and Tax / Total Asset
 Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan kemampuan aset-aset
yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar nilai
ROA akan semakin baik. Nilai ROA tersebut dapat diperoleh dengan formula
sebagai berikut,
ROA = Net Income / Total Asset
 Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan. Semakin besar nilai ROE akan semakin baik. Nilai
ROE tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
ROE = Net Income / Common Equity
Pengelolaan Modal Kerja

1. Tentukan siklus konversi kas (cash conversion cycle)


Siklus konversi kas
Adalah, Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kas (modal awal) menjadi
kas kembali (pendapatan).
 Siklus dimulai dari kas awal yang digunakan untuk membeli persediaan guna
kegiatan produksi, kemudian diproses menjadi produk yang siap dijual,
dilakukan penjualan, dan berakhir di penagihan penjualan.
 Semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengonversi dari kas menjadi
kas kembali, maka modal kerja yang dibutuhkan akan semakin sedikit.
 Contoh,
 Bisnis makanan memiliki cash conversion cycle ± 5 hari,
 Bisnis ritel memiliki cash conversion cycle ± 35 hari.
 Dari sudut pandang ini, tentunya masuk akal jika kebutuhan modal untuk
bisnis ritel jauh lebih besar dibanding kebutuhan modal dalam bisnis
makanan.
2. Optimalkan kebijakan cash management
 Tentukan jumlah kas optimal,
 Misalnya menggunakan anggaran kas, untuk menghindari cash shortage dan
investment opportunity loss.

3. Optimalkan kebijakan inventory management


 Semakin sedikit sediaan yang dimiliki tentu akan semakin sedikit pula modal
kerja yang dibutuhkan.
 Namun, terlalu sedikit memiliki sediaan, terdapat risiko tidak terlayaninya
permintaan konsumen.

4. Optimalkan kebijakan manajemen piutang


 Sedapat mungkin kurangi besarnya piutang kepada counter-party Anda. Jika
terpaksa ada, pastikan tempo pembayaran yang jatuh temponya pendek.
 Dan jika terlanjur memiliki piutang dalam jumlah yang signifikan, segera
perbaiki manajemen penagihannya.
5. Optimalkan kebijakan manajemen utang
 Perbaiki posisi tawar Anda dengan supplier sehingga Anda mendapatkan
fleksibilitas dalam pembayaran serta tempo pembayaran yang lebih lama.
 Jika kondisi tersebut terjadi, maka kebutuhan modal kerja dapat ditekan.
Tips & Trik Mencari Pinjaman yang Aman

 Pahami benar karakteristik bisnis Anda.


 Hitung benar kebutuhan keuangan Anda.
 Ukur kekuatan pembayaran Anda.
 Perkirakan besarnya bunga yang harus dibayarkan dan periode pinjaman.
 Jika diperlukan, minta penjelasan lebih detail dan lakukan simulasi.
 Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai