A. PENGERTIAN MODAL
B. MANAJEMEN KEUANGAN
KULIAH KE 13
C. MENGUKUR KELAYAKAN USAHA
D. MANAJEMEN MODAL KERJA
Problem ...
Modal,
Adalah, Ketersediaan uang dalam bentuk tunai.
Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang
tidak mampu atau memiliki hambatan untuk menjadi entrepreneur.
Pendapat yang mengatakan bahwa usaha itu memerlukan modal berupa uang,
belum tentu mampu menjawab dengan tegas dan benar pertanyaan-pertanyaan
berikut,
1. Modalnya untuk usaha apa? Produk atau jasa ?
2. Lokasinya di mana ?
3. Siapa calon pembelinya ?
4. Cakupan daerah pemasaran di mana ?
5. Dari mana mendapatkan barang-barang yang akan dijual dan benarkah
harga dan kualitasnya terjamin wajar ?, Bagaimana cara pembayarannya ?
6. Berapa besar modal yang diperlukan ?
7. Kapan modal tersebut diperlukan ?, Apakah sekaligus atau bertahap sesuai
kebutuhan?
8. Kapan bisa mengembalikan modal jika uangnya berupa pinjaman ?
9. Jaminan apa yang akan diberikan ?
10. Bagaimana menghitung biaya produksinya, berapa harga jualnya, dan
berapa besar keuntungan yang akan diperoleh ?
11. Apakah bisa dipertanggung jawabkan dari mulai pembuatan proposal
rencana usaha, laporan berkala bulanan, triwulan, atau tahunan, sampai
kepada analisis risikonya ?
12. Peralatan apa yang diperlukan jika usahanya untuk sektor industri ?
13. Tenaga kerja yang bagaimana yang diperlukan dan berapa banyak dengan
upah berapa ?
14. Bagaimana produktivitas tenaga kerja yang diperlukan ?
15. Legalitas apa yang diperlukan mulai dari badan hukum sampai dengan izin-
izin yang diperlukan ?
16. Bagaimana caranya berhubungan dengan lembaga keuangan seperti bank,
modal ventura dan lain-lain ?
17. Bagaimana pembukaan rekening di bank ?
18. Tahukah tata cara mengajukan kredit ?
19. Siapakah untuk membayar pajak-pajak yang dikenakan dalam usahanya ?
20. Reputasi dan pengalaman apa yang dimiliki ?
21. Jika ingin bekerja sama dengan pemilik modal, bagaimana caranya ?
Lima Pertanyaan Maalah Modal
Intinya ada lima pertanyaan masalah modal untuk usaha, baik memakai uang
sendiri maupun uang pihak lain, yaitu,
1. Untuk usaha apa uang itu akan digunakan ?
2. Berapa besar uang yang diperlukan ?
3. Kapan uang tersebut diperlukan ?
4. Berapa keuntungan yang akan dihasilkan dari usaha tersebut ?
5. Kapan uang tersebut akan kembali ?
Kemungkinan,
Orang tersebut mampu menjawab kelima pertanyaan tersebut, maka ia
layak untuk menjadi pengusaha.
Orang tersebut tidak mampu menjawab kelima pertanyaan tersebut, maka
ia belum layak menjadi pengusaha.
Ia perlu banyak belajar lagi dengan mencari ilmu pengetahuan tentang
masalah bisnis.
Alasan tidak memiliki modal bukan berarti tidak bisa menjadi pengusaha,
banyak syarat lain yang harus dipenuhi dan dimiliki dahulu sebagai modal
usaha yang bukan dalam bentuk uang.
Ingatlah ... Bekal yang diberikan ...
Bekal setiap manusia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa utamanya
ada empat plus satu, yaitu,
Waktu (kehidupan),
Tenaga (otot),
Pikiran (otak),
Materi (harta).
Doa (taat beragama).
Tuhan Yang Maha Kuasa itu adil. Tuhan memberikan kepada semua orang 24
jam dalam 1 hari tanpa membedakan laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin,
tua atau muda, pintar atau bodoh, dikampung atau dikota, dan sebagainya.
Dari semua sumber-sumber yang ada pada setiap manusia, berupa Waktu,
Tenaga, Pikiran, Materi dan Doa, ternyata unsur waktu yang paling terbatas
karena ....
Akibat Waktu ..., Menyebabkan ...
Modal, sebetulnya bukan hanya dalam bentuk uang kontan (mitros), seorang
Enrepreneur harus memperhatikan dan menyikapi arti modal (tabel), yaitu,
1. Modal diri,
2. Modal materi milik sendiri,
3. Modal usaha dari pihak orang lain.
Modal Diri Modal Materi Sendiri Modal Usaha
Sehat rohani & jasmani Uang tunai Uang sendiri
Dukungan keluarga Tabungan Uang orang lain
Ilmu Surat berharga Pinjaman pribadi
Pengetahuan Rumah Pinjaman dari bank
Pengalaman Tanah Modal ventura
Personal network Kendaraan Uang muka
Mental & sikap Perhiasan (logam mulia) Utang dagang
Haki, Piutang Termin pembayaran
Hak paten Bursa saham
Hak cipta Kartu kredit
Merk dagang
Rahasia dagang
Gagasan
1. Modal Diri
Modal diri
Adalah, Modal yang harus pertama kali dipupuk sejak dini oleh diri masing-
masing dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
yang paling penting adalah kesehatan jasmani, rohani, serta
dukungan keluarga,
Modal diri yang harus dipupuk sejak dini yang dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut,
Kesehatan rohani dan jasmani serta dukungan keluarga,
Ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), dalam bentuk hak paten, hak cipta,
merek dagang, rahasia dagang,
Reputasi diri,
Personal network,
Mental, sikap, kemampuan bisnis yang diperlukan,
Kreatif dan inovatif yang dapat menghasilkan gagasan-gagasan.
Haki (Hak atas kekayaan intelektual),
Bagi mereka yang pandai, kreatif, dan inovatif, modal diri itu dapat
berkembang dalam bentuk penemuan-penemuan lewat hasil penelitian atau
karya-karya lainnya.
Hasil penemuan yang tergolong unik, dapat didaftarkan untuk mendapat hak
atas kekayaan intelektual berupa paten, yang dapat dijadikan modal
intelektual dalam bisnis.
Hak atas kekayaan intelektual, meliputi,
Desain, rancang bangun, rekayasa, karya seni
Mode atau fesyen
Tulisan-tulisan berupa buku, software, film, fotografi, musik, dan lain-lain
Personal network, artinya orang tersebut mempunyai kenalan, hubungan, dan
pernah berinteraksi sehingga dia kenal dan dikenal orang lain.
Dalam pengembangan bisnis, modal personal network ini sangat diperlukan dan
besar sekali manfaatnya untuk memperlancar usahanya.
Reputasi seseorang adalah penilaian orang lain terhadap orang tersebut ditinjau
dari pengetahuan, keterampilan, pengalaman, perilakunya, misalnya kejujuran,
keuletan, komitmen, prestasi dalam karyanya, dan lain-lain.
2. Modal Materi Sendiri
Modal materi
Adalah, Wujud suatu barang yang mempunyai nilai (uang),
Artinya barang tersebut dapat dijual dengan harga tertentu sesuai
dengan nilai pasar.
Misalnya, Rumah, tanah, kendaraan, logam mulia, intan-berlian, barang-barang
berharga, surat-surat berharga, dan lain-lain.
Atau, Modal materi yang langsung dalam bentuk uang berupa tunai,
tabungan, reksadana, deposito, valuta asing, gaji, atau warisan.
Seorang yang berjiwa entrepreneur harus punya kemampuan untuk menabung,
baik dalam bentuk asset maupun tunai dalam rangka pemupukan modal.
Seseorang yang mempunyai asset, maka asetnya tidak perlu dijual untuk
keperluan modal, tetapi dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh sejumlah
pinjaman uang yang diperlukan untuk modal usahanya.
Jaminan yang paling cepat berlaku di bank atau penggadaian adalah kendaraan,
sertifikat tanah, rumah, deposito, dan logam mulia.
3. Modal Usaha
Suatu usaha sudah berjalan dengan memanfaatkan modal diri dan modal materi
sendiri, maka usaha tersebut kemudian dapat memanfaatkan modal-modal lain
(penanaman modal) yaitu berupa utang dan ekuitas yang dicantumkan sebagai
saham perusahaan dan dicatat dalam neraca perusahaan sebagai kekayaan
atau ekuitas.
Pemanfaatan Modal
1. Mula-mula modal ditanamkan oleh investor terdiri dari dua bagian, yaitu modal
investasi dan modal kerja (biaya variabel dan biaya tetap).
2. Barang-barang investasi tadi, bahan baku, dan tenaga kerja, akan digabung
untuk dioperasikan, tentunya dengan kaidah manajemen, teknologi, proses
produksi, agar bisa menghasilkan barang atau jasa sesuai permintaan pasar.
3. Barang dan jasa yang dihasilakan kemudian dijual ke pasar dan terjadi transaksi
pembelian dengan pelanggan. Hasil penjualan ini dinamakan pendapatan.
4. Pendapatan hasil penjualan tersebut (X), maka uang itu dianggarkan lagi
untuk,
A. Biaya pegawai.
B. Biaya operasional (biaya depresiasi, biaya tetap, dan biaya variabel).
C. Pengembalian utang kepada bank berupa pokok pinjaman dan bunga
sebagai biaya, sesuai jadwal pengembalian yang merupakan kesepakatan
antara pengusaha dan bank.
D. Pembayaran pajak-pajak kepada negara, baik dalam bentuk PPN, PPh, Bea
Masuk Barang Impor, retribusi, dan sebagainya.
Kemungkinan,
Apabila hasil penjualan X lebih kecil dari (A + B + C + D), maka
usahanya rugi (E<0).
Apabila hasil penjualan X sama dengan (A + B + C + D), maka usahanya
impas - tidak untung, tidak rugi (E=0).
Apabila hasil penjualan X lebih besar dari (A + B + C + D), maka
usahanya untung (E>0).
5. Kalau usahanya untung (E>0),
Maka lama kelamaan keuntungan itu dikumpulkan untuk dijadikan modal lagi
guna memperbesar usahanya sesuai dengan prospek bisnisnya.
Apabila usahanya rugi (E<0), lama kelamaan modal dari manapun datangnya
akan habis dan usahanya akan berhenti karena tidak ada perputaran modal lagi
alias bangkrut.
5. Kalau prospek bisnisnya bagus sekali dan masih kekurangan modal, mala dapat
melakukan pinjaman lagi ke bank atau ke pihak-pihak lainnya seperti modal
Ventura, obligasi, atau bursa saham.
Bagan Siklus Modal
B. MANAJEMEN KEUANGAN
Suatu bisnis akan bertumbuh apabila anda mau menerima dan melakukan
Perubahan secara Intensif, Folus, Konsisten dan Disiplin,
Usaha harus dilakukan atas dasar kemauan sendiri (hasrat yang kuat dari hati),
sehingga anda mau melakukan dan menekuni hal-hal yang detail dengan Fokus,
Konsisten dan Disiplin secara intensif dan didalam prosesnya harus menjunjung
nilai-nilai Sosial, Agama dan Etika.
Pada waktu perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, secara teori
pertumbuhan perusahaan dapat melalui dua jalur, yaitu, Pertumbuhannya secara
Organik (cara Normal) dan Pertumbuhan secara Inorganik (cara Akuisisi)
Dalam Bisnis, anda harus mengembangan usaha dengan cara Learning by
Doing, Anda akan mengalami banyak tantangan, seperti terbentur, kekeliruan
dan kesalahan-kesalahan, karena anda belum berpengalaman, seiring waktu
(Learning by Doing) pengetahuan anda akan bertambah dan tantangan tersebut
akan dapat dihindari. Tantangan yang umum terjadi disebabkan karena tidak
Fokus dan kurang tepatnya memilih bidang usaha.
Empat Kompetensi
3. Modal,
Success-rate pengembangan usaha sangat tergantung pada ketersediaan
sumber modal.
Sumber modal harus dipikirkan dan dapat dicari dari share holder tarik
financial partner atau bisa pinjam dari bank.
4. Manajemen,
Kompetensi yang harus dimiliki agar pengembangan usaha berjalan dengan
baik adalah Kompetensi di bidang Manajemen.
Anda dapat menggunakan tenaga Profesional untuk menyelesaikan
permasalahan Managemen, yaitu seorang memiliki kemampuan Leadership
yang baik, karena leadership nampaknya abstrak, tetapi itu impactnya sangat
nyata.
Keterangan 4 Kompetensi,
Kalau anda menguasai dan bangun semua 4 kompetensi tersebut, baik anda
sendiri yang menguasainya, atau dengan cara berpartner, atau merekrut orang
yang bisa menutup kompetensi tadi baik dari segi know-how, network,
manajemen dan keuangan, maka succes rate dari perusahaan tersebut akan
meningkat.
Untuk calon-calon entrepreneur atau yang entrepreneur yang masih kecil dan
mau berkembang perlu dipahami bahwa, Segala sesuatu tumbuh dari bawah
dan kalau anda mau pergi jauh selalu dimulai dari dekat dan jangan pernah
berpikir jadi entrepreneur itu dengan pendekatan instan.
Di sinilah peran sifat pantang menyerah itu menjadi penting, never-never give
up. Hal ini yang jadi penting sekali, karena inilah yang pada akhirnya
menentukan anda akan berhasil. Kalau kita interview semua pengusaha di
seluruh dunia yang sukses, pernah tidak mereka itu rugi? Atau pernah tidak
mereka itu jatuh? Saya yakin 99,99 persen mereka pasti menjawabnya pernah.
Yang sisanya 0,001 itu belum bisa dikatakan pengusaha yang berhasil, karena
belum terbukti dia begitu.
Jangan pernah menyerah dan satu hal yang harus diingat untuk para calon
pengusaha dan para pengusaha-pengusaha muda bahwa, tidak ada sukses
yang mudah. Semua sukses itu membutuhkan perjuangan luar biasa.
Tiga Syarat Sukses menjadi Entrepreneur
1. Proforma Neraca,
Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi posisi aset-aset yang
digunakan dalam bisnis, kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, serta
besarnya penyertaan modal yang harus dilakukan.
Kelompok asset akan berada pada kolom kiri dari neraca, biasa disebut
sebagai kolom AKTIVA,
Sementara kelompok kewajiban dan modal berada pada kolom kanan dari
neraca, biasa disebut sebagai PASIVA.
Lebih lanjut, dari kelompok aset tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aset
lancar (current asset) seperti kas, sediaan dan piutang usaha dan aset non-
lancar (non-current asset) yaitu aset-aset yang sifatnya tetap seperti
peralatan, kendaraan, maupun bangunan/tanah.
Klasifikasi yang kurang lebih sama juga terjadi pada kelompok kewajiban di
mana terdapat kewajiban lancer (current liabilities) seperti utang usaha dan
accruals dan kewajiban non-lancar (non-current liabilities) seperti utang bank
dan utang jangka menengah-panjang lainnya.
2. Proforma Laporan Rugi Laba,
Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi tingkatan penjualan
yang diharapkan, biaya-biaya yang menyertai produksi dan penjualan, serta
biaya-biaya lain yang digunakan dalam bisnis.
Jika dalam bisnis tersebut digunakan sumber pendanaan dari utang, maka
perlu ditunjukkan juga prediksi beban pembayaran cicilan dari utang yang
digunakan.
3. Modal Kerja,
Adalah sejumlah dana yang dibutuhkan agar aktivitas bisnis dapat dilakukan.
Ibarat mesin, modal kerja adalah oli pelumas yang dapat membuat mesin
dapat bekerja dalam tingkat yang efektif.
Modal Kerja = Aset Lancar terkait Operasional – Kewajiban Lancar terkait
Operasional + Aset Tetap.
4. Laba Kotor,
Adalah nominal rupiah yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dari
kegiatan bisnis dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait langsung dengan
aktivitas bisnis tersebut.
Misal, biaya untuk memproduksi, biaya untuk mendistribusikan barang, biaya
untuk menjual, dan sebagainya.
5. Laba Bersih,
Adalah nominal rupiah bersisa dari laba kotor yang dihasilkan oleh bisnis setelah
dikurangi beban-beban penyusutan, pembayaran beban pembiayaan dan pajak
yang relevan.
6. Margin Keuntungan,
Adalah proporsi keuntungan yang diperoleh dari setiap unit penjualan yang
berhasil dilakukan dalam bisnis.
7. ROA (Return of Asset),
Adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit
aset yang digunakan.
Untuk mendapatkan nilai ROA tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
ROA = Laba Bersih/Total Aset
8. ROE (Return of Equity),
Adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit
modal yang disetorkan/digunakan dalam bisnis.
Untuk mendapatkan nilai ROE tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
ROE = Laba Bersih/Total Modal Disetor
Analisis & Perhitungan
Pendapatan investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah barang yang terjual
dengan harga per unit barang tersebut. Sementara itu, total biaya yang
digunakan dalam usaha dapat dibagi menjadi dua,
Biaya tetap (fixed cost), dan
Biaya tidak tetap (variable cost).
Biaya tetap merupakan komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku
usaha yang nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, khususnya besarnya
barang yang diproduksi/dijual.
Artinya, banyak atau sedikit barang yang dihasilkan tidak menentukan
besarnya biaya tetap tersebut.
Biaya tetap ini biasanya terkait dengan aspek waktu,
Contoh, biaya tenaga kerja tidak langsung per bulan, biaya administrasi per
bulan, biaya sewa toko per bulan, dan biaya pemasaran.
Biaya variabel adalah komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku
usaha yang nilainya dipengaruhi oleh aktivitas/volume bisnis.
Contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material,
biaya bahan habis pakai, dan biaya listrik dan air.
Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang
ada.
Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Fixed Cost
Analisis Titik Impas (break Even Point)
Dalam setiap usaha pasti ada Biaya Operasional yang terdiri dari dua macam
biaya utama, yakni,
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan walaupun tidak ada
proses penjualan, misalnya untuk sewa tempat,
Biaya variabel (tidak tetap) merupakan biaya harus dikeluarkan ketika ada
proses penjualan, misalnya untuk biaya transpot, bahan baku.
Time Value of Money
Dalam lingkungan bisnis dan keuangan, kita percaya adanya nilai waktu uang
(time value of money). Berdasarkan konsep tersebut, nilai uang yang kita
terima sekarang akan lebih berarti dibanding nilai uang yang sama yang akan
kita terima periode yang akan datang.
Mengapa kondisi tersebut dapat terjadi?, Paling tidak terdapat dua hal yang
menjelaskan konsep nilai waktu uang, yaitu,
Adanya Inflasi yang menyebabkan harga-harga mengalami penurunan
secara relative dari waktu ke waktu.
Adanya Biaya Kesempatan yang Hilang (Opportunity Cost) apabila kita
gagal menerima kas sesegera mungkin.
Analisis Kelayakan Usaha, konsep nilai waktu uang dapat digunakan, adalah,
1. Analisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value), dan
2. Analisis Internal Rate of Return (IRR).
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah akumulasi nilai sekarang kas masuk dan kas keluar
yang dihasilkan oleh investasi.
NPV bermanfaat untuk menentukan apakah investasi yang diambil mampu
memberikan aliran kas masuk bersih pada investor.
Untuk menentukan nilai NPV tersebut, dapat digunakan formula sebagai
berikut,
𝑪𝑭
NPV = σ𝒏𝒕=𝟎 (𝟏+𝒓)
𝒕
𝒕
Di mana,
NPV = Net Present Value
CFt= Aliran kas yang diterima pada periode ke-t
r = Tingkat suku bunga yang berlaku
t = Periode waktu yang digunakan.
Dimana bila,
Nilai NPV positif mengindikasikan adanya aliran kas masuk bersih
(investasi sebaiknya dilakukan),
Nilai NPV negatif mengindikasikan adanya aliran kas keluar bersih
(investasi sebaiknya tidak dilakukan), dan
Nilai NPV sama dengan nol mengindikasikan posisi impas. Semakin
besar nilai NPV menunjukkan semakin prospektifnya suatu proyek.
2. Internal Rate Of Return (IRR)
Selain NPV, dapat menggunakan IRR untuk menentukan apakah suatu
pilihan investasi layak dlakukan atau tidak.
IRR didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang membuat NPV sama
dengan nol. Artinya, pada nilai IRR, investasi akan berada pada posisi
impas. Agar suatu investasi layak dilakukan, maka nilai tingkat
pengembalian yang dihasilkan harus lebih besar dari nilai IRR tersebut.
Oleh karena itu, kadang-kadang orang menyebut IRR sebagai tingkat batas
keuntungan minimum. Untuk menghitung besarnya IRR, dapat digunakan
formula sebagai berikut,
𝑛
𝐶𝐹𝑡
=0
(1 + 𝐼𝑅𝑅)𝑡
𝑡=1
Di mana,
IRR = Internal Rate of Return
CFt = Aliran kas yang diterima pada periode ke-t
t = Periode waktu yang digunakan
D. MANAJEMEN MODAL KERJA
Modal kerja merupakan besarnya nilai uang yang dibutuhkan untuk mendukung
operasionalisasi suatu bisnis. Tanpa adanya sejumlah uang tersebut,
operasionalisasi bisnis akan terganggu, misalnya tidak bisa mendapatkan bahan
baku, tidak bisa menyediakan sediaan yang mencukupi, dan tidak tercukupinya
kas untuk transaksi.
Untuk melakukan pengelolaan modal kerja tersebut terdapat dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu,
1. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) yaitu periode yang
dibutuhkan agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan bisnis dapat kembali
dalam bentuk uang kas.
Dalam kegiatan bisnis, uang yang dimiliki akan digunakan untuk membeli
bahan baku produksi, bahan baku diproses, dan dijual kepada konsumen.
Dalam proses penjualan, untuk pembayarannya biasanya diberikan
tenggang waktu, sehingga harus dilakukan penagihan untuk mengubah
penjualan menjadi bentuk pendapatan kas.
Siklus di atas tentunya membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang
ada dalam siklus tersebut, maka kita berpotensi memiliki modal kerja yang
semakin hemat.
2. Besarnya Tingkat Pengembalian Modal yang diinvestasikan (ROIC =
Return on Invested Capital) dan Besarnya Biaya Modal (CoC = Cost of
Capital).
Nilai ROIC dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya Laba
Bersih dengan jumlah Modal yang diinvestasikan.
ROIC menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap rupiah nominal yang diinvestasikan.
Nilai biaya modal diperoleh, baik dari nilai bunga yang dibayarkan kepada
kreditor maupun dari nilai keuntungan yang diminta oleh pemegang
saham.
Bisnis yang sehat akan memiliki selisih positif antara ROIC dengan CoC
yang besar. Artinya, tingkat keuntungan yang diberikan oleh bisnis
tersebut lebih besar dari biaya modal yang digunakan.
Dalam konteks pengelolaan modal kerja, harus dipastikan bahwa terdapat
surplus atau selisih ROIC dengan CoC di atas.
Faktor Penting dalam Pengelolaan Modal Kerja
Dalam bisnis, adakalanya modal sendiri yang digunakan tidak lagi mencukupi,
maka pemilik usaha dapat mengundang pihak lain untuk turut membiayai
usahanya, alternatif keterlibatan pihak lain sebagai, yaitu,
Pemegang Saham melalui penyertaan modal,
jika pilihan tersebut diambil, maka konsekuensinya pemilik usaha akan
berbagi kepemilikan dengan investor.
Kreditor untuk memberikan pinjaman dana untuk digunakan dalam bisnis.
Dalam berhubungan dengan kreditor, pebisnis tidak akan berbagi kepemilikan
dengannya, tetapi sebagai konsekuensinya, kreditor akan memberikan
skema pembayaran atas dana yang digunakan tersebut.
Utang memiliki kelebihan dibandingkan sumber dana lainnya, tetapi utang juga
memberikan kewajiban bagi entrepreneur yang meminjam untuk membayarnya
kembali beserta Biaya utang.
Anda sudah belajar bahwa dalam bisnis, kreativitas sangat diperlukan. Kreativitas
tidak hanya diperlukan untuk membuat produk yang menarik, layanan yang terbaik,
tetapi juga kreatif dalam mencari sumber-sumber pendanaan yang tepat dan
menguntungkan.
Secara umum, terdapat 4 sumber pendanaan yang dapat diakses oleh setiap
entrepreneur, yaitu,
1. Individual Deposits & Savings,
Yaitu, Simpanan, baik yang berupa tabungan, deposito maupun giro yang
dimiliki oleh setiap entrepreneur. Jika simpanan tersebut digunakan untuk
berbisnis, maka biasanya dianggap sebagai penyertaan modal sendiri.
2. Loan,
Yaitu, Utang yang disediakan oleh pihak-pihak tertentu, di antaranya,
Family loan, yaitu utang yang berasal dari keluarga, ayah, ibu,
mertua, kakak, adik, dan sebagainya.
Neighbors loan, yaitu utang dari kolega, saudara, dan partner bisnis
secara individual.
Pegadaian loan, yaitu memanfaatkan jasa gadai dari Pegadaian
untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menjadi likuiditas.
Bank loans, yaitu pinjaman kepada lembaga perbankan, baik bank
umum, Bank Perkreditan Rakyat, maupun Bank Syariah.
Venture capital, yaitu pinjaman yang berasal dari lembaga-lembaga
modal Ventura. Biasanya modal Ventura akan menaruh seorang
direktur (misalnya direktur keuangan) untuk mengendalikan keuangan
dan memperbaiki keuangan.
Leasing, yaitu mencari sumber pendanaan dengan memanfaatkan
skema pembiayaan yang disediakan oleh lembaga pembiayaan, baik
berupa operational lease maupun financial lease.
3. Suppliers,
Yaitu, Fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk mengurangi
kebutuhan pendanaan usaha, seperti pembelian kredit, tempo
pembayaran, dan sebagainya.
4. Customers,
Yaitu, Upaya menggunakan dana yang dimiliki oleh konsumen untuk
pembiayaan usaha, seperti pemesanan dan pembayaran di muka
(installment).
Financial Thermometer
Seperti tubuh manusia, kondisi bisnis juga dapat berubah-ubah baik menjadi lebih
baik maupun lebih buruk. Untuk mengetahui kondisi tersebut, kita perlu
menggunakan alat ukur berupa thermometer keuangan seperti berikut ini,
1. Termometer Likuiditas,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan bayar atas kewajiban
yang dimiliki oleh suatu usaha.
Terdapat dua jenis Termometer Likuiditas, yaitu current ratio (CR) dan
quick ratio (QR).
Current Ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
CR = Current Asset/Current Liability
Quick Ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
QR = (Current Asset – Inventory) / Current Liability
2. Termometer Pengelolaan Aset,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas pengelolaan aset yang
dimiliki.
Terdapat empat jenis termometer pengelolaan aset, yaitu,
Nilai Inventory Turn Over (Inv TO) menunjukkan efektivitas penggunaan
persediaan dalam mendapatkan penjualan. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut,
Inv TO = Sales / Inventory
Nilai Days Sales Outstanding (DSO) menunjukkan efektivitas pengelolaan
piutang dagang yang dimiliki oleh entrepreneur. Nilai tersebut dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut,
DSO = Receivables / Average sales per day
Nilai Fixed Asset Turn Over (FATO) menunjukkan efektivitas penggunaan
aset-aset tetap dalam mendapatkan penjualan. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut,
FATO = Sales / Total Fixed Asset
Nilai Total Asset Turn Over (TATO) menunjukkan efektivitas penggunaan
keseluruhan aset yang dimiliki untuk membukukan penjualan. Nilai tersebut
dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
TATO = Sales / Total Asset
3. Termometer Pengelolaan Utang,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas pengelolaan utang.
Terdapat dua ukuran yang sering digunakan, yaitu,
Debt Ratio (DR) menunjukkan proporsi pendanaan yang dimiliki oleh suatu
usaha. Semakin tinggi nilai debt ratio, menunjukkan semakin banyak utang
digunakan.
Nilai ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Debt ratio = Total Liability / Total Asset
Time Interest Earned Ratio (TIE) menunjukkan kemampuan pembayaran
bunga atas utang-utang yang digunakan oleh perusahaan. Semakin besar
nilai rasio tersebut akan semakin baik.
Nilai rasio tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
TIE = Earnings before Interest and Tax / Interest charges
4. Termometer Profitabilitas,
Yaitu, Ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan bisnis dalam
menghasilkan keuntungan.
Secara umum, terdapat empat thermometer yang digunakan, yaitu,
Profit Margin (PM) menunjukkan kemampuan bisnis untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap penjualan yang dibukukan. Semakin besar nilai PM
akan semakin baik. Nilai PM tersebut dapat diperoleh dengan formula
sebagai berikut,
PM = Net Income / Sales
Basic Earning Power (BEP) menunjukkan kemampuan aset-aset yang
dimiliki untuk menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai BEP akan
semakin baik. Nilai BEP tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut,
BEP = Earning before Interest and Tax / Total Asset
Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan kemampuan aset-aset
yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar nilai
ROA akan semakin baik. Nilai ROA tersebut dapat diperoleh dengan formula
sebagai berikut,
ROA = Net Income / Total Asset
Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan. Semakin besar nilai ROE akan semakin baik. Nilai
ROE tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut,
ROE = Net Income / Common Equity
Pengelolaan Modal Kerja