Anda di halaman 1dari 54

KEPERAWATAN ANAK

OLEH :
DANIEL AKBAR WIBOWO, S.Kep., Ners., M.M., M.Kep.

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2017
PERHITUNGAN
JUMLAH TETESAN INFUS
• TETESAN/MENIT = KEB.CAIRAN (CC) X TETESAN DASAR
WAKTU 60 (DETIK)
MIKRO = 60 TETES/1 CC
MAKRO= 20 TETES/1 CC

• CARA CEPAT : KEB.CAIRAN (CC) X 1/3 MAKRO 1/1 MIKRO


WAKTU
CONTOH
1. CAIRAN 500 CC HARUS HABIS DALAM 10 JAM:
• JAWAB : 500 CCX 1/3 MAKRO = 16,6 GTT/MENIT
10 JAM
2. CAIRAN250 CC DENGAN KECEPATAN 20
GTT/MENIT BERAPA HABISNYA CAIRAN ?
• JAWAB : 250 CCX 1/3 MAKRO = 20 GTT/MENIT
........
: 250 X 1 = 4,16 JAM
(20 X 3)
PEMBUATAN CAMPURAN OBAT SKINTES

• RUMUS = 1 : 9
CONTOH AMOXYCILIN 0,1 CC DAN AQUADES
0,9 CC DALAM SPET 1 CC DISUNTIKAN
DENGAN UNDULASI 0,5 – 1 CM DAN
DITUNGGU SELAMA 15 MENIT HASILNYA
POSITIF BILA UNDULASI BERTAMBAH DAN
GATAL (MERAH)
PERHITUNGAN PENGGANTIAN TAKARAN
OBAT

Jumlah yang akan diberikan = Dosis yang diprogramkan X Jumlah yang tersedia
Dosis yang tersedia
• CONTOH : An.A dijadwalkan mendapatkan antibiotik cefotaxim 200 mg
(iv) (dilarutkan dalam 4 cc aquades)
JAWAB : = 200 mg X 4 cc = 0,8 cc
1000 mg
• CONTOH : An.B dijadwalkan mendapatkan antibiotik amoxcylin 450 mg
(iv) (dilarutkan dalam 5 cc aquades)
JAWAB = 450 mg X 5 cc = 2,25 cc
1000 mg
TERAPI CAIRAN PADA
NEONATUS DAN BAYI/ANAK
Komponen Cairan infus
• Aquadest
• Sumber energi : Dextrose 5%, 10%, 20%, 40%
• Elektrolit esensial : Na, K, Cl
• Krektor basa : -Bicarbonat, -Laktat, -Acetat
Jenis Cairan Infus
1. Larutan Infus karbohidrat :
a. Dx 5%, Dx 10%
b. Maltos-10 %

2. Larutan Elektrolit :
a. NaCl 0,9% (NS)
b. Ringer Laktat
c. Ringer setat
Jenis Cairan Infus lanjutan

3. Untuk Rumatan :

Kaen 1B ( Dx5% : NS = 3 : 1 )
Kaen 3A ( Dx + NS + K 10 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen 3B (Dx + NS + K 20 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen Mg3 ( Dx10% + NS + K 20 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen 4A ( Dx 5% : NS ( 4 : 1) + Laktat 10 mEq/L )
Kaen 4B (Dx 5% : NS ( 4 : 1) + K 8 mEq/L + Laktat 10
mEq/L )
Jenis Cairan Infus lanjutan

4. Larutan karbohidrat dan elektrolit :


a. D5-NS ( dx5%, NaCl 0,9% )
b. D5-1/2NS
c. D2,5-1/2NS
d. D5-1/4NS
e. RD 5 ( 5% Dx dlm Ringer inj. )
f. RL-D5 (5% Dx dlm RL inj. )
g. Asering-5 ( Asering , Dx5% )
TERAPI CAIRAN

RESUSITASI KOREKSI RUMATAN

Hipo/hiper Na
Hipo/hiper K

KRISTALOID KOLOID ELEKTROLIT NUTRISI

Kaen 1B
RL Dextran Aminofusin
Kaen 3B
RA Haemacel Kaen Mg3/tridex 100
Kaen 3A
NS Gelofusin
Kaen 4A
Kaen 4B
Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi
Kebutuhan Cairan

Neonatus Bayi & Anak

Aterm Preterm
Kebutuhan Cairan
Neonatus Aterm
 Hari 1: 60 – 80 cc/kgbb/hari ;
jenis cairan Dx 5% / 10%

 Hari 2 – 7 : 80 – 120 cc/kgbb/hari ;


jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau campuran yg dibuat
(Dx : NS = 4 : 1 )

- Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari


Kebutuhan Cairan
Neonatus Preterm
• Hari 1 – 3 :
BB < 800 gr : 80-100 cc/kgbb/hari
BB > 800 gr : 100-160 cc/kgbb/hari
jenis cairan Dx 5% / 10%

 Hari 3 – 7 :
Sda dg mulai menambahkan elektrolit ( Kcl : 10 meq/kkolf; Ca
gluconas 2 – 4 meq/kgbb/hari
Jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau campuran yg dibuat

 Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari


Contoh
• Neonatus aterm dg BB = 3 kg
• Kebutuhannya hari 1 adalah
: 3 x 60 cc = 180 cc/hari
• Konversi ke dalam tetesan mikro :

• 180 CC X 1/1 MIKRO = 7,5 = ≈8 tetes/menit

24 JAM
Kebutuhan Cairan
Bayi dan Anak

Metode Holliday – Segar

BB(Kg) Penggunaan kalori/hari


0-10 kg 100 cc/kg.
11-20 kg 1.000 cc pada 10 kg pertama+ 50 cc/kg pada 10 kg
ke-2
21-30 kg (>20 kg) 1.500 cc pada 20 kg pertama+ 20 cc/kg pada 10 kg
ke-2
Contoh

Contoh anak dg BB 25 kg, kebutuhan cairannya adalah :


20 kg pertama = 1500 cc
sisa 5 kg x 20 cc = 100 cc

Jumlah = 1600 cc

Konversi ke dalam tetesan makro :


 
1600 x 1/3= 1600 ≈ 22 tetes/menit
24 72
DERAJAT DEHIDRASI
PENILAIAN A B C
KU BAIK, SADAR GELISAH, REWEL* LESU, LUNGLAI, TDK
SADAR*
MATA NORMAL CEKUNG SANGAT CEKUNG DAN
KERING
AIR MATA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
MULUT DAN LIDAH BASAH KERING SANGAT KERING
RASA HAUS MINUM BIASA, TIDAK HAUS, INGIN MINUM MALAS MINUM ATAU
HAUS BANYAK* TIDAK BISA MINUM*
TURGOR KEMBALI CEPAT LAMBAT* SANGAT LAMBAT*
DERAJAT DEHIDRASI TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN DEHIDRASI BERAT
SEDANG BILA ADA 1 TANDA *
BILA ADA I1 TANDA * DITAMBAH 1 TAU
DITAMBAH 1 TAU LEBIH TANDA LAIN*
LEBIH TANDA LAIN
PENANGANAN DEHIDRASI
(REHIDRASI)
BB X (D + M + C) cc
D : DEHIDRASI
• DEHIDRASI RINGAN 50 CC
• DEHIDRASI SEDANG 80 CC
• DEHIDRASI BERAT 100 CC
M : MAINTENANCE
• 0-1 TAHUN : 140-120 cc
• 1-2 thn : 120-100 cc
• 2-4 thn : 100-90 cc
• 4-8 thn : 90-80 cc
• 8-12 thn : 80-70 cc
• >12 thn : 70-60 cc
C : Concomitten loss
• Muntah : 25 c
• Berak : 25 cc
• Muntah dan berak : 30 cc
CARA MENENTUKAN NILAI APGAR
TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2
A = APPEARANCE Seluruh tubuh Badan merah, kaki Seluruh tubuh
(WARNA KULIT) biru/putih biru kemerahan
P = PULSE Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
(DENYUT NADI)
G = GRIMACE Tidak ada Perubahan mimik Bersin/menangis
(REFLEK)
A = ACTIVITY Lumpuh Ektermitas sedikit Gerakan aktif,
(TONUS OTOT) fleksi ektermitas fleksi
R = RESPIRATION EFFORT Tidak ada Lemah Menangis
(USAHA BERNAFAS) kuat/keras
Derajat Asfiksia
1. Asfiksia Ringan ( Vigorous Baby )
* Nilai APGAR 7 – 10
* Bayi dlm keadaan baik sekali
* Tonus otot baik
* Seluruh tubuh kemerahan
Bayi sehat tdk memerlukan tind.
istemewa
2. Asfiksia Sedang ( Mild Moderat )

• Nilai APGAR 4 – 6
• Frekwensi jantung > 100 kali per
menit
• Tonus otot kurang baik
• Sianosis
• Reflek iritabilitas tidak ada
3. Asfiksia Berat

• Nilai APGAR 0 – 3
• Frekensi jantung < 100 Kali per
menit
• Tonus Otot buruk
• Sianosis berat
• Kadang-kadang pucat
• Reflek iritabilitas tidak ada
IMUNISASI
JADWAL IMUNISASI YANG
DIREKOMENDASIKAN IDAI
PENILAIAN TUMBUH KEMBANG
ANAK
BERAT BADAN
• Sebagai salah satu ukuran antropometri
terpenting.
• Beberapa hari setelah lahir, BB bayi bisa
mengalami penurunan yg sifatnya normal
yaitu sekitar 10 % dari BBL. Pada umumnya,
BB dapat kembali mencapai BBL pada hari
kesepuluh pasca lahir.
Perkiraan berat badan (Kg) dengan menggunakan pedoman dari Behram (1992) :

1) Berat badan baru lahir : 2,5 – 3,5 kg


2) Berat Badan usia 3-12 bln= usia (bulan) + 9
2
3) Berat badan usia 1-6 tahun = 2n + 8  n =
umur dalam tahun
4) Berat badan 6-12 tahun = n x 7 – 5
2
Cara menimbang bayi sd 2 thn

• Telanjang, popok dilepas


• Timbang 2 – 3 kali : hitung rata-ratanya
• Timbang pada jam yang (+) sama
• Dengan alat timbangan yang sama
• Kalau bayi bergerak terus menerus,
tunggubeberapa menit timbang ulang
• Kalau bayi sangat rewel dan bergerak aktif sehingga
sulit menimbang, kalau bisa diprakirakan beri
tanda bahwa berat badan berdasar prakiraan
Anak dan Remaja

Remaja :
• Lepas sepatu, kaus kaki, topi, kacamata, jaket, baju,
• jam tangan, gelang, kalung, sabuk.
• Kantong celana kosong, tangan tidak memegang
• benda
Anak :
• Hanya pakai celana pendek tipis dan kaus dalam
• tipis
• Dengan timbangan yang sama
• Waktu (+) sama
PANJANG BADAN
• Pada bayi baru lahir, PB sekitar 50 cm, Pada tahun
pertama bertambah aekitar 1,25 cm/bln.
• Bertambahnya PB berangsur berkurang ketika
anak mulai usia 9 tahun, yaitu sekitar 5 cm/tahun.
• Peningkatan PB yg cukup pesat terjadi ketka anak
memasuki pubertas yakni 5-25 cm/tahun pada
perempuan dan 10-30 cm/thn pada laki-laki.
• Pertambahan tinggi badan mulai berhenti ketika
anakusia 18-20 tahun.
Perkiraan Tinggi Badan (cm)
• Tinggi badan 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
• Tinggi badan 2-12 tahun = usia (tahun) x 6 + 77
• Tinggi badan 13 tahun = 3 x tinggi badan lahir
• Tinggi badan > 13 tahun = 3,5 x tinggi badan lahir atau 2 x tinggi badan
2 tahun (sama seperti dewasa)

Prediksi Tinggi Akhir (cm)


• Tinggi badan anak perempuan = (TB ayah – 13 cm) + TB ibu + 8,5 cm
2
• Tinggi badan anak laki-laki = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah + 8,5 cm
2
Cara pengukuran

anak besar:
• berdiri tegak & mata menatap lurus
• punggung menempel pd alat
• pengukur pjg pd tembok/dinding
bayi/anak belum berdiri:
• posisi terlentang
• menggunakan alat pengukur khusus
CARA MENGUKUR
PANJANG BADAN/ TINGGI BADAN

• Bila anak masih kecil < 2 th : diukur sambil berbaring Panjang


Badan (PB), dengan alat “Stadio Meter”
• Anak ditelentangkan & dipegang oleh seorang asisten
terutama pada lutut & telapak kaki
• Petugas pengukur meletakkan kepala anak menempel pada
“Bidang Kepala” yang statis dari Stadio Meter, sedangkan
“Bidang Kaki” yg dapat digeser di tempat kan pada telapak
kaki dalam keadaan tegak lurus
• Hasil pengukuran dibaca pada skala, dengan ketelitian 0,1 cm
Lingkar Kepala
• Pada saat baru lahir ukuran LK anak normal adalah
34-35 cm. Lalu pertuumbuhan kepala bertambah
sekotar 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau
menjadi sekitar 44 cm.
• Pada 6 bulan pertama pertumbuhan kepala anak
paling cepat dibandingkan dengan tahapan
berikutnya, kemudian pada tahun pertama, LK
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun. Setelah itu
sampai usia 18 tahun hanya bertambah sekitar 10
cm.
Cara Pengukuran LK
• Siapkan pita pengukur (meteran)
• Lingkarkan pita pengukur pada daerah
glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian
posterior. Kemudian, tentukan hasilnya.
• Cantumkan hasil pengukuran pada kurva
lingkar kepala
Lingkar Lengan Atas
• Pertambahan lingkar lengan atas relatif lambat.
• Saat lahir LLA berukuran sekitar 11 cm. Lalu tahun
pertama menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran
tersebut tdk banyak berubah hingga usia 3 tahun.
• Ukuran LLA mencerminkan pertumbuhan jaringan
lemak dan otot yg tdk terpengaruh o/ keadaa
cairan tubuh  berguna menilai keadaan gizi
anak prasekolah
Cara Pengukuran LLA
• Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan
pada lengan bagian kiri, yaitu diantara pertengahan pangkal
lengan dan siku.Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan, sehingga ukurannya lebih
stabil
• Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat
digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang
diukur saat pengukuran
• Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera
pada pita pengukur.
• Catatlah hasil pengukuran pada KMS
DERAJAT PENURUNAN KESADARAN
1. KOMPOSMENTIS (SADAR ATAU BANGUN) 
SANGAT TANGGAP TERHADAP LINGKUNGAN
2. OBTUNDASI (APATIS)  GANGGUAN
KESADARAN RINGAN
3. LETARGI (SOMNOLEN)  MENGANTUK
SAMPAI TERTIDUR
4. STUPOR (SOPOR)  MENYERUPAI TIDUR
MALAM
SKALA KOMA GLASGOW
• Respon mata (Eye =E)
– Membuka mata spontan (4)
– Buka mata atas perintah (3)
– Buka mata terhadap nyeri (2)
– Tidak ada respon (1)
• Respon verbal (VERBAL = V)
– Respon verbal tepat (5)
– Bingung (4) PENURUNAN KESADARAN :
– Berkata-kata respon tidak tepat (3) Ringan : 13-14
– Respon tidak bermakana (2) Sedang :9-12
– Tidak ada respon (1) Berat : 3-8
• Respon motorik (MOTORIK =M)
– Sesuai perintah verbal (6)
– Mengenali nyeri local (5)
– Menarik diri dari rangsangan nyeri (4)
– Fleksi abnormal( Dekortikasi ) (3)
– Ektensi abnormal ( Decerebrasi ) (2)
– Tidak da respon (1)
SELAMAT MENCOBA
“Jangan memulai sesuatu
yang tak ingin kita
selesaikan. Jangan
menghentikan sesuatu
yang belum kita
selesaikan.”
 
“Sukses adalah pilihan.
Mulailah hari dengan
memutuskan, kemudian
lanjutkan dengan
tindakan.”

Anda mungkin juga menyukai