OLEH :
DANIEL AKBAR WIBOWO, S.Kep., Ners., M.M., M.Kep.
• RUMUS = 1 : 9
CONTOH AMOXYCILIN 0,1 CC DAN AQUADES
0,9 CC DALAM SPET 1 CC DISUNTIKAN
DENGAN UNDULASI 0,5 – 1 CM DAN
DITUNGGU SELAMA 15 MENIT HASILNYA
POSITIF BILA UNDULASI BERTAMBAH DAN
GATAL (MERAH)
PERHITUNGAN PENGGANTIAN TAKARAN
OBAT
Jumlah yang akan diberikan = Dosis yang diprogramkan X Jumlah yang tersedia
Dosis yang tersedia
• CONTOH : An.A dijadwalkan mendapatkan antibiotik cefotaxim 200 mg
(iv) (dilarutkan dalam 4 cc aquades)
JAWAB : = 200 mg X 4 cc = 0,8 cc
1000 mg
• CONTOH : An.B dijadwalkan mendapatkan antibiotik amoxcylin 450 mg
(iv) (dilarutkan dalam 5 cc aquades)
JAWAB = 450 mg X 5 cc = 2,25 cc
1000 mg
TERAPI CAIRAN PADA
NEONATUS DAN BAYI/ANAK
Komponen Cairan infus
• Aquadest
• Sumber energi : Dextrose 5%, 10%, 20%, 40%
• Elektrolit esensial : Na, K, Cl
• Krektor basa : -Bicarbonat, -Laktat, -Acetat
Jenis Cairan Infus
1. Larutan Infus karbohidrat :
a. Dx 5%, Dx 10%
b. Maltos-10 %
2. Larutan Elektrolit :
a. NaCl 0,9% (NS)
b. Ringer Laktat
c. Ringer setat
Jenis Cairan Infus lanjutan
3. Untuk Rumatan :
Kaen 1B ( Dx5% : NS = 3 : 1 )
Kaen 3A ( Dx + NS + K 10 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen 3B (Dx + NS + K 20 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen Mg3 ( Dx10% + NS + K 20 mq/L + Laktat 20 mEq/L )
Kaen 4A ( Dx 5% : NS ( 4 : 1) + Laktat 10 mEq/L )
Kaen 4B (Dx 5% : NS ( 4 : 1) + K 8 mEq/L + Laktat 10
mEq/L )
Jenis Cairan Infus lanjutan
Hipo/hiper Na
Hipo/hiper K
Kaen 1B
RL Dextran Aminofusin
Kaen 3B
RA Haemacel Kaen Mg3/tridex 100
Kaen 3A
NS Gelofusin
Kaen 4A
Kaen 4B
Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi
Kebutuhan Cairan
Aterm Preterm
Kebutuhan Cairan
Neonatus Aterm
Hari 1: 60 – 80 cc/kgbb/hari ;
jenis cairan Dx 5% / 10%
Hari 3 – 7 :
Sda dg mulai menambahkan elektrolit ( Kcl : 10 meq/kkolf; Ca
gluconas 2 – 4 meq/kgbb/hari
Jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau campuran yg dibuat
24 JAM
Kebutuhan Cairan
Bayi dan Anak
Jumlah = 1600 cc
• Nilai APGAR 4 – 6
• Frekwensi jantung > 100 kali per
menit
• Tonus otot kurang baik
• Sianosis
• Reflek iritabilitas tidak ada
3. Asfiksia Berat
• Nilai APGAR 0 – 3
• Frekensi jantung < 100 Kali per
menit
• Tonus Otot buruk
• Sianosis berat
• Kadang-kadang pucat
• Reflek iritabilitas tidak ada
IMUNISASI
JADWAL IMUNISASI YANG
DIREKOMENDASIKAN IDAI
PENILAIAN TUMBUH KEMBANG
ANAK
BERAT BADAN
• Sebagai salah satu ukuran antropometri
terpenting.
• Beberapa hari setelah lahir, BB bayi bisa
mengalami penurunan yg sifatnya normal
yaitu sekitar 10 % dari BBL. Pada umumnya,
BB dapat kembali mencapai BBL pada hari
kesepuluh pasca lahir.
Perkiraan berat badan (Kg) dengan menggunakan pedoman dari Behram (1992) :
Remaja :
• Lepas sepatu, kaus kaki, topi, kacamata, jaket, baju,
• jam tangan, gelang, kalung, sabuk.
• Kantong celana kosong, tangan tidak memegang
• benda
Anak :
• Hanya pakai celana pendek tipis dan kaus dalam
• tipis
• Dengan timbangan yang sama
• Waktu (+) sama
PANJANG BADAN
• Pada bayi baru lahir, PB sekitar 50 cm, Pada tahun
pertama bertambah aekitar 1,25 cm/bln.
• Bertambahnya PB berangsur berkurang ketika
anak mulai usia 9 tahun, yaitu sekitar 5 cm/tahun.
• Peningkatan PB yg cukup pesat terjadi ketka anak
memasuki pubertas yakni 5-25 cm/tahun pada
perempuan dan 10-30 cm/thn pada laki-laki.
• Pertambahan tinggi badan mulai berhenti ketika
anakusia 18-20 tahun.
Perkiraan Tinggi Badan (cm)
• Tinggi badan 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
• Tinggi badan 2-12 tahun = usia (tahun) x 6 + 77
• Tinggi badan 13 tahun = 3 x tinggi badan lahir
• Tinggi badan > 13 tahun = 3,5 x tinggi badan lahir atau 2 x tinggi badan
2 tahun (sama seperti dewasa)
anak besar:
• berdiri tegak & mata menatap lurus
• punggung menempel pd alat
• pengukur pjg pd tembok/dinding
bayi/anak belum berdiri:
• posisi terlentang
• menggunakan alat pengukur khusus
CARA MENGUKUR
PANJANG BADAN/ TINGGI BADAN