Anda di halaman 1dari 1

ANALISI URINE

Dosen Pengampu : Nur Fitriana Sam M.Pd HASIL DAN PEMBAHASAN


KELOMPOK 6
ASTIKA 1740603105 Tabel 1. Hasil pengukuran pH pada urin
MARDHIYAH NOOR A 1740603018 NO NAMA PH
MITHA PURNAMASARI 1740603054 1. Mitha Purnamasari 6
NUR MULYA ASTUTI 1740603072 2. Darmawan 7

Tabel 2. Hasil pengamatan terhadap bau urin


LATAR BELAKANG NO NAMA AROMA AMONIA
Urin atau air seni adalah cairan sisa hasil metabomilsme yang diekskresikan oleh 1. Mitha Purnamasari + (Berbau)
ginjal kemudian akan dikeluarkan melalui proses urinasi. Eksresi urin diperlukan tubuh 2. Darmawan + (Berbau)
untuk menjaga homoestatis cairan tubuh dan membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Wilmar, 2000). Tabel 3. Hasil pengamatan kandungan glukosa pada urin
Proses pembentukan urin pada ginjal melewati tiga tahapan, yaitu filtrasi (penyeringan), NO NAMA SKALA WARNA
reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Budiyanto, 2013). 1. Mitha Purnamasari Hijau bening
Proses Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-
gelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang
2. Darmawan Hijau bening
memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel
darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip Tabel 4. Hasil pengamatan kandungan protein pada urin
dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan NO NAMA WARNA SEBELUM WARNA SESUDAH
asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya (Budiyanto, PEMANASAN PEMANASAN
2013). 1. Mitha Purnamasari Kuning Kuning keruh
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi 2. Darmawan Kuning Kuning keruh
setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal.
Bahan-bahan yang diserap adalah bahan-bahan yang masih berguna seperti glukosa, asam
amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan urin yang dihasilkan
primer juga mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan- oleh probandus setiap probandus memiliki perbandingan angka pH yang merata yaitu 1:1
bahan lainnya berlangsung secara transpor aktif. Kemudian, bahan-bahan yang telah dengan derajat keasaman masing-masing 6 dan 7. Perbedaan ini dipengaruhi oleh asupan
diserap kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh makanan dan minuman yang dikonsumsi probandus yang berbeda–beda pula. Selain itu, Urin
kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena
Henle, khususnya ion natrium. Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang tidak aktifitas bakteri. Faktor inilah yang menyebabkan perbedaan pH diantara kedua urin tersebut
mengandung zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan kadar urine meningkat (Wilmar, 2000). Menurut teori, pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0 sehingga dapat
dibandingkan di dalam urine primer (Budiyanto, 2013). disimpulkan bahwa kedua urin di atas memiliki derajat keasaman yang masih tergolong normal
Proses augmentasi. Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan dapat diindikasikan bahwa kedua probandus tersebut sedang dalam keadaan sehat (Wilmar,
dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang 2000).
tidak bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung Pada Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan urin yang dihasilkan oleh
kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari probandus berbau ammonia. Perbedaan ini dipengaruhi oleh tingkat asupan kadar garam
tubuh melalui uretra. Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa (makanan) yang dikonsumsi. Semakin banyak garam maka semakin banyak pula urea yang
pembongkaran protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, disederhanakan membentuk ammonia. Faktor inilah yang menyebabkan perbedaan aroma urin
seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam (Budiyanto, 2013). (Wilmar, 2000). Menurut Wilmar (2000), bau urin normal (berupa ammonia) disebabkan oleh
asam organik yang mudah menguap sedangkan bau yang merupakan indikasi adanya masalah
seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. Maka dari tabel 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua sampel urin adalah normal dikarenakan menghasilkan aroma
TUJUAN ammonia meskipun tingkat aromanya berbeda-beda.
1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan komposisi urine yang normal. Pada Tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan urin yang dihasilkan oleh
2. Mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urine. probandus negatif mengandung glukosa. Pada urin orang yang normal, setelah pencampuran
dengan reagen benedict dan dilakukan pemanasan, urin akan berwarna hijau bening dan tidak
METODE PENELITIAN ada endapan (negatif glukosa). Hal ini menunjukan bahwa dalam urin tersebut tidak
Praktikum dilakukan pada tanggal 21 Desember 2019. Praktikum dilaksanakan di mengandung bahan-bahan lain yang masih dibutuhkan oleh tubuh (glukosa) atau sedikit sekali
laboratorium lantai 2 Falkutas Keguruan dan Ilmu pendidiakan, Universitas Borneo Tarakan. Alat terhadap resiko penyakit misalnya diabetes melitus dan yang lainnya (Wilmar, 2000). Oleh
bahan yang digunakan : Sampel urine, indikator universal pH, Reagen benedict, reagen biuret, karena itu, jika dihubungkan dengan teori ini maka kedua sampel urin dan probandusnya dapat
korek api, tabung rekasi, rak tabung rekasi, pembakar spritus, gelas kimia 100 ml, pipet. Prosedur diindikasikan normal dan sedang berada dalam keadaan yang sehat. Jika urin mengandung
kerja : glukosa berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat
1. Mengukur pH urin diakibatkan karena rusaknya tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu
Memasukkan urin ke dalam gelas kimia kemudian mengukur pH urine dengan tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
menggunakan indikator universal. Mencocokkan warna pada indikator, melihat pH sampel gula yang ada pada filtrat glomelurus.Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses
urin. pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, karena produksi hormon insulin terhambat
2. Menguji amonia sehingga menderita Diabetes melitus (Scanlon, 2000).
Memasukkan 2 ml urin dalam tabung reaksi, kemudian di memanaskan dengan pembakar spiritus Pada Tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan urin yang dihasilkan oleh
sampai mendidih. Mencium aroma bau hasil pemanasan urine tersebut. probandus negatif mengandung protein karena tidak terjadi perubahan warna pada kedua
3. Menguji glukosa sampel urin tersebut. Menurut teori, Urin yang mengandung protein menandakan bahwa filtrasi
Memasukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes reagen benedict kemudian yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna. Indikator adanya protein seperti (albumin) dalam
panaskan. Mengamati perubahan warnanya. urin dapat ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada urin setelah diujikan
4. Menguji protein menggunakan larutan biuret (Wilmar, 2000). Oleh karena itu, jika dihubungkan dengan teori
Memasukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes reagen biuret ini maka kedua sampel urin dan probandusnya dapat diindikasikan normal dan sedang berada
kemudian membiarkan selama 5 menit. Mengamati perubahan warnanya. dalam keadaan yang sehat. Jika urin mengandung protein , berarti telah terjadi kerusakan ginjal
pada bagian glomelurus.
Urine normal mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran
a b c d e f
protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-
obatan, dan hormon serta garam-garam (Budiyanto, 2013).

Gambar 1. Uji glukosa


Gambar 2. Uji Protein DAFTAR PUSTAKA
(c) Sebelum pemanasan, warna : Gambar 3. Uji pH  
(a) Hijau terang, bening, tidak ada endapan.
(b) Hijau muda, bening, tidak ada endapan
kuning bening. (d) Setelah (e) pH : 6 (f) pH : 7 Wilmar, M. (2000). Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta: Widya Medika
pemanasan, warna: Kuning keruh.
Budiyanto. 2013. Proses pembentukan urin pada Ginjal.
KESIMPULAN http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-
ginjal/(Diakses tanggal 30 Desember 2019, Pukul : 15.00 WITA)
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Ciri-ciri dan komposisi urin yang normal adalah: urin berwarna kuning muda ataupun tua Scanlon, Valerie C dan Tina Sanders. 2000. Buku ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
(pekat), memiliki pH 6-7, memiliki aroma ammonia, tidak mengandung glukosa dan protein. Kedokteran EGC. Jakarta
b. Seluruh probandus tidak mengalami suatu kelainan apapun pada ginjal mereka.

Anda mungkin juga menyukai