Anda di halaman 1dari 49

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI :
Nama : Ir.S.MUCHALIMAH KUSWARNAPUTRI, MM
TTL : Wonogiri, 04 Nopember 1965
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pelem 1/7 Kajen Giripurwo Wonogiri
Telepon : 0273 321153

RIWAYAT PENDIDIKAN
- S1 : Sarjana Pertanian ( Jurusan : Agronomi )
UPN Veteran Yogyakarta
- S2 : Program Magister Manajemen ( Konsentrasi
Manajemen Sumberdaya Manusia )
STIE AUB Surakarta
RIWAYAT PEKERJAAN :
- Kasubag Analisa Dampak Lingkungan ( ANDAL )
Bagian Lingkungan Hidup Setda Kabupaten Wonogiri
(Th. 1993-2000)
- Kasubag DIKLAT pada Bagian Kepegawaian Setda
Kabupaten Wonogiri ( Th. 2000 – 2001 )
- Kasubid Diklat Penjenjangan pada BKD Kabupaten
Wonogiri ( Th. 2001 )
- Kabid Diklat pada BKD Kab. Wonogiri ( Th. 2001- 2008)
- Ka. Dinas Pertanian kab. Wonogiri ( Th. 2008)
- Ka. Dinas Sosial Kab. Wonogiri ( Th. 2009)
- Staf Ahli Bupati Wonogiri Bid. Ekonomi dan Keuangan
( Th. 2010-sekarang)
PENGALAMAN MENGAJAR :

- Mengajar pada Diklat Kepemimpinan Tk. IV bagi


Pejabat Struktural Eselon IV Kab. Wonogiri;
- Mengajar pada Diklat Prajabatan bagi CPNS ( Mulai
Tahun 2001 – sekarang );
- Mengajar pada Diklat-diklat/Pelatihan Teknis bagi
Aparatur, Orsos/Ormas ).
MANAJEMEN
BENCANA
(Disaster Management)

Ir. S. MUCHALIMAH K, MM

4
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Bencana adalah merupakan bagian dari
kehidupan manusia yang datang tanpa
diduga kapan, dimana dan bagaimana
terjadinya. Oleh karena tidak adanya
kepastian tersebut, banyak masyarakat yang
kurang peduli dan tidak pernah menyiapkan
diri untuk menghadapinya

5
 Belajar dari Pengalaman
Beberapa pengalaman/kejadian2 bencana
yang maha dahsyat (tsunami, banjir, gempa
bumi, tanah longsor, letusan gunung api)
sebenarnya merupakan sebuah peringatan
bagi setiap manusia dan menyadarkan
manusia akan kekuatan alam dan
kemungkinan bencana dapat menimpa
sewaktu-waktu dimanapun kita berada.

6
Beberapa pengalaman yang
harus kita rubah/perbaiki
terhadap kejadian² pada saat pra
bencana, saat kondisi darurat
dan BENCANA
PRA kondisi pasca
: bencana :
• Kurang diperhatikan
• Kesiapsiagaan kurang, bencana terjadi
pada saat kita tidak siap

7
PADA SAAT KONDISI
DARURAT
 Panik berkepanjangan
 Tidak tahu apa yang harus diperbuat
 Koordinasi kacau, kewenangan tidak jelas
 Stress (diri, famili/keluarga, tentangga yang menjadi
korban)
 Distribusi bantuan kacau
 Ketidak percayaan kepada pemerintah
 Tekanan media
 Isue yang meresahkan/menyesatkan dari pihak yang
tidak bertanggungjawab
 Semua ingin membantu tetapi tidak banyak yang bisa
diperbuat
 Keamanan terganggu

8
Kondisi Pasca Bencana

 Pemulihan fisik, sosial, ekonomi berjalan


lambat dan tidak menyeluruh
 Bantuan hanya sebatas masa tanggap
darurat
 Bantuan tidak merata
 Psikososial tidak tertangani secara tuntas,
menyisakan depresi yang mendalam

9
 Oleh karena itu dengan melihat
pengalaman²/kejadian² yang ada, selama masih
hidup dimuka bumi yang rawan dengan berbagai
bencana ini, kita hendaknya selalu waspada dan
siaga menghadapi setiap kemungkinan bencana
yang bakal terjadi.
 Manusia harus mempersiapkan diri menghadapi
setiap kemungkinan terburuk yang dapat
menimpanya.

10
LETAK POSISI WILAYAH
INDONESIA
 Indonesia berada pada “ring of fire” (berada
diatas lempeng benua yang aktif, dijejeri gunung
yang sangat aktif mengakibatkan Indonesia
rentan terhadap bencana.
 Kerentanan Indonesia terhadap bencana
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Geografi
 Geologi
 Hidrometeorologi
 Demografi
 Lingkungan Hidup

11
PENYEBAB BENCANA :
Potensi penyebab bencana di Indonesia :
 Faktor Alam

 Perbuatan Manusia

 Faktor Sosial

BENCANA ALAM :
 Gempa bumi,

 Letusan gunung api,

 Tsunami,

 Tanah longsor, Angin topan,

 Kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam,

 Hama penyakit tanaman,

 Epidemi, wabah, KLB, dan

 Kejadian antariksa/benda-benda angkasa


12
BENCANA BUATAN
MANUSIA
 Kebaran hutan/lahan
 Kecelakaan transportasi
 Kegagalan konstruksi atau teknologi
 Dampak industri
 Ledakan nuklir,
 Pencemaran lingkungan
 Kegiatan pertambangan

13
BENCANA SOSIAL
 Kerusakan karena kurang harmonisnya hubungan sosial antar
anggota masyarakat yang disebabkan berbagai faktor (Sosial,
Budaya, Suku atau ketimpangan sosial)
 Banyak kejadian bencana, baik alam dan non alam. Indonesia
merupakan kawasan rawan bencana. Namun kepedulian dan
kesadaran mengenai bencana ini masih sangat rendah di kalangan
masyarakat, bencana dianggap takdir dari Tuhan Yang Maha Esa

 (Dan apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan


tanganmu sendiri dan Alloh memaafkan banyak (dari kesalahan-
kesalahanmu)…Qur’an 42 : 30)

14
Menyadari kondisi Indonesia
yang rawan bencana dan berdasarkan
kasus bencana yang pernah terjadi
sebelumnya Pemerintah Indonesia pada
tanggal
26 April 2007 mengeluarkan UU No.
24
tentang Penanggulangan Bancana
yang menjadi Dasar Hukum
kegiatan penanggulangan bencana
di Indonesia

15
MANAJEMEN BENCANA

 Munurut United Nation Development Program


(UNDP), Bencana adalah : Suatu kejadian yang
ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia
yang secara merugikan mempengaruhi
kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas
sampai pada tingkat yang menimbulkan
bencana

16
Menurut NFPA 1600 :
Standard on Disaster / Emergency Management
and Business Continuity Programs
 Bencana : Kejadian dimana sumberdaya, personal atau
material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat
mengendalikan kejadian luar biasa yang dapat mengancam
nyawa atau sumberdaya fisik dan lingkungan
 Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam, mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan /
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
 Manajemen Bencana : upaya sistematis dan komprehensif
untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara
cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban dan
kerugian yang ditimbulkannya

17
TUJUAN MANAJEMEN
BENCANA
1. Mempersiapkan diri menghadapi semua
bencana atau kejadian yang tidak diinginkan
2. Menekan kerugian dan korban yang dapat
timbul akibat dampak suatu bencana atau
kejadian
3. Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam
masyarakat atau organisasi tentang bencana
sehingga terlibat dalam proses penanganan
bencana
4. Melindungi anggota masyarakat dari bahaya
atau dampak bencana sehingga korban dan
penderitaan yang dialami dapat dikurangi.
18
ASAS MANAJEMEN
BENCANA
 Kemanusiaan
 Keadilan
 Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan
 Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
 Ketertiban dan kepastian hukum
 Kebersamaan
 Kelestarian lingkungan hidup
 Ilmu pengetahuan dan teknologi

19
PERUNDANGAN BENCANA
DI INDONESIA
 UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, UU ini mengatur berbagai hal
mengenai penanganan bencana di Indonesia
 PP No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
 PP No. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana
 Perpres No. 8 tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana

20
 Sesuai dengan perundangan, pemerintah
membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk
tingkat Nasional dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BNPD) untuk tingkat
Propinsi, kabupaten/kota

21
TUGAS POKOK BNPB :
1. Memberikan pedoman dan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan
merata
2. Menetapkan standardisasi dan kebutuan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan
3. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
kepada masyarakat
4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap
saat dalam kondisi darurat bencana.
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional dan internasional
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari APBN
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
8. Menyusun pedoman pembentukan BPBD

22
FUNGSI BNPB

1. Perumusan dan penetapan kebijakan


penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan
tepat serta efektif dan efisien
2. Pengkoodinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh

23
JENIS BENCANA

UU No 24/2007, Bencana diklasifikasikan menjadi 3 :


 BENCANA ALAM (Natural disaster) : Bencana yang dari
fenomena alam spt gempa bumi, letusan gunung api,
meteor, pemanasan global, banjir, topan dan tsunami
 BENCANA NON ALAM : bencana yg diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi
dan wabah penyakit
 BENCANA : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yg
disebabkan oleh manusia seperti konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror

24
JENIS BENCANA ALAM
 GEMPA : merupakan gejala alam, berupa
sentakan alamiah yang terjadi di bumi, yang
sumbernya di dalam bumi dan merambat ke
permukaan
 Gempa Tektonik : Gempa yang berkaitan dengan
pembentukan patahan (fault) sebagai akibat
langsung dari tumbukan antar lempeng
pembentuk kulit bumi, umumnya berkekuatan
besar > 5 SR
 Gempa Vulkanik : Gempa yg berkaitan dengan
aktivitas gunung api umumnya < 4 SR
 Gempa Terban : Gempa yang terjadi akibat
adanya longsoran

25
TSUNAMI
 Tsunami berasal dari bahasa Jepang : Tsu =
pelabuhan, nami : gelombang, (Gelombang
Pasang)
 Tsunami terjadi karena adanya perpindahan
badan air yang disebabkan perubahan muka
laut secara vertikal dengan tiba-tiba yang
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
gempa bumi dibawah laut, letusan gunung
api di bawah laut, longsor bawah laut

26
LETUSAN GUNUNG API

 Letusan terjadi akibat endapan magma di


dalam perut bumi yang di dorong keluar oleh
gas yang bertekanan tinggi.
 Bahaya letusan gunung api dibagi menjadi
dua bagian berdasarkan waktu kejadiannya
yaitu BAHAYA UTAMA PRIMER (Awan
panas, Lontaran material, Hujan Abu lebat,
Lava, Gas racun, Tsunami) dan BAHAYA
SEKUNDER
27
BANJIR
 Banjir merupakan bencana alam yang
paling dapat diramalkan kedatangannya,
karena berhubungan dengan curah hujan.
 Banjir disebabkan : pembabatan hutan yang
tidak terkendali, sistem pengaturan atau tata
air yang buruk, perubahan fungsi hutan
menjadi ladang pemukiman
 Banjir umumnya terjadi didataran rendah di
bagian hilir daerah aliran sungai.

28
LONGSOR

 Merupakan gejala alam untuk mencapai


kondisi kestabilan kawasan. Seperti halnya
banjir, sebenarnya gerakan tanah merupakan
bencana alam yang dapat diramalkan
kedatangannya, karena berhubungan
dengan besar curah hujan.

29
BENCANA BUATAN
MANUSIA
 Man Made disaster atau sering juga disebut
bencana non alam yaitu bencana yang
diakibatkan atau terjadi karena campur
tangan manusia. Campur tangan ini dapat
langsung maupun tidak langsung
 Contohnya : akibat kegagalan teknologi
disuatu pabrik atau industri,

30
BENTUK BENCANA YANG
BERKAITAN DENGAN KEGIATAN
MANUSIA
1. Bencana Industri : yang berkaitan dengan
aktivitas industri dalam proses operasinya
 Kebakaran dan peledakan
 Bocoran bahan berbahaya dan beracun
 Pencemaran lingkungan
 Kegagalan konstruksi
2. Bencana Non Industri
3. Bencana Sosial

31
MANAJEMEN BENCANA Dasar Hukum :
1. UU No. 24 tahun 2007
JENIS : 2. PP No. 21 tahun 2008
3. PP No. 22 tahun 2008
1. Bencana Alam :
4. PP No. 23 tahun 2008 1. PRA BENCANA
Gempa Bumi,
5. Perpres No. 8 tahun 2008 - Kesiapan
Tsunami, Banjir,
6. Permendagri No. 33/2006 - Peringatan dini
Gunung meletus
- Mitigasi
2. Becana Non Alam :
Gagal Teknologi,
Industri
2. SAAT BENCANA
3. Bencana Sosial :
BENCANA

Konflik sosial, Huru- Tanggap Darurat


hara, Teror

Management 3. PASCA BENCANA


Bencana tahapan - Rehabilitasi
Faktor yang - Rekonstruksi
Mempengaruhi :

-Geografi
Lokasi Insiden
-Geologi Manajemen Insiden
-Hidrometrologi
-Demografi 3 Tingkatan Wilayah / Unit
-Lingkungan Hidup Manajemen Darurat
-Tata Lahan Nasional/Korporat
Manajemen Krisis
(Crisis management)
32
PROSES MANAJEMEN
BENCANA
 Konsep manajemen bencana : Mengolah
bencana tidak bisa dilakukan dengan cara
dadakan atau insidentil, tetapi harus
dilakukan secara terencana dengan
manajemen yang baik, jauh sebelum suatu
bencana terjadi.
 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana :
serangkaian upaya meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

33
3 Tingkatan Manajemen
Bencana
1. Manajemen Insiden (Incident managent)
Kejadian di lokasi atau langsung di tempat
kejadian
2. Manajemen darurat (emergency management)
Penanggulangan bencana ditingkat yang lebih
tinggi yang mengkoodinir lokasi kejadian (Tingkat
Daerah atau Unit)
3. Manajemen Krisis (Crisis Manajement) berada
ditingkat yang lebih tinggi lagi, misalnya di tingkat
nasional

34
3 Tingkatan Manajemen
Bencana

Lokasi Insiden
Manajement Insident

Wilayah / Unit
Manajement Darurat

Nasional/Korporat
Manajemen Krisis
(Crisis management)

35
TAHAPAN MANAJEMEN
BENCANA
1. PRA BENCANA
• Kesiagaan
• Peringatan dini
• Mitigasi Bencana
2. SAAT BENCANA
• Tanggap Darurat
3. PASCA BENCANA
• Rehabilitasi
• Rekonstruksi

36
PRA BENCANA
 KESIAGAAN
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat guna
dan berdaya guna
 PERINGATAN DINI
adalah Informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang
bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir, letusan
gunung api, atau badai
 MITIGASI
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. (PP No. 21 tahun
2008)
MITIGASI melalui 4 Pendekatan :
 PENDEKATAN TEKNIS
 PENDEKATAN MANUSIA
 PENDEKATAN ADMINISTRATIF
 PENDEKATAN KULTURAL
37
SAAT KEJADIAN BENCANA
 TANGGAP DARURAT (Response) : serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera saat kejadian
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, meliputi penyelamatan, evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan
pengungsi, penyelamatan serat pemulihan sarana dan
prasarana
 PENANGGULANGAN BENCAN : selama kegiatna
tanggap darurat, menanggulangi bencana yang terjadi
sesuai dengan sifat dan jenisnya. Penanggulangan
diperlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut
kondisi dan skala kejadian

38
PASCA BENCANA
 REHABILITASI : perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pasca bencana  normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek kehidupan masyarakat dan
pemerintah

 REKONSTRUKSI : pembangunan kembali semua


prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya perekonomian, sosial budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban masyarakat

39
PROSEDUR
PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT
GEDUNG BERTINGKAT
1. Jika terdengar suara BEL kebakaran, tetaplah
 tenang
Alarm Pertama :
1. Hentikan semua kegiatan
2. Segera amankan dokumen penting, surat berharga dan barang-barang
lainnya
3. Kunci lemari besi atau brankas
4. Matikan semua peralatan listrik dan cabut hubungan listriknya
5. Matikan api rokok
6. Untuk mencegah meluasnya api dan asap, tutup semua pintu kantor/ruangan
tetapi jangan dikunci
7. Siap menunggu jika deringan bel alarm kedua
8. Jika alarm kedua tidak berbunyi, berarti kebakaran telah dapat diatasi dan
tidak dilakukan evakuasi
 Alarm kedua :
1. Segera siaga dan berdiri di depan pintu kantor/ruangan masing-masing dan
siap menerima instruksi lebih lanjut dari petugas
2. Setelah menerima perintah peran kebakaran lantai, tinggalkan tempat
secepatnya dengan teratur mengikuti petunjuk evakuasi
3. Dibawah pimpinan petugas evakuasi, pekerja di lantai ganjil segera turun
menggunakan tangga darurat sebelah kanan dan lantai genap melalui tangga
darurat sebelah kiri menuju tempat berkumpul/berhimpun yang telah
ditentukan
4. Jangan sekali-kali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang
milik pribadi yang tertinggal
2. Jika melihat atau mengetahui terjadinya
kebakaran, tetaplah tenang

 Segera melaporkan kejadian ke petugas setempat atau


posko security (posko) lengkap dengan lokasi kejadian
 Segera membunyikan alarm kebakaran dengan
memecahkan gelas manual alarm/push button/break
glass yang ada di setiap lantai
 Berusaha memadamkan api dengan menggunakan
APAR atau air dari hidran kebakaran yang tersedia di
setiap lantai. Bila sumber api diperkirakan dari
kebakaran listrik, air dari hidran tidak boleh digunakan.
Semua peralatan bertenaga listrik harus diputukan
alirannya
 Apabila api tidak dapat dikuasai, segera keluar dari
ruangan dengan cepat
3. Melaksanakan Evakuasi
1. Jangan menggunakan lift
2. Jangan panik
3. Berjalan dengan cepat dan teratur, tetapi tidak berlari
4. Bagi yang berkantor di lantai ganjil, segera menuju tangga
darurat yang berada di sebelah kanan, dan bagi yang berkantor
di lantai genap menuju tangga darurat sebelah kiri
5. Ikuti petunjuk petugas peran kebakaran lantai
6. Berikan pertolongan kepada pengunjung yang kurang
mengetahui seluk-beluk ruangan
7. Melepas sepatu hak tinggi
8. Mendahulukan pengunjung atau karyawan cacat atau memiliki
handicap lain
9. Bagi karyawan tenant, segera berkumpul di tempat berhimpun/
berkumpul (sesuai dengan denah)
10. Jangan berhenti atau kembali ke lantai
4. Menempati kembali
ruangan/lantai kantor
 Instruksi untuk kembali tempat kerja akan
diberikan oleh Kordinator Tim Darurat
setempat setelah Petugas Security selesai
mengadakan penyisiran memeriksa seluruh
ruangan dan dinyatakan aman.
5. Organisasi Peran
Kebakaran
 Organisasi Tanggap Darurat (OKD) adalah organisasi yang
dibentuk oleh pengelola gedung, merupakan bagian yang sangat
penting di dalam rencana darurat.

 OKD : tugas pokok mengembangkan potensi anggota peran


kebaran dan menyelenggarakan pembinaan terhadap penghuni dan
pengunjung dalam kesiapsiagaan menghadapi bahaya kebakaran
berdasarkan emergency prosedur yang disusun

 Fungsi Utama OKD Gedung : Melaksanakan pemadaman tingkat


awal dan sedini mungkin serta mengurangi dampak kebakaran
sehingga bangunan, dan isi serta penghuninya terhindar dari
bencana yang lebih besar

 Bertanggungjawab atas terlaksananya pengevakuasian penghuni


dari tempat becana ke tempat yang telah ditentukan
SUSUNAN ORGANISASI
Peran Kebakaran Ruangan terdiri dari :
 Pengelola Gedung
 Unsur Pimpinan
1. Pengelola gedung sebagai unsur pimpinan umum
2. Kepala Keamanan sebagai Koordinator Tim Kebakaran
3. Pengawas Teknik sebagai koordinator kelompok teknisi
4. Komandan Pemadam Inti
 Unsur Staff :
1. Petugas Telepon, 3. Operator Radio
2. Petugas Sound System 4. Petugas evaluasi
 Tim Teknisi
1. Operator Panel Alarm 4. Operator Listf dan Escalator
2. Operator AC 5. Operator Listrik
3. Operator Genset 6. Operator Pompa Kebakaran
 Team Security :
1. Kelompok Pemadam
2. Kelompok Evakuasi
3. Kelompok Pengamanan
4. Kelompok Penolong/Penyelamat/PPPK
2. Uraian tugas Pimpinan Umum Ruangan
1. Mengerti dan memahami mengenai keadaan geografi dan tata
letak daerah ruangan yang menjadi tanggung jawabnya, maupun
mengenai ruangan secara keseluruhan khususnya jalan-jalan
keluar (Emergency Exit) untuk menyelamatkan diri
2. Memahami sepenuhnya tentang sistem pemadam kebakaran,
peralatan deteksi kebakaran, alarm, cara bekerja/penggunannya
dan lokasi alat pemadam di dalam ruangan
3. Memahami sepenuhnya tentang cara pemadaman kebakaran
dan memastikan bahwa cara ini dapat diikuti dengan semestinya
di area tanggungjawab
4. Memahmi sepenuhnya tentang prosedur darurat yang harus
diikuti saat keadaan darurat
5. Memberikan daftar yang up to date tentang personil dibawah
tanggung jawabnya dan berusaha memberikan pelatihan
mengenai sistem usaha pencegahan bencana dan evakuasi
6. Bersama chief security, menentukan tempat berkumpul yang
aman
7. Menguasai tata cara P3K dan menyediakan kotak P3K sesuai
stand
3. Uraian Tugas Tim
1. Unsur pimpinan mempunyai tugas memberikan pengarahan/nasehat kepada
tim kabakaran
2. Koordinator tim kebakaran bertanggung jawab :
1. Mengiventarisir secara berkelanjutan atas sarana fire protection dan personil peran
kebakaran
2. Melatih para pekerja
3. Menyusun prosedur tanggap darurat untuk mendukung operasi penanggulangan
kebakaran
4. Memimpin operasi pemadaman tingkat awal dan penyelematan jiwa
3. Operator telepon mempunyai tugas : Menerima dan mencatat laporan
keadaan darurat dan segera menghubungi komandan kebakaran
4. Operator sound system mempunyai tugas menyampaikan pengumuman atau
perintah komandan kebakaran seluruh ruangan
5. Operator kontrol panel mempunyai tugas :
1. Memonitor terus menerus kontrol panel untuk mengetahui secara dini kejadian
kebakaran\
2. Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi, segera menghubungi
posko lewat telepon/sound system untuk pengecekan situasi
3. Jika diperoleh informasi dari ruangan yang terbakar segera menuju ke lantai/zona
tersebut untuk memeriksa kejadian yang sebenarnya dan melaporkannya kepada
komandan kebakaran
4. Dalam hal terjadi False Alarm, segera menemui komandan masing-masing lantai
untuk diberitahukan kepada seluruh penghuni lantai tersebut
6. Team Teknisi
1. Operator Panel Alarm
1. Bila terjadi false alarm segera menentukan penyebab dan memberitahukannya
kepada petugas security
2. Bila terjadi alarm sebagai pemberitahuan adanya kebakaran agar segera
melaporkannya kepada komandan kebakaran
2. Operator Lift/eskalator
1. Lift tidak beroperasi dan kereta lift berada pada lantai dasar
2. Eskalator tidak dioperasikan dan berfungsi sebagai tangga darurat
3. Operator AC. Sistem AC pada posisi tidak bekerja
4. Operator listrik. Siaga untuk mengoperasikan on atau off listrik pada
lantai tertentu, atau seluruh ruangan sesuai instruksi komandan
kebakaran
5. Operator genset. Siaga untuk mengoperasikan genset secara manual
bila sistem otomatis tidak dapat bekerja pada saat pasokan listrik PLN
terputus
6. Operator Pompa Air. Siaga untuk mengoperasikan pompa kebakaran
secara manual bila sistem otomatis tidak bekerja sehingga dapat
menyediakan air untuk kebutuhan pemadaman kebakaran
7. Kelompok P3K
1. Memberikan pertolongan kepada korban (sakit, cedera, meninggal) setelah
dievakuasi oleh petugas evakuasi
2. Berusaha memanggil ambulan dan mengatur penggunannya
3. Mengatur pengiriman orang sakit dan cedera ke rumah sakit yang terdekat dengan
menggunakan ambulan

Anda mungkin juga menyukai