Dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata jelas bahwa
Perjanjian yang mengikat hanyalah Perjanjian yang sah. Agar
perjanjian sah, maka pembuatan Perjanjian harus berpedoman
pada Pasal 1320 KUH Perdata. Dimana Pasal 1320 KUH
Perdata menentukan 4 syarat sahnya Perjanjian yaitu : Harus
ada Kesepakatan; Kecakapan; Suatu Hal tertentu; dan
Sebab yang dibolehkan/dihalalkan :
1. Kesepakatan :
Kesepakatan disini
adalah : Adanya rasa
ikhlas atau saling memberi
dan menerima atau
sukarela diantara pihak-
pihak yg membuat
Perjanjian tersebut.
Kesepakatan tidak ada
apabila Kontrak dibuat
atas dasar Paksaan, Peni-
puan, atau Kekhilafan.
2. Kecakapan :
Maksudnya : Para pihak
yg membuat Kontrak
harus orang-orang yg oleh
Hukum dinyatakan sbg
Subjek Hukum.
Pada dasarnya semua orang menurut Hukum cakap untuk
membuat Kontrak. Adapun manusia yang tidak cakap
adalah orang-orantg yang ditentukan oleh Hukum
berdasarkan ketentuan Pasal 1330 KUH Perdata, yaitu :
Anak-anak (Belum dewasa); Orang dewasa yg ditempatkan
di bawah Pengampuan (Curatele) dan Orang Sakit Jiwa.
2. Kontrak :
a. Penulisan Naskah awal;
b. Perbaikan Naskah;
c. Penulisan Naskah akhir;
d. Penandatanganan.
3. Pasca Kontrak :
a. Pelaksanaan;
b. Penafsiran;
c. Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement).
Dalam penulisan Naskah Kontrak, disamping diperlukan
kejelian dalam menangkap berbagai keinginan pihak-pihak,
juga harus memahami Aspek Hukum, dan Bahasa Kontrak.
Penulisan Naskah Kontrak perlu menggunakan bahasa yang
baik dan benar dengan berpegang pada aturan tata bahasa yg
berlaku. Penggunaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun
bahasa asing harus tepat, singkat, jelas dan sistematis.