Anda di halaman 1dari 14

PAJAK PROGRESIF

Angga alfiyan,
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
Pajak
progresif adalah pajak
yang sistem pemungutannya
dengan cara menaikkan
persentase kena pajak yang
harus dibayar sesuai dengan
kenaikan objek pajak.
Dalam sistem perpajakan di
Indonesia, paling tidak,
terdapat 2 (dua) jenis pajak
yang menerapkan sistem
pajak progresif, yaitu
(i) Pajak Penghasilan; dan

(ii) Pajak Kendaraan


Bermotor.
Wajib Pajak

 Sebagai contoh untuk penerapan pajak


progresif atas Pajak Kendaraan Bermotor di
DKI Jakarta, berdasarkan Pasal 7 ayat (1)
dan (3) Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun
2010 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor
(“Perda DKI No. 8 Tahun 2010”), Wajib
Pajak pajak progresif terhadap Pajak
Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi
yang memiliki kendaraan bermotor.
Objek Pajak
 Pasal6 ayat (2) Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(“UU No. 28 Tahun 2009”)
mengatur bahwa pajak progresif
dikenakan terhadap kepemilikan
kendaraan bermotor didasarkan
atas nama dan/atau alamat yang
sama.
 Pajakprogresif untuk kepemilikan kedua
dan seterusnya dibedakan menjadi
kendaraan roda kurang dari 4 (empat) dan
kendaraan roda 4 (empat) atau lebih.
Sebagai contoh, orang pribadi yang
memiliki 1 (satu) kendaraan bermotor
roda 2 (dua), 1 (satu) kendaraan bermotor
roda 3 (tiga) dan 1 (satu) kendaraan
bermotor roda 4 (empat), masing-masing
diperlakukan sebagai kepemilikan
pertama sehingga tidak dikenakan pajak
progresif.
3. Rumus Perhitungan Pajak Progresif atas Pajak
Kendaraan Bermotor

 a. Dasar Pengenaan Pajak


 Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah

hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok, yaitu:


 (i). Nilai Jual Kendaraan Bermotor (harga pasaran

umum); dan
 (ii). Bobot yang mencerminkan secara relatif

tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran


lingkungan akibat penggunaan kendaraan
bermotor yang dinyatakan dalam koefisien yang
nilainya 1 (satu) atau lebih besar dari 1 (satu)
(“Bobot”).
 Khusus untuk kendaraan bermotor yang
digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-
alat berat dan alat-alat besar serta kendaraan di
air, dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
adalah hanya Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

 b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor


 Mengambil contoh penerapan pajak progresif

atas Pajak Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta,


Pasal 7 ayat (1) Perda DKI No. 8 Tahun 2010
ditetapkan sebagai berikut:
 (i). Sebesar 1,5% (satu koma lima persen),
untuk kepemilikan kendaraan bermotor
pertama;
 (ii). Sebesar 2% (dua persen), untuk

kepemilikan kendaraan bermotor kedua;


 (iii). Sebesar 2,5% (dua setengah persen),

untuk kepemilikan kendaraan bermotor


ketiga; dan
 (iv). Sebesar 4% (empat persen), untuk

kepemilikan kendaraan bermotor


keempat dan seterusnya.
4. Pelaporan

Agar Wajib Pajak terhindar dari pajak


progresif atas Pajak Kendaraan
Bermotor terhadap kendaraan
bermotor yang telah dialihkan
(misalnya dengan cara penjualan)
kepada pihak lain maka
dalam praktik, Wajib Pajak tersebut
dapat memperjanjikan pemilik
baru/pembeli kendaraan bermotor
tersebut untuk segera melakukan
 Selainitu, dalam praktik, Wajib
Pajak tersebut dapat
melaporkannya ke Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap
(Samsat) Dinas Pelayanan Pajak
Pemerintah Provinsi tempat
kendaraan bermotor yang telah
dialihkan tersebut terdaftar. Hal
tersebut dilakukan 30 (tiga puluh)
hari setelah pengalihan kendaraan
bermotor dilakukan. 
 WajibPajak tersebut mengajukan
surat pernyataan yang form nya
tersedia di Samsat terkait. Setelah
form surat pernyataan tersebut diisi
dengan lengkap dan benar, Wajib
Pajak menandatanganinya di atas
meterei Rp 6.000,00. Selain itu,
Wajib Pajak juga harus
melengkapinya dengan fotokopi
KTP dan Kartu Keluarga.
TATA CARA MENGHITUNG PAJAK PROGRESIF ATAS
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

 Artikel ini akan memberikan simulasi tata cara


menghitung Pajak Progresif atas Pajak Kendaraan
Bermotor dengan contoh kasus sebagai berikut:
  
 Yuda Sengara memiliki 1 (satu) unit mobil jenis sedan

merk ABC dengan tipe XYZ tahun pembuatan 2013


(“Mobil I”) dan 1 (satu) unit mobil jenis jeep merk DEF
dengan tipe OPQ dengan tahun pembuatan 2013
(“Mobil II”). Kedua mobil tersebut didaftarkan atas
namanya dan alamatnya di Kotamadya Jakarta Selatan.
Bagaimanakah tata cara perhitungan Pajak Kendaraan
Bermotor terutang untuk 1 (satu) tahun pajak?
Jawab:
  Setelah diketahui bahwa Mobil I memiliki Nilai Jual
Kendaraan Bermotor sebesar Rp 150.000.000,00  dengan
koefisien Bobot senilai 1;
 Setelah diketahui bahwa Mobil II memiliki Nilai Jual

Kendaraan Bermotor sebesar Rp 300.000.000,00 dengan


koefisien Bobot senilai 1;
 Maka perhitungannya adalah:
 Mobil I = (Rp 150.000.000,00 x 1) x 1,5% = Rp 2.250.000,00

(Dua Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).


 Mobil II = (Rp 300.000.000,00 x 1) x 2% = Rp 6.000.000,00

(Enam Juta Rupiah)


 Dengan demikian, total Pajak Kendaraan Bermotor terutang

untuk 1 (satu) masa pajak yang wajib dibayarkan Yuda


Sengara adalah sebesar Rp 8.250.000,00 (Delapan Juta Dua
Ratus Lima Puluh Ribu).

Anda mungkin juga menyukai