Anda di halaman 1dari 35

PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

DASAR HUKUM
 Undang Undang RI No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Derah dan
Retribusi Daerah
 Perda No 6 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah
 Perda No 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor
 Perda No 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda No 8 Tahun 2010
Tentang Pajak Kendaraan Bermotor
 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.210 Tahun 2015 tentang
Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor
 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 181 Tahun 2016 Tentang
Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2016
 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 185 Tahun 2016 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
DEFINISI PKB
 Pajak Kendaraan Bermotor atau PKB adalah pajak yang
dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
bermotor.
 Kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang atau
Badan dengan kendaraan bermotor yang namanya tercantum
dalam bukti kepemilikan atau dokumen yang sah melebihi
12 bulan, kecuali karena perjanjian sewa termasuk leasing
 Penguasaan adalah penggunaan dan/atau penguasaan fisik
kendaraan bermotor oleh orang atau badan dengan bukti
penguasaan yang sah menurut ketentuan perundangan yang
berlaku.
JENIS PKB
 PKB Baru adalah proses pelayanan yang meliputi :
 kendaraan bermotor baru,
 kendaraan bermotor yang berasal dari dump Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
Republik Indonesia,
 kendaraan bermotor yang berasal dari lelang negara,
 kendaraan bermotor korps diplomatik/korps konsulat, kendaraan bermotor
badan/lembaga internasional,
 kendaraan berdasarkan putusan pengadilan,
 kendaraan bermotor yang berasal dari luar daerah.
 PKB Perpanjangan adalah proses pelayanan yang meliputi :
 pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan setiap tahun,
 perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan setiap 5 (lima) tahun,
 mutasi data kendaraan bermotor (tukar nama, pindah ke luar daerah, pindah alamat,
ubah bentuk, ganti mesin, ganti warna, ganti nomor kendaraan dan tukar nama
yang berasal dari kendaraan bermotor perorangan dinas milik negara)
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
 Pemungutan PKB
menggunakan sistem
Official Assessment
dengan cara menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD) atau
dokumen lain yang
dipersamakan oleh Dinas
Pelayanan Pajak.
OBJEK PKB
 Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah
Kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
bermotor
 Yang dimaksud dengan kendaraan bermotor
adalah :
 Semua kendaraan bermotor beserta gandengannya, yang
dioperasikan disemua jenis jalan daratan
 kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan
ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai
dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage)
PENGECUALIAN OBJEK PKB
 Objek yang dikecualikan dari Pajak Kendaraan Bermotor adalah :
 Kereta Api
 Kendaraan bermotor yang semata-mata untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara,
seperti :
 truck dan bus pengangkut personil TNI dan Polri;
 kendaraan bermotor TNI dan Polri yang digunakan untuk sistem telekomunikasi pertahanan dan
keamanan negara;
 kendaraan bermotor TNI dan Polri anti teror;
 kendaraan bermotor TNI dan Polri untuk keperluan operasional lalu lintas (mobil patroli dan
sejenisnya) keamanan negara;
 mobil tahanan untuk keamanan negara antara lain seperti mobil tahanan Kejaksaan, Lembaga
Pemasyarakatan, Kepolisian/TNI, Satpol PP; dan
 kendaraan tempur lainnya.
 Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara
asing dengan azas timbal balik, dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh
pembebasan pajak dari pemerintah;
 Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pabrikan atau importir yang semata-
mata disediakan untuk keperluan pameran dan tidak untuk dijual.
SUBJEK DAN WAJIB PAJAK PKB
 Subjek Pajak PKB adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.
 Wajib Pajak PKB adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor.
 Lembaga Pendanaan seperti Leasing atau Bank, dapat
menjadi Wajib Pajak, apabila :
 Kendaraan bermotor berada dalam kepemilikan lembaga
pendanaan dan belum diserahkan kepada subjek pajak yang
menguasai kendaraan bermotor;
 PKB yang terutang tidak dibayar oleh subjek pajak/pihak debitur
yang menguasai kendaraan bermotor
SAAT TERUTANG PKB
 PKB terutang terjadi pada saat kepemilikan atau penguasaan kendaraan
bermotor, yaitu :
 jual beli  terjadi pada tanggal yang tercantum dalam faktur/invoice/kuitansi;
 sewa beli melalui lembaga keuangan (leasing/bank)  terjadi pada saat tanggal
penandatanganan perjanjian;
 Hadiah  terjadi pada tanggal yang tercantum dalam akta notaris/surat keterangan pemberian
hadiah;
 hibah/warisan  terjadi pada tanggal yang tercantum dalam akta notaris;
 eks kedutaan, konsuler, eks lembaga internasional  terjadi pada tanggal yang tercantum
dalam risalah lelang atau keterangan dari kedutaan, konsuler dan lembaga internasional;
 eks lelang atau penghapusan atau dum termasuk kendaraan bermotor milik Pemerintah
Pusat/Daerah, TNI dan Polri  terjadi pada tanggal yang tercantum dalam risalah lelang atau
penghapusan atau dum;
 mutasi dari luar Daerah  terjadi pada saat tanggal pencabutan dokumen kendaraan bermotor
yang diterbitkan oleh instansi berwenang daerah asal kendaraan bermotor.
MASA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
 PKB dikenakan untuk
masa pajak 12 (dua
belas) bulan berturut-
turut terhitung mulai saat
pendaftaran kendaraan
bermotor
 PKB dibayarkan /
dilunasi sekaligus selama
12 bulan di muka.
DASAR PENGENAAN PAJAK
 Dasar Pengenaan Pajak
adalah NJKB yang
dinyatakan dalam suatu
tabel yang ditetapkan
oleh Menteri Dalam
Negeri setelah mendapat
pertimbangan dari
Menteri Keuangan.
DASAR PENGENAAN PAJAK (LANJUTAN)
 Jika kendaraan tidak tercantum dalam tabel NJKB, maka NJKB ditetapkan oleh
Gubernur. Selanjutnya Gubernur membuat usulan penetapan NJKB yang baru
kepada Menteri Dalam Negeri sebagai bahan penetapan NJKB tahun berikutnya.
 Penetapan NJKB oleh Gubernur dilakukan berdasarkan permohonan penetapan
NJKB seperti dari ATPM, importir atau pabrikan/produsen Kendaraan Bermotor,
selambat-lambatnya diajukan 30 hari sebelum dipasarkan kepada masyarakat.
Permohonan penetapan NJKB kendaraan baru sekurang-kurangnya memuat :
 Merk / tipe kendaraan
 Isi silender
 Tahun Pembuatan
 Berdasarkan permohonan penetapan NJKB, Kepala Dinas Pelayanan Pajak
menetapkan NJKB dengan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Tim
Penilaian dan Perhitungan NJKB yang dibentuk oleh Gubernur.
TARIF PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
No Wajib Pajak / Jenis Kendaraan Tarif
1 Orang Pribadi / Badan yang pertama kali 2%
2 Pemerintah Pusat/Daerah, TNI dan Polri 0.5 %
3 Angkutan Umum, Ambulan, Mobil Jenazah dan Pemadam 0.5 %
Kebakaran
4 Kendaraan untuk kegiatan sosial keagamaan, lembaga sosial 0.5 %
dan lembaga keagamaan
5 Alat-alat Berat dan Alat-alat Besar 0.2 %
PAJAK PROGRESIF
 Pajak Progresif kendaraan bermotor dikenakan terhadap kendaraan
bermotor kedua dan seterusnya (yang sejenis) yang dimiliki dan/atau
dikuasai oleh orang pribadi berdasarkan nama dan/atau alamat yang
sama.
 Dikecualikan dari pengenaan pajak progresif :
 Kendaraan bermotor yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat/Daerah, TNI dan
POLRI;
 Kendaraan bermotor yang dimiliki oleh badan usaha;
 Kendaraan bermotor angkutan umum penumpang atau barang sesuai
dengan izin dari Dinas Perhubungan yang dimiliki oleh perorangan;
 Kendaraan bermotor pemadam kebakaran, ambulance dan mobil jenazah;
dan
 Kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
TARIF PAJAK PROGRESIF
No Jumlah Kendaraan Tarif Pajak Progresif
1 Kendaraan Ke-2 2,5 %
2 Kendaraan Ke-3 3%
3 Kendaraan Ke-4 3,5 %
4 Kendaraan Ke-5 4%
5 Kendaraan Ke-6 4,5 %
6 Kendaraan Ke-7 5%
7 Kendaraan Ke-8 5,5 %
8 Kendaraan Ke-9 6%
9 Kendaraan Ke-10 6,5 %
10 Kendaraan Ke-11 7%
11 Kendaraan Ke-12 7,5 %
12 Kendaraan Ke-13 8%
13 Kendaraan Ke-14 8,5 %
14 Kendaraan Ke-15 9%
15 Kendaraan Ke-16 9,5 %
16 Kendaraan Ke-17 dan seterusnya 10 %
CARA MENGHITUNG PKB
 Besarnya pokok Pajak
Kendaraan Bermotor
dihitung dengan cara
mengalikan besarnya
Tarif Pajak dengan Dasar
Pengenaan Pajak atas
jenis kendaraan
sebagaimana tercantum
dalam tabel NJKB
 Dasar pengenaan PKB dan BBNKB untuk kendaraan
bermotor angkutan umum orang ditetapkan sebesar 30%
(tiga puluh persen) yang dimiliki oleh badan hukum
 Dasar pengenaan PKB dan BBNKB untuk kendaraan
bermotor angkutan umum barang ditetapkan sebesar 50%
(lima puluh persen) yang dimiliki oleh badan hukum
 Dasar pengenaan PKB untuk kendaraan bermotor
angkutan umum orang yang tidak berbadan hukum
ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen)
 Dasar pengenaan PKB dan BBNKB untuk kendaraan
bermotor angkutan umum barang yang tidak berbadan
hukum sebesar 80% (delapan puluh persen)
PENDAFTARAN DAN PELAPORAN
 Setiap orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan
bermotor baru atau bukan baru (bekas pakai), wajib melakukan pendaftaran
kendaraan bermotor pada Dinas Pelayanan Pajak dalam hal ini Unit Pelayanan
PKB dan BBN-KB pada Kantor Bersama Samsat (KB Samsat) dengan
menggunakan SPOPD atau SPPKB atau SPPKB Pengesahan.
 Setiap kendaraan bermotor yang telah terdaftar pada Kantor Bersama Samsat
dan dilepas/diserahkan hak kepemilikan atau penguasaannya karena jual
beli/hibah/waris/hadiah/penghapusan/dump kepada pihak lain, harus dilaporkan
atas pelepasan/penyerahan hak dimaksud pada Unit Pelayanan PKB dan BBN-
KB.
 Berdasarkan surat pemberitahuan atas pelepasan hak kepemilikan atau
penguasaan kendaraan bermotor oleh bekas pemilik kendaraan bermotor,
Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB melakukan pemblokiran kendaraan
bermotor yang telah dilepas haknya atas penguasaannya
KETETAPAN PAJAK
 Berdasarkan formulir SPOPD atau
SPPKB atau SPPKB Pengesahan
atau Surat Pendaftaran sejenisnya,
Kepala Unit Pelayanan PKB dan
BBN-KB melakukan penelitian dan
perhitungan PKB yang terutang
dengan menerbitkan SSPD atau
SKKP atau dokumen lain yang
dipersamakan yang mencantumkan
jumlah PKB yang terutang,
SWDKLLJ, biaya administrasi
STNK, dan biaya administrasi
TNKB, serta sanksi administrasi
berupa bunga yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak.
TATA CARA PEMBAYARAN
 Berdasarkan SSPD atau SKKP atau dokumen lain yang
dipersamakan yang telah diterbitkan oleh Dinas Pelyanan Pajak,
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak membayar atau melunasi PKB
yang terutang secara tunai pada Unit Pelayanan Kas BPKD yang
berada di Kantor Samsat atau bank atau tempat lain yang ditunjuk
Gubernur, dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkannya SSPD/SKKP.
 Apabila pembayaran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 15 (lima
belas) bulan sejak diterbitkannya SSPD atau SKKP atau dokumen
lain yang dipersamakan dan ditagih dengan STPD.
PENUNDAAN PEMBAYARAN
 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan
pembayaran PKB terutang dalam SSPD atau SKKP atau
dokumen lain yang dipersamakan kepada Kepala Unit
PKB dan BBN-KB.
 Penundaan pembayaran pajak tersebut, hanya diberikan
dalam hal kendaraan bermotor yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat/Daerah, TNI dan Polri belum
dianggarkan dalam APBN/APBD tahun berkenan.
 Penundaan pembayaran dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) se bulan.
PENAGIHAN PAJAK
 Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
menerbitkan STPD, apabila:
 PKB yang terutang dalam SSPD atau SKKP atau
dokumen lain yang dipersamakan atau SKPD tidak
atau kurang dibayar;
 Wajib pajak tidak mendaftarkan kendaraan bermotor
setelah berakhirnya masa pajak atau tahun pajak
sebagaimana yang tercantum dalam SKPD;
 Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga atau denda.
PROSES ALUR PENAGIHAN PAJAK HINGGA PELELANGAN

SKPD/ WP YA
Selesai
SSPD bayar?

Tidak

Surat
Teguran/Pe
ringatan

21 hari kerja

Surat
Perintah Surat 3 x 24 jam 14 hr
Penagihan Penyitaan Pelelangan
Seketika Paksa stlh
penyitaan
dan
Sekaligus
KEBERATAN ATAS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan keberatan PKB kepada Kepala


Dinas Pelayanan Pajak atau Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB atas
suatu SKPD.
 Syarat Formal pengajuan keberatan :
 permohonan dibuat secara tertulis dan disertai alasan yang jelas serta

ditandatangani oleh Wajib Pajak;


 permohonan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal

diterimanya SKPD, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan jangka


waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya;
 Wajib Pajak telah melakukan pembayaran PKB sejumlah perkalian tarif

pajak dengan NJKB menurut perhitungan Wajib Pajak dengan


menggunakan SSPD atau SKKP atau formulir lain yang sejenisnya serta
dilengkapi surat pernyataan kesanggupan membayar PKB tersebut dengan
bermeterai cukup.
BANDING ATAS KEPUTUSAN KEBERATAN
 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
banding kepada Pengadilan Pajak, atas keputusan
keberatan pajak.
 Banding atas Keputusan Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan
alasan yang jelas, dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak keputusan keberatan
diterima, dengan dilampirkan salinan dari surat
keputusan tersebut.
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK (RESTITUSI
PAJAK)

 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atas


kelebihan pembayaran PKB atau Restitusi PKB berdasarkan
perhitungan Wajib Pajak secara tertulis, kepada Kepala Dinas
Pelayanan Pajak atau atau Kepala Unit Pelayanan PKB dan
BBN-KB.
 Apabila PKB yang telah dilunasi karena keadaan kahar (force
majeure), masa pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan
dapat dilakukan restitusi atau kompensasi atas pajak yang telah
dibayar untuk sisa masa pajak yang belum dilalui/dimanfaatkan.
 Putusan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat
berupa restitusi atau kompensasi.
PEMBETULAN DAN PEMBATALAN SSPD/SKPD

 Kepala Dinas Pelayanan Pajak atau Kepala Unit Pelayanan PKB dan
BBN-KB, karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
membetulkan SSPD dan/atau SKPD yang dalam penerbitannya terdapat
kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan
Peraturan Daerah.
 Terhadap SSPD dan/atau SKPD yang akan dibetulkan baik karena jabatan
atau atas permohonan Wajib Pajak, terlebih dahulu dilakukan penelitian
administrasi dan/atau peraturan perpajakan yang berlaku.
 Apabila dari hasil penelitian administrasi, ternyata terdapat kesalahan tulis,
kesalahan, hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan Peraturan Daerah,
maka SSPD dan/atau SKPD tersebut selanjutnya dilakukan pembetulan.
 SSPD dan/atau SKPD pembetulan wajib dilunasi dalam jangka waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.
PENGHAPUSAN DAN PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI

 Kepala Dinas Pelayanan Pajak atau Kepala Unit Pelayanan PKB dan
BBN-KB dapat menghapuskan atau mengurangkan sanksi administrasi
berupa bunga yang terutang sesuai ketentuan menurut Peraturan Daerah,
dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau
bukan karena kesalahannya.
 Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga diberikan dalam hal
sanksi administrasi dikenakan bukan karena kesalahan Wajib Pajak.
 Pengurangan sanksi administrasi berupa bunga diberikan terhadap
kekhilafan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban PKB.
 Pengurangan sanksi administrasi dapat diberikan terhadap :
 sanksi administrasi akibat keterlambatan pembayaran PKB;
 sanksi administrasi yang tercantum dalam notice/SSPD atau SKPD yang telah
diterbitkan.
PENGURANGAN DAN PEMBATALAN SKPD
 Kepala Dinas Pelayanan Pajak atau Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB,
karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan
pengurangan dan pembatalan SKPD yang tidak benar dalam penerbitannya.
 Pengurangan dan pembatalan SKPD yang tidak benar dapat diberikan apabila
terjadi :
 kesalahan dalam menetapkan tarif;
 kesalahan dalam menetapkan NJKB;

 kesalahan dalam menginput identifikasi kendaraan bermotor;

 kesalahan dalam menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang terutang;

atau
 kesalahan dalam menentukan saat pendaftaran, sehingga menimbulkan

pajak terutang lebih besar atau pengenaan sanksi administrasi.


PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
 Gubernur karena jabatannya berwenang menghapuskan piutang
Pajak Daerah yang sudah kadaluwarsa berdasarkan permohonan
penghapusan piutang pajak dari Kepala Dinas Pelayanan Pajak.
 Penghapusan piutang Pajak Daerah meliputi pokok pajak dan
sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga dan denda.
 Penghapusan piutang Pajak Daerah dilakukan terhadap piutang
pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa setelah
melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung sejak saat
terutangnya Pajak Daerah.
PENGURANGAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

 Atas permohonan Wajib Pajak, Gubernur melalui Kepala


Dinas Pelayanan Pajak atau Kepala Unit Pelayanan PKB
dan BBN-KB, dapat memberikan pengurangan PKB yang
terutang setinggi-tingginya 50% (lima puluh persen) dari
pokok pajak.
 Pengurangan PKB diberikan terhadap kendaraan bermotor
yang dipergunakan untuk :
 kepentingan sosial (Ambulan, Pemadam Kebakaran, Mobil
Jenazah, PMI)
 keagamaan yang tidak bersifat komersil (Mobil Dewan Majsid,
MUI, Gereja / PGI)
KERINGANAN PKB
 Pemberian keringanan PKB diberikan kepada :
 Kendaraan yang terkena bencana alam  kendaraan
rusak berat dan tidak dapat digunakan dijalan untuk
jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung
sejak bencana alam terjadi;
 Kendaraan yang digunakan untuk keperluan bencana
alam  mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Kepala Dinas Pelayanan Pajak dengan disertai
alasan yang jelas.
PEMBEBASAN PKB
 Gubernur karena jabatannya dapat memberikan pembebasan PKB
kepada Wajib Pajak atau terhadap objek pajak tertentu,
berdasarkan azas keadilan dan azas timbal balik (reciprocitas).
 Pemberian pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor diberikan
untuk Pejabat dari kantor Badan/Lembaga/Organisasi
Internasional yang bertugas di Indonesia dengan masa tugas
minimal 1 (satu) tahun.
PEMBEBASAN PKB (LANJUTAN)
 Pemberian pembebasan pajak berdasarkan asas keadilan dapat
diberikan sebagian atau seluruhnya dari PKB yang terutang,
terhadap :
 Kendaraan bermotor karena hilang dan ditemukan kembali;
 Kendaraan bermotor karena disita oleh pengadilan/sita lelang oleh pemerintah/sita
oleh instansi penegak hukum;
 Pemberian pembebasan pajak berdasarkan azas timbal balik (reciprocilas) diberikan
kepada Lembaga atau Organisasi Internasional/lembaga internasional lainnya yang
bertempat kedudukan di Indonesia dalam rangka kerja sama dan/atau memberikan
bantuan teknis di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan kepada Indonesia
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
 Kendaraan bermotor yang dapat diberikan pembebasan PKB kepada
Badan/Lembaga/Organisasi Internasional atas pembelian kendaraan bermotor yang
diproduksi di dalam negeri maupun dalam keadaan jadi (CBU)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai