Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

1. BIMA ADINATA P
2. DEVITA MAWARNI
3. FETRI SHINTYA
4. M. HADI WINATA
5. SIFA IMARIANTI
6. YETI NURCAHYANI
7. YEYEN ANGGRAENI
PENATALAKSANAAN
KEGAWATAN PADA
PRE-EKLAMPSIA,
EKLAMPSIA DAN
MANAJEMEN SYOK
Pra-eklampsia adalah suatu kondisi yang
spesifik pada kehamilan, terjadi setelah
minggu ke-20 gestasi, ditandai dengan
hipertensi dan proteinuria.Edema juga dapat
terjadi. (Safe Motherhood:2000)
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat.
Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih
tanda/gejala di bawah ini ditemukan :
1. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3
atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif
2. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau
tekanan diastolic 110 mmHg atau lebih
3. Oliguria, urin 400 ml atau kurang dalam 24
jam’
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau
nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru-paru atau sianosis (Prawirohardjo,
Sarwono, 1991)
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti
“halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah – olah
gejala – gejala eklamsia timbul dengan tiba – tiba tanpa
didahului oleh tanda – tanda lain.
Tergantung dari saat timbulnya eklampsia
dibedakan:

1. Eklampsia
gravidarum

2. Eklampsia
parturientum

3. Eklampsia
puerperale
Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia
dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Banyak teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, oleh karena itu
disebut “penyakit teori”; namun belum ada
yang memberikan jawaban yang memuaskan.
Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab
pre-eklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.
Namun teori ini belum dapat menerangkan
semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini
(Rustam, 1998).
Pathologi dan patogenesis
Tiga lesi patologis utama yang terutama
berkaitan dengan pre-eklampsia dan
eklampsia :
1. Perdarahan dan neklosis di banyak organ,
sekunder terhadap kontriksi kapiler
2. Endoteliosis kapiler glomeruler.
3. Tidak adanya dilatasi arteri spilar.
(Kemenkes, 2008)
Perubahan anatomi-
patologik
Plasenta.  Pada pre-eklampsia terdapat
spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat
menurunnya aliran darah ke plasenta. 
Ginjal. Alat ini besarnya normal atau dapat
membengkak. 
Hati. Alat ini besarnya normal, pada permukaan
dan pembelahan tampak tempat-tempat
perdarahan yang tidak teratur.
Otak. Pada penyakit yang belum lanjut hanya
ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri; pada keadaan lanjut dapat ditemukan
perdarahan.
Retina. Kelainan yang sering ditemukan pada retina
ialah spasmus pada arteriola-arteriola, terutama
yang dekat pada diskus optikus.
Paru-paru. Paru-paru menunjukkan berbagai
tingkat edema dan perubahan karena
bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi.
Jantung. Pada sebagian besar penderita yang mati
karena eklampsia jantung biasanya mengalami
perubahan degeneratif pada miokardium. Sering
ditemukan degenasi lemak dan cloudy swelling serta
nekrosis dan perdarahan.
Kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal dapat
menunjukkan kelainan berupa perdarahan dan
nekrosis dalam berbagai tingkat.
Perubahan fisiologi patolo
gik
a. Perubahan pada plasenta dan uterus.
b. Perubahan pada ginjal.
c. Perubahan pada retina.
d. Perubahan pada paru-paru.
e. Perubahan pada otak.
Diagnosa banding Eklamps
ia
Kejang pada eklampsia harus dipikirkan ke
mungkinan kejang akibat penyakit lain.
a) Tingkat Awal (Aura) .
b) Tingkat kejang tonik.
c) Tingkat Kejang Klonik.
d) Tingkat Koma.
Penatalaksanaan Obstetrik Pre-
eklampsia dan Eklampsia
Syok adalah suatu keadaan disebabkan
gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme.
JENIS SYOK
1. Syok hemoragik
2. Syok neurogenic
3. Syok kardiogenik
4. Syok endotoksik/septik
5. Syok anafilaktik
TANDA-TANDA SYOK
1. Gelisah, pucat, keringat berlebihan dan kulit lembab
2. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
3. Nyeri dada
4. Kulit lembab dan dingin
5. Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali
tidak terbentuk air kemih
6. Pusing
7. Pingsan
8. Tekanan darah rendag (hipotensi), tapi tidak semua
hipotensi adalah syok
9. Denyut nadi yang cepat, pernafasan dangkah,
lemah dan sampai tidak sadarkan diri
Penanganan awal Syok:
1. Melihat keadaan sekitar, apakah berbahaya
(danger), naik untuk penolong maupun yang
ditolong (contoh keadaan berbahaya: di tengah
kobaran api)
2. Buka jalan nafas korban, dan pertahankan
kepatenan jalan nafas korban (Airway)
3. Periksa pernafasan korban (Breathing)
4. Periksa nadi dan cegah perdarahan yang berlanjut
(circulation)
5. Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear
6. Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh
pasien agar tetap hangat (misal: dengan selimut)
7. Lakukan penanganan cedera pasien secara khusus
selama menunggu bantuan medis tiba

Anda mungkin juga menyukai