Anda di halaman 1dari 30

HUKUM PAJAK

Oleh:

Erna Herlinda, S.H., M.Hum.


Pendahuluan

Pajak merupakan gejala sosial dan hanya terdapat dalam suatu


masyarakat.

Pajak adalah utang, yakni utang anggota masyarakat


kepada masyarakat.

Pemungutan pajak ada ditangan pemerintah.

Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan macam-


macam insentif kepada wajib pajak untuk mencapai tujuan
tertentu, seperti menarik modal asing ke Indonesia.
Dasar falsafah pajak : PANCASILA

Sila Pertama Sila Kedua


Orang beragama tidak Sila Ketiga Sila Kelima
Para konseptor undang- Sila Keempat
hanya memikirkan diri undang perpajakan Pajak merupakan Pajak memiliki fungsi
sendiri saja, tetapi juga Kerakyatan
harus berkemanusiaan, sumber keuangan sebagai alat
memikirkan lingkungan
harus memiliki tepa mengandung arti
sosial dan masyarakat utama untuk pemerataan
selera yang tinggi . bahwa rakyat ikut
tempat dimana ia hidup. mempertahankan kesejahteraan
Pelaksanaannya juga menentukan adanya
Jadi, orang yang ber- persatuan masyarakat.
harus dilandasi pungutan yang
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pajak merupakan alat Pembangunan yang
selalu patuh kepada Tuhan kemanusiaan dan disebut pajak melalui
pemersatu yang sebagian besar
dan akan melaksanakan keadilaan yang wakil-wakilnya di DPR
mutlak dibiayai dari hasil
perintah Tuhan. manusiawi. Artinya, apa yang dituangkan
Kepatuhan kepada Tuhan pajak nantinya akan
yang diterapkan dalam dalam bentuk
akan berdampak positif undang-undang tidak dinikmati oleh seluruh
undang-undang.
pada kepatuhan kepada boleh melampaui batas rakyat Indonesia.
perintah negara. perikemanusiaan.
Dasar Hukum Pajak

Supaya peralihan
Pasal 23 ayat (2) UUD Pajak merupakan kekayaan dari rakyat
1945 (sumber hukum peralihan kekayaan kepada pemerintah tidak
formal) pajak di dari rakyat kepada dikatakan sebagai
Indonesia : perampokan, maka
pemerintah yang pajak sebelum
“Segala pajak untuk tidak ada imbalannya diberlakukan harus
kegunaan kas negara secara langsung mendapatkan
berdasarkan UU”. dapat ditunjuk. persetujuan dari rakyat
terlebih dahulu (DPR)
Peraturan Hukum Perpajakan Sejak Zaman Belanda-Sekarang:

Ordonansi Rumah Tangga (Stb 1921/13) Undang-undang Pajak Peredaran (UU No.12 Tahun
1952)
Aturan Bea Materai (Stb 1921/498)
Undang-undang Pajak Penjualan Tahun 1951 yang
Ordonansi Bea Balik Nama (Stb 1924/291) dirubah dengan Undang-undang No.2 Tahun 1968;
Ordonansi Pajak Perseroan (Stb 1925/..) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1959 tentang Pajak
Ordonansi Pajak Kekayaan (Stb 1932/405) Dividen, yang dirubah dengan Undang-undang No.10
Tahun 1967 tentang Pajak atas Bunga, Dividen,dan
Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor (Stb 1934/718) Royalti;
Ordonansi Pajak Upah (Stb 1934/611) Undang-undang No.19 Tahun 1959 tentang Penagihan
Pajak Negara dengan surat paksa;
Ordonansi Pajak Potong (Stb 1936/671)
Undang-undang No.74 Tahun 1958 tentang Pajak
Ordonansi Pajak Pendapatan (Stb 1944/17)
Bangsa Asing;
Undang-undang Pajak Radio (UU No.12 Tahun 1947)
Undang-undang No.8 Tahun 1967 tentang Tata Cara
Undang-undang Pajak Pembangunan I (UU No.14 Pemungutan PPd, PKK, dan PPs atau Tata Cara MPS-
Tahun 1947) MPO.
Pada tahun1983: Tax Reform:
Pada tahun1983: Tax Reform:
4 dari 5 uu sebelumnya mengalami
4 dari pertama
perubahan 5 uu padasebelumnya mengalami
tahun 1994, yaitu
 Undang-undang No.6 Tahun 1983 perubahan pertama
sebagai berikut: pada tahun 1994, yaitu
tentang Ketentuan Umum dan Tata sebagai berikut:
Cara Perpajakan (KUP);
 Undang-undang No.6 Tahun 1983
 Undang-undang No.7 Tahun 1983 dirubah menjadi Undang-undang No.9
tentang Pajak Penghasilan (PPh); Tahun 1994;

 Undang-undang No.8 Tahun 1983  Undang-undang No.7 Tahun 1983


tentang Pajak Pertambahan Nilai atas dirubah menjadi Undang-undang
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan No.10 Tahun 1994;
atas Barang Mewah (PPN dan PPn-BM);
 Undang-undang No.8 Tahun 1983
 Undang-undang No.12 Tahun 1985 dirubah menjadi Undang-undang No.11
tentang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 1994;
(PBB);
 Undang-undang No.12 Tahun 1983
 Undang-undang No.13 Tahun 1985 dirubah menjadi Undang-undang
tentang Bea Materai (BM). No.12 Tahun 1994.
Tahun 1997, diadakan Tahun 2000 kembali Pemerintah
mengadakan perubahan UU
pembaharuan UU perpajakan: perpajakan :

 UUNo.17 Tahun 1997 tentang Badan  UU No.16 Tahun 2000 mengenai


Penyelesaian Sengketa Pajak; perubahan atas UU No.6 Tahun 1983
sebagaimana telah dirubah dengan UU
 UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak No.9 Tahun 1994;
Daerah dan Retribusi Daerah;  UU No.17 Tahun 2000 mengenai perubahan
atas UU No.7 Tahun 1983 sebagaimana
 UU No.19 Tahun 1997 tentang telah dirubah dengan UU No.10 Tahun
Penagihan Pajak dengan Surat 1994;
Paksa;
 UU No.18 Tahun 2000 mengenai
 UU No.20 Tahun 1997 tentang perubahan atas UU No.8 Tahun 1983
Penerimaan Negara Bukan Pajak; sebagaimana telah dirubah dengan UU
No.11 Tahun 1994;
dan
 UU No.19 Tahun 2000 mengenai
 UU No.21 Tahun 1997 tentang Bea perubahan atas UU No.19 Tahun 1997; dan
Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.  UU No.21 Tahun 2000 mengenai
perubahan atas UU No.21 Tahun 1997
Pada tahun 2007 Pemerintah
mengadakan perubahan terhadap UU
No.16 Tahun 2000 mengenai perubahan
atas UU No.6 Thn 1983 sebagaimana
telah dirubah dengan UU No.9 Thn
1994 menjadi UU No.28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum & Tata Cara
Perpajakan.

Kemudian, dilakukan perubahan


terhadap UU No.17 Thn 2000 tentang
Pajak Penghasilan (PPh), menjadi UU
No.36 Thn 2008 tentang Perubahan
Keempat atas UU No.7 Thn 1983
tentang Pajak Penghasilan (PPh).
Sekarang menjadi Perpu No.5 Tahun
2008, yang sedang dipersiapkan
menjadi Undang-Undang
SEJARAH, PERANAN DAN FUNGSI PAJAK

1. Sejarah Perpajakan
 Pajak awalnya suatu upeti untuk kepentingan raja (penguasa)
 Berkembang menjadi upeti untuk kepentingan raja (penguasa) +
rakyat + kewajiban yg dipaksakan
 Selanjutnya meningkat dengan suatu aturan dengan tetap
mempertahankan sifat memaksanya + unsur keadilan
 Aturan pajak dibuat dengan mengikutsertakan rakyat dalam
penyusunannya
 Dari aturan sederhana > menjadi UU KUP + Jenis-jenis pajak +
mengedepankan prinsip keadilan
Tax reform =
pembaharuan
perpajakan, sejak 1
Januari 1984

Pemerintah menganggap: Tujuan utama tax


reform = Dgn tax reform (1 Januari
1. Peraturan perpajakan yang 1984), sistem perpajakan
menegakkan
berlaku di Indonesia tidak disederhanakan:
sesuai dengan perkembangan kemandirian dalam
zaman, membiayai 1. penyederhanan tarif pajak
pembangunan dan cara pembayaran pajak.
2. Tidak sesuai dengan struktur nasional dengan
dan organisasi pemerintahan, cara mengerahkan 2. sistem pembayaran pajak
3. Bertentangan dengan segenap potensi lebih adil dan wajar
ideologi negara Pancasila, rakyat & bangsa 3. pembenahan aparatur
dan sendiri (potensi perpajakan (prosedur,tata
4. Tidak sesuai dengan arus domestik). kerja, disiplin maupun mental
perkembangan ekonomi yang aparatur perpajakan)
berlaku di Indonesia.
Tujuan Perubahan UU 28/2007 tentang KUP

 Untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan


kepada wajib pajak,
 Meningkatkan kepastian dan penegakan hukum,
 Mengantisipasi kemajuan di bidang IPTEK dan perubahan
ketentuan material di bidang perpajakan.
 Meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan,
 Meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan, dan
 Meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak.
PENGERTIAN PAJAK

 Prof.Edwin R.A. Seligman


Pajak = sebuah kewajiban dari warganegara kepada pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang diadakan bagi kepentingan
umum, tanpa adanya kontraprestasi yang ditujukan kepada
keuntungan khusus yang diperbuat

 Mr.Dr.N.J.Feldmann
Pajak = prestasi yang dipaksakan sepihak oleh & terutang kepada
penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum),
tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.
 Prof.Dr.MJH.Smeets
Pajak = prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum, dan dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi
yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual

 Dr.Soeparman Soemahamidjaja
Pajak = iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum

 Prof.Dr. Rochmat Soemitro,SH,


Pajak = iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal balik (kontra-
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
UNSUR-UNSUR PAJAK: UNSUR-UNSUR RETRIBUSI:

 Pembayaran pajak harus  Pungutan retribusi harus


berdasarkan UU; berdasarkan UU;
 Sifatnya dapat dipaksakan;
 Sifatnya dapat dipaksakan;
 Tidak ada kontra-prestasi (imbalan)
yang lansung dapat dirasakan oleh  Kontra-prestasi langsung
pembayar pajak; dapat dirasakan oleh pembayar
 Pemungutan pajak dilakukan oleh
retribusi;
negara (pusat) - tidak boleh  Pemungutannya dilakukan oleh
dipungut oleh swasta; negara (daerah);
 Digunakan untuk membiayai
 Digunakan untuk pengeluaran
pengeluaran-pengeluaran
pemerintah bagi masyarakat umum;
Perbedaan

Pajak Retribusi

 Berlaku umum  Hanya berlaku bagi orang-


 Unsur paksaannya bersifat orang tertentu
pidana dan administratif  Unsur paksaannya bersifat
ekonomis
 Tegen (kontra) prestasinya
bersifat tidak langsung  Tegen (kontra) prestasinya
bersifat langsung
Sumbangan

Tidak diartikan untuk kepentingan-kepentingan


yang dikelola oleh pemerintah,
Pemungutannya dilakukan oleh dan untuk
kepentingan sekelompok masyarakat tertentu,
Tidak memerlukan dasar hukum pungutan
berdasarkan UU,
Unsur paksaannya tidak ada.
2. Peranan Pajak

Pajak sebagai
sumber MEMBIAYAI
penerimaan PROYEK2
negara terbesar PEMBANGUNAN
(primadona)
3. Fungsi Pajak

Fungsi • Alat untuk mengumpulkan uang


budgeter sebanyak-banyaknya ke dalam kas
(Anggaran) negara (rutin dan pembangunan)

• Alat untuk mengatur dan mengarahkan


Fungsi masyarkat dalam rangka mencapai
regulerend tujuan-tujuan tertentu di luar bidang
(Mengatur) keuangan (sektor swasta)
 Dalam fungsi regulerend ada istilah yang disebut
dengan Fiscal Policy = alat pembangunan yang
memiliki tujuan bersamaan:
 langsung = digunakan untuk menemukan dana-
dana yang akan digunakan untuk public invesment,
 tidak langsung = digunakan untuk menyalurkan

private saving ke arah sector-sektor yang produktif,


serta mencegah pengeluaran-pengeluaran yang
menghambat pembangunan.
Fungsi mengatur dilaksanakan dengan dua cara:

Umum
• Memberlakukan atau merubah tarif pajak

Khusus
• Positif > kegiatan masyarakat yang (+) didukung dengan tax
incentives, seperti pembebasan pajak (tax holiday), keringan
pajak, penghapusan (afschrifving), pengurangan, kompensasi, dll.
• Negatif > kegiatan masyarakat (-) dihambat dengan cara des
incentives, seperti hambatan-hambatan, pencegahan-pencegahan
atas pemakaian/pemasukan, pemberatan-pemberatan khusus,
dll.
FUNGSI PAJAK LAINNYA

Fungsi • Jelmaan dari sistem gotong royong


demokrasi

• Fungsi yang lebih menekankan


Fungsi
pada unsur pemerataan dan
redistribusi
keadilan dalam masyarakat.
Ma`rie Muhammad > Fungsi Pajak di negara berkembang :

Alat atau instrumen penerimaan negara;

Alat untuk mendorong investasi;

Alat redistribusi.
PENDEKATAN PAJAK

Pendekatan dari segi hukum

Pedekatan dari segi ekonomi

Pendekatan dari segi keuangan

Pendekatan dari segi sosiologi

Pendekatan dari pembangunan


1. Pendekatan dari segi hukum

Pendekatan dari segi hukum lazim disebut hukum pajak. Pendekatan


ini lebih menitikberatkan pada segi hukumnya, pada hubungan
hukumnya, sehingga pajak dilihat dari segi hak & kewajiban, seperti
siapa yang berhak memungut pajak, apa kewenangan pemungut pajak
terhadap wajib pajak; siapa wajib pajak, apa hak & kewajiban wajib
pajak terhadap fiscus (penguasa pemungut pajak); kapan utang pajak
timbul & kapan utang pajak hapus;

Pendekatan dari segi hukum mencakup dasar falsafah hukum pajak dan
pembenaran (rechtvaardiging) pemungutan pajak.
Pajak dilihat dari segi hukum dapat didefinisikan sebagai
berikut:

Pajak (utang pajak) = perikatan yang timbul karena UU yang mewajibkan


seseorang yang memenuhi syarat Tatbestand yang ditentukan dalam UU,
untuk membayar suatu jumlah tertentu kepada negara yang dapat
dipaksakan, dengan tiada mendapat imbalan secara langsung dapat
ditunjuk, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara (rutin dan pembangunan, fungsi budgeter)

Dari segi hukum, dapat juga dikatakan bahwa pajak


adalah utang dan utang tersebut timbul karena
perikatan.
Ada dua ajaran yg menjelaskan tentang timbulnya utang pajak:

Ajaran formil:


Utang pajak baru timbul pada saat dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Jadi, selama
belum ada SKP, maka belum ada utang pajak walaupun Tatbestand sudah terpenuhi.

Ajaran materil:


utang pajak timbul pada saat dipenuhi Tatbestand (kejadian, keadaan, peristiwa). Jadi, menurut teori ini, apabila
syarat Tatbestand sudah dipenuhi maka dengan sendirinya timbul utang pajak, walaupun belum ada SKP.
2. Pedekatan dari segi ekonomi

Dari segi ekonomi, akan dilihat bagaimana dampak


ekonomi pajak terhadap masyarakat; pengaruh pajak
terhadap penghasilan seseorang; pengaruh pajak terhadap
pola konsumsi; pengaruh pajak terhadap harga pokok;
pengaruh pajak terhadap permintaan (demand) dan
penawaran (supply).
3. Pendekatan dari segi keuangan

Pajak dipandang sebagai alat untuk mengumpulkan dan


memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas
negara. Pajak dalam hubungan ini ditinjau sebagai alat yang
ampuh untuk memberikan dampak ekonomis kepada
masyarakat yang besar, berkisar pada hal-hal, seperti
mencegah atau mengurangi inflasi, menentukan tingkat suku
bunga, nilai tukar dengan uang asing, neraca pembayaran,
dsb.
4. Pendekatan dari segi sosiologi

 Pendekatan ini meninjau pajak dari segi masyarakat; apa akibat


pungutan pajak terhadap masyarakat, dan apa hasil yang dapat
diberikan kepada masyarakat.
 Pajak hanya dapat dibenarkan pemungutannya jika membawa
manfaat bagi masyarakat. Jika pajak hanya digunakan untuk
segolongan kecil masyarakat, atau dipungut dan digunakan
semata-mata untuk kepentingan penguasa, maka pungutan
pajak tidak akan dapat dibenarkan.
5. Pendekatan dari pembangunan

Pembangunan Indonesia adlh pembangunan yang multi kompleks


dan memerlukan uang banyak. Dari mana asalnya uang untuk
pembangunan? Tidak lain dari pemerintah dan masyarakat. Artinya,
pembangunan dibiayai dari tabungan pemerintah (public saving)
maupun tabungan rakyat (private saving). Kedua macam tabungan ini
mempunyai peranan besar dalam pembangunan. Besar kecilnya
tabungan pemerintah ditentukan oleh hasil dari pajak-pajak dan sumber
alam, dikurangi dengan pengeluaran rutin

Anda mungkin juga menyukai