Anda di halaman 1dari 19

Thaharah

Pertemuan ke-2

H.M. Muhajir, Lc., M.A.

03/11/20 1
Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah ini menyajikan mengenai hal-
hal yang berkenaan dengan thaharah

Standar Kompetensi:
Mahasiswa dapat mempraktekkan
Fiqih ibadah : Thaharah.

03/11/20 2
Pengertian Thaharah
Thaharah secara etimologi dari bahasa
َ ‫ ً َط َه َر – َي ُط ُه ُر – َط َه‬yang berarti
Arab : ‫ارة‬
bersih dan suci.
Thaharah secara terminologi Islam ada
dua macam, yaitu bersuci dari hadats dan
bersuci dari najis (kotoran): najis adalah
lawan kata dari thaharah, Najis adalah
istilah untuk suatu benda yang kotor
secara syar’i.
Adapun media atau alat bersuci dalam bersuci
adalah dengan menggunakan air (maa’un) dan
tanah yang baik / debu (sha’id).
03/11/20 3
1. Air
Para ulama sepakat bahwa air itu suci karena
zatnya dan dapat menyucikan.
Para ulama juga sepakat bahwa segala sesuatu
yang dapat mengubah sifat air tidak menghapus
kesucian air itu.
Para fuqaha juga sepakat bahwa air yang rasa,
warna dan baunya berubah karena sesuatu yang
najis tidak dapat digunakan untuk bersuci atau
wudhu.
Selain itu fuqaha juga sepakat bahwa air yang
banyak dan mengalir tidak dapat menjadi mutanajis
selama salah satu sifatnya tidak berubah. Artinya air
tersebut tetap suci.
03/11/20 4
1. Tanah / Debu
Perihal alat bersuci selain air yakni sha’id yang berarti
tanah. Ada yang berpendapat ia adalah tanah yang
baik adapula yang mengatakan ia adalah setiap debu
yang yang baik.
– Allah berfirman, “Bertayamumlah dengan sha’id yang baik.”
Terdapat khilaf mengenai makna dari sha’id , akan
tetapi menurut para ahli bahasa dan itupun juga
termasuk pendapat jumhur ulama, bahwa yang di
maksud dengan sha’id adalah yang berada
dipermukaan tanah, baik itu debu atau yang lain.

03/11/20 5
Dasar Hukum Thaharah :
Firman Allah Swt:
– Q.S. Al- Anfal :11 : “…Dan Allah menurunkan
kepadamu air dari langit agar air itu dapat
menyucikanmu...”
– Al-Maidah :6 : “…lalu kamu tidak memperoleh air,
Maka bertayammumlah dengan debu yang baik
(bersih)…”
– Al-Baqarah :125 : “…bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf.
– Al-Mudatsir : 4 : “dan pakaianmu bersihkanlah.”

03/11/20 6
Jenis-jenis Thaharah
Ulama membagi Thaharah Syar’iyah
menjadi dua bagian:

– Thaharah haqiqiyah yaitu thaharah dari al-


hubts. Yakni najis. Najis ini terdapat pada
tubuh, pakaian dan tempat.
– Thaharah hukmiyah yaitu thaharah dari
hadats. Hal ini khusus pada badan.

03/11/20 7
Macam-macam
Cara Thaharah (Bersuci)

03/11/20 8
1. Wudhu
Wudhu secara etimologi berasal dari kata al-
Wahdha’ah, yang artinya kebersihan dan
kecerahan.
Wudhu secara terminologi Islam, adalah
membasahi anggota-anggota tubuh tertentu
(wajah, dua tangan, kepala dan dua kaki)
dengan air untuk menghilangkan apa yang
menghalangi seseorang dari melaksanakan
shalat dan ibadah yang lain.
– Ada 3 dalil yang menjadi dasar disyariatkannya
wudhu.

03/11/20 9
Pertama, Berdasarkan Al-Qur’an, Alloh Swt
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki...” (Q.S. Al-Maidah:6)

Kedua, Berdasarkan Hadits, 1. Dari Abu Hurairah ra


ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
َ ‫ضأ‬ َ ُ ‫– اَل َي ْق َبل ُ هّللا‬
َّ ‫صاَل َة أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا أَ ْحدَ َث َح َّتى َي َت َو‬
“Alloh tidak menerima shalat seorang diantara kalian
jika ia berhadats, sampai ia wudhu.”

03/11/20 10
2. Dari Ibnu Abbas ra ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda:

‫صاَل ِة‬ ُ ‫وء إِ َذا قُ ْم‬


َّ ‫ت إِ َلى ال‬ ِ ‫ض‬ُ ‫الو‬ ُ ‫–إِ َّن َما أُم ِْر‬
ُ ‫ت ِب‬
“Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu
apabila hendak mengerjakan shalat.”
Ketiga, Berdasarkan Ijma’. Para ulama umat ini
telah sepakat, tidak sah shalat tanpa bersuci,
jika dia mampu untuk mengerjakannya.

03/11/20 11
Hal-hal yang disyariatkan (diwajibkan) untuk
berwudhu sebelum mengerjakannya antara lain:
– ketika hendak shalat, thawaf di baitullah dan ketika
hendak menyentuh (membawa, membaca) mushaf
(Al-Qur’an).
Kemudian ada pula hal yang dianjurkan untuk
berwudhu sebelum mengerjakannya yaitu antara
lain:
– ketika hendak berdzikir kepada Allah swt , ketika
hendak tidur, bagi orang junub (ketika hendak makan,
minum, tidur atau kembali berjima’), sebelum mandi
wajib/sunat.

03/11/20 12
Gambaran singkat cara berwudlu :
 Mengihlaskan niat
 Membasuh telapak tangan tiga kali.
 Berkumur dan isap air dari telapak tangan
dikerjakan tiga kali.
 Membasuh wajah tiga kali secara merata dengan
mengucek-ucek mata dan menyela-nyela jenggot.
 Basulah kedua tanganmu sampai sikumu dengan
memulail dari tangan kanan.
 Mengusap kepala (tempat tumbuhnya rambut)
sekaligus dengan telinga.
 Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki
sambil menyela-nyela jemari sebanyak tiga kali,
kemudian kaki kiri dengan gerakan yang sama.
 Tertib.
 Berdoa setelah wudhu dengan menghadap qiblat.
03/11/20 13
2.   Mandi Besar
Mandi besar secara etimologi, mandi (Al-Ghusl =‫س ُل‬ْ ‫)ا ل ُغ‬,
ialah mengguyurkan & meratakan air pada sesuatu.
Mandi menurut terminologi Islam, ialah mengguyurkan &
meratakan air yang suci pada seluruh badan dengan
cara dan niat yang khusus.
– “...dan jika kamu junub Maka mandilah..”(Al-
Maidah:6).
Terdapat perkara-perkara yang mewajibkan mandi
menurut cara yang syar’i, yang terjadi karena hal-hal
antara lain:
– keluarnya mani, bertemunya dua kelamin, selesainya
haid dan nifas, orang yang meninggal dunia dan
orang yang baru masuk islam.

03/11/20 14
3.   Tayamum
Secara etimologi adalah al-qashd (menuju).
Secara terminologi Islam yaitu “Mengusapkan tanah
ke wajah dan kedua tangan, dengan niat untuk
melakukan shalat atau sejenisnya.”
“… dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan
tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.”(An-Nisa’:43)
Disyari’atkan tayamum adalah sebagai pengganti
thaharah (wudhu dan mandi), dikarenakan uzur syar`i
(sebab syar`i) yang telah ditetapkan.
03/11/20 15
Tujuan disyariatkan Thaharah

Tujuan disyariatkannya thaharah, yaitu :


1.Guna menyucikan diri dari kotoran berupa
hadats dan najis
2.Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah
seorang hamba. Nabi Saw bersabda: “Alloh
tidak menerima shalat seorang diantara kalian
jika ia berhadats, sampai ia wudhu”
3.Karena termasuk hal yang disukai Alloh,
bahwasanya Alloh SWT memuji orang-orang 
yang bersuci, Firman-Nya:“...Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.”(Al-Baqarah:222)
03/11/20 16
Hikmah Thaharah
Thaharah memiliki hikmah tersendiri, yakni :
1. Sebagai pemelihara serta pembersih diri dari berbagai
kotoran maupun hal-hal yang mengganggu dalam
aktifitas ibadah seorang hamba.
2. Seorang hamba yang senantiasa gemar bersuci ia akan
memiliki keutamaan-keutamaan yang dianugerahkan
oleh Allah di akhirat nanti.
3. Thaharah juga membantu seorang hamba untuk
mempersiapakan diri sebelum melakukan ibadah-ibadah
kepada Alloh.
– Sebagai contoh seorang yang shalat sesungguhnya ia
sedang menghadap kepada Alloh, karenanya wudhu
membuat agar fikiran hamba bisa siap untuk beribadah dan
bisa terlepas dari kesibukan-kesibukan duniawi, maka
diwajibkanlah wudhu sebelum sholat karena wudhu adalah
sarana untuk menenangkan dan meredakan fikiran dari
kesibukan-kesibukan duniawi untuk siap melaksanakan
sholat.

03/11/20 17
Kesimpulan
Thaharah merupakan salah satu ibadah yang
disyariatkan oleh Alloh kepada hamba sebelum
melakukan ibadah yang lain.
Thaharah hanya dilakukan dengan sesuatu yang suci
dan dapat menyucikan.
Thaharah juga menunjukan bahwa sesungguhnya
agama Islam sangat menghargai kesucian dan
kebersihan.
– sehingga diwajibkan kepada setiap muslim untuk senantiasa
menjaga kesucian dirinya, hartanya serta lingkungannya.
Hal ini dibuktikan dengan bab thaharah adalah bab
pertama yang dibahas dalam setiap kitab fiqih yang ada.
Waullahu ‘Alam.

03/11/20 18
03/11/20 19

Anda mungkin juga menyukai