Anda di halaman 1dari 15

Pelayanan Instalasi

Farmasi Satelit Khusus


(UGD), Persediaan Obat
Kosong
Nama Kelompok :
Khoiryyahtus Sa’Diyah 171200249
Komang Ayu Tri Utami Dewi 171200250
Komang Ratih Tirtayani 171200251
Kurniawan Wisnu Putra 171200252
Hadya Aswamadanti 171200253
Kadek Ayu Surya Adnyani 171200254
Ni Kadek Wiwin Natali 171200255
Over View
Pengertian UGD dan
01 Pelayanan Farmasi

Peran Farmasi
02 Apoteker di Unit
Gawat Darurat (UGD)

03 Pembahasan Kasus

04 Kesimpulan
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah
suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan obat dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Unit Gawat Darurat (UGD) Instalasi farmasi rumah sakit adalah
salah satu unit di rumah sakit yang
bertugas dan bertanggungjawab
Salah satu bagian di rumah sakit yang sepenuhnya pada pengelolaan semua
menyediakan penanganan awal aspek yang berkaitan dengan obat yang
bagi pasien yang digunakan di rumah sakit.
menderita sakit dan cedera, yang
dapat mengancam kelangsungan
hidupnya. Di UGD dapat PELAYANAN FARMASI
ditemukan dokter dari
berbagai spesialisasi bersama
sejumlah perawat dan juga asisten
dokter.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam
persediaan obat di rumah sakit adalah
pengontrolan jumlah stok obat untuk memenuhi
kebutuhan. Jika stok obat terlalu kecil maka
permintaan untuk penggunaan seringkali tidak
terpenuhi sehingga pasien/ konsumen tidak puas,
sehingga kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dapat hilang dan diperlukan tambahan
biaya untuk mendapatkan bahan obat dengan
Pentingnya pengelolaan obat di waktu cepat guna memuaskan pasien/ konsumen.
instalasi farmasi dalam Jika stok terlalu besar maka menyebabkan biaya
mencapai pelayanan kesehatan penyimpanan yang terlalu tinggi, kemungkinan
yang optimal di rumah sakit, obat akan menjadi rusak/ kadaluarsa dan ada
maka pada proses pengelolaan resiko jika harga bahan/ obat turun (Seto, 2004).
obat perlu diawasi untuk
mengetahui kelemahan dan
kelebihan dalam pelaksanaan
oprasionalnya sehingga dapat
segera dilakukan tindakan
perbaikan untuk hal
pelaksanaan pengelolaan obat
yang masih dianggap belum
optimal.
Your Picture Here

Manajemen logistik di rumah sakit


merupakan salah satu aspek penting
di rumah sakit. Ketersediaan obat
saat ini menjadi tuntutan pelayanan
kesehatan. Manajemen logistik obat
di rumah sakit yang meliputi tahap-
tahap yaitu perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian,
penghapusan, evaluasi dan
monitoring yang saling terkait satu
sama lain, sehingga harus
terkoordinasi dengan baik agar
masing-masing dapat berfungsi
secara optimal. Ketidakterkaitan
antara masing-masing tahap akan
mengakibatkan tidak efisiennya
sistem suplai obat yang ada, ini juga
memberikan dampak negatif
terhadap rumah sakit baik secara
medis maupun ekonomis (Quick et al,
1997).
Peran Farmasi Apoteker di Unit Gawat Darurat (UGD)

1. Menyediakan, mengelola serta mengendalikan obat-obat


sesuai dengan kebutuhan di instalasi gawat darurat.

2. Memastikan proses dispensing sediaan non steril di Instalasi


Gawat Darurat menggunakan peralatan yang sesuai standar
dengan meminimalkan kontaminan.

3. Memantau efektifitas obat serta memantau adanya kondisi


atau kejadian yang tidak diinginkan seperti terjadinya efek
samping obat dan medication error.

4. Memberikan pertimbangan kepada dokter jaga dalam


menentukam terapi obat yang tepat dan efektif.

5. Melakukan  penelusuran riwayat penggunaan obat yang


diminum pasien sebelum masuk rumah sakit trermasuk obat
yang diminum saat ini atau yang dibawa oleh pasien yang
akan rawat inap serta menginformasikan kepada dokter
penanggung jawab pasien.
Berdasarkan Jurnal Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan obat
di instalasi farmasi rsud Kefamenanu kabupaten timor tengah
utara
Dalam usaha mencegah kekosongan obat di daerah maka
pemerintah harus berkomitmen untuk menjamin ketersediaan
obat bagi masyarakat. Komitmen itu dilakukan dengan membuat
kebijakan tentang antisipasi kekosongan obat dan kebijakan
untuk melakukan peminjaman ke luar rumah sakit. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa dalam rangka mengantisipasi kekosongan
obat di RSUD Kefamenanu maka dari pihak rumah sakit
melakukan peminjaman obat di luar rumah sakit yaitu pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. selain itu juga dari
pihak rumah sakit juga telah menyediakan anggaran emergensi
yang dilakukan dengan pembelian langsung oleh pihak rumah
sakit untuk mengantisipasi obat-obat yang kosong pada instalasi
farmasi.
Berdasarkan Jurnal Gambaran Pengelolaan
Persediaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2016
Penyebab terjadinya kekosongan obat
berdasarkan hasil wawancara dengan para
informan, diketahui bahwa Penyebab terjadinya
kekosongan obat di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
dikarenakan waktu pengirimannya lama dan
Langkah yang di tempuh Instalasi Farmasi jika
kekurangan obat berdasarkan hasil wawancara
dena para informan, diketahui bahwa langkah
yang ditempuh jika kekosongan atau
kekurangan obat adalah dengan membuat copy
resep agar pasien dapat menebus obat diluar
apotek Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna.
PEMBAHASAN KHASUS
Peran farmasi dalam kekosongan obat di ugd
apoteker akan mencari ke instalasi
farmasi rumah sakit jika tidak ada stok
obat akan ditanya ke gudang obat, kalau
tidak ada juga farmasi akan mencari ke
rumah sakit atau dinas kesehatan yang
bekerjasama dengan rumah sakit
tersebut. jika obatnya kosong di pabrik
maka apoteker akan mencarikan obat
lain yang memiliki indikasi sama dengan
obat yang diperlukan atas pertimbangan
dengan dokter.
Kesimpulan

Peran farmasi dalam kekosongan obat di


UGD adalah mencarikan obat yang
diperlukan oleh instalasi farmasi rumah
sakit jika obat tidak tersedia dalam rumah
sakit tersebut maka akan dicarikan ke
rumah sakit lain yang diajak bekerjasama.
SARAN
SOP UNTUK MENCEGAH KEKOSONGAN OBAT DI UGD

BERDASRAKAN PENGADAAN OBAT DAN CAIRAN INFUS DI UGD


RUMAH SAKIT “PRATAMA SANGKULIRANG“

1. Permintaan obat dan cairan dilakukan setiap hari kerja di


Ruangan UGD Rumah Sakit “Pratama Sangkulirang“
Sangkulirang dengan memperhitungkan sisa obat dan cairan
pada hari tersebut. Perhitungan obat dan cairan di ruangan
UGD dilakukan oleh petugas UGD
2. Bila hari libur permintaan obat dan cairan dilakukan dengan
cara memperhitungkan jumlah kebutuhan hari libur
berikutnya.
Maka dari itu dibuat SOP:
1. Permintaan obat dan cairan dilakukan setiap hari kerja di Ruangan UGD
Rumah Sakit dengan memperhitungkan sisa obat dan cairan pada hari
tersebut. Jadi apoteker akan mencatat obat apa saja yang keluar pada
hari itu dan segera menggantinya, apbila sediaan sudah sedikit.
2. Bila hari libur permintaan obat dan cairan dilakukan dengan cara
memperhitungkan jumlah kebutuhan hari libur.
3. Apoteker harus membuat kerjasama antara apotek, rumah sakit terdekat
atau dinas kesehatan kabupaten, apabila rumah sakit mengalami
kekosongan obat maka rumah sakit dapat mengambil obat ditempat
yang sudah diajak bekerjasama
Daftar Pustaka
American Society of  Health-System Pharmacists. ASHP statement on
pharmacy services to the emergency department. Am J Health-
SystPharm. 2008; 65:2380–3.
Gregorius Nesi, Erna Kristin,2018, Evaluasi Perencanaan dan
Pengadaan obat di instalasi farmasi rsud Kefamenanu
kabupaten timor tengah utara ,Universitas Gadjah Mada.
Hasratna, LaDupai, WaOde Sitti Nurzalmariah,2016, Gambaran
Pengelolaan Persediaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2016 ,Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu.
Seto, S., Nita, Y., dan Triana, L., 2004, Manajemen Farmasi, Airlangga
University Press, Surabaya.
Siregar, C.J.P., dan Amalia, L. 2003, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan
Penerapan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Quick, J.D., et al., 1997, Managing Drug Supply, The Selection,
Procurement, Distribution and Use of Pharmaceutical,2nd,
edition, Management Science fot Health, Kumarin Press, USA,
pp : 250 -305.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai