Anda di halaman 1dari 17

LEGISLATIVE DRAFTING/

PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Akuntansi Pemerintahan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
PENGERTIAN
Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan
Legislasi merupakan pembentukan peraturan yang dapat dipilih oleh
pembuatnya untuk menyajikan kebijakan dengan cara yang sangat
kuat dalam menciptakan suatu keadaan, atau untuk menyajikan
kebijakan dengan menciptakan suatu dinamika hukum masyarakat
( Badriyah Khaleed)
PENGERTIAN....
 Menurut Hamid S. Attamimi:
Peraturan perundang-undangan adalah semua aturan hukum
yang dibentuk oleh semua tingkat lembaga dalam bentuk
tertentu, mungkin disertai sanksi, berlaku umum serta
mengikat rakyat.
 Menurut Bagirmanan:
Peraturan perundang-undangan adalah keputusan tertulis
negara atau Pemerintah yang berisi petunjuk atau pola
tingkah laku yang bersifat mengikat secara umum.
PENGERTIAN....
 Menurut hukum positif:
Dalam penjelasan pasal I ayat (2) UU No.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, dikatakan;
Peraturan perundang-undangan ialah semua peraturan yang bersifat
mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat
bersama Pemerintah, baik di tingkat pusat atau tingkat daerah, serta
semua keputusan badan atau pejabat pusat atau daerah yang juga bersifat
mengikat secara umum.
Dari batasan UU No.5 Tahun 1986 tersebut, di satu pihak memberikan
batasan (di tingkat pusat), tapi dimungkinkan juga ada pembuatan
undang-undang di tingkat daerah.
PENGERTIAN ......
 Peraturan perundang-undangan tingkat daerah
mempunyai pengertian;
Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
lembaga yang berwenang di daerah dan mengikat
penduduk di daerah bersangkutan. Yaitu undang-undang
yang dibuat oleh Pemerintah Daerah dengan persetujuan
DPRD.
Peraturan perundang-undangan
mengandung kesamaan dari batasan-
batasan sebagai berikut:
 Berlaku umum (universal),
Tidak hanya berlaku bagi orang tertentu saja.
 Mengikat secara umum,
Tidak mengidentifikasikan individu tertentu.
 Dibentuk oleh lembaga/badan yang mempunyai
fungsi legislatif,
 Tertulis,
SUMBER HUKUM
Sumber hukum Penyusunan Peraturan
Perundang-undangandi Indonesia adalah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
UU ini merupakan penyempurnaan terhadap
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Untuk membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang baik, meliputi:
a. Kejelasan Tujuan;
b. Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat;
c. Kesesuaian antara Jenis, Hirarki, dan Materi Muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan;
f. Kejelasan Rumusan; dan
g. Keternukaan.
ASAS-ASAS PADA MATERI MUATAN
Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus pula mencerminkan asas-
asas sebagai berikut:
a. Pengayoman;
b. Kemanusiaan;
c. Kebangsaan;
d. Kekeluargaan;
e. Kenusantaraan;
f. Bhineka Tunggal Ika;
g. Keadilan;
h. Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan;
i. Ketertiban dan Kepastian Hukum;
j. Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan.
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN......
Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai
dengan hierarki tersebut di atas.
Hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah
penjejangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan
yang didasarkan pada asas bahwa Peraturan Perundang-
undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Selain Peraturan Perundang-undangan yang telah disebut di atas, termasuk ke dalam
jenis Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan-peraturan yang ditetapkan
oleh:
a. MPR;
b. DPR;
c. DPRD;
d. MA;
e. MK;
f. BPK;
g. Komisi Yudisial;
h. Bank Indonesia;
i. Menteri;
j. Badan, Lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-
Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, DPRD Provinsi,
Gubernur, DPRD Kab/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
KEKUATAN HUKUM MENGIKAT
UNDANG-UNDANG
Peraturan Perundang-undangan diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan. Berdasarkan kewenangan
berarti bahwa penyelenggaraan urusan tertentu pemerintahan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan
UUD 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
Sementara dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di
bawah Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-
Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
MATERI MUATAN
Materi muatan yang harus diatur dengan undang-
undang berisi:
a. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. Perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan
Undang-Undang;
c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi;
e. Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur
dalam Ketentuan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Perundang-
undangan berlaku secara mutatis mutandis bagi
teknik penyusunan dan/atau bentuk Keprres, Kep
Pimp MPR, Kep Pimp DPR, ...Keputusan Kepala
Desa atau yang setingkat.
TEKNIK MENYUSUN NASKAH
AKADEMIK
Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian
atau pengkajian hukum dan hasil penelitian
lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
mengenai pengaturan masalah tersebut dalam
suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Daerah Provinsi, Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, sebagai solusi terhadap
permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.
SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIS EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN
UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI, ATAU PERATURAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN : RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Anda mungkin juga menyukai